Bab 1 2 3 4.docx

  • Uploaded by: DewiYuliana
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1 2 3 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,143
  • Pages: 48
BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari

bronkiolus teminalis yang mencangkup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat (Sudoyo, 2009). Pneumonia diklasifikasikan

menjadi

4

yaitu

pneumonia

komunitas

(community-

acquiredpneumonia), Health Associated (HCAP), pneumonia nosokomial (Hospital acquired-pneumonia), Ventilator associated (VAP) (Dipiro et al.,2011).Pneumonia merupakan penyakit menular penyebab rawat inap dan kematian terbanyak diantara orang dewasa di Amerika Serikat dengan biaya medis melebihi $10 milliar pada tahun 2011, dan di negara tersebut pneumonia komunitas yang merupakan penyebab infeksi utama rawat inap pada orang dewasa .Pneumonia merupakan suatu penyakit yang sekitar 5 kali lebih sering menyerang di negara berkembang dibandingkan di negara maju. Insiden Community Acquired-pneumonia (CAP) sekitar 4-5 juta per kasus, dan sekitar25% memerlukan rawat inap .Insiden CAP pada tahun 2012 yang dirawat di rumah sakit jauh lebih tinggi pada pasien usia lanjut. Di Amerika Serikat usia ≥65 tahun, angka kejadian adalah 18,3% dari 1000 pasien adalah yang berusia 6569 tahun dan terus meningkat 5 kali lipat menjadi 48,5% dari 1000 pasien (Simonetti Antonella F, 2014). Kematian rata-rata untuk pasien di rawat di rumah sakit yang disebabkan oleh (CAP) adalah 14% .Jutaan orang didunia setiap tahunnya yang terinfeksi oleh CAP memiliki tingkat kematian yang tinggi sehingga sangat penting untuk mendeteksi resiko tinggi yang rentan terhadap terjadinya komplikasi dan kematian. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), infeksi saluran pernapasan bawah di Indonesia menempati urutan pertama pada tahun 2001. Data Departemen Pulmonologi RS Persahabatan pada tahun 2002 menunjukkan bahwa CAP menempati urutan kedua kasus terbanyak setelah Tuberkulosis. Angka kematian akibat CAP di RS Persahabatan dan RS dr. Soetomo berkisar 10-20% (Faisal Fikri dkk, 2014). Sejak tahun 2007 sampai 2012 angka cakupan penemuan pneumonia balita tidak mengalami perkembangan berarti yaitu 23-27,71% selama

1

kurun waktu terebut cakupan penemuan pneumonia tidak pernah mencapai target nasional, termasuk target tahun 2012 yang sebesar 80% (Kemenkes RI, 2010). Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Bakteri penyebab pneumonia komunitas pada pasien rawat jalan meliputi S.pneumoniae, M.pneumoniae, H.influenza, C.pneumoniae, M.catarrhalis, gram negatif bacilli, sedangkan pada pasien rawat inap yang tidak dirawat di ICU meliputi S.pneumoniae, H.influenza, M.penumoniae, C.pneumoniae, Legionella sp. dan pada pasien yang rawat di ICU meliputi S.pneumoniae, S.aureus, Legionella sp, gram negatif bacilli, H.influenza. Pada pneumonia nosokomial bakteri penyebabnya meliputi pada pasien yang tidak ada faktor resiko

Multidrug Resistant (MDR)

yaitu disebabkan

oleh

S.pneumoniae, H.influenza, MSSA enteric Gram negatif bacilli, sedangkan pada pasien yang beresiko adanya faktor MDR yaitu disebabkan oleh P.aeruginosa, K.pneumoniae (ESBL), Acinobacter p. Health Care/HCAP merupakan klasifikasi terbaru untuk membedakan antara CAP yang beresiko patogen Multidrug Resistant (MDR) (Misalnya, P.aeruginosa, spesies Acinobacter, dan Methicillinresistant S.aureus (MRSA)), dapat pula disebabkan oleh patogen atipikal (misalnya, lobar pneumonia dengan noda bakteri gram negatif pada dahak) yang disebabkan oleh M.pneumoniae, C.pneumoniae, atau spesies Legionella. Patogen anaerob merupakan yang paling umum pada pneumonia yang disebabkan aspirasi orofaringeal atau isi lambung. Ventilator-assiciated pneumoniae (VAP) juga berhubungan dengan patogen Multidrug Resistant (MDR). 1.2

1.3

Tujuan 1.2.1

Untuk mengetahui Anatomi dan Fisiologi CAP

1.2.2

Untuk mengetahui Definisi CAP

1.2.3

Untuk mengetahui Pathway CAP

1.2.4

Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang CAP

1.2.5

Untuk mengetahui Penatalaksanaan CAP

1.2.6

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan CAP

Manfaat 1.3.1

Seminar ini dapat memberikan tambahan informasi tentang

penyakit CAP 1.3.2

Seminar ini dapat memberikan informasi tentang Asuhan

Keperawatan pada pasien CAP

2

BAB II TINJAUAN TEORI KONSEP DASAR PENYAKIT 2.1 Anatomi dan Fisiologi

2.1.1

Anatomi saluran nafas (Muttaqin,2009)

2.1.2

Fisiologis a. Organ-organ pernafasan 1.

Hidung Merupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2 lubang, dipisahkan oleh sekat hidung. Di dalamnya terdapat bulu-bulu

yang

berfungsi

untuk

menghangatkan udara (Mutaqqin, 2009). 2.

Faring

3

menyaring

dan

Merupakan persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, terdapat di dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Terdapat epiglotis yang berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan(Mutaqqin, 2009). 3.

Laring (pangkal tenggorok) Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya(Mutaqqin, 2009).

4.

Trakea (batang tenggorok) Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 1620 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh sel bersilia yang berfungsi untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan. Percabangan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina(Mutaqqin, 2009).

5.

Bronkus (cabang tenggorokan) Merupakan lanjutan dari trakea yang terdiri dari 2 buah pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V(Mutaqqin, 2009).

6.

