Surat Untuk Guru 16 Guru Sebagai Event Organizer

  • Uploaded by: Leo Sutrisno
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Surat Untuk Guru 16 Guru Sebagai Event Organizer as PDF for free.

More details

  • Words: 545
  • Pages: 2
Surat untuk organizer

para

guru

16:

Guru

sebagai

event

Leo Sutrisno

Anakku, Setia Nugraha, Dalam surat, engkau bercerita pernah bertemu dengan seorang ’event organizer’ yang sangat menawan. Engkau berpikir bahwa sebenarnya seorang guru juga seorang event organizer di kelas. Para murid sebagai pelaksana. Masyarakat umum dan para orang tua murid sebagai ’penikmat’ yang menerima hasil. Rasanya, pendapatmu itu ada kebenarannya. Mari kita lihat apa yang ada di dalam sebuah kelas, kelasmu. Di sana ada sekelompok siswa yang sedang belajar. Di kelas itu juga terdapat fasilitas, ruang pertemuan (ruang kelas), jadwal kegiatan, buku dan bahan tercetak yang lain dsb. Di situ juga tersedia prosedur yang diketahui bersama dalam penyajian, pembahasan serta evaluasi. Di dalam kelasmu juga ada pola seleksi untuk menentukan posisi perkembangan setiap siswa sehingga engkau dan juga masing-masing siswa mengetahui apa yang harus dilakukan selanjutnya. Karena itu, di sana tentu harus ada seseorang yang bertindak sebagai ’organizer’- seseorang yang mengusahakan semua hal yang disebut tadi ada dan berlangsung dengan baik di kelasnya. Seseorang itu adalah engkau sendiri. Engkau sebagai guru juga bertindak sebagai organizer di kelasmu. Tugas sebagai organizer adalah memberi kesempatan pada semua siswa baik secara individual maupun secara kelompok melaksanakan fungsinya seefektif mungkin untuk mewujudkan tujuan bersama. Engkau tahu bahwa inilah tugas seorang guru yang sesungguhnya. Apa ciri-ciri seorang organizer yang baik? Pertama, seorang organizer yang baik bukan seorang otokrat. Ia tidak membuat semua keputusan berada di tangannya. Ia juga tidak memberikan secara detail kepada setiap orang tentang apa yang akan dilakukan, kapan dilakukan serta bagaimana melakukan ’krew’-nya. Kedua, organizer yang baik tidak sekedar berbuat seperti orang lain pada umumnya. Ia bertindak sebagai pemimpin yang membuat semua berfungsi efektif untuk menentapkan tujuan yang jelas serta tercapai dengan efisien.

Ketiga, seorang organizer mampu membantu menggali, memformulasi serta menjelaskan tujuan masing-masing anggota krew atau seluruh krew dengan baik. Ia tidak sekedar menyuruh mengerjakan atau tidak mengerjakan ini atau itu. Keempat, seorang organizer yang baik mendistribusikan tanggungjawabnya seluas mungkin. Pada awalnya, ia bertindan sebagai pemberi arah (director). Selaras dengan perkembangan masing-masing anggota atau secara kelompok, fungsi director ini makin lama makin berubah menjadi pembimbing. Kelima, Seorang organizer selalu memberi dorongan dan menaruh hormat kepada siapapun yang di dalam timnya. Ia juga merupakan seorang inisiator yang mendorong para semua anggota tim itu untuk semakin giat. Keenam, seorang organizer lebih menekankan pada keunggulan anggotanya dari pada kelemahannya. Ia selalu menggunakan asumsi bahwa setiap orang mampu mencapai hasil tertentu, walaupun pencapaian itu kurang unggul. Ketujuh, seorang organizer yang baik mendorong semua anggota melakukan refleksi dan evaluasi diri. Sebagai pemimpin, sebagai director, sebagai penyuluh, seorang organizer perlu memberitahu anggotanya apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai. Dan yang kedelapan, seorang organizer harus berfungsi sebagai pengontrol. Tanpa kontrol suatu proses akan berjalan tanpa arah. Inilah anakku, jika engkau ingin menjadi guru yang baik itu berarti engkau juga harus berlatih menjadi organizer yang baik. Guru yang baik merupakan organizer yang baik pula. Guru mengelola organisasi himpunan orang-orang yang belajar. Engkau mengelola para muridmu. Bawalah mereka ke suatu tujuan yang telah mereka tetapkan sebelum betemu denganmu. Engkau sendiri ‘cukup’ berada di balik layar yang menggerakkan semuanya agar ‘panggung’ berjalan dengan baik dan tertib. Inilah anakku, surat Bapak akan diakhiri dengan harapan agar engkau sadar untuk lebih berada di balik layar ketimbang tampil di panggung sendiri. Doa dari Bapak dan Ibu.

Related Documents


More Documents from ""