Surat Untuk Guru 14 Berlatih Berpikir Kritis

  • Uploaded by: Leo Sutrisno
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Surat Untuk Guru 14 Berlatih Berpikir Kritis as PDF for free.

More details

  • Words: 540
  • Pages: 2
Surat untuk para guru 14: Berlatih berpikir kritis Leo Sutrisno

Anakku, Setia Nugraha, Dalam es-em-es yang engkau kirimkan keibumu terbaca bahwa hirukpikuk para pimpinan dan aktivis partai pascapemilu selama satu minggu terakhir ini mirip sekali dengan para murid di kelasmu. Mereka tidak menerima kekalahannya. Bahkan sebaliknya, justru saling menyalahkan dan saling mencari kambing hitam. Mereka sungguh belum mampu berpikir kritis. Anakku, Bapak pun juga berpikir demikian. Bahkan Bapak semakin bersedih karena di antara mereka itu, ada yang pernah menjadi murid Bapak bertahuntahun. Rasanya, apa yang Bapak lalukan dulu itu sia-sia. Tetapi, nasi sudah menjadi bubur. Biarkanlah mereka. Mari kita susun langkah baru bagi generasi yang akan datang, murid-muridmu kini. Apa yang dilakukan kalau seseorang sedang mempelajari sesuatu? Pertama-tama ia ’menangkap’ suatu realita, suatu benda. Misalnya, para murid diajak untuk mempelajari ’ayam’. Mereka kita ajak melihat ’ayam’ yang sebenarnya, dikandang atau diama yang mungkin. Melihat ayam merupakan salah satu kegiatan menangkap relalita dengan bantuan indera penglihatan. Pada kegiatan menangkap realita, pertanyaan kritis yang dapat diajukan adalah apakah pengamatan mereka itu tepat pada sasaran. Muridmu dapat engkau ajak mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri: ”Apakah pengamatan yang aku lakukan ini sudah tepat pada sasaran?” Berikutnya, para murid diajak meneruskan kegiatannya. Setelah melihat suatu realita, mereka diajak mengumpulkan informasi dan data tentang realita dengan cara tertentu. Misalnya, para siswa diajak untuk menetapkan berat ayam hidup. Tentu ada cara tertentu untuk menimbang ayam yang masih hidup. Pertanyaan kritis yang dapat diajukan adalah ”Apakah prosedur yang digunakan benar?” Pertanyaan untuk diri sendiri berbentuk ”Apakah prusedur yang kugunakan sudah benar?” Data dan informasi yang diperoleh itu kemudian dianalisis. Menganalisis data berarti memilah-milah data menjadi beberapa kelompok yang memiliki ciri-ciri tertentu. Sesungguhnya, tidak hanya dipilah-pilah tetapi juga, mungkin justru digabung-gabungkan antara satu bagian dengan bagian yang lain sehingga dihasilkan suatu kesimpulan. Kegiatan memilah dan

menggabung serta membuat kesimpulan ini termasuk kegiatan berpikir. Pertanyaan kritis yang dapat diajukan pada tahap ini adalah: ”Apakah penalaran yang digunakan dalam menganalisis data serta informasi ini sahih?” pertanyaan kepada diri sendiri, ”Apakah penelaranku sahih?” Tahap terakhir dari kegiatan mencari pengetahuan adalah menarik kesimpulan. Pertanyaan kritis yang dapat diajukan pada tahap ini adalah: ”Apakah kesimpulan yang dibuat itu betul?” Atau ”Apakah kesimpulan yang kubuat ini betul?” Jadi, dengan perkataan lain, dalam mencari pengetahuan, paling tidak ada empat pertanyaan kritis yang dapat diajukan. 1. Apakah pengamatanku tepat pada sasaran? 2. Apakah prosedur yang kudigunakan untuk mengumpulkan data dan informasi ini benar? 3. Apakah penalaran yang kudigunakan untuk menganalisis data dan informasi ini sahih? 4. Apakah kesimpulan yang kubuat sudah betul? Jika jawaban untuk ketiga pertanyaan pertama adalah ’ya’ maka dapat dipastikan bahwa jawaban untuk pertanyaan keempat juga ’ya’. Tetapi kalau ada satu saja jawabannya ’tidak’ maka juga dapat dipastikan jawaban pertanyaan keempat ’tidak betul’ – keliru. Anakku, engkau dapat melatih murid-murid, setiap kali mempelajari sesuatu , mengajukan keempat pertanyaan itu kepada kawan lain atau kepada diri sndiri, tentu juga kepadamu-kepada gurunya, serta mencoba mencari jawabannya. Jika ini dilakukan secara terus-menerus niscaya mereka akan terbiasa berpikir kritis tanpa harus mengikuti latihan secara khusus. Bahkan, engkau bisa berharap bahwa kelak mereka akan secara ’otomatis’ menggunakannya dalam kehidupannya baik sehari-hari maupun dalam pekerjaannya. Kiranya, sampai di sini surat Bapak. Doa Bapak dan Ibumu selalu menyertaimu.(Jangan lupa engkau sendiri juga berdoa, termasuk mendoakan kami berdua dan kakak-kakamu). Wasalam. Bapak.

Related Documents


More Documents from "MahariPartawirya"