Paru-paru Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-gelembung hawa (alveoli). Alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya  90 meter persegi, pada lapisan inilah terjadi pertukaran udara(Mutaqqin, 2009).

b. Fisiologis pernafasan Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara yang mengandung oksigen dan menghembuskan udara yang

4

banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Adapun guna dari pernafasan yaitu mengambil O2 yang dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk pembakaran, mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari pembakaran yang dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang, menghangatkan dan melembabkan udara. Pada dasarnya sistem pernafasan terdiri dari suatu rangkaian saluran udara yang menghangatkan udara luar agar bersentuhan dengan membran kapiler alveoli. Terdapat beberapa mekanisme yang berperan memasukkan udara ke dalam paru-paru sehingga pertukaran gas dapat berlangsung. Fungsi mekanis pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru disebut sebagai ventilasi atau bernapas. Kemudian adanya pemindahan O2 dan CO2 yang melintasi membran

alveolus-kapiler

yang

disebut

dengan

difusi

sedangkan pemindahan oksigen dan karbondioksida antara kapiler-kapiler dan sel-sel tubuh yang disebut dengan perfusi atau pernapasan internal(Mutaqqin, 2009). Proses pernafasan : Proses bernafas terdiri dari menarik dan mengeluarkan nafas. Satu kali bernafas adalah satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi. Bernafas diatur oleh otot-otot pernafasan yang terletak pada sumsum penyambung (medulla oblongata). Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut datar. Ekspirasi terjadi pada saat otot-otot mengendor dan rongga dada mengecil. Proses pernafasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru. Proses fisiologis pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan dan karbondioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan ke luar paru-paru. Stadium kedua adalah transportasi yang terdiri dari beberapa aspek yaitu difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru

5

(respirasi eksterna) dan antara darah sistemik dengan sel-sel jaringan, distribusi darah dalam sirkulasi pulmonar dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolusalveolus

dan

reaksi

kimia,

fisik

dari

oksigen

dan

karbondioksida dengan darah. Stadium akhir yaitu respirasi sel dimana metabolit dioksida untuk mendapatkan energi dan karbon dioksida yang terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel akan dikeluarkan oleh paru-paru (Mutaqqin, 2009). 2.2 Definisi Pneumonia adalah peradangan pada paremkim paru yang melibatkan bronkus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (Kusuma, 2016) Pneumonia adalah penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Muttaqin, 2009) Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paruparu (alveoli), dengan gejala batuk pilek yang disertai nafas sesak atau nafas cepat. Penyakit ini mempunyai tingkat kematian yang tinggi. Secara klinis pada anak yang lebih tua selalu disertai batuk dan nafas cepat dan tarikan dinding dada kedalam. Namun pada bayi seringkali tidak disertai batuk (Kusuma, 2016)

6

2.3 Pathway CAP ( NANDA NIC NOC 2013 ) Normal ( sistem pertahanan ) terganggu

Organisme

Sal nafas bag bawah pneumokokus

Virus

Kuman patogen mencapai bronkoli terminalis merusak sel epitel bersilia, sel goblet

Trombos Eksudat masuk ke alveoli

Cairan edema + leukosit ke alveoli

Alveoli

Konsolidasi paru

Kapasitas vital,compliance menurun, hemoragic

Stapilokokus

Sel darah merah,leukosit,pneu mokokus mengisis alveoli

Toksik,coagulase

Permukaan lapisan pleura tettutup tebal eksudat trombus vena pulmonalis Nekrosis

Leukosit+fibrin mengalami konsolidasi

Leukositosi s

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Ketidakefektif an pola nafas

Intoleransi aktivitas

7

Defisiensi pengetahuan

2.4 Pemeriksaan Penunjang 1. Radiologis Gambaran radiologis Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan

Klebsiela

pneumonia

sering

menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus. 2. Pemeriksaan labolatorium Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat positif pada 20- 25% penderita yang tidak diobati. Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia,

2.5 Penatalaksanaan Penatalaksanaan CAP dibagi menjadi: a. Penderita rawat jalan • Pengobatan suportif / simptomatik - Istirahat di tempat tidur - Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi - Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas - Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran - Pemberian antiblotik harus diberikan kurang dari 8 jam

8

b. Penderita rawat inap di ruang rawat biasa 

Pengobatan suportif / simptomatik - Pemberian terapi oksigen - Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit - Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik - Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c. Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif • Pengobatan suportif / simptomatik - Pemberian terapi oksigen. - Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit - Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik. • Pengobatan antibiotikkurang dari 8 jam. • Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik.

9

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian a. Riwayat keperawatan Riwayat Kesehatan : a. Keluhan utama : batuk, pilek, demam, sesak napas, gelisah b. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit) c. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien) : sesak napas, batuk lama, TBC, alergi d. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak) : sesak napas, batuk lama, TBC, alergi e. Riwayat imunisasi : BCG f. Riwayat tumbuh kembang b. Pemeriksaan Fisik dan Data Fokus Gejala peneumonia yang tidak khas sering terdapat pada anak dibawah 5 tahun, namun secara umum pneumonia untuk penilaian keadaan umumnya adalah frekuensi napas, nadi, kesadaran dan kemapuan makan (IDAI, 2009). Temuan pemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi . Paru : I : pengembangan paru berat, tidak simetris jika hanya pada sisi paru. P : adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah yang terkena P: pekak terjadi bila terisi cairan normalnya timpani A: biasanya terdengan ronki.

10

2. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d sekresi yang tertahan 2. Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi 3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen 4. Defisiensi pengetauan b.d kurang sumber pengetahuan

3. Intervensi

NO

1.

DIAGNOSA

TUJUAN & KRITERIA

KEPERAWATAN

HASIL (NOC)

Ketidakefektifan

NOC

NIC

bersihan jalan nafas

a. Respiratory

b/d adanya eksudat

status :

di

alveolus,

Ventilation

obstruksi

bronkial

sekunder

karena

invasi tumor

INTERVENSI (NIC)

b. Respiratory

Airway management 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 2. Identifikasi pasien

status : Airway

perlunya pemasangan alat

patency

jalan nafas buatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mampu mempertahankan kebersihan jalan nafas dengan kriteria : a.Mendemonstrasikan

3. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction 4. Ajarkan cara melakukan batuk efektif 5. Mengelola kelembaban udara atau oksigen 6. Auskultasi suara nafas,

batuk efektif dan suara

catat adanya suara

nafas yang bersih, tidak

tambahan

ada sianosis dan

7. Mengatur asupan cairan

dyspneu (mampu

untuk mengoptimalkan

mengeluarkan sputum,

keseimbangan cairan

mampu bernapas dengan mudah) b.Menunjukkan jalan

11

8. Memonitor status pernapasan dan oksigenasi

nafas yang paten (frekuensi pernafasan rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) c.Mampu

Airway suctioning 1. Ajarkan cara menjaga kebersihan tangan 2. Auskultasi suara nafas sebulum dan sesudah

mengidentifikasi dan mencegah faktor yang

suctioning 3. Informasikan pada klien

dapat menghambat

dan keluarga tentang

jalan nafas

suctioning 4. Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan 5. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suktionnasotrakeal 6. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasatrakeal 7. Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion 8. Hentikan sucsion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukan bradikardi, peningkatan saturasi O2,dll. 9. Teknik suction berbeda, berdasarkan respon klinis pasien 10. Pantau dan catat sekresi warna, jumlah dan

12

konsistensi 11. kirim sekresi untuk tes kultur dan sensitivitas Respiratory Monitoring 1. Monitor tingkat, kedalaman irama dan usaha respirasi 2. Pantau dyspnea dan peristiwa yang meningkatkan dan memperburuk kondisi pasien 3. Monitor hasil ront-gen dada 2.

