Republika Yogya Kamis (2-7-2009)

  • Uploaded by: heri purwata
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Republika Yogya Kamis (2-7-2009) as PDF for free.

More details

  • Words: 4,371
  • Pages: 2
Yogyakarta I Semarang I Solo I Purwokerto I Magelang I Pekalongan

kabarkota

REPUBLIKA Kamis, 2 Juli 2009 YULIANINGSIH/REPUBLIKA

kilas Mahasiswa Swedia dan Jepang ikut KKN UGM YOGYAKARTA — Sebanyak 4.908 mahasiswa UGM dari berbagai fakultas menjadi peserta Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) periode antarsemester 2009. Selain mahasiswa UGM, KKN PPM tersebut juga diikuti beberapa mahasiswa dari Stockholm University Swedia dan Ehime University Jepang. Menurut Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM, Prof Danang Parikesit, para mahasiswa tersebut akan diterjunkan ke 34 kabupaten/kota di 10 provinsi, meliputi DIY, Jateng, Jatim, Jabar, NTB, Bali, NAD, Riau, Papua Barat, Bangka Belitung. ‘’Untuk KKN-PPM periode antarsemester secara umum akan berlangsung 2 Juli-2 September 2009. Sedangkan KKN-PPM Pendidikan Pemilih dan Pemantauan Pemilu Presiden (P4) 2009 telah diterjunkan 22 Juni lalu hingga 22 Agustus 2009,’‘ paparnya. Program tema KKN-PPM UGM antarsemester terdiri dari 46 tema berbasis education for sustainable development. ‘’Sebelumnya para mahasiswa telah dibekali oleh pengelola LPPM UGM, dosen pembimbing lapangan (DPL), pemda, dan mitra, sehingga diharapkan mereka benar-benar siap untuk diterjunkan ke masyarakat,’‘ terangnya. ■ yli

Spanduk Golput : Seminggu menjelang pelaksanaan Pilpres, di beberapa titik di Yogyakarta terpampang spanduk golongan putih (Golput). Seperti nampak spanduk yang terpampang di Jalan Kusumanegara Yogyakarta, Rabu (1/7). Persaudaraan Golongan Putih yang dipimpin Sri Bintang pamungkas mengklaim pemasangan spanduk tersebut. Selain di Yogya, spanduk serupa juga dipasang di beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sultan: Masyarakat Jangan Panik Flu Babi YOGYAKARTA — Saat ini kasus flu babi yang ada di Indonesia, khususnya di Bali adalah orang asing yang kebetulan sedang berkunjung ke Bali dan Jakarta dan ketahuan menderita flu babi. Karena itu masyarakat DIY tidak perlu panik dengan adanya kasus flu babi yang sudah sampai ke Indonesia, khususnya Bali dan Jakarta. Hal itu dikemukakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada wartawan usai membuka Gelar Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan, Bazar dan Pasar Tani dalam rangka Peringatan Hari Krida Pertanian, di Kantor Dinas Pertanian Provinsi DIY, Rabu (1/7). ‘’Sekarang antisipasi kita pendatang/ orang asing yang datang dari Malaysia dan Singapura, karena tamu Jepang biasanya lewat Bali dulu atau orang asing lainnya lewat Jakarta dulu. Yang terpenting adalah alat di bandara tetap berfungsi untuk mendeteksi pasien yang berasal dari Malaysia dan Singapura,’‘kata Sultan. Sultan mengatakan pemasangan alat untuk mendeteksi suhu seseorang di bandara Adisucipto harus diintensifkan. Karena selama ini pasien di Indonesia yang diketahui positif flu babi adalah yang baru datang dari luar negeri. Menurut Gubernur DIY, flu babi ini tidak sama dengan flu burung. Kecenderungan kasus flu babi yang meninggal hanya sekitar 3 persen dari yang dirawat sedangkan flu burung 80 persen dari yang dirawat. Sehingga risiko meninggal flu babi jauh lebih kecil dari flu burung. Sementara Sekretaris Dinas Pertanian Propinsi DIY Retno Setyowati mengatakan adanya kasus flu babi, Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan Provinsi DIY meningkatkan kewaspadaannya. Apalagi di Yogyakarta ada jalur penerbangan langsung dari dan ke luar negeri yaitu Singapura dan Malaysia. ■ nri

