PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TUGAS INDIVIDU
PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA
Disusun oleh
:
Ersi Ghaisani Masturah NIM : 151160030 Kelas A HI 2016 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017
Pembangunan Karakter Bangsa
Masyarakat dunia saat ini sedang dihadapkan oleh globalisasi. Globalisasi Menurut Selo Soemardjan adalah proses terbentuknya suatu sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat yang berada di seluruh dunia yang bertujuan untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama, sedangkan menurut Edison A. Jamli globalisasi adalah sebuah proses yang muncul dari sebuah gagasan, yang kemudian ditawarkan agar diikuti oleh bangsa lain yang pada akhirnya akan sampai pada sebuah titik kesepakatan bersama dan menjadi panutan bersama bagi bangsabangsa yang berada di seluruh dunia. Globalisasi telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap perubahan yang terjadi di dunia mulai dari sektor ekonomi, politik, sosial dan budaya, hukum, hingga kesehatan. Perubahan ini juga membawa dampak terhadap perubahan peradaban manusia. Salah satu perubahan yang dapat dirasakan secara langsung adalah semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Selain itu, globalisasi memungkinkan terjadinya perubahan lingkungan strategis yang berdampak luas terhadap eksistensi dan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Globalisasi tentu juga berdampak bagi Indonesia, perkembangan dibidang teknologi dapat dikatakan sebagai dampak positif dari globalisasi bagi bangsa Indonesia, karena dengan itu dapat mempermudah pekerjaan dan komunikasi bagi masyarakat Indonesia. Namun, disisi lain perkembangan teknologi juga memberi dampak negatif berupa masuknya budaya asing terutama budaya barat yang tidak semua sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Indonesia jika dilihat dari aspek internal secara objektif merupakan negara dengan bangsa yang dibangun di atas keragaman dan perbedaan, yaitu perbedaan suku, agama, ras, etnis, budaya, bahasa dan lain-lain. Keragaman dan perbedaan tersebut apabila dikelola dengan baik, maka keragaman itu akan menimbulkan keindahan dan harmoni dalam berbangsa dan bernegara, tetapi apabila keragaman dan perbedaan tersebut tidak dapat dikelola dengan baik maka akan berpotensi menimbulkan perselisihan dan sengketa yang dapat menyebabkan perpecahan atau bahkan disintegrasi bangsa Indonesia. Bila ditinjau dari aspek eksternal, globalisasi menyebabkan pertemuan antar budaya (cultur encounter) bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk bagi bangsa Indonesia. Sehingga, globalisasi tersebut berdampak pada terjadinya perubahan sosial (social change) secara besar-besaran pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Perubahan sosial yang terjadi tersebut belum tentu “kongruen” dengan kemajuan sosial (social progress) suatu bangsa. Perubahan yang tidak selaras dengan nilai-nilai kultural bangsa Indonesia inilah yang dapat melunturkan nilai-nilai luhur bangsa yang sudah ada dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia. Lunturnya nilai-nilai luhur ini dapat dilihat melalui lunturnya karakter bangsa yang seharusnya dijunjung tinggi oleh rakyat Indonesia, terutama generasi muda Indoensia. Dengan adanya masalah tersebut bangsa Indonesia harus memiliki antisipasi untuk mengatasi dampak dari perubahan sosial yang tidak kongruen dengan bangsa Indonesia yang disebabkan
oleh globalisasi yaitu dengan berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Sebelum melangkah lebih jauh, marilah kita telaah terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan karakter bangsa. Karakter bangsa adalah kualitas jati diri bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain atau dapat juga dipahami sebagai kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah dari raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karakter bangsa merupakan identitas yang melekat pada diri suatu bnagsa tersebut. Sehingga tanpa adanya karakter bangsa maka suatu bangsa tidak memiliki ciri khas yang membedakan bangsanya dengan bangsa lain. Oleh karena pentingnya memjaga karakter bangsa maka sangat dibutuhkan langkah pembangunan dan pembinaan karakter bangsa yang salah satu usahanya dengan digencarkan pendidikan karakter di sekolah-sekolah. Pembangunan atau pembinaan karakter bangsa terangkum dalam Konsensus Dasar Pembangunan Nasional yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di bawah ini uraian singkat tentang empat konsesus dasar dalam pembangunan karakter bangsa. 