Ketidakefektifan

Pola NOC:

Nafas b.d hiverventilasi

Airway Management

 Respiratory

status

: 1. Buka jalan nafas, guanakan

Ventilation  Respiratory

teknik chin lift atau jaw status

:

Airway patency

thrust bila perlu 2. Posisikan

 Vital sign Status

pasien

untuk

memaksimalkan ventilasi 3. Identifikasi pasien perlunya

Setelah

dilakukan

tindakan selama

keperawatan

pemasangan alat jalan nafas buatan

………..klien 4. Pasang mayo bila perlu

menunjukkan keefektifan 5. Lakukan fisioterapi dada pola nafas, dengan

jika perlu 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

Kriteria hasil: a.

Mendemonstrasika

7. Auskultasi

n batuk efektif dan

catat

suara nafas yang

tambahan

bersih, tidak ada sianosis dyspneu

dan

adanya

suction

nafas, suara

pada

mayo

(mampu 9. Berikan bronkodilator bila

mengeluarkan

13

8. Lakukan

suara

perlu

sputum,

bernafas 10. Berikan pelembab udara

dengan

mudah,

Kassa basah NaCl Lembab

tidak ada pursed 11. Atur intake untuk cairan

b.

lips)

mengoptimalkan

Menunjukkan jalan

keseimbangan.

nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, nafas,

frekuensi 1. Bersihkan mulut, hidung

rentang

c.

O2

irama Oxygen Therapy

pernafasan

tidak

12. Monitor respirasi dan status

dalam

dan secret trakea

normal, 2. Pertahankan ada

suara

jalan

nafas

yang paten

nafas abnormal)

3. Atur peralatan oksigenasi

Tanda Tanda vital

4. Monitor aliran oksigen

dalam rentang

5. Pertahankan posisi pasien

normal (tekanan

6. Onservasi

darah, nadi, pernafasan)

adanya

tanda

tanda hipoventilasi 7. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi Vital sign Monitoring 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR 2. Catat

adanya

fluktuasi

tekanan darah 3. Monitor VS saat pasien berbaring,

duduk,

atau

berdiri 4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan 5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum,

selama,

dan

setelah aktivitas 6. Monitor kualitas dari nadi 7. Monitor

frekuensi

irama pernapasan

14

dan

8. Monitor suara paru 9. Monitor pola pernapasan abnormal 10. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit 11. Monitor sianosis perifer 12. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,

bradikardi,

peningkatan sistolik) 13. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign 3.

Intoleransi aktivitas b.d NOC : ketidakseimbangan a. Energy antara suplai dan conservation kebutuhan oksigen b. Activity

c.

dengan

tenaga rehabilitasi medik

Self care :

program

terapi

ADLs

tepat

jam

seperti

Kolaborasi

merencanakn

keperawatan

mampu

a.

dalam

dilakukan

3x24

Activity therapy

tolerance

Setelah tindakan

NIC :

b. Bantu

klien

yang

untuk

mengidentifikasi

diharapkan

aktivitas yang mampu

beraktivitas

dilakukan

biasa

dengan

c. Bantu

klien

untuk

kriteria :

memilih aktivitas yang

Kriteria hasil :

konsisten

a. Berpartisipasi dalam

aktivitas

fisik tanpa disertai peningkatan tekanan

darah,

b. Mampu

sesuai

kemampuan

fisik, psikologi dan sosial d. Bantu

pasien

mendapatkan

dan sumber

yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

melakukan

15

dengan

mengidentifikasi

nadi, dan RR

aktivitas

yang

e. Bnatu sehari-

pasien

mendapatkan

untuk alat

hari (ADLs) secara

bantuan aktivitas seperti

mandiri

kusi roda, krek

c. Mampu berpindah :

dengan

f. Bantu

atau

mengidentifikasi

tanpa bantuan alat d. Status

untuk

aktivitas yang disukai g. Bnatu

klien

untuk

kardiopulmonari

membuat jadwal latihan

adekuat

di waktu luang

e. Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat

h. Bantu

pasien/keluarga

untuk

mengidentifikasi

kekurangan

dalam

beraktivitas i. Bantu

pasien

untuk

mengembangkan motivasi

diri

dan

Monitor

respon

fisik,

emosi,

sosial

dan

penguatan j.

spiritual 4.

Defisiensi

pengetauan NOC :

b.d kurang informasi

NIC :

Kowlwdge : disease Teaching : disease Process process Kowledge : health Behavior Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang

proses

penyakit

yang spesifik

1x30 menit diharapkan b. Jelaskan patofisiologi dari pasien mengerti tentang penyakit dan bagaimana hal penyakitnya dengan ini berhubungan dengan kriteria :

anatomi

a. Pasien dan keluarga

dengan cara yang tepat.

dan

fisiologi,

menyatakan pemahaman

tentang

penyakit,

kondisi,

c. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang

16

prognosis

dan

program pengobatan b. Pasien dan keluarga

tepat d. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

mampu melaksanakan yang e.

prosedur dijelaskan

Identifikasi

kemungkinan

penyebab, dengna cara yang

secara

tepat

benar c. Pasien dan keluarga

f. Sediakan informasi pada

mampu menjelaskan kembali

apa

pasien

yang

tentang

kondisi,

dengan cara yang tepat

dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

g. Hindari harapan yang kosong h.

Sediakan

bagi

keluarga

informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat i. Diskusikan perubahan gaya hidup

yang

mungkin

diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit j. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan k.

Dukung

pasien

untuk

mengeksplorasi mendapatkan

atau second

opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan l.

Eksplorasi sumber

atau

kemungkinan dukungan,

dengan cara yang tepat

17

m. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat n.

Instruksikan

pasien

mengenai tanda dan gejala untuk pemberi

melaporkan

pada

perawatan

kesehatan, dengan cara yang tepat

18

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS CAP (COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA) RUANG AL-HAKIM (PARU) RSUD RATU ZALECHA 3.1 PENGKAJIAN IdentitasKlien 1. Nama

: Ny.R

2. Jenis Kelamin

: Perempuan

3. Umur

: 72 Tahun

4. Alamat

: Perumahan Banua Permai

5. Pendidikan

: SMP

6. Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

7. Status Perkawinan

: Menikah

8. Agama

: Islam

9. Suku/ Bangsa

: Banjar/Indonesia

10. Tanggalmasuk RS

: 08 Februari 2019

11. Tanggal pengkajian

: 09 Februari 2019

12. Diagnosa Medis

: CAP

13. No. RM

: 32XXXX

Jam 09:00

PenanggungJawab 1. Nama lengkap

: Ny. U

2. Jenis Kelamin

: Perempuan

3. Umur

: 39 tahun

4. Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

5. Alamat lengkap

: Perumahan Banua Permai

6. Hubungan Dengan Klien : Anak

19

3.2 RIWAYAT KESEHATAN

Keluhan Utama Sesak Nafas dan batuk berdahak Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien mengatakan 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit sesak dan batuk berdahak muncul secara perlahan, Pasien berobat ke Puskesmas dan diberi nebulizer setelah beberapa hari tidak ada perubahan kemudian keluarga pasien membawa ke IGD Rumah Sakit Ratu Zalecha pada tanggal 08 Februari Pukul 15.30 untuk pemeriksaan lebih lanjut dan akhirnya diputuskan untuk rawat inap karena di indikasi menderita CAP. Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien mengatakan tidak pernah mengalami riwayat penyakit yang sama seperti yang dialami sekarang. Pasien juga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM serta penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis Riwayat Kesehatan Keluarga Dalamanggotakeluargapasien

tidakada

yang

mempunyai

riwayatpenyakityang sama seperti pasien,Keluarga pasien juga tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan menular