PTN Naikkan Kuota SNMPTN Tahun depan pendaftaran SNMPTN bisa dilakukan secara online. YOGYAKARTA — Tahun akademik 2009/2010 kali ini perguruan tinggi negeri (PTN) di Yogyakarta menaikkan kuota bagi mahasiswa baru yang terseleksi melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Wakil Rektor bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat UGM, Prof Retno S Sudibyo mengatakan, tahun ini pihaknya memberikan kuota 10 hingga 18 persen bagi mahasiswa baru UGM melalui jalur SNMPTN tersebut. Jumlah mahasiswa baru yang diterima di UGM tahun ini sebanyak 6 ribu orang. ‘’Tahun lalu kita hanya 5 persen kuota dari jalur ini, tetapi tahun ini kita naikkan menjadi 10 hingga 18 persen,’‘ paparnya didampingi Direktur Administrasi Akademik Dr Budi Prasetyo, di sela peninjauan hari pertama pelaksanaan SNMP TN di UGM, Rabu (1/7). SNMPTN digelar serempak di UGM, UNY dan UIN Sunan Kalijaga hingga Kamis (2/7) mendatang. Diakui Retno, penambahan kuota bagi mahasiswa baru untuk jalur

SNMPTN tersebut karena pihaknya semakin respek terhadap seleksi mahasiswa melalui jalur tersebut. Bahkan tahun ini UGM dilibatkan dalam penyusunan soal untuk SNMPTN tersebut. ‘’Dengan begitu keinginan UGM untuk menjaring calon mahasiswa yang lebih berkualitas sesuai standar UGM bisa lebih terwakili,’‘ terangnya. Rektor UNY, Dr Rochmat Wahab mengatakan tahun ini pihaknya mempercayakan hampir sepenuhnya pada penyaringan mahasiswa melalui SNMPTN. ‘’Kuota yang kami sediakan bagi calon mahasiswa melalui jalur tersebut mencapai 75 persen. Tahun sebelumnya hanya 40 persen,’‘ tegasnya. SNMPTN 2009 di Yogyakarta yang dilaksanakan di UGM, UNY, dan UIN Sunan Kalijaga diikuti 15.338 orang peserta. Jumlah itu mengalami kenaikan 22-25 persen dibandingkan tahun kemarin. Namun, para peserta diimbau untuk tidak terlalu khawatir karena peningkatan jumlah pendaftar diikuti dengan kenaikan jumlah kursi yang diperebutkan.

Tes potensi akademik Kepercayaan terhadap SNMP TN bertambah karena pada pelaksaan kedua tahun akademik ini, para peserta juga harus mengikuti

15

tes potensi akademik (TPA). “Tes itu bertujuan untuk lebih mengetahui potensi non akademik calon mahasiswa sehingga diharapkan mereka akan lebih mampu ketika harus mengikuti perkuliahan di fakultas, jurusan, atau pun program studi yang dipilih,” jelas Budi. Untuk pelaksanaan hari pertama SNMPTN kemarin, menurut Retno, berjalan lancar, tak ditemukan kesalahan soal, dan tertib. “Kami juga mengharapkan begitu pula untuk pelaksanaan besok (hari ini - red.),” tandas wakil rektor UGM yang juga isteri Mendiknas Bambang Sudibyo itu. Hanya saja, Retno mengharapkan, untuk pelaksanaan tahun berikutnya pendaftaran SNMPTN bisa dilakukan secara online. “Karena jika pendaftaran secara manual seperti kali ini, bisa saja terjadi kekurangan formulir bila pendaftar membludak. Atau, pemborosan jika formulir yang disediakan melebihi jumlah pendaftar,” paparnya. Sementara di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, ujian tertulis juga diikuti seorang tunanetra, Esa Anna Mirabillia (19). Pelaksanaan ujian bagi Anna dilakukan terpisah dari peserta lainnya, yakni di salah satu ruang Sekretariat Panitia SNMPTN Lokal Unsoed Purwo-kerto, didampingi dua pengawas. ■ yli/wid/ant

Kebijakan Pertanian Perlu Berorientasi ke Agrobisnis YOGYAKARTA — Kebijakan pertanian perlu diubah dari pertanian yang berorientasi peningkatan produksi ke agrobisnis, agar ekonomi petani dapat diberdayakan dan ditingkatkan. Dengan pendekatan agrobisnis menurut Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan Peringatan Hari Krida Pertanian ke-37 Tahun 2009 dan launching Jogja Agri Centre di Kantor Dinas Pertanian Provinsi DIY, Rabu (1/7) maka segala upaya yang tertuju hanya pada aspek ekonomi on-farm dan kurang pada off-farm harus diusahakan semakin berimbang. Ini berarti, Sultan menambahkan, terbuka kesempatan memfasilitasi petani untuk merebut nilai tambah pada off-farm. Namun untuk menjamin nilai tambah agar dapat dinikmati oleh petani, masih diperlukan syarat kecukupan mekanisme seperti misalnya skim kredit petani, standarisasi bibit dan sebagainya. ‘’Nilai tambah off farma harus direbut oleh petani, karena memang tidak ada yang memberi secara gratis seperti model pembinaan petani gaya lama,’‘ tutur HB X. Lebih lanjut Gubernur DIY mengatakan dengan luas wilayah yang sempit, DIY mengarahkan pembangunan pertanian dengan mengembangkan komoditi yang memiliki nilai tambah yang tinggi. Menurut dia, di lahan sempit lebih menguntungkan jika melakukan intensifikasi komoditi yang punya nilai tambah tinggi daripada mengusahakan komoditi volumetrik yang memerlukan lahan yang luas.

