Surat Untuk Guru 5 Stress

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Surat Untuk Guru 5 Stress as PDF for free.

More details

  • Words: 669
  • Pages: 3
Surat untuk para guru 5: Stress Leo Sutrisno

Anakku Setia Nugraha, Suratmu sudah Bapak terima kemarin. Memang banyak hal perlu dibicarakan. Banyak hal yang perlu dikerjakan. Banyak hal yang harus dipikirkan. Banyak hal yang harus dirasakan. Banyak hal yang akhirnya membuat kita tertekan (stress) dan tidak mampu lagi menanggungnya. Mempelajari apa yang kau tuliskan di dalam surat itu, Bapak sampai pada suatu dugaan bahwa engkau hampir didatangi ’penyakit’ masa kini itu. Penyakit yang diderita sebagian para profesional. Orang menyebutnya sebagai ’stess’, tekanan batin. Karena pekerjaannya, para profesional, misalnya: guru, dokter, atau manager, sering behadapan dengan situasi yang menekan hati. Ada beberapa orang yang dapat menanggulangi. Tetapi, ada banyak yang justru ’kalah’, mengalami tekanan natin yang berat, bahkan berujung pada mala petaka. Anakku, engkau tentu masih ingat cerita tentang tempayan retak yang Bapak ceritakan saat kau di SMA dulu? Kau kecewa karena tidak menjadi yang terbaik di kelasmu, seperti juga si temayan retak yang menyesali leratakannya sehingga tidak pernah dapat menyimpan seluruh air yang dimasukkan ke dalamnya. Masih ingat, bukan? Justru karena retak, air yang menetes di sepanjang jalan membuat rerumputan tumbuh subur. Tetumbuhan berkembang segar. Banyak bunga mekar warna-warni. Lingkungan menjadi tampak indah. Banyak orang menjadi senang. Tidak hanya manusia, binatang pun bergembira riang karena banyak makanan terpapar di sana. Dalam penelusuran liteatur, ditemukan banyak definisi tentang stress. Namun, hanya ada definisi yang tampaknya cocok untuk kita diskusikan, Stress is a demand made upon the adaptive capacities of the mind and body. Jika kapasitas seseorang dapat mememenuhi permintaan maka yang bersangkutan tidak mengalami stress. Sebaliknya, jika kapasitas seseorang lebih rendah dari permintaan yang harus dipenuhi maka stress akan sungguh menjadi mala petaka.

Ada banyak hal yang mengikuti stress. Misalnya, daya konsentrasi dan perhatian menurun, kesalahan yang dilakukan semakin banyak, ketegangan fisik dan emosi meningkat, depresi, putus asa, kurang percaya diri, , bisa mengarah pada minuman keras dan atau narkobaan, bahkan bunuh diri. Agar tidak berakibat fatal, maka sebaiknya engkau beberapa hal berikut ini. Engkau dapat berlatih pernapasan untuk relaksasi. Cara yang paling mudah adalah mengatur pernapasan menjelang tidur malam hari. Sembari badan terlentang di atas tempat tidur, tarik napas selama membilang dari 1 hingga 5 -7 , tahan napas selama itu, dan hembuskan perlahan-lahan dalam waktu yang sama. Ulangi cara ini hingga lebih dari sepuluh kali atau kadang-kadang kita telah pulas tertiur. Engkau dapat juga mengendalikan emosimu sendiri dapat cara ’memberi ijin’ untuk menangis sekeras mungkin dikala hatimu sedang tertekan berat. Ini akan lebih baik dari pada melempar piring ke lantai, misalnya. Jika sumber stressnya dari pekerjaan, dari sekolah, cobalah pulang barang satu atau dua minggu. Kita bisa santai berdua sambil main kartu kesukaanmu dulu. Selain itu, sebenarnya sumber stress itu dari dalam diri sendiri, bukan dari luar, maka ada waktu untuk menyadarinya. Ada waktu untuk merasakannya seawal mungkin. Ada waktu untuk mencicipinya segini mungkin. Nah, artinya, stress tidak datang mendadak, ’ujug-ujug’. Dengan begitu selagi belum besar, engkau dapat mengelakkan.

The Holmes-Rahe Social Adjustment Scale menyajikan urutan sekitar 40 hal yang dapat membuat seseorang mengalami tekanan batin. Urutan tertinggi adalah kehilangan pasangan hidup (100), diikuti dengan perceraian (75), kehilangan anggota keluarga (63), pensiun (45), hamil (40), kehilangan kawan dekat (37) dan seterusnya. Pendek kata semua kegiatan yang dilakukan dan semua perasaan yang dialami berpotensi menimbulkan stress bagi seseorang. Karena itu, ada baiknya engkau tidak menambah daftar itu semakin panjang. The Tripler Army Medical Center, Honolulu, Hawaii memiliki 101 cara untuk mengatasi stress. Misalnya, mebiasakan diri bangun 15 menit lebih awal dari yang dijadwalkan. Mempersiapkan diri satu hari sebelum hari H-nya. Tidak mengandalkan

ingatan melulu tetapi juga catatan. Usahakan berani mengatakan ‘no’ sesering mungkin agar engkau mimiliki suatu ‘kerajaan’ sendiri. Ada baiknya waktu juga digunakan secara bijak sana, tidak dihambur-hamburkan begitu saja. Dal lain sebagianya. Tetapi, di atas semua itu semua, engkau dapat mengenbadilak stress ini dengan cara menyerahkan diri secara total kepada Sang Pemberi Hidup. Hidupmu itu bukan milikimu. Apapun yang terjadi pada dirimu sudah ada di dalam ’blueprint. Semua telah berada di dalam rancangan-Nya. Kalau hidupmu itu kauserahkan penuh kepada-Nya niscaya stress tidak akan membuatmu putus asa. Semoga!

Related Documents