3.3 PEMERIKSAAN FISIK KeadaanUmum -

Kesadaran

: compos mentis

GCS : E4 V5 M6 Keterangan : E4 : Membuka mata spontan V5 : Respon verbal baik M6 : Respon motorik baik mampu mengikuti perintah

20

-

TTV

TD

:130/90 mmHg

N

: 110 x/mnt

RR

: 34 x/mnt

Temp

:37,70 C

Spo2

: 89 %

Oksigen 2 lpm nasal kanul -

BB : 45 kg TB : 150 cm

IMT : TB

BB

=

45

= 20 ( berat badan ideal )

2,25

Ket: <18,4

: Berat badan kurang

18,5 – 24,9

: Berat badan ideal

25 – 29,9

: Berat badan lebih

30 – 39,5

: Gemuk

>40

: Sangat gemuK

- BBI : (TB (CM) – 100) x 90% = (150 – 100) x 90% =50 x 90% = 45 kg Kulit Inspeksi : Keadaan kulit secara umum bersih, turgor kulit baik, warna kulit sawo matang, tidak ada ulkus Palpasi : suhu kulit teraba hangat Keterangan :Turgor kulit kembali dalam 2 detik

21

Kepala dan Leher Inspeksi : Pada kepala dan rambut cukup bersih, tidak ada kelainan pada kepala, bentuk kepala oval, warna rambut hitam, Distribusi rambut merata, tidak ada keterbatasan gerak pada leher. Palpasi

: Pada leher tidak ada pelebaran vena jugularis, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe, tidak ada benjolan pada kepala pasien.

Penglihatan dan Mata Inspeksi: Bentuk mata simetris kini dan kanan, kebersihan mata baik, tidak ada secret yang menempel, konjungtiva anemis, reaksi pupil terhadap cahaya baik, skelera ikterik, tidak ada peradangan, tidak ada trauma pada mata, pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan, Pasien bisa membaca dengan jelas Penciuman dan Hidung Inspeksi: Bentuk hidung simetris, kebersihan hidung cukup bersih, tidak ada benda asing ataupun secret, tidak ada peradangan pada mukosa hidung, tidak ada polip Palpasi : Tidak terdapat benjolan pada hidung Keterangan : Fungsi penciuman baik bisa membeda-bedakan bau-bauan.

Pendengaran dan Telinga Inspeksi: Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, kebersihan telinga cukup bersih, tidak ada serumen dan cairan yang keluar dari telinga, tidak ada peradangan atau pendarahan pada telinga, fungsi pendengaran baik, paisen tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

Mulut dan Gigi Inspeksi: Keadaan umum mulut dan gigi klien bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada peradangan pada mulut dan gigi, terdapat stomatitis, fungsi gigi untuk mengunyah baik, pasien tidak menggunakan gigi palsu namun pasien terganggu dalam menelan makan dan minum

22

Dada, Pernafasan dan Sirkulasi Inspeksi : Bentuk dan gerakan simetris,Pola nafas 31 x/menit, pasien batuk berdahak warna kuning kental. Palpasi : Gerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat lesi Perkusi : Tidak ada nyeri tekan, ketika diketuk adanya penumpukan sekret Auskultasi : Pada paru : Terdapat suara nafas tambahan ronchi Sirkulasi : Warna ujung jari dan bibir tidak sianosis, tidak ada keluhan pusing atau pandangan kabur saat perubahan posisi

Abdomen Inspeksi : Bentuk normal simetris, tidak ada benjolan pada abdomen dan warna kulit baik Auskultasi : Peristaltik usus 12x/menit Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen, turgor kulit kembali < 2 detik Perkusi : saat diketuk terdengar bunyi tympani (normal )

Genetalia dan Reproduksi Inspeksi : Pasien berjenis kelamin perempuan, tidak menggunakan kateter, tidak terdapat kelainan pada genetalia Palpasi : tidak ada benjolan, dan tidak teraba adanya penumpukan urine di vesika urinaria

Ekstremitas atas dan bawah Inspeksi Ekstrimitas atas : Berfungsi dengan baik tidak ada kelainan maupun fraktur Ekstrimitas bawah : Berfungsi dengan baik tidak ada kelainan maupun fraktur

23

Skala otot 5555

5555

5555

5555

0 = Tidak ada kontraksi otot 1 = Kontraksi otot dapat dipalpasi tanpa gerakkan persendiaan 2 = Tidak mampu melawan gaya gravitasi 3 = Hanya mampu melawan gaya gravitasi 4 = Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi mampu melawan dengan tahan sedang 5 = Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak penuh, mampu melawan gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh

3.4 KEBUTUHAN FISIK,PSIKOLOGI, SOSIAL DAN SPIRITUAL Aktivitas dan Istirahat Dirumah : Pasien dapat beraktivitas seperti biasa dan pasien istirahat setelah aktivitas 2 – 3 jam dan pola tidur pasien7-8 jam.

Di RS

: Pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas, dalam beraktivitas

pasien dibantu keluarga.Pasien mengatakan merasa sesak jika beraktivitas, Pasien hanya berbaring berbaring ditempat tidur.Pasien tidur sekitar 3 jam sehari dan sering terbangun karena sering batuk Skala aktivitas 3 Keterangan : 1. Mandiri

24

2. Memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain 3. Memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain 4. Memerlukan batuan, pengawasan, dan alat bantu 5. Bergantung secara total

Personal Hygiene Dirumah : Pasien mandi dan gosok gigi 2x sehari. Cuci rambut apabila dirasa kotor, 2x sehari gabti pakaian Di RS

: Pasien hanya diseka oleh keluarga. Pasien gosok gigi sekali

sehari, pasien ganti baju sekali sehari Nutrisi Dirumah : Pasien makan 3x sehari. Berupa nasi,ikan dan sayur. Pasien minum kurang lebih 800 cc sehari, Pasien tidak memiliki pantangan makanan. DiRS

: Pasien mengatakan tidak menghabiskan makan dari porsi yang

disediakan karena susah menelan,diet yang diberikan RS adalah BTKTP, Pasien minum kurang lebih 300cc sehari Eliminasi Dirumah : Pasien BAB sehari sekali. BAK 3-4 kali sehari DiRS

: Dirumah sakit pasien BAB sekali. BAK 2-3 kali sehari Seksualitas

Tidak dikaji atas dasar privasi pasien Psikososial Hubungan klien dan keluarga cukup baik, ini dapat dilihat dari banyaknya keluarga yang berkunjung. Spiritual Klien tidak dapat melakukan ibadah shalat. Akan tetapi pasien dan keluarga selalu berdoa akan kesembuhannya.