Dia memberi contoh semangka yang beratnya 4-5 kilogram harga satu butirnya cuma Rp 6 ribu-Rp 12.500. Sementara jika mengusahakan perbenihan dengan teknologi produksi benih tertentu, satu buah semangka bisa menghasilkan 200 butir benih atau sekitar 20 gram dengan variasi harga antara Rp 50 ribu-Rp 200 ribu. ‘’Dari contoh ini jelas lebih menguntungkan produksi benih ketimbang produksi buah. Karena dapat menghasilkan nilai 4-30 kali lipat dengan produksi akhir lebih praktis, tahan simpan dan non volumetrik, sehingga menghemat biaya,’‘ungkap Sultan HB X. Benih hortikultura yang berkualitas baik adalah jenis hibrida yang diimpor dengan harga mahal. Beberapa jenis hibrida sudah bisa diperoleh, meski pengadaannya berstatus underlicence dari perusahaan asing. Karena ketergantungan pada ahli-ahli asing cukup dominan dalam proses produksi benih hibrida berkualitas. ‘’Ketergantungan yang demikian, membuat kita tidak pernah mandiri dalam pemenuhan kebutuhan benih bermutu oleh bangsa sendiri,’‘kata dia. Dewasa ini negara yang maju dalam industri benih hortikultura adalah Jepang, Belanda, Israel, Korea dan Taiwan. Lebih lanjut Sultan HB X mengatakan jika benih hibrida berkualitas bisa diperoleh dari produksi dalam negeri dengan harga murah, maka kondisi agribisnis bisa terkoreksi untuk menjadi lebih efisien dan kompetitif. ■ nri

”MULIA”

AUTHORIZED MONEY CHANGER Inna Garuda Hotel Jl. Malioboro 60 Yogyakarta (Depan Tiket Counter Garuda Indonesia) Senin - Jumat : 07.00 - 19.00 WIB Sabtu - Minggu : 08.00 - 15.00 WIB Telp. 0274-563314 (Hunting), 566353 Ext. 8901 Fax.(0274) 549777

CURRENCY USD EURO AUD CAD GBP CHF SGD HKD JPY RM KWD KPW NT BND NZD PHP THB YUAN SAR

Tanggal : 01 Juli 2009 BELI BN TC 10,175 14,275 8,175 8,700 16,750 9,325 7,025 1.300 104,25 2,850 33,500 7.25/7.75 290/300 6,975 6,450 210 295 1,490 2,675

9,975 13,975 7,925 8,100 16,500 8,925 98,25

JUAL 10,300 14,425 8,300 8,825 17,050 9,450 7,125 1.375 107,25 2,950 36,500 9.00 340 7,125 6,600 250 345 1,565 2,800

Catatan : kurs sewaktu-waktu dapat berubah

Forum akademia DOKUMEN

● Siti Urbayatun

M

engapa capres dan cawapres tak banyak yang mengangkat isu moralitas remaja dalam orasi-orasinya? Sensitifitas dalam masalah ini sungguh masih memprihatinkan. Mereka terlalu banyak berkutat pada isu ekonomi atau latah mengangkat tema korupsi sebagai pemanis. Padahal tawuran dan kekerasan terjadi dan terulang lagi. Belum pulih sisa-sisa luka dan puing-puing bentrokan antar mahasiswa beberapa waktu yang lalu di ibukota, di beberapa kota muncul pemberitaan serupa pada siswa maupun siswi sekolah menengah. Di Depok tiga tahun yang lalu, tepatnya 4 agustus 2006, diberitakan adanya tawuran yang melibatkan ratusan pelajar, tiga di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena luka serius. Kemudian di Bogor, rekaman video keke-

Tawuran Remaja, Salah Siapa? rasan siswa SMP yang hanya ditonton oleh siswa lain (TV-One, 11 Juni 2009) dan di kota Pendidikan Yogyakarta terjadi pula tawuran pelajar SMA (Radar Yogya, selasa 9 Juni 2009). Di Yogyakarta, ironisnya tawuran terjadi pada saat siswa tengah menempuh ujian sekolah, menepis anggapan bahwa tawuran sering terjadi pada saat liburan sekolah yang mana siswa punya banyak waktu luang. Cerita-cerita seperti ini seolah terus berulang. Bagaimana mengatasinya? Pertanyaanpertanyaan ini terus mengusik; mengapa seolah kejadian ini hanya berhenti sejenak untuk bangkit kembali secara unpredictable? Adakah ini hanya masalah dalam pengasuhan atau perlu menjadi konsern pemimpin terpilih nanti? Intervensi untuk menyelesaikan kasuskasus yang bertema kekerasan tanpa membabat akar masalahnya nampaknya akan menjadi usaha yang sia-sia. Menghilangkan perilaku remaja, seperti tawuran, perlu pemahaman komprehensif, tak hanya dari aspek internal/perkembangan remaja namun juga aspek eksternal yakni lingkungan. Sudah dimafhumi bahwa tanggungjawab pendidikan yang pertama adalah pada lingkungan keluarga. Sewajarnya jika orangtua adalah sebagai pendidik pertama, utama dan yang terdekat dengan kehidupan para remaja. Jika peran orangtua optimal remaja mesti-

