Tugas Jiwa Kehilangan Fix.docx

  • Uploaded by: agustinus putra001
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Jiwa Kehilangan Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,937
  • Pages: 20
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KEHILANGAN Dosen Pengampu : Endang Nurul Syafitri., S.Kep.,Ns.,MSN

Disusun oleh :

YOHANA KAMAGAI

NIM : 18130151

A C PUTRA SABUBUN

NIM : 19130063

SILAHUDDIN

NIM : 18130059

PROGAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan jiwa “Kehilangan ” Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Pengampu: Endang Nurul Syafitri., S.Kep.,Ns.,MSN. Kami

menyadari bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu penulisan makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing dan teman-teman. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan saran dan kritik guna untuk kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah “Asuhan Keperawatan jiwa “Kehilangan” ini dapat bermanfaat bagi kita semua sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan makalah selanjutnya.

Yogyakarta,

April 2019

Penyusun

DAFTAR ISI Halaman COVER ................................................................................................................ KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... A. Latar Belakang ................................................................................... B. Tujuan ...............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ A. Kasus ................................................................................................... B. Pengertian ......................................................................................... a. Kehilangan ................................................................................... b. Berduka ........................................................................................ C. Tanda Dan Gejala Kehilangan Dan Berduka ...................................... D. TahapanKehilangan ............................................................................ E. Psikopatologi....................................................................................... F. Diagnosa Keperawatan ....................................................................... G. Penatalaksanaan .................................................................................. a. Penatalaksanaan Keperawatan ...................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................. A. Simpulan ............................................................................................ B. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kehilangan dan kematian merupakan peristiwa yang bersifat umum dari peristiwa pengalaman manusia. Kehilangan adalah bagian yang tidak dapat dihindari dari kehidupan dan kesedihan adalah bagian alamiah dari proses kehilangan. Kehilangan adalah suatu keadaan individu mengalami kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada dan dimiliki. Setiap individu akan menghadapi kehilangan dan kematian dengan keadaan yang berbeda-beda. mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan. Berduka adalah respons alamiah pada seseorang yang mengalami kehilangan. Dukacita adalah suatu proses kompleks yang normal meliputi respons dan perilaku emosional fisik, spiritual, sosial, dan intelektual ketika individu, keluarga, dan komunitas memasukkan kehilangan yang actual, adaptif, atau dipersepsikan kedalam kehidupan mereka sehari-hari (NANDA, 2015). Apabila seseorang tidak dapat melewati keadaan berduka setelah mengalami kehilangan yang sangat besar maka individu akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius. Untuk mengatasi atau mencegah depresi dari berduka yang dialami klien, maka dibutuhkaan berbagai upaya dari keluarga, tim kesehatan ataupun lingkungan sosial klien. Perawat bekerjasama dengan klien yang mengalami berbagia tipe kehilangan. Sangat penting untuk diperhatikan bahwa apapun yang dikatan disini tentang proses dukacita dan kehilangan yang terdapat dalam perspektif sosial dan historis mungkin berubah sepanjang waktu dan situasi. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur yang dimiliki klien hingga kehidupan klien dapat berlanjut. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga yang mengalami kehilangan dan berduka, maka penting bagi perawat memahami kehilangan dan dukacita. Perawat menggunakan pengetahuan tentang konsep kehilangan dan dukacita untuk secara kreatif menerapkan intervensi untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, dan memberi dukungan kepada klien yang menjelang kematian (Potter & Perry, 2005).

B. Tujuan 1. Untuk mengetahui gambaran kasus kehilangan dan berduka 2. Untuk mengetahui pengertian kehilangan dan berduka 3. Untuk mengetahui psikopatologi dan psikodinamika dengan masalah kehilangan dan berduk 4. Untuk mengetahui diagnosa medis dan diagnosa keperawatan dengan masalah kehilangan dan berduk 5. Untuk mengetahui penatalaksanaan terapi medis dan keperawatan pada klien dengan masalah kehilangan dan berduka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KASUS Klien perempuan yaitu Ny X berusia 65 tahun telah bertindak depresif. Ketika anda menanyakan kepadanya apa yang terjadi, Ny X mengatakan bahwa Ny X telah kehilangan suaminya Tn Y yang berusia 50 tahun sebulan yang lalu. Anak – anak Ny X mengatakan kepadanya bahwa ia harus menjual rumahnya dan melanjutkan hidupnya. Anak – anakNy X mengatakanpastiada yang tidakberesdenganNy X karena “tidak dapat melupkan” suaminya (Potter & Perry, 2005).