25

3.5 DATA FOKUS Data Subyektif : -Pasien mengatakan sesak - Pasien mengatakan batuk berdahak -Pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas -Pasien mengatakan sulit mengeluarkan dahak -Pasien mengatakan hanya berbaring dan duduk ditempat tidur saja -Pasien mengatakan susah menelan makanan -Pasien mengatakan terasa sakit saat menelan makanan -Pasien mengatakan sering terbangun saat tidur Data Obyektif : Inspeksi : Pasien lemah Pasien sesak Pasien batuk Pasien menggunakan Oksigen 2 lpm nasal kanul RR

: 31 x/menit

Spo 2 : 95 % Pasien hanya berbaring dan duduk di tempat tidur Pasien tidak menghabiskan makan Dalam beraktivitas pasien dibantu oleh keluarga Skala aktivitas 3 (Memerlukan bantuan / pengawasan / bimbingan sederhana) Terdapat lingkar mata hitam Pasien sering terlihat sering menguap Mata terlihat cekung Palpasi :Gerakan dada simetris,tidak terdapat benjolan Perkusi : Pada dada tidak ada nyeri saat di ketuk, bunyi paru redup Auskultasi : Suara nafas tambahan ronchi

26

3.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG HASIL RONSENT –thorax PA.erect -

COR.CTR> 0,5 dengan coratan vascular meningkat disertai opassitas dengan air bronchoqism

-

Kedua apex pulmo terang

-

Kedua sinus C.F lancip

Kesan : Kardiomegali dengan tanda awal Oedema Pulmonal di Infection Pulmonal

3.7 TERAPI FARMAKOLOGI Tanggal, 8 Februari 2019 -

Inf RL 20 tpm

-

Inj Panto 2x1 vial

-

Inj Antrain 3x1 ampul

-

Inj Meropemen 3x1 gram

-

Inj MP 2x ½ vial

-

Inj Ceftriaxone 2x1 mpul

-

Nebu C+P / 12 jam

-

Acetlysistein 3x1

-

Vit B6 1x1

-

PO ambroxol tub 3x1

-

Codein 10 3x1

-

Dolcolax 1x1

3.8 ANALISA DATA No 1

Data

Masalah

Etiologi

DS :

Ketidakefektifan

Sekresi yang

-Pasien mengatakan sesak

bersihan jalan nafas

tertahan

-Pasienmengatakan batuk berdahak

( Nanda-I Edisi 11

-Pasienmengatakansulit mengeluarkan 2018-2020 • Domain 11 • Kelas 2 • Kode

dahak

Diagnosis 00031 •

27

Halaman 384 )

DO : -

Pasien batuk

-

Dahak berwarna kuning kental

-

Frekuensi nafas 31x/menit

-

Suara nafas tambahan ronchi

-

Pasien menggunakan Oksigen 2 lpm nasal kanul

2

DS

:

Pasien

mengatakan

susah Gangguan Menelan

menelan makanan

( Nanda-I Edisi 11

Masalah Perilaku Makan

Pasien mengatakan terasa sakit saat 2018-2020 • Domain 2 • Kelas 1 • Kode

menelan makanan

Diagnosis 00103 • DO :

Halaman 170 )

3.9 Pasien tidak menghabiskan makanan dan minum 3

DS:Pasien mengatakan sering

Gangguan Pola tidur

Pola Tidur Tidak

terbangun saat tidur

( Nanda-I Edisi 11

Menyehatkan

DO :

2018-2020 • Domain

3.10

Terdapat lingkar mata

Diagnosis 00198 •

hitam 3.11

4 • Kelas 1 • Kode

Pasien sering terlihat

Halaman 214 )

sering menguap 3.12 4.

Mata terlihat cekung

DS : Pasien mengatakan hanya berbaring dan duduk ditempat tidur saja

Intoleransi Aktivitas ( Nanda-I Edisi 11 2018-2020 • Domain

DO : d 3.13

Pasien hanya berbaring

dan duduk di tempat tidur 3.14

Dalam beraktivitas

28

4 • Kelas 4 • Kode Diagnosis 00092 • Halaman 226 )

Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

pasien dibantu oleh keluarga 3.15

Skala aktivitas 3

(Memerlukan bantuan / pengawasan / bimbingan sederhana) Prioritas masalah : 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d Sekresi yang tertahan 2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen 3. Gangguan menelan b.d masalah perilaku makan 4. Gangguan pola tidur b.d pola tidur tidak menyehatkan

3.9 RENCANA KEPERAWATAN Perencanaan

No Diagnosa kep 1

Tujuan

Intervensi

Rasional

Ketidakefektif Setelah dilakukan monitor respirasi

Monitor

an bersihan

1. monitor frekuensi

respirasi

nafas

1. mengetahui

tindakan

jalan nafas b.d keperawatan Sekresi yang

selama 3x 24 jam management airway

frekuensi nafas

tertahan

diharapkan

2. Berikan posisi yang

2.Meningkatkan

ketidakefektifan

nyaman untuk

sekret kejalan

bersihan

jalan mengurangi dispneu

nafas besar untuk

nafas

dapat 3. Auskultasi bunyi

dikeluarkan

teratasi Dengan

nafas tambahan ronchi 3. adanya bunyi criteria 4. Ajarkan batuk

hasil : -

-

-

-

ronchi

efektif

menandakan

Pasien tidak

5. Anjurkan asupan

terdapat

batuk

cairan adekuat

penumpukan

Frekuensi

6.Berkolaborasi dalam 4. Dapat

nafas normal

pemberian terapi (

membantu

Tidak ada

nebulizer )

mengeluarkan

suara nafas

secret yang ada

tambahan

dijalan nafas

Pasien

5.Mengoptimalka

bernafas

n keseimbangan

29

dengan

cairan dan

normal

membantu mengencerkan secret hingga mudah dikeluarkan 6. Nebulizer dapat mengencerkan dahak