lah menjadikan orangtuanya sebagai salah satu idol yang khusus, selain idola lain. Kalau tidak, ada indikasi orangtua belum memegang kendali bagi anak-anaknya. Maka tak ada kata henti untuk kata: belajar dan terus belajar menjadi orangtua dalam masalah pengasuhan ini. Penelantaran atau pengabaian anak sering diberitakan oleh media,namun mungkin kasus sebenarnya seperti gunung es. Sayangnya pengabaian anak justru tidak secara sadar dilakukan orangtua, termasuk Ayahnya. Hal ini karena peran ayah bukan saja sebagai ban serep dalam proses pengasuhan, tapi ayah adalah pendidik utama. Terutama dalam menginternalisasi anak lakilaki, bahwa sikap kelaki-lakian selama ini diimage-kan dalam bentuk bertarung secara fisik. Kesalahan ini terjadi karena kelalaian para Ayah sendiri yang mencitrakan dirinya sebagai figur yang keras atau dingin bahkan sulit dijangkau anak. Mestinya Ayah menginternalisasi pada anak sikap maskulinitas ini secara proporsional, yang membawa pesan unsur keberanian namun bukan berkonotasi kekerasan, membawa pesan kekuatan namun bukan untuk menindas yang lain, memperkuat sikap mandiri, tegas, confidence, berani mengambil keputusan namun tetap melindungi bukan menguasai.

Sikap yang didambakan Nampaknya sikap-sikap inilah antara lain yang didambakan oleh remaja yang baru tumbuh. Terbukti ada pengakuan bahwa remaja merasa tawuran membawa dampak positif pada dirinya yakni untuk memperkuat mental mereka. Rupanya inilah salah satu yang dibutuhkan mereka, yakni pembentukan kekuatan mental yang berani, kuat namun ditempuh secara salah. Tawuran yang dilakukan remaja sebagai (salah satu) gejala perilaku yang nampak di permukaan, biasanya dipicu kejadian yang mungkin sepele (precipitating factors), seperti saling melirik atau miskomunikasi. Tak hanya itu, di banyak kejadian tawuran juga dipicu oleh, misalnya minimnya kemampuan regulasi (pengendalian) emosi pada remaja, atau stres interpersonal, inilah yang merupakan faktor penguat terjadinya tawuran (reinforcing factors). Namun barangkali masih ada faktor-faktor yang bersifat mendasar, mungkin sebagai suatu yang sudah terinternalisasi secara psikologis maupun historis yang menjadi faktor yang mempredisposisi meledaknya kontra antar kelompok (predisposing factors). Hal ini nampak dari berulangnya kasus yang sama pada kelompok/ sekolah-sekolah tertentu. Melihat kompleksnya permasalahan yang melingkupi maka nampaknya suatu keniscayaan untuk tidak hanya menghilangkan sim-

tom namun juga akar dari simtom. Inilah nampaknya yang menjadi PR pihak-pihak yang berwenang pada masa yang akan datang. Inilah pula alasan bahwa menyelesaikan tawuran dengan mengeluarkan siswa dari sekolah, nampaknya bukan solusi yang bijak. Mungkin akan terjadi seperti pepatah yang mengatakan “mati satu tumbuh seribu” karena akar masalahnya tidak diselesaikan. Nampaklah semakin jelas bahwa persoalan penting bangsa ini adalah pada kualitas SDM. Tak cukup jika solusinya hanya dipikirkan orang per orang tanpa campur tangan masyarakat dan pemerintah. Upaya preventif harus mendapat perhatian, nilai-nilai moral dan nila-nilai tentang keberanian dan kejantanan perlu ditanamkam secara proporsional. Para pakar dapat berperan aktif untuk mensosialiasikan nilai-nilai luhur bangsa yang semakin luntur oleh budaya global. Perlu kerjasama media untuk menyebarkan aktivitas positif remaja, terbukti masih banyak remaja yang tetap dapat menunjukkan mental dan prestasi positif namun jarang diberitakan. Sedangkan bagi pemerintah perlu meninjau lagi kurikulum yang dijadikan ukuran kognitif sebagai indikator keberhasilan anak didik. Siti Urbayatun Dosen fakultas Psikologi UAD Mahasiswa Program Doktor Psikologi UGM