B. PENGERTIAN a. Kehilangan Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang berart sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisipasi atau tidak diharapkan atau diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali. Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang terpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Lambert dan Lambert, 1985. Hal. 35). Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupan. Sejak lahir individu telah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. b. Burduka Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur dan sebagainya. Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA merumuskan dua tipe berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka disfungsional. Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan atau kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.

Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya dibesar – besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek, dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang- kadang menjurus ke tipikal, abnormal, kesalahan dan kekacauan.

C. Tanda dan Gejala Kehilangan dan berduka a. Efek fisik 1) Kelelahan 2) Kehilangan selera 3) Masalah tidur 4) Lemah 5) Berat badan menurun 6) Sakit kepala 7) Pandangan kabur 8) Susah bernapas 9) Palpitasi 10) Peningkatan berat badan

b. Efek emosi 1) Mengingkari 2) Bersalah 3) Marah 4) Kebencian 5) Depresi 6) Kesedihan 7) Perasaan gagal 8) Sulit berkonsentrasi 9) Gagal menerima kenyataan 10) Iritabilitas 11) Perhatian terhadap orang yang meninggal

c. Efek sosial 1) Menarik diri dari lingkungan 2) Isolasi (emosi dan fisik)

D. Tahap Kehilangan Terdapat beberapa teori mengenai respon berduka terhadaap kehilangan. Teori yang dikemukakan Kubler-Ross, 1969 (Dalam Nurhidayah, 2015) mengenai tahapan berduka akibat kehilangan berorientasi pada perilaku dan menyangkut lima tahap, yaitu sebagai berikut : 1. Fase penyangkalan (Denial) Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya, atau mengingkari kenyataan bahwa kehilangan benar-benar terjadi. Sebagai contoh, orang atau keluarga dari orang yang menerima diagnosis terminal akan terus berupaya mencari informasi tambahan. Reaksi fisik yang terjadi pada tahap ini adalah letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernapasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan sering kali individu tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa tahun. 2. Fase Marah (ANGER) Pada fase ini individu menolak kehilangan. Kemarahan yang timbul sering diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Orang yang mengalami kehilangan juga tidak jarang menunjukkan [erilaku agresif, berbicara kasar, menyerang orang lain, menolak pengobatan, bahkan menuduh dokter atau perawat tidak kompeten. Respon fisik yang sering terjadi, antara lain muka merah, denyut nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan menggepal, dan seterusnya. 3. Fase Tawar Menawar (BARGAINING) Pada fase ini terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya kehilangan dan dapat mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus atau terang-terangan seolah kehilangan tersebut dapat dicegah. Individu mungkin berupaya untuk melakukan tawar-menawar dengan memohon kemurahan tuhan. 4. Fase Depresi (DEPRESSION) Pada fase ini pasien sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang-kadang bersikap sangat penurut, tidak mau berbicara menyatakan keputusan, rasa tidak

berhargam bahkan bisa muncul keinginan bunuh diri. Gejala fisik yang dirunjukkan, antara lain menolak makan, susah tidur, letih, turunnya dorongan libido, dan lain-lain 5. Fase Penerimaan (ACCEPTENCE) Pada fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan, pikiran yang selalu berpusat pada objek yang hilang mulai berkurang atau hilang. Individu telah menerima kenyataan kehilangan yang didalamnya dan mulai memandang kedepan. Gambaran tentang objek yang hilang akan mulai dilepaskan secara bertahap. Perhatiannya akan beralih pada objek yang baru. Apabula individu dapat memulai tahap tersebut dan menerima dengan perasaan damai, maka dia dapat mengakhiri proses berduka serta dapat mengatasi perasaan kehilangan secara tuntas. Kegagalan untuk masuk ke tahap penerimaan akan mempengaruhi kemampuan individu tersebut dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya.