2

Intoleransi

Setelah dilakukan Terapi aktivitas

Terapi aktivitas

aktitivas

tindakan

1 . Kaji fisiologis

1 . Untuk

b.dKetidaksei

keperawatan

pasien yang

mengetahui

mbangan

selama 3x 24 jam menyebabkan

penyebab

antara suplai

diharapkan

kelemahan sesuai

kelemahan pasien

dan

Intoleransi

dengan konteks

2 . Aktivitas yang

kebutuhan

aktivitas

oksigen

teratasi

dapat 2 . Bantu pasien untuk memilih aktivitas

Dengan

criteria yang sesuai dengan

hasil :

terlalu berat dan tidak sesuai dengan kondisi

kondisi

pasien dapat

3 .Bantu pasien untuk

memperburuk

tidak

melakukan aktivitas

toleransi terhadap

lemah

/latihan fisik secara

latihan

teratur

3 . Melatih

sien tidak

Management energy

kekuatan dan

hanya

4 . Tentukan

irama jantung

berbaring

pembatasan aktivitas

selama aktivitas

di tempat

fisik pada pasien

Management

tidur

5 . Monitor intake

energy

nutrisi yang adekuat

4 . Mencegah

sebagai sumber

penggunaan

3.9 Pasien

3.10

3.11

Pa

Da

lam

beraktivita energy

energy yang

s pasien

6 . Monitor respon

berlebihan karena

tidak

terapi oksigen pasien

dapat

dibantu

7 . Anjurkan pasien

menimbulkan

30

oleh

dan keluarga untuk

kelelahan

keluarga

mengenali tanda

5.Mengidentifikas

gejala kelelahan saat

i pencetus

aktivitas

kelelahan

3.12

Sk

ala aktivitas 1

6 . Mengetahui

(Mandiri)

efektifitas terapi O2 terhadap keluhan sesak selama aktivitas 7 . Menyamakan presepsi perawatklien mengenai tanda-tanda kelelahan dan menentukan kapan aktivitas klien dihentikan

3

Gangguan

Setelah dilakukan Terapi menelan

1.mengetahui

menelan b.d

tindakan

1.Monitor tanda-

terjadinya

masalah

keperawatan

tanda kelelahan

kelelahan saat

Perilaku

selama 3x 24 jam selama

makan,minum

Makan

diharapkan klien makan,minum,dan

dan menelan

tidak

2.untuk

gangguan

ada menelan dalam 2.bantu pasein untuk

menelan

menempatkan

pasien makan.

makanan ke mulut

3.untuk mencegah

bagian belakang dan

pasien tersedak

bagian yang tidak

saat makan

sakit

4.untuk

3.intruksikan pasien

mempermudah

untuk tidak bicara

intervensi

selama makan

selanjutnya

4.kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain untuk

31

mempermudah

menyediakan rencana tarapi yang berlanjut bagi pasien

4

Gangguan

Setelah dilakukan

pola tidur b.d

tindakan

pola tidur

1 peningkatan tidur -

-

Untuk

Monitor dan

mengetahu

keperawatan

catat pola tidur

i berapa

yang tidak

selama 3x 24 jam

pasien dan

jam pasien

menyehatkan

diharapkan

jumlah jam

tidur

gangguan pola

tidur pasien

tidur teratasi

-

-

32

Agar tidur

Tentukan pola

pasien

tidur pasien

terkontrol

Anjurkan

-

Mengetah

pasien

ui pola

memantau

tidur

pola tidur

pasien

pasien -

-

-

Untuk

Dorong pasien

menetapka

untuk

n

menetapkan

arutinitas

arutinitas tidur

tidur

3.10 No 1

IMPLEMENTASI Hari/tg l

Jam

9 feb

No.d x 1

2019 09.00

Implementasi

Evaluasi tindakan

monitor

monitor respirasi

respirasi

1.Frekuensi nafas 31

1. Memonitor

x/menit

frekuensi nafas

management airway

management airway

09.05

2. Memberikan

2.Posisi semi fowler

posisi yang nyaman untuk mengurangi dispneu 09.10

3.Mengauskultasi 3.Bunyi nafas bunyi nafas

tambahan ronchi

tambahan ronchi 09.15

4. Mengajarkan

4. . Pasien masih tidak

batuk efektif

bisa mengeluarkan dahak

09.20

5. Menganjurkan

5.Pasien mengerti

asupan cairan

terhadap apa yang

adekuat

dianjurkan dan melakukannya

09.25

6.Berkolaborasi

6.Terapi yang di

dalam pemberian

berikan Nebu

terapi ( nebulizer) combivent dan pulmicurt 3x1 uap

2

9 feb 2019

2 09.30

Terapi aktivitas

Terapi aktivitas

1 . Kaji

1.yang menyebabkan

fisiologis pasien

kelemahan pasien

yang

adalah sesak

menyebabkan

33

Paraf pelaksana

kelemahan sesuai dengan konteks 09.35

2 . Bantu pasien

2.Pasien hanya bisa

untuk memilih

malakukan berbaring

aktivitas yang sesuai dengan kondisi Management

Management energy

energy 09.40

3 . Tentukan

3.Pasien hanya

pembatasan

ditempat tidur

aktivitas fisik pada pasien 09.45

4 . Monitor

4.Pasien makan 3-4

intake nutrisi

kali sehari

yang adekuat sebagai sumber energy 09.50

09.55

5 . Monitor

5.Pasien merasa

respon terapi

nyaman setelah

oksigen pasien

diberikan oksigen

6 . Anjurkan

6.Keluarga dan pasien

pasien dan

belum bisa mengenali

keluarga untuk

tanda gejala kelelahan

mengenali tanda gejala kelelahan saat aktivitas 3 9 Feb 2019

3Terapi menelan 10.00

3

1.memonitor

1. pasien kesulitan

tanda-tanda

dalam menelan

kelelahan selama makan,minum,da n menelan 2.membantu

2. pasien dapat

pasien untuk

menempatkan

34

10.05

menempatkan

makanan ke mulut

makanan ke

bagian belakang dan

mulut bagian

bagian yang tidak

belakang dan

sakit

bagian yang tidak sakit

10.10

3.mengintruksika

3. pasien mengerti

n pasien untuk

yang di intruksikan

tidak bicara

perawat

selama makan 4.berkolaborasi

4..Berdiskusi tentang

dengan anggota

terapi yang akan

tim kesehatan

dilakukan

lain untuk menyediakan 10.15

rencana tarapi yang berlanjut bagi pasien

4

9 Feb

4

2019

Peningkatan

Peningkatan tidur

tidur 10.20

1. memonitor dan 1.pasien tidur sekitar catat pola tidur

3-4 jam saja

pasien dan jumlah jam tidur pasien 10.25

10.30

2.menentukan

2.menjadwalkan pola

pola tidur pasien

tidur pasien

3.menganjurkan

3.pasien harus tidur

pasien memantau

siang kurang lebih 3

pola tidur pasien

jam dalam sehari

35

10.35

4.mendorong

4.Pasien mencoba

pasien untuk

melakukan rutinitas

menetapkan

tidur

rutinitas tidur

3.11 No

EVALUASI Hari/tgl

Jam

No.Diagnos

Evaluasi hasil

a 1.

