Skizo 22.pptx

  • Uploaded by: Ery Lione Nanulaitta
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skizo 22.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,100
  • Pages: 17
SKIZOFRENIA PARANOID Ery Lione Nanulaitta 102014052

Skenario 11 Seorang pemuda berusia 25 tahun dibawa ke puskesmas oleh orang tuanya karena malam tidak bisa tidur, bicara melantur, selalu ketakutan, tidak berani keluar rumah,mengatakan dirinya akan dibunuh, ia mendengarancaman melalui bisikan di telinganya.

Rumusan Masalah Pemuda 25 tahun dengan keluhan malam tidak bisa tidur, bicara melantur, selalu ketakutan, tidak berani keluar rumah,mengatakan dirinya akan dibunuh, ia mendengarancaman melalui bisikan di telinganya.

Hipotesis Laki-laki tersebut mengalami skizofrenia tipe paranoid.

Anamnesis  Identitas pasien  Keluhan utama  Riwayat keluhan saat ini  Perjalanan permasalahan  Stresor organobiologik/psikososial/trauma fisik/trauma mental  Gangguan fungsi (pekerjaan/sosial/sehari-hari)  Riwayat perjalanan penyakit dahulu  Penyakit fisik/mental/hubungan penyakit sebelumnya  Latar belakang pribadi  Perkembangan/pendidikan/beragama/perkawinan /psikososial  Riwayat keluarga  Riwayat kehiduupan sosial  F0 – F5  F0 organik, F1 penggunaan zat, F2 psikotik, F3 gangguan mood, F4 psikosomatik, F5 gangguan fungsi

Status Mental 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penampilan Pembicaraan Perilaku Perasaan Pikiran Presepsi Tilikan

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium





Alasan melakukan uji laboratorium adalah untuk memeriksa adanya gangguan organik seperti endokrinopati dan penggunaan zat psikoaktif yang mungkin menyebabkan gejala psikiatri Tujuan kedua adalah memeriksa komplikasi fisik akibat gangguan psikiatri

EEG • Pasien dengan skizofrenia memiliki masalah dalam cara mereka memproses informasi audiotori yang diwujudkan melalui halusinasi pendengarandan gangguan kongnitif yang mengandalkan input pendengaran • Sistem otak yang bertangguang jawab untuk halusinasi ini adalah jaringan yang sama yang terlibat dalam perhatian pendengaran, memori kerja auditori, memori verbal dan banyak domain kongnitif lainnya

Brain Imaging •





CT-scan - atrofi kortikal pada 10-35% pasien; pembesaran ventrikel III dan lateral pada 1050% pasien; atrofi vermis serebelar dan turunnya radiodensitas parenkim otak. Positron emission tomography (PET) -- pada sebagian penderita dapat ditemukan turunnya metabolism lobus frontal dan parietal, metabolisme posterior relatif tinggi, dan lateralitas abnormal. Aliran darah serebral (CBF = cerebral blood flow) - pada sebagian penderita, dapat ditemukan kadar istirahat aliran frontal turun, aliran darah parietal naik, dan aliran darah otak keseluruhan turun.

Skizofrenia Penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir.

Skizofrenia paranoid penderitanya mengalami bayangan dan khayalan tentang penganiayaan dan kontrol dari orang lain

Skizofrenia katatonik Ditandai dengan berbagai gangguan motorik, termasuk kegembiraan ekstrim dan pingsan.

Skizofrenia hebefrenik Ditandai terutama oleh gangguan dan kelainan di pikiran. Seseorang yang menderita skizofrenia sering menunjukkan tanda-tanda emosi dan ekspresi yang tidak sesuai untuk keadaannya.

Depresi pasca skizofrenia Ditemukan pada penderita skizofrenia yang masih dijumpai dalam 12 bulan terakhir atau episode depresinya masih tetap ada walaupun pasien dinyatakan sembuh dari penyakitnya.

Skizofrenia simpleks Gejala utamanya adalah apatis terhadap kepentingan diri sendiri.

Skizofrenia residual Ketika didiagnosis setidaknya satu dari empat jenis skizofrenia yang lainnya telah terjadi, tetapi skizofrenia residual ini tidak mempunyai satu pun gejala positif yang menonjol.