E. Psikopatologi

FAKTOR PRESIPITASI

Nature

Origin

 Kehilangan sejak lahir (cacat)

 Internal 1. Persepsi individu : kematian orang yang disayang, penghentian pekerjaan, penyakit atau amputasi  Eksternal 1. Keluarga : kehilangan peran dalam keluarga 2. Masyarakat : kehilangan posisi di masyarakat

Timing

Number

 Waktu terjadinya stressor  Lamanya stressor terjadi : dalam waktu 1 bulan, 1tahun bahkan lebih klien tidak dapat melupakan kematian orang yang disayang  Frekuensi stressor terjadi

 Jumlah dan kualitas stressor : ketika terjadi kebakaran klien kehilangan harta benda, kehilangan anggota keluarga

PENILAIAN STRESSOR

Kognitif  Kehilanga  Kebingunga n  Tidak percaya  Ingatan menyedihka n yang menetap

Afektif  Kacau  Distress  Marah

 Menyalahkan

 Perilaku panic  Putus asa  Terluka  Ansietas  Depresi  Tidak menerima kehilangan  Perasaan kaget  Perasaan syok  Merindukan almarhum

Physiological

Behavioral

 Gangguan fungsi neuroendokr in  Perubahan fungsi imun  Hipersensiti vitas terhadap suara dan cahaya  letih

 Gangguan pola tidur  Penurunan nafsu makan  Penarikan sosial  Perubahan pola mimpi  Mencari almarhum  termenung

Respon Sosial  Tidak mengungka pkan perasaan kehilangan  Tidak mampu bersosialisa si dengan orang lain

SUMBER KOPING

Personal Ability  Menerima kehilangan  Tidak menerima kehilangan

Sosial Support  Keluarga atau

kerabat dekat memberikan kenyamanan dan pengertian  Berikan dukungan non verbal seperti memegang tangan, menepuk bahu dan merangkul

Material Assets

Positive Beliefs

 Penghasilan indivudu  Benda-benda yang dimiliki  Pelayanan kesehatan

 Keyakinan dan nilai  Motivasi  Orientasi kesehatan pada pencegahan

MEKANISME KOPING

Destruktif

Konstruktif

 Melakukan kompensasi dengan kegiatan positif  Penyangkalan

 Melakukan kompensasi dengan kegiatan positif  Negoisasi  Meminta saran

KONTINUM RESPON KOPING

MALADAPTIF

ADAPTIF

 Menangis, menejerit, menyangkal, menyalahkan diri sendiri, menawar, bertanya-tanya  Membuat rencana untuk yang akan dating  Berani terbuka tentang kehilangan

    

Diam/tidak menangis Menyalahkan diri berkepanjangan Rendah diri Mengasingkan diri Tak berminat hidup

F. Diagnosa Keperawatan a. Dukacita adalah suatu proses kompleks yang normal meliputi respons dan perilaku emosional, fisik, spiritual sosial dan intelektual ketika individu, keluarga dan komunitas memasukkan kehilangan yang aktual, adaptif atau dipersepsikan kedalam kehidupan mereka sehari-hari. Batasan Karakteristik

Faktor yang Berhubungan



Disorganisasi atau kacau





Distres

bermakna (seperti kepemilikan,



Distres psikologis

pekerjaan, status)



Gangguan fungsi neuroendokrin



Gangguan pola tidur



Antisipasi kehilangan hal yang

Antisipasi terdekat

kehilangan

orang



Marah





Memelihar hubungan dengan

(kepemilikan, pekerjaan, status

almarhum

rumah, bagian tubuh)



Memisahkan diri



Menemukan

makna



Kehilangan

objek

penting

Kematian orang terdekat

dalam

kehilangan 

Menyalahkan



Perilaku panik



Pertumbuhan personal



Perubahan fungsi imun



Perubahan pola mimpi



Perubahan tingkat aktivitas



Putus asa



Rasa bersalah tentang perasaan lega



Terluka

b. Dukacita terganggu adalah suatu gangguan yang terjadi setelah kematian orang terdekat, ketika pengalaman distres yang menyertai kehilangan gagal memenuhi harapan normatif dan bermanifestasi gangguan fungsional. Batasan Karakteristik

Faktor yang Berhubungan



Ansietas



Kematian orang terdekat



Depresi



Ketidakstabilan emosional



Distres perpisahan



Kurangnya dukungan sosial



Distres tentang almarhum



Distres traumatik



Ingatan menyedihkan yang menetap



Ingin bersama almarhum



Letih



Marah



Mencari almarhum



Mengalami gejala somatik tentang

almarhum 

Menghindari berduka



Menyalahkan diri sendiri



Merindukan almarhum



Penurunan fungsi dalam peran hidup



Penurunan rasa kesejahteraan



Perasaan hampa



Perasaan kaget



Perasaan linglung



Perasaan syok



Perasaan terpisah dari oranglain



Stres berlebihan



Termenung



Tidak menerima kematian



Tidak percaya



Tingkat intimasi atau keakraban yang rendah

c. Risiko dukacita terganggu adalah rentan mengalami gangguan yang terjadi setelah kematian orang terdekat, ketika pengalaman distres yang menyertai kehilangan gagal memenuhi harapan normatif dan bermanifestasi gangguan fungsional yang dapat mengganggu kesehatan. Faktor Risiko 

Kematian orang terdekat



Ketidakstabilan emosional



Kurang dukungan sosial

G. Penatalaksanaan No. 1.

Diagnosa Duka Cita

Tujuan dan Kriteria Hasil NOC  Ketahanan keluarga

Intervensi NIC Peningkatan Koping

Tujuan: klien dapat

individu

menuntaskan duka cita

1.