1.Pancasila Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan dipedomani oleh seluruh warga negara Indonesia dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga Pancasila menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Pancasila merupakan landasan utama. Sebagai landasan, Pancasila merupakan rujukan, acuan, dan sekaligus tujuan dalam pembangunan karakter bangsa. Dalam konteks yang bersifat subtansial, pembangunan karakter bangsa memiliki makna membangun manusia dan bangsa Indonesia yang berkarakter Pancasila. Berkarakter Pancasila berarti manusia dan bangsa Indonesia memiliki ciri dan watak religius, humanis, nasionalis, demokratis, dan mengutamakan kesejahteraan rakyat. Nilai-nilai fundamental ini menjadi sumber nilai luhur yang dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa. 2. Undang-Undang Dasar 1945 Nilai-nilai universal yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 harus terus dipertahankan menjadi norma konstitusional bagi negara Republik Indonesia. Pertama, di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat norma dasar universal bagi berdiri tegaknya sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. Dalam alinea pertama secara eksplisit dinyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh
karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pernyataan itu dengan tegas menyatakan bahwa kemerdekaan merupakan hak segala bangsa dan oleh karena itu, tidak boleh lagi ada penjajahan di muka bumi. Implikasi dari norma ini adalah berdirinya negara merdeka dan berdaulat merupakan sebuah keniscayaan. Alasan kedua adalah di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat norma yang terkait dengan tujuan negara atau tujuan nasional yang merupakan cita-cita pendiri bangsa atas berdirinya NKRI. Tujuan negara itu meliputi empat butir, yaitu: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Cita-cita itu sangat luhur dan tidak akan lekang oleh waktu. Alasan ketiga, Pembukaan UUD 1945 mengatur ketatanegaran Indonesia khususnya tentang bentuk negara dan sistem pemerintahan. Alasan keempat adalah karena nilainya yang sangat tinggi bagi bangsa dan negara Republik Indonesia, sebagaimana tersurat di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan dasar negara yaitu Pancasila. Selain pembukaan, dalam Batang Tubuh UUD 1945 terdapat normanorma konstitusional yang mengatur sistem ketatanegaraan dan pemerintahan Indonesia, pengaturan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, identitas negara, dan pengaturan tentang perubahan UUD 1945 yang semuanya itu perlu dipahami dan dipatuhi oleh warga negara Indonesia. Oleh karena itu, dalam pengembangan karakter bangsa, norma-norma konstitusional UUD 1945 menjadi landasan yang harus ditegakkan untuk kukuh berdirinya negara Republik Indonesia. Disamping Pembukaan UUD 1945, landasan pembangunan karakter bangsa adalah UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Karena pendidikan merupakan salah satu cara untuk membangun karakter bangsa generasi muda Indonesia. 3. Bhinneka Tunggal Ika Landasan ketiga yang mesti menjadi perhatian semua pihak dalam pembangunan karakter bangsa adalah semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan itu bertujuan menghargai perbedaan/keberagaman, tetapi tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang memiliki kesamaan sejarah dan kesamaan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang “adil dalam kemakmuran” dan “makmur dalam keadilan” dengan dasar negara Pancasila dan dasar konstitusional UUD 1945. Keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) merupakan suatu keniscayaan dan tidak bisa dipungkiri oleh bangsa Indonesia. Akan tetapi, keberagaman itu harus dipandang sebagai kekayaan khasanah sosiokultural, kekayaan yang bersifat kodrati dan alamiah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa bukan untuk dipertentangkan, apalagi dipertantangkan (diadu antara satu dengan lainnya) sehingga terpecah-belah. Oleh karena itu, semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dapat menjadi penyemangat bagi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia Kesepakatan yang juga perlu ditegaskan dalam pembangunan karakter bangsa adalah komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karakter yang dibangun pada manusia dan bangsa Indonesia adalah karakter yang memperkuat dan memperkukuh komitmen terhadap NKRI, bukan karakter yang berkembang secara tidak terkendali, apalagi menggoyahkan NKRI. Oleh karena itu, landasan keempat yang harus menjadi pijakan dalam pembangunan karakter bangsa adalah komitmen terhadap NKRI. Dalam membangun karakter bangsa terdapat tiga tujuan besar yaitu, a) Untuk menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa. b) c)
Untuk menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia, dan Untuk membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia dan bangsa yang bermartabat.