Skizofrenia tak terinci Penderitanya memiliki delusi, halusinasi, dan perilaku tidak teratur tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik

Kriteria DSM V  2 atau lebih gejala Delusi Halusinasi Bicara kacau Perilaku kacau (katatonik) Gejala negatif ( ex : ekspresi emosi yang berkurang / kehilangan minat) Disfungsi sejak awitan gangguan Sosial Pekerjaan Perawatan diri Durasi ± 6 bulan

PPDGJ III

Diagnosis Banding Psikosis Gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi. Terjadi selama 1 hari kurang dari 1 bulan Diagnosis untuk Psikosis akut : • Halusinasi • Waham • Agitasi atau perilaku aneh (bizar) • Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi) • Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

Diagnosis Banding

Gangguan Waham Waham Kebesaran

Yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuatan khusus diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham agama

Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham somatic

Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya teganggu dan terserang penyakit, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham curiga

Kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha merugikan atau mencurigai dirinya, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham Nihilstik

Yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau sudah meninggal, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham Bizar

Sisip pikir : yakin ada ide pikiran orang lain yang dsisipkan di dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan Siar pikir : yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Kontrol pikir : yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.

Perjalanan penyakit Fase premorbid : munculnya ketidaknormalan fungsi, walaupun hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari efek tertentu. Faktor premorbid lainnya adalah ps terlalu pemalu dan menarik diri, perilaku anti sosial. Fase Prodromal : timbul gejala non spesifik (hendaya fungsi pekerjaan, sosial, penggunaan waktu luang dan perawatan diri.

Fase aktif : gejala psikotik jelas (perilaku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi, ggn afek)

Fase residual : gejala positif / psikotiknya sudah berkurang. Gejala negatif mungkin masih ada, dan afek datar dan kerusakan fungsi peran biasa terjadi.

Gejala Negatif • Emosi yang mendatar • Tidak adanya motivasi dan energi • Kehilangan minat dan kesenangan dalam aktivitas • Interaksi sosial berkurang

Sering kali gejala negatif menjadi lebih menonjol pada fase yang lebih lanjut (kronis)

Gejala Positif

 Distorsi presepsi : halusinasi  Distorsi pikiran : waham  Pembicaraan terdisorganisasi : kesulitan dalam mempertahankan percakapan dan tetap fokus pada suatu topik  Perilaku terdisorganisasi : perilaku yang tidak biasa dan aneh serta kesulitan dalam merencanakan dan menyelesaikan aktivitas

Etiologi

BIOPSIKOSOSIAL Epidemiologi  Data KementerianKes 2017 sekitar 14 juta orang di Indonesia yang berusia di atas 15 tahun mengalami gejala depresi dan gangguan kejiwaan, prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia mencapai 400.000  Rentang usia pada laki-laki 15-25 th dan rentang usia 25-35 tahun pada perempuan.  Onset sebelum usia 10 thn/setelah 60 tahun jarang ditemukan  Sekitar 90% pasien dalam pengobatan skizofrenia berusia di antara 15-55 tahun

Tatalaksana Medika Mentosa Antipsikotik untuk kurangi gejala psikotik : fluphenazine decanoate 25 mg/cc atau haloperidol decanoas 50 mg/cc, IM

Non Medika Mentosa PSIKOTERAPI Dukungan Sosial

Prognosis

Baik bila ditangani dengan cepat !!

Komplikasi

Keinginan atau usaha bunuh diri. Perilaku merusak diri sendiri. Depresi. Kemiskinan dan tuna wisma. Pengurungan, misalnya oleh keluarga. Tidak mampu bekerja atau bersekolah. Masalah kesehatan akibat penggunaan obat antipsikosis.  Menjadi pelaku ataupun korban kejahatan.       

Kesimpulan Berdasarkan pembahasan, pemuda 25 tahun tersebut menderita gangguan psikosis, yaitu skizofrenia paranoid. Hal ini nampak dari gejala pasien yang menonjol yaitu gangguan waham dan halusinasi. Dengan intervensi dini yang komprehensif, yang antara lain meliputi pemberian antipsikotik secara optimal, terapi kognitif perilaku, pelibatan keluarga, perawatan dimasyarakat dan manajemen kasus yang baik, kesembuhan skizofrena dapat ditingkatkan.

Related Documents


More Documents from ""