9 feb

14.00

1

S :-Pasien mengatakan masih batuk berdahak

2019

-

Pasien mengatakan masih sesak

-

Pasien mengatakan masih sulit menegeluarkan dahak

O: -

Pasien batuk

-

Dahak berwarna kehijauan

-

Frekuensi nafas 29 x/menit

-

Suara nafas tambahan ronchi

-

Warna dahak kehijauan

A : Masalah tidak teratasi P: Intervensi dilanjutkan monitor respirasi 1. monitor frekuensi nafas management airway 2. Berikan posisi yang nyaman untuk mengurangi dispneu 3. Auskultasi bunyi nafas tambahan ronchi 4. Ajarkan batuk efektif 5. Anjurkan asupan cairan adekuat 6.Berkolaborasi dalam pemberian terapi ( nebulizer ) 2

9 feb

14.00

2

S:

2019

-

Pasien mengatakan masih sulit beraktivitas

36

-

Pasien mengatakan masih merasa sesak jika beraktivitas

O: 3.12

Pasien lemah

3.13

Pasien hanya berbaring di tempat

tidur 3.14

Dalam beraktivitas pasien

dibantu oleh keluarga 3.15

Skala aktivitas 2 ( Memerlukan

bantuan dan pengawasan orang lain ) 3.16

Skala otot 4444

4444

4444

4444

A : Masalah tidak teratasi P: Intervensi dilanjutkan Terapi aktivitas 1 . Kaji fisiologis pasien yang menyebabkan kelemahan sesuai dengan konteks 2 . Bantu pasien untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi Management energy 3 . Tentukan pembatasan aktivitas fisik pada pasien 4 . Monitor intake nutrisi yang adekuat sebagai sumber energy 5 . Monitor respon terapi oksigen pasien 6 . Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengenali tanda gejala kelelahan saat aktivitas

37

3.

9 feb

14.00

3

S : pasien mengatakan masih susah menelan dan

2019

saat menelan masih terasa sakit O : pasien tidak menghabiskan makan A: Masalah tidak teratasi P : Intervensi dilanjutkan Terapi menelan 1.Monitor tanda-tanda kelelahan selama makan,minum,dan menelan 2.bantu pasein untuk menempatkan makanan ke mulut bagian belakang dan bagian yang tidak sakit 3.intruksikan pasien untuk tidak bicara selama makan 4.kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain untuk menyediakan rencana tarapi yang berlanjut bagi pasien

S : pasien mengataka sering terbangun saat 4

9 feb

14.00

4

tidur

2019

O:

- terdapat lingkar mata hitam

3.17

Pasien sering terlihat sering menguap

3.18

Mata terlihat cekung

A : masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan 1 peningkatan tidur -

Monitor dan catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur pasien

-

Tentukan pola tidur pasien

-

Anjurkan pasien memantau pola tidur pasien

-

Dorong pasien untuk menetapkan arutinitas tidur

38

3.12CATATAN PERKEMBANGAN No Hari/tgl

Jam

No.diagnosa Implementasi dan

Evaluasi hasil

hasilnya 1

10 feb

08.00

1

2019

monitor respirasi

S : Pasien mengatakan

1. Memonitor

batuk berdahak sudah

frekuensi nafas

berkurang

Hasil : pasien

O:

bernafas normal 24

-

x/menit management

berkurang -

Dahak

airway

berwarna

2. Memberikan

kehijauan

posisi yang nyaman

-

Frekuensi

untuk mengurangi

nafas 24

dispneu

x/menit

Hasil: posisi pasien

-

Suara nafas

semi fowler

tambahan

3. Mengauskultasi

ronchi

bunyi nafas

39

Pasien batuk

-

Pasien

tambahan ronchi

bernafas

Hasil : suara nafas

dengan

tambahan ronchi

normal

4. Mengajarkan

A : Masalah teratasi

batuk efektif

sebagian

Hasil :Pasien sudah

P: Intervensi

bisa mengeluarkan

dilanjutkan

dahak

management airway

5. Menganjurkan

1. Berikan posisi yang

asupan cairan

nyaman untuk

adekuat

mengurangi dispneu

Hasil : pasien

2. Auskultasi bunyi

minum dengan

nafas tambahan ronchi

banyak

3. Ajarkan batuk

6.Berkolaborasi

efektif

dalam pemberian

4. Anjurkan asupan

terapi ( nebulizer )

cairan adekuat

Hasil : Terapi yang

5.Berkolaborasi dalam

di berikan Nebu

pemberian terapi (

combivent dan

nebulizer )

pulmicurt 3x1 uap 2

10 feb

09.00

2

Terapi aktivitas

2019

S:

1 . Mengkaji

-

fisiologis pasien

mengatakan

yang menyebabkan

sudah mulai

kelemahan

bisa

Hasil : Pasien lemah

beraktivitas

karena sesak

-

Pasien

2 . Membantu

mengatakan

pasien untuk

masih merasa

memilih aktivitas

sesak jika

yang sesuai dengan

beraktivitas

kondisi Hasil : Aktivitas pasien sudah bisa duduk dan berjalan

O: 3.13

Pasien

lemah 3.14

Pasien

dibantu keluarga ke

sudah bisa

kamar mandi

duduk dan

Management

berjalan di

energy

bantu keluarga

3 . Menentukan

3.15

Skala

pembatasan

aktivitas 2

aktivitas fisik pada

(Memerlukan

pasien

bantuan dan

Hasil :Pasien tidak

pengawasan

bisa beraktivitas

orang lain )

terlalu berat

3.16

4 . Memonitor

otot

intake nutrisi yang

5555

adekuat sebagai

4444

sumber energi

40

Pasien

Skala

5555 4444

A : Masalah teratasi

Hasil : Pasien

sebagian

makan 4 x sehari

P: Intervensi

sedikit tapi sering

dilanjutkan

5 . Memonitor

Terapi aktivitas

respon terapi

1 . Kaji fisiologis

oksigen pasien

pasien yang

Hasil : Pasien m

menyebabkan

erasa nyaman

kelemahan sesuai

setelah diberikan

dengan konteks

oksigen

2 . Bantu pasien untuk

6 . Menganjurkan

memilih aktivitas

pasien dan keluarga

yang sesuai dengan

untuk mengenali

kondisi

tanda gejala

3 .Bantu pasien untuk

kelelahan saat

melakukan aktivitas

aktivitas

/latihan fisik secara

Hasil : Keluarga

teratur

dan pasien bisa

Management energy

mengenali tanda

4 . Monitor intake

gejala kelelahan

nutrisi yang adekuat sebagai sumber energy 5 . Monitor respon terapi oksigen pasien