Berikan

penilaian

dengan kriteria hasil :

mengenai dampak dari

a. Klien mendapatkan

situasi kehidupan klien

dukungan dari anggota

terhadap

keluarga

hubungan yang ada

b. Klien dapat

2.

3.

4.

Berikan

suasana

Bantu

pasien

dalam

mengidentifikasi respon

canda dengan keluarga

positif dari orang lain

d. Klien dapat menjalankan rutinitas seperti biasa

pendekatan

penerimaan

keluarga c. Klien dapat berbagi

Gunakan

dan

yang tenang

berkomunikasi dengan jelas antara anggota

peran

Keluarga 5.

Dukung

keterlibatan

keluarga

dengan

cara

yang tepat Bantuan Kontrol Marah Individu 1.

Bangun dan

rasa

hubungan

dekat

percaya yang

danharmonis

dengan klien 2.

Gunakan yang

pendekatan tenang

dan

meyakinkan 3.

Bantu

pasien

mengidentifikasi sumber kemarahan

4.

Sediakan umpan balik pada

perilaku

pasien

untuk membantu pasien mengidentifikasi kemarahannya.

2.

Dukacita terganggu

NOC

NIC

 Tingkat Depresi Tujuan

:

Konseling dapat Individu

Klien

memahami hubungan anatar 1.

Bangun

kehilangan dengan

hubungan

yang

dialami

terapeutik

keadaan

dirinya

didasarkan

yang pada

rasa

dengan kriteria hasil :

saling percaya dan saling

a. Klien tidak mengalami

menghormati 2.

depresi

merasa

bersalah 3.

tidak

informasi

dengan kebutuhan

tampak 4.

bersedih d. Klien

Sediakan

factual yang tepat sesuia

yang berlebihan c. Klien

empati,

kehangatan dan ketulusan

b. Klien mengatakan tidak lagi

Tunjukkan

tampak

ekspresi

perasaan klien

tidak 5.

marah-marah

Dukung

Bantu

pasien

untuk

mengidentifikasi kekuatan

dan

menguatkan hal tersebut

3.

Resiko terganggu

dukacita NOC

NIC

 Resolusi Berduka

Fasilitas Proses Berduka

Tujuan : Klien mampu Individu mengungkapkan dukacita

dengan

perasaan 1. kriteria 2.

Dengarkan

ekspresi

berduka

hasil : a. Klien

Identifikasi kehilangan

mampu 3.

Bantu

klien

menyampaikan perasaan

mengidentifikasi

akan

penyelesaian

kealamiahan keterikatan

kehilangan

klien dengan obyek atau

mengenai dengan baik b. Klien

orang yang hilang mengatakan 4.

menerima kehilangan

proses

c. Klien mengatakan dapat membagi

Berikan intruksi dalam fase

dengan tepat

perasaan 5.

Kuatkan kemajuan yang

kehilangan dengan orang

dibuat

lain

berduka

d. Klien dan

berduka

dalam

proses

menyampaikan Dukungan Keluarga mengekspresikan Keluarga

harapan positif mengenai 1.

Dengarkan

masa depan

kekhawatiran, dan

perasaan

pernyataan

dari

keluarga 2.

Tingkatkan

hubungan

saling percaya dengan keluarga 3.

Berikan informasi bagi keluarga

terkait

perkembangan

pasien

dengan

sesuai

sering,

kehendak pasien

Menurut Yusuf, Fitryasari dan Nihayati, 2015 tindakan keperawatan kepada klien dengan masalah psikososial kehilangan dan berduka sebagai berikut. Tindakan Keperawatan pada Pasien 1. Tujuan a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat b. Klien dapat mengenali peristiwa kehilangan yang dialami klien c. Klien dapat memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya d. Klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya

e. Klien dapat memanfaatkan factor pendukung 2. Tindakan a. Membina hubungan saling percaya dengan klien b. Berdiskusi mengenai kondisi klien saat ini (kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual sebelum/sesudah mengalami peristiwa kehilangan serta hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi c. Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami. 1) Cara verbal (mengungkapkan perasaan) 2) Cara fisik (member kesempatan aktivitas fisik) 3) Cara sosial (sharing melaluiself help group) 4) Cara spiritual (berdoa, berserahdiri) d. Memberi informasi tentang sumber-sumber komunitas yang bersedia untuk saling memberikan pengalaman dengan seksama e. Membantu klien memasukkan kegiatan dalam jadwal harian f. Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa di layanan kesehatan terdekat