Berlangganan

REPUBLIKA Hubungi (0274) 541582

Yogyakarta I Semarang I Solo I Purwokerto I Magelang I Pekalongan

kabarkota

REPUBLIKA

16

Kamis, 2 Juli 2009 R REKOTOMO/ANTARA

kilas Purbalingga akan Miliki City Park PURBALINGGA — Warga Kabupaten Purbalingga dalam waktu dekat akan memiliki tempat rekreasi yang cukup nyaman. Komplek bekas pasar kota yang telah dipindah pasar baru Segamas di wilayah kota sisi Selatan, akan dibangun menjadi city park. Bahkan persiapan pembangunan taman kota itu sudah mulai dikerjakan. Pengerjaan taman kota ini, sesuai Surat Perintah Mulai Kerja/SPMK tertanggal 25 Juni 2009 yang ditandatangani Bupati Banyumas, Triono Budi Sasongko. Lebih dari itu, dalam surat itu juga ditetapkan agar lahan seluas 70 persen tetap dijadikan lahan terbuka dan hanya 30 persen lahan yang diizinkan didirikan bangunan. Kepala Bappeda Purbalingga, Ir Setiyadi didampingi Kabid Fisik dan Prasarana Wilayah, Siswanto, mengatakan pemanfaatan lahan eks pasar itu memang tetap akan mengedepankan wilayah itu sebagai paru-paru kota. Untuk itu, Bupati memutuskan agar 70 persen lahan bekas pasar itu tetap dijadikan ruang terbuka. ‘’Dengan total luas lahan sekitar 16.000 meter persegi, luas untuk lahan terbuka akan mencapai 12.826 meter persegi dan lahan terbangun 3.174 meter persegi,’‘ jelasnya, Rabu (1/7). Dari keseluruhan lahan terbangun, masing-masing terbagi menjadi 681 meter persegi untuk pusat jajanan, 122 meter persegi untuk panggung seni dan untuk pusat hiburan (entertain center) seluas 792 meter persegi.”Di lahan itu juga akan dibangun hotel dengan alokasi lahan seluas 1.536 meter persegi dan bukan oleh pemkab. Hotel dibangun bekerjasama dengan investor,’‘ tambahnya. Lebih lanjut dikatakan, pembangunan taman kota itu akan dilakukan dalam dua tahap. Masing-masing adalah tahap satu dengan menggunakan dana APBD Murni tahun 2009 sebesar Rp 3.785.661.000. Sedangkan tahap kedua bakal menggunakan anggaran APBD perubahan 2009 sebesar Rp 1.300.000.000. ■ wid

16 Kabupaten/Kota Selesai Konversi Mitan SEMARANG — Menyusul wilayah Kota Surakarta yang telah menyelesaikan konversi minyak tanah (Mitan) ke elpiji, giliran Mitan non subsidi juga siap dipasarkan di wilayah Kabupaten Jepara pada awal Juli ini. Kepastian ini diperoleh setelah Kabupaten Jepara merampungkan konversi Mitan ke elpiji. Dijelaskan Pjs Asisten Manager External Relation Pertamina Pemasaran Jateng/ DIY, Endang Susilowati, hingga akhir Juni 2009, pendistribusian paket perdana yang terdiri dari Kompor berikut asesoris dan tabung LPG 3 kilogram di Kabupaten Jepara telah mencapai 290.441 paket. ‘’Masing-masing terdiri atas 279.999 paket untuk Rumah tangga dan 10.442 paket untuk Usaha Kecil Menengah (UKM),’‘ ujarnya dalam rilisnya kepada Republika, Rabu (1/7). Selanjutnya, Pertamina segera memasarkan mitan non subsidi di wilayah Jepara, awal Juli ini. Adapun harga mitan non subsidi ini mengikuti harga Mitan yang berlaku di pasaran internasional. ‘’Dengan selesainya Kabupaten Jepara, maka di wilayah Jateng dan DIY sudah ada 16 daerah yang telah rampung konversi,’‘ imbuhnya. ■ owo