3

10 feb

10.00

3

2019

41

Terapi menelan

S ; pasien mengatakan

1.memonitor tanda-

masih sulit dalam

tanda kelelahan

menelan dan merasa

selama

sakit saat menelan

makan,minum,dan

makanan

menelan

O : pasien tidak

Hasil : pasien

menghabiskan makan

kesulitan dalam

A : masalah belum

menelan

teratasi

2.membantu pasein

P : intervensi

untuk menempatkan

dilanjutkan

makanan ke mulut

Terapi menelan

bagian belakang dan

1.Monitor tanda-

bagian yang tidak

tanda kelelahan

sakit

selama

Hasil :pasien dapat

makan,minum,dan

menempatkan

menelan

makanan ke mulut

2.bantu pasein untuk

bagian belakang

menempatkan

yang tidak sakit

makanan ke mulut

3.mengintruksikan

bagian belakang dan

pasien untuk tidak

bagian yang tidak

bicara selama

sakit

makan

3.intruksikan pasien

Hasil :pasien

untuk tidak bicara

mengerti yang di

selama makan

intruksikan perawat

4.kolaborasi dengan

4.berkolaborasi

anggota tim kesehatan

dengan anggota tim

lain untuk

kesehatan lain untuk

menyediakan rencana

menyediakan

tarapi yang berlanjut

rencana tarapi yang

bagi pasien

berlajut

4

10 feb

Peningkatan tidur

S ; pasien mengatakan

2019

1.memonitor dan

masih sering

catat pola tidur

terbangun saat tidur

pasien dan jumlah

O ;- terdapat lingkat

jam tidur pasien

mata hitam

11.30

4

Hasil ;pasien tidur

-

sekitar 3-4 jam saja 2.menentukan pola tidur pasien

42

pasien sering menguap

-

mata terlihat cekung

Hasil :pola tidur

A: masalah belum

pasien tidak

teratasi

normal

P: intervensi

3.mengnjurkan

dilanjutkan

pasien memantau

peningkatan tidur

pola tidur

1.Monitor dan catat

Hasil:pasien

pola tidur pasien dan

mengerti apa yang

jumlah jam tidur

di anjurkan oleh

pasien

perawat

2.Tentukan pola tidur pasien 3.Anjurkan pasien memantau pola tidur pasien 4.Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur

Catatan perkembangan tanggal 21 februari 2019 No Hari/tgl

Jam

No.diagnosa Implementasi dan

Evaluasi hasil

hasilnya 1

11 feb

08.00

1

2019

management

S : Pasien mengatakan

airway

batuk berdahak sudah

1. Memberikan

tidak ada

posisi yang nyaman

O:

untuk mengurangi

-

dispneu Hasil: posisi pasien semi fowler

43

Pasien tidak batuk

-

Tidak ada dahak

2. Mengauskultasi

-

Frekuensi

bunyi nafas

nafas

tambahan ronchi

22x/menit

Hasil : Tidak ada

-

suara nafas

Suara nafas vesikuler

tambahan

-

Tidak ada

3. Mengajarkan

suara nafas

batuk efektif

tambahan

Hasil :Pasien sudah

-

Pasien

tidak ada dahak

bernafas

4. Menganjurkan

dengan

asupan cairan

normal

adekuat

A : Masalah teratasi

Hasil : pasien minum dengan

P: Intervensi di

banyak

hentikan pasien

5.Berkolaborasi

pulang

dalam pemberian terapi ( nebulizer ) Hasil : Terapi yang di berikan Nebu combivent dan pulmicurt 3x1 uap 2

11 feb

09.00

2

Terapi aktivitas

2019

S:

1 . Mengkaji

-

fisiologis pasien

mengatakansu

yang menyebabkan

dah mulai bisa

kelemahan

beraktivitas

Hasil : Pasien sudah

-

Pasien

tidak lemah

mengatakan

2 . Membantu

tidak sesak

pasien untuk

lagi jika

memilih aktivitas

beraktivitas

yang sesuai dengan kondisi

44

Pasien

O: 3.17

Pasien

Hasil : Aktivitas pasien sudah mulai

tidak lemah 3.18

Pasien

bisa berjalan

bisa

Management

beraktivitas

energy

3.19

Dalam

3 . Memonitor

beraktivitas

intake nutrisi yang

pasien sudah

adekuat sebagai

tidak dibantu

sumber energi

oleh keluarga

Hasil : Pasien

3.20

Skala

makan 4 x sehari

aktivitas 1

sedikit tapi sering

(Mandiri)

4 . Memonitor

3.21

respon terapi

otot

oksigen pasien

5555

Skala

5555

Hasil : Pasien sudah

5555

5555

tidak memakai

A : Masalah teratasi

oksigen

P : Intervensi di hentikan pasien pulang

3

11 feb

10;30

3

Terapi menelan

2019

1.memonitor tanda-

S ; pasien mengatakan

tanda kelelahan

sudah mulai bisa

selama

makan minum dan

makan,minum,dan

menelan sedikit demi

menelan

sedikit

Hasil : pasien sudah dapat

O : pasien

menelan,makan,dan

menghabiskan makan

minum 2.membantu pasein

A : masalah teratasi

untuk menempatkan

45

makanan ke mulut

P : intervensi

bagian belakang dan

dihentikan pasien

bagian yang tidak

pulang

sakit Hasil :pasien dapat menempatkan 4

11 feb

11:30

4

2019

Peningkatan tidur

S ; pasien mengatakan

1.memonitor dan

sudah mulai bisa tidur

catat pola tidur pasien dan jumlah

O ;- lingkar mata

jam tidur pasien

hitam berkurang

Hasil ;pasien tidur sekitar 7 – 8 jam

A: masalah teratasi

2.menentukan pola tidur pasien Hasil :pola tidur

dihentikan pasien

pasien normal

pulang

3.mengnjurkan pasien memantau pola tidur Hasil :pasien mengerti apa yang di anjurkan oleh perawat

46

P: intervensi

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian bawah yang terbanyak kasusnya didapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah sakit dan sering menyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran nafas bawah yang menyerang anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita pneumonia dapat menurunkan angka kematian anak. 4.2 Saran Penyakit pneumonia sebenarnya merupakan manifestasi dari rendahnya daya tahan tubuh seseorang akibat adanya peningkatan kuman patogen seperti bakteri yang menyerang saluran pernapasan. Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. Terdapatnya bakteri di dalam paru merupakan ketidak seimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit. Oleh karena itu sangat di perlukan menjaga daya tahan tubuh dengan memperhatikan nutrisi dan kesehatan tubuh.

47

DAFTAR PUSTAKA Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta : Interna Publising

IDAI. (2009). Pedoman Pelayanan Medis . Jakarta: IDAI.

Kementrian Kesehatan Indonesia. 2010, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI Kusuma,H& Amin H. N. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Nanda Nic Noc dalam berbagai kasus.Jogjakarta : Mediaction Muttaqin, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika

Nurarif,

Amin

Huda

&

Kusuma,

Hardi.

2013.

Aplikasi

Asuhan

KeperawatanBerdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC

48

Related Documents

Bab 1 Bab 2 Bab 3.docx
October 2019 58
Bab 1 2 & 3 Pm.docx
April 2020 14
Bab 1, 2, 3.docx
April 2020 11
Bab 1 2 3.docx
April 2020 11
Bab 1 2 3.docx
May 2020 22

More Documents from "meli"

Bab 1 2 3 4.docx
November 2019 15
Bab I.docx
November 2019 17
Askep Dispneu.docx
November 2019 33
Askep Tb Paru Ok Saem.docx
November 2019 24