Pembangunan karakter bangsa bukanlah hal yang dapat dilakukan oleh satu pihak saja yaitu pemerintah, lebih dari itu masyaralat khususnya orang tua mengambil peran penting dalam mendidik anak-anaknya agar memeilki karakter kebangsaan. Upaya pembangunan karakter bangsa dapat dilakukan dengan cara-cara di bawah ini: 1. Sosialisasi Penyadaran semua pemangku kepentingan akan pentingnya karakter bangsa. Sosialisasi ini dilakukan secara menyeluruh diberbagai lapisan masyarakat termaksud melali media cetak dan elektronik yang berperan besar dalam penyebaran akan pentingnya karakter bangsa. 2. Pendidikan Pendidikan merupakan langkah paling signifikan untuk membentuk karakter bangsa. Melalui pendidikan berkarkter yang telah dicanangkan oleh pemerintah, diharapkan dapat membentuk karakter generasi muda Indonesia agar sesuai dengan nilai-nilai bangsa. Pendidikan disini bukan hanyan pendidikan formal (satuan pendidikan), namun termaksud nonformal (kegiatan keagamaan,kursus, pramuka), informal (keluarga, masyarakat, dan tempat kerja), dan forum pertemuan (kepemudaan). 3. Pemberdayaan Memberdayakan semua pemangku kepentingan (orang tua, satuan pendidikan, ormas. Agar dapat berperan aktif dalam pendidikan karakter. 4. Pembudayaan
Perilaku berkarakter dibina dan dikuatkan dengan penanaman nilai-nilai kehidupan agar menjadi budaya. Dengan adanya pembudayaan ini, diharapkan nilainilai karakter bangsa yang sudah didapatkan melalui pendidika dapat diaplikasikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bagian dari budaya Indonesia. 5. Kerjasama Membangun kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentingan. Kerjasama ini dapat memperkuat upaya pembentukan karakter bangsa. Dengan upaya yang telah dijabarakan di atas, diharapkan akan tumbuh nilai-nilai karakter bangsa seperti di bawah ini: a) Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. b) Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. c) Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. d) Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. e) Kerja Keras Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. f) Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. g) Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. h) Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. i) Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. j) Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. k) Cinta Tanah Air
l)
m)
n)
o)
p)
q)
r)
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Bersahabat / Komunikatif Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Cinta Damai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Secara garis besar karakter kebangsaan yang dibentuk adalah karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotic. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
Pembangunan karakter bangsa dapat dipercepat dengan adanya kerjasama yang baik mulai dari pemerintah pusat sebagai pembuat kebijakan, sekolah sebagai pelaksana pendidikan di lapangan yang mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum yang dipergunakan dan gurunya sebagai role model, orang tua sebagai pembentuk pertama karakter anak, dan masyarakat atau lingkungan yang mencerminkan penerapan budaya dan karakter bangsa dalam kehidupan seharihari. Keberhasilan pendidikan karakter akan dirasakan manakala semua unsur menjalankan fungsi masing-masing dengan sebaik-baiknya. Agar kerjasama tersebut dapat berjalan dengan baik maka, diperlukan sumber daya manusia yang mumpuni, terutama untuk guru dan orang tua yang seacar langsung dapat memberikan pendidikan berkarakter kepada anak-anaknya. Kemajuan sumber daya manusia ini juga, berdampak pada kemajuan teknologi, kemajuan teknologi dapat digunakan untuk meciptakan filter saat mengakses internet. Sehingga budaya barat yang sangat mudah didapatkan melalui internet dapat terfilter , sehingga tidak semua konten dalam internet dapat kita akses dengan mudah. Hanya konten yang sesuai dengan kebudayaan sajalah, yang dapat kita akses. Faktor yang dapat mempercepat pembentuk karakter bangsa juga dapat dilakukan dengan cara modelling, dilakukan dengan menjadikan tokoh yang dikagumi terutama oleh generasi muda agar turut serta memberikan contoh karakter-karakter yang sesuai dengan budaya bangsa. Percepatan pembangunan karakter juga dapat dilakukan melalui seni berupa music, tarian, teater, ataupun pembacaan puisi yang di dalamnya menagndung undur krakter bangsa. Sehingga, dapat lebih menarik minat pemuda untuk mempelajari karakter bangsa. Selain itu kemajuan teknologi juga daoat dimanfaatkan untuk menamkan karakter bangsa dengan cara, membuat film yang didalamnya berisi karakter bangsa berupa perjuangan ataupun memperkenalkan tradisi Indonesia agar, pemuda menjadi tahu dan lebih mencintai budayana sendiri. Pembentukan karakter bangsa tidak dapat dijalankan dengan mudah , karena adanya faktor-faktor yang dapat menghambat pembentukan karater bangsa berupa, derasnya pengaruh budaya dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Lebih parahnya lagi budaya tersebut telah mempermudah segala aktivitas manusia yang menyebabkan terkikisnya sifat kerja keras yang tergantikan dengan sifat malas. Rasa bela negara juga sudah terkikis diganti dengan rasa kecintaan terhadap budaya luar. Disamping itu kerjasama antar pemangku kewajiban pembangunan karakter bangsa yang sudah dijelaskan di atas tidak selalu berjalan dengan baik, adakalanya usaha yang sudah dilakukan pemerintah seperti mewajibkan pendidikan karakter tidak dilakukan dengan baik oleh guru maupun siswa. Terkadang, masih timbul presepsi “yang penting pendidikan karakter sudah dijalankan, tapi tidak tahu bagaiaman pengaplikasiannya”. Presepsi inilah yang menghambat jalannya pembangunan karakter bangsa. Kebanyakan dari kita hanya mengejar kewajiban semata tanpa memikirkan apakah kewajiban tersebut benar-benar sudah dapat diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan sehari - hari atau tidak.
Pentingnya karkater bangsa sebagai identitias bangsa menyebabkan suatu bangsa khususnya bangsa Indonesia harus bekerja keras demi terciptanya generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa kebangsaan yangs sesuai dengan karakter bangsa. Pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai bangsa Indonesia harus dapat di cegah agar tidak mengikis karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Karena dengan terkikisnya karakter bangsa, ini berarti sama dengan hilangnya generasi penerus bangsa, karena yang ada hanya generasi yang lahir di tanah bangsa Indonesia tanpa memilki jiwa yang melambangkan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Hardiman, Budi. 2001. Pendidikan Moral sebagai Pendidikan Keadilan dalam Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman. Yogyakarta: Kanisius Mu’in, Fatchul. 2011. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik & Praktik. Jogjakarta: ArRuzz Media. Herdiana, Dadang. “Pengertian Karakter Bangsa”. 27 Maret http://globalsearch1.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-karakter-bangsa.html
2017.
Kumala Sari, Nurlita. “Pendidikan dan Pembinaan Karakter Bangsa”. 25 Maret 2017. http://nurii-thaa.blogspot.co.id/2013/04/pendidikan-dan-pembinaan-karakter bangsa.html Sekretariat Direktoral Jendral Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Mencari Karakter Terbaik dari Belajar Sejarah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Sekretariat Direktoral Jendral Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran PKn. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Zubaedi. 2005. Pendidikan Berbasis Masyarakat (Upaya Menawarkan Solusi Terhadap Berbagai Problem Sosial). Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.