LAYANAN KONSUMEN

0274-3050444

Jamaah Haji Belum Putuskan Suntik Vaksin Meningitis BANYUMAS — Jamaah calon haji asal Kabupaten Banyumas yang akan berangkat tahun 2009 ini, masih menunggu keputusan pemerintah soal masalah penggunaan vaksin meningitis. Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Departemen Agama Banyumas, Agus Hendro Puspito, menyatakan pada umumnya calon jamaah haji Banyumas tidak terjadi keresahan menyangkut persoalan vaksin yang dilasir MUI mengandung unsur lemak babi. ‘’Jamaah calon haji Banyumas masih menunggu keputusan pemerintah. Apakah akan tetap menggunakan vaksin yang dilansir MUI mengandung lemak babi, atau menggunakan vaksin dari Malaysia yang tidak mengandung lemak babi,’‘ katanya kepada Republika, Rabu (1/7). Meski demikian, kata Hendro, kalau boleh memilih para jamaah pada umumnya menginginkan agar vaksin yang digunakan adalah vaksin yang tidak menggunakan unsur lemak babi. Dalam persoalan imunisasi meningitis ini, Hendro menyebutkan, kewenangan berada di Departemen Kesehatan. Dalam ketetapan mengenai ONH (Ongkos Naik Haji) yang ditetapkan Depag selama ini, masalah pemeriksaan kesehatan termasuk pemberian vaksin meningitis, tidak termasuk dalam komponen ONH tersebut. ‘’Selama ini, masalah pemberian vaksin dilakukan oleh Depkes yang biayanya disubsidi dari APBN. Para calon haji, hanya diminta membayar retribusi pemeriksaan kesehatan yang besarnya sesuai ketentuan Perda di daerah masing-masing. Jadi persoalan pemberian vaksin berada di luar kewenangan Depag,’‘ katanya.

Mengenai ONH, Hendro juga menyebutkan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah pusat, Namun berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kanwil Depag Jateng, besaran ONH tahun 2009 ini diperkirakan hanya akan mengalami kenaikan sekitar 38 dolar AS atau sekitar Rp 400.000. Dengan demikian, kata Hendro, jika ONH tahun 2008 besarnya Rp 3.379 dolar AS, maka ongkos ONH tahun ini diperkirakan hanya akan mengalami kenaikan menjadi 3.407 dolar AS. Sementara untuk biaya komponen dalam negeri, malah terjadi penurunan. Biaya yang pada tahun 2008 sekitar Rp 5.001 ribu, pada tahun ini turun menjadi hanya Rp 101 ribu. ‘’Biaya komponen dalam negeri ini bisa dikurangi karena ada subsidi yang diambilkan dari bunga (sukuk) tabungan jemaah di bank,’‘ katnya. Terkait penyelenggaraan haji ini, Hendro menyebutkan, untuk tahun 2009 ini ada 1.133 calon haji asal Banyumas yang akan diberangkatkan. Menurut rencana, para jamaah ini sudah akan masuk embarkasi mulai akhir Oktober mendatang. Saat ini mereka sudah melaksanakan kegiatan awal manasik haji di masing-masing kelompok. Sedangkan untuk tahun 2010 mendatang, kuota haji asal Kabupaten Banyumas yang juga sebanyak 1.133 juga sudah terpenuhi. Yang masih tersisa adalah untuk kuota haji tahun 2011 dimana untuk wilayah Jateng, masih tersisa 316 kursi. Hal ini karena kuota haji di Jateng seluruhnya mencapai 29.430, sedangkan yang sudah terdaftar masih tercatat 29.119 orang. ■ wid

Ujian SNMPTN : Seorang peserta ujian seleksi nasional masuk perguruan tinggi Negeri (SNMPTN) kelompok IPA mengerjakan soal, di Kampus Universitas Diponegoro, di Semarang,Rabu (1/7). Ujian tertulis SNMPTN diselenggarakan pada 1-2 Juli, sementara ujian keterampilan untuk program studi kelompok kesenian dan olahraga akan dilaksanakan pada 3-4 Juli mendatang.

BIF 2009 Menelan Dana Rp 2,1 Miliar

Dana ini digunakan untuk kegiatan promosi mengangkat citra Candi Borobudur.

SEMARANG — Upaya mengembalikan citra Candi Borobudur melalui hajat Borobudur Internasional Festival (BIF) 2009 menelan anggaran Rp 2 miliar lebih. Anggaran ini diperuntukkan bagi sejumlah kegiatan utama maupun pendukung agenda BIF yang akan digelar pada 16-20 Juli mendatang. ‘’Ini merupakan upaya untuk mengangkat kembali citra Candi Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia,’‘ ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng. Gatot Bambang Hastowo di Semarang, Rabu (1/7). Menurutnya dana yang disediakan untuk kegiatan ‘promosi’ pencitraan ini mencapai Rp 2,1 miliar, yang dibagi dalam sejumlah kegiatan selama BIF 2009 dihelat. Yakni pertunjukan seni dan budaya internasional yang menelan anggaran Rp 1,4 miliar dan pameran Tourism Treat Internasional dengan tema Presenting a World Wonder senilai Rp 200 juta. Selain itu masih ada kegiatan pendukung seperti seminar internasional tentang budaya dan pariwisata yang menelan anggaran Rp