TindakanKeperawatanpadakeluarga 1. Tujuan a. Keluarga mengenal masalah kehilangan dan berduka b. Keluarga memahami cara merawat klien berduka berkepanjangan c. Keluarga dapat mempraktikkan cara merawat klien berduka terganggu d. Berdiskusi dengan keluraga sumber-sumber bantuan yang tersedi adimasyarakat 2. Tindakan a. Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah kehilangan dan berduka dan dampaknya oleh klien b. Berdiskusi dengan keluarga cara-cara mengatasi berduka yang dialami oleh klien c. Melatih keluarga mempraktik kan cara merawat klien dengan berduka terganggu d. Berdiskusi dengan kelurga sumber-sumber bantuan yang dapt dimanfaatkan oleh keluarga untuk mengatasi kehilangan yang dialami oleh klien

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Kehilangan adalah suatu situasi potensial yang dapat dialami individu ketika terjadi perubahan dalam hidup atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada baik sebagian ataupun keseluruhan. Berduka merupakan respon total terhadap pengalaman emosional akibat kehilangan. Terjadi efek- efek yang mempengaruhi terjadinya kehilangan dan berduka. Pertam efek fisik dimana seseorang akan merasakan lelah, kehilangan selera serta sulit untuk tidur. Kedua merupakan efek emosi dimana seseorang akan merasa bersalah, marah kebencian, depresi, kesedihan, perasaan gagal dan menerima kenyataan. Efek sosial dimana seseorang akan merasa dirinya dikucilkan dan menarik diri dari lingkungan. Ada beberapa tugas yang harus dilaksanakan oleh klien yang mengalami peristiwa berduka. Klien harus menerima realita kehilangan, menerima sakitnya rasa duka dan harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Status ekonomi yang rendah, kesehatan yang buruk, kematian yang tiba- tiba atau sakit yang mendadak, merasa tidak adanya dukungan sosial yang memadai dan kurangnya dukungan dari kepercayaan keagamaan merupakan faktor- faktor yang menjadi penyebab proses kehilangan dan berduka.

B. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas penulis merumuskan saran yang dapat diaplikasikan dalam berbagai kalangan antara lain. 1. Perawat Diharapkan untuk perawat memahami kehilangan dan dukacita yang dialami klien, sehingga dapat membantu klien dengan baik dalam menghadapi proses kehilangan dan berduka. Perawat juga diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan baik. 2. Masyarakat Dengan mengetahui setiap individu akan mengalami kehilangan dan berduka seperti yang telah dipaparkan penulis diharapkan masyarakat dapat mengetahui dampak berduka yang berkepanjangan sehingga masyarakat dapat mengendalikan rasa kehilangan dan berduka dengan baik nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. Mc. Closkey. 2012. Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth Edition. Iowa: Mosby Elsavier Herdman, T. Heather. (2015). NANDA Internasional Inc. nursing diagnoses: definitions & classification 2015-2017Ed. 10. Jakarta: EGC Kubler-Ross. 1969 dalamNurhidayah. 2015. Chapter II. Universitas Sumatra Utara [serial online]. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49678/4/Chapter%20II.pdf.[11 Januari 2017]. Lambert dan Lambert, 1985. Hal. 35 dalam Nurses Library Jhonson, Marion. 2012. Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC). St. Louis, Missouri; Mosby. Potter, patricia A dan Perry, Annc Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta : EGC Yusuf,

Ah.

Fitryasari,,

RizkydanNihayati,

Hanikendang.

2015.

Buku

Ajar

KeperawatanKesehatan Jiwa. Jakarta Selatan : Salembamedika Yosep, H. Iyus dan Sutini, Titin. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health Nursing. Bandung : Refika Aditama.

Related Documents

Tugas Pkn Individu Fixdocx
October 2019 113
Kehilangan
June 2020 20
Tugas Jiwa 1.docx
May 2020 11
Revisi Jiwa Tugas Ii.docx
October 2019 31

More Documents from "serdy"