300 juta, Borobudur Travel Mart dengan anggaran Rp 140 juta, serta Widyawisata yang menelan dana Rp 150 juta . Gatot menambahkan, BIF tahun ini mengusung tema mengembalikan keajaiban dunia (The Revival of World Wonder). Dalam polling yang dilakukan oleh sebuah yayasan dari Swiss (The New Wonders Foundation), Candi Borobudur tidak tercantum lagi dalam daftar tujuh keajaiban dunia. ‘’Karena itu, melalui hajat BIF 2009 ini akan memberikan kontribusi bagi kepercayaan internasional terhadap citra candi Borobodur sebagai peninggalan budaya dan asset wisata internasional,’‘ imbuhnya. Beberapa negara yang menjadi sasaran pasar wisata luar negeri, papar Gatot, antara lain Kamboja, Thailand, Laos, Vietnam, Myanmaar, Cina, Malaysia, Jerman, Korea, Singapura, Amerika, India, Jepang, dan Belgia. Kunjungan wisatawan mancanegara ke candi Borobudur dari tahun ke tahun selalu fluktuatif. Pada 2003/2004 wisatawan mancanegara sebanyak 299 ribu, wisatawan nusantara sebanyak 17,1 juta orang. Pada 2004/2005 wisatawan nusantara sebanyak 15,4 juta sedangkan wisaatawan mancanegara sebanyak 303 ribu orang. Tahun 2005/2006 jumlah kunjungan mengalami penurunan sekitar 2,8 persen. Wisatawan mancanegara

dari 303 ribu turun menjadi 290 ribu sedangkan wisatawan nusantara dari 15,4 juta menjadi 15 juta orang. Jumlah kunjungan, masih jelas Gatot, kembali meningkat pada periode 2006/2007. Wisatawan mancanegara dari 290 ribu menjadi 302 ribu sedangkan wisatawan nusantara dari 15 juta menjadi 15,7 juta orang atau naik 4,90 persen. Sementara pada 2007 wisatawan mancanegara ke Candi Borobudur mencapai 110 ribu orang, sedangkan wisatawan nusantara mencapai 1,6 juta. ‘’Pada 2008 mencapai 129 ribu orang, sedangkan wisatawan nusantaranya mencapai 2,1 juta orang,’‘ terangnya. Untuk menyambut BIF, PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) telah mengkampanyekan program Borobudur Bersih. Kampanye ini dilakukan sejak Februari 2009 dan telah mendapat respon positif dari Unesco dan Derpartemen Kebudayaan dan Pariwisata. Menurut Kepala Unit TWCB, Pujo Suwarno, sejak diluncurkan kampanye tersebut, kondisi kawasan TWCB jadi lebih bersih, sampah berkurang drastis. Bahkan kampanye ini mampu meningkatkan kesadaran wisatawan terhadap pentingnya kebersihan di kawasan candi. Hal itu terlihat dari semakin sedikitnya sampah yang ditinggalkan wisatawan di komplek candi. ■ owo

“SSBI Itu Hasil Penilaian Obyektif’‘

T

ak dinyana Rumah Sakit Islam (RSI) Yarsis Solo memperoleh predikat Solo Best Brand Index (SBBI) 2009. Rumah sakit yang berada di Jl A Yani, Pabelan, Kartosuro, Sukoharjo, ini, menempati nilai tertinggi diantara rumah sakit, milik pemerintah maupun swasta, di wilayah Soloraya. Hasil penelitian Harian Solopos bekerjasama dengan lembaga riset independen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta (FE UMS) selama Maret-April 2009. Riset dilakukan terhadap 17.313 responden tentang produk rumah sakit di Kota Solo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Boyolali. Nilai tertinggi menurut pendapat responden dilihat pangsa pasar popularitas merek, citra produk, kepuasan konsumen, kinerja merek, dan loyalitas. Juga dinilai ukuran alasan konsumen karena sejumlah pertimbangan. Seperti, biaya ringan, fasilitas lengkap, lokasi dekat rumah, pelayanan cepat, tempat nyaman, akses rumah sakit gampang dijangkau publik. Ditilik dari aspek sosial, merek RSI Yarsis Solo merupakan rumah sakit ramah lingkungan,

termasuk lembaga bergerak dibagian pelayanan kesehatan yang bertanggung-jawab terhadap sosial, dan produk yang diberikan kepada masyarakat memiliki nilai tanggung-jawab sosial. Hasil riset tersebut merupakan pemetaan perilaku konsumen terhadap jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat. Dan, hasil ini penilaian dari masyarakat yang dihitung berdasar rumus statistik. Tentu saja memenuhi kadar dan standar akademik. ‘’Saya cukup berterima kasih kepada khalayak yang mempunyai tingkat kepercayaan layanan kesehatan oleh RSI Yarsis. Tingkat kepercayaan ini mahal harganya. Ini bukti kepercayaan yang diberikan kepada kami,’‘ tutur dr HM Djufrie As SKM, Direktur Utama RSI Yarsis Solo kepada Republika, Rabu (1/7). RSI Yarsis Solo sendiri sebenarnya lebih banyak ‘diam’, atau tidak tahu kalau dinilai oleh lembaga riset independen. Dan, menurut HM Djoefri, penilaian responden tersebut cukup obyektif — terhadap apa saja yang mereka nilai. Penilaian publik tersebut, kata HM Djufrie, mengandung rasa tanggung-jawab berat. Artinya, manajemen mempunyai konsekuensi untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Baik menyang-

kut peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) maupun perangkat medis dan non medis yang dioprasionalkan untuk pelayanan kesehatan. Penilaian obyektif tersebut, kata dia, merupakan hasil kerja keras untuk mencapai visi rumah sakit ke depan. Pembangunan sarana fisik, misalnya, sesuai dengan master plan. Belum lagi peningkatan SDM. Sebanyak 14 dokter spesilis full time di rumah sakit. Belum

Kapolda Harapkan Polisi Semakin Beradab SEMARANG — Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo, mengharapkan setiap polisi agar semakin beradab dan berbudaya dalam rangka mewujudkan reformasi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Menyusul masih banyaknya keluhan masyarakat terhadap kinerja polisi yang belum optimal. ‘’Polisi ke depan diharapkan semakin menjadi polisi yang beradab dan berbudaya. Sehingga dapat bermitra dengan masyarakat untuk memelihara keamanan dalam kehidupan bermasyarakat,’‘ katanya usai menjadi pemimpin upacara peringatan Hari Bhayangkara Ke63, di Lapangan Pancasila Semarang, Rabu (1/7). Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri dalam amanatnya yang dibacakan Kapolda Jateng, meminta agar peringatan Hari Bhayangkara kali ini dijadikan momentum untuk retrospeksi dan introspeksi diri, sejauh mana Polri telah mendarmabaktikan dirinya kepada masyarakat, bangsa, dan negara. ‘’Enam puluh tiga tahun bukanlah waktu yang singkat dan mudah untuk dilalui dalam dinamika yang telah mewarnai sejarah perjalanan Polri. Dalam pengabdiannya

kepada masyarakat, tentu banyak yang telah diraih, namun juga tidak sedikit yang harus dibenahi,’‘ ujarnya. Menyadari hal ini, maka Polri bertekad kuat untuk membangun citra yang baik di masyarakat dengan melakukan reformasi Polri yang fundamental, konseptual, dan konsisten. Kapolri juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh aparat, instansi pemerintah, TNI, serta seluruh warga masyarakat, bila sampai saat ini masih terdapat tindakan anggota Polri yang mencederai masyarakat. ‘’Kami senantiasa berupaya untuk memperbaiki diri sehingga dapat memberikan pengabdian yang terbaik kepada masyarakat,’‘ katanya. Dalam upacara peringatan Hari Bhayangkara tersebut, diserahkan 501 unit sepeda motor dan sepuluh unit mobil sumbangan dari pemerintah kota dan kabupaten serta masyarakat di Jawa Tengah untuk meningkatkan kinerja anggota Polri dalam mengamankan, mengayomi, dan melindungi masyarakat. Kapolda menambahkan, dalam rangka pengamanan Pemilu Presiden 2009, jajaran Polda Jateng telah menerima bantuan masyarakat dalam menjalankan tugasnya. ■ ant

DOKUMEN

lagi adanya tuntutan peralatan medis berkualitas tinggi dan canggih. Juga kualitas SDM mesti memenuhi standar kompetensi. Dan, sistem manajemen RS menggunakan komputerisasi terpadu untuk memudahkan billing system management rekam medik. Masih menurut HM Djoefrie, Hasil penilaian publik tersebut tak membuatnya kaget. Karena, memang yang dilakukan manajemen rumah sa-

kit selama ini selaras dan sejalan dengan visinya, yakni menjadikan RSI Yarsis Unggulan Bertaraf Internasional. Dengan demikian, secara otomatis RSI Yarsis berusaha bisa mencapai visi tersebut. Tentu saja, dalam mengemban usaha tersebut meningkatkan SDM, kelengkapan medis dan non medis, pembangunan lingkungan, sarana dan prasana sosial, penyediaan kantin yang sehat. Sekadar mengingatkan saja, RSI Yarsis juga telah dinilai kualitas layanan tim surveyor Temos International Network. Dan hasilnya, rumah sakit itu dinyatakan lulus akreditasi Temos International Network. Maka rumah sakit masuk dalam data base jaringannya. Semua pemerintahan, korporat besar dan semua perusahaan travelb Uni Eropa akan mengakses dan menjadikan sebagai rumah sakit rujukan. Para ekspariat ataupun turis mancanegara yang sedang berada di Indonesia, bila mengalami gangguan kesehatan dapat langsung menuju ke rumah sakit ini yang telah disertifikasi Temos — tanpa ada rasa keraguan. Karena setiap rumah sakit yang telah disertifikasi oleh Temos adalah rumah sakit yang standar. ■ eds

Related Documents


More Documents from "heri purwata"