Ppt Referat Anak Final.pptx

  • Uploaded by: Destin Marseli
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Referat Anak Final.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,019
  • Pages: 50
PENDAHULUAN • Demam dan ruam  tanda sering ditemui pada anak  membatasi spektrum diagnosis penyakit  infeksi lokal / sistemik, toksin, kelainan pembuluh darah

• Elemen penting : anamnesis yang detail, observasi sistemik, pemeriksaan fisik menyeluruh • Kulit  kunci awal mengenali penyakit dengan demam karena

mikroorganisme • Lesi : bisa gangguan primer / gejala dari proses sistemik

Anamnesis Data demografis: • Usia: neonatus, bayi, anak lebih besar • Jenis kelamin • Musim: musim dingin atau kemarau atau tidak khas • Area geografis tertentu: berkaitan dengan endemisitas penyakit

Exposures atau pajanan: – Kontak dengan pasien yang sakit serupa (satu rumah, tempat penitipan anak) – Bepergian ke daerah endemis tertentu – Binatang liar, peliharaan, serangga – Paparan dalam perkerjaan

– Obat-obatan atau tindakan medis lain saat ini – Imunisasi – Transfusi – Faktor Risiko HIV



Gambaran dari ruam:

 Riwayat umum penyakit



Kapan ruam muncul





Lamanya ruam muncul



Dimana mulainya

Sindroma penyakit akut (demam, keringat, menggigil, nyeri kepala, nausea, muntah, batuk, pilek)



Progresivitas, cepat atau lambat





Sindroma penyakit kronis (kelelahan, anoreksia, kehilangan berat badan, malaise)

Apakah ruam berubah dibanding pertama kali muncul





Lokasi dan distribusi

Pertanyaan menyangkut hubungan khusus tanda di kulit dengan sistem organ (misalnya, keluhan rematik: mialgia, atralgia)



Keadaan ruam saat terakhir





Faktor provokatif



Pengobatan ruam sebelumnya dan hasilnya

Pertanyaan menyangkut kecurigaan keganasan (berat terus menurun, demam, menggigil, keringat malam, nyeri kepala, pembesaran kelenjar, nyeri perut)



Hubungan timbulnya ruam dengan demam-sewaktu demam tinggi (morbili) setelah demam turun (roseola infantum)



Disertai rasa nyeri, gatal (pada drug eruption rasa gatal biasanya menonjol) atau rasa terbakar



Gejala yang berhubungan:



Fokal (kemungkinan penyakit yang berhubungan dengan organ spesifik)



Sistemik (kemungkinan penyakit multiorgan atau generalized)

 Riwayat kesehatan sebelumnya: –

Riwayat penyakit yang pernah diderita (alergi obat dan riwayat pengobatan)



Pertumbuhan dan perkembangan



Apakah berhubungan dengan status imunokompromis



Riwayat penyakit yang rekuren, riwayat pembedahan

 Riwayat penyakit pada keluarga: –

Riwayat penyakit auto imun di keluarga, riwayat atopi



Riwayat Sosial: Hobi, rokok, alkohol

Pemeriksaan Fisik

No 1

Pemeriksaan

Tanda vital

2

Keadaan umum

3 4 5 6 7 8

Pembesaran kelenjar dan lokasi Lesi konjungtiva, mukosa, dan genital Pembesaran hepar dan lien Artritis Nuchal rigidity atau disfungsi neurologis Gambaran ruam Tipe :

Keterangan Suhu, terutama tingginya demam Nadi Respirasi Tekanan darah Sadar Tampak sakit - akut Tampak sakit – kronis Tampak toksik

Makular Papular Makulopapular Petekiae atau purpura Eritroderma difus : Penekanan pada flexural crease Deskuamasi dengan stroking (Nikolsky sign) Eritroderma terlokalisir : Expansile Nyeri Urtikaria Vesikula, pustula, bulla Nodul Ulcer

Diskrit atau uniform Deskuamasi Konfigurasi atau lesi individual : Susunan lesi : Pola distribusi dan lokasi : Lokasi :

Enantema yang berhubungan

annular ; iris; arciform; linear; bulat; umbilicated zosteriform; linear; tersebar; terisolasi; berkelompok area terpapar ; sentripetal atau sentrifugal umum atau terlokalisir simetris atau asimetris daerah fleksor, ekstensor, sela jari, telapak tangan dan kaki, dermatomal, area terekspose, dsb Mukosa buccal Palatum Faring dan tonsil

Temuan lain yang berhubungan ( terisolir maupun dalam klaster )

Okular Kardiak Pulmonary Gastrointestinal Musculoskeletal Reticuloendothelial Neurologis

Pemeriksaan fisik umum lainnya

Artritis, Kelainan pada mata, jantung Hepatomegali, splenomegali, limfadenopati

STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME (SSSS) PENYEBAB

UMUR

MUSIM

TRANSMISI

INKUBASI

Staphylococcus aureus producing exfoliative toxin

Neonatus & bayi

Semua

Kolonisasi, kontak

Tak diketahui

PRODROMAL

GAMBARAN & STRUKTUR RUAM

ENANTEMA

KOMPLIKASI

PENCEGAHAN/ TATALAKSANA

Tidak ada

Onset mendadak, eritroderma yang tender menuju bulla flaksid yang difus, pengelupasan sekitar mulut & hidung yang nyata, eksfoliasi difus (nikolsky), demam, konjungktivitis, rhinorea

Tidak umum

Syok

Anti-bakterial aktif terhadap S.aureus IV

Prognosis : Penyembuhan lengkap biasanya : 10 hari tanpa jaringan parut yang signifikan.

GEJALA KLINIS Anamnesis • demam • ruam merah-oranye, pucat, terbatas di kepala dan menyebar ke bagian tubuh lain dalam beberapa jam • iritabilitas • malaise • pruritus • sulit makan

Pemeriksaan fisik • ruam merah-oranye, pucat, macula eksantema, terbatas di kepala dan menyebar ke bagian tubuh lain, NT + • rhinorrhea purulent, konjungtivitis, otitis media • Nikolsky + • 24-48 jam  lepuh, pada lipat paha, ketiak, hidung, telinga berbentuk bula besar lembut • > 24 jam  bula pecah ; krusta berkilat, lembab dan memiliki permukaan merah  iritabel, sakit, demam dengan sad man facies, edema wajah ringan, gambaran khas krusta radier di perioral serta fisura bibir.

TATALAKSANA Perawatan Prehospital • Terapi antipiretik • Pengobatan dehidrasi dengan terapi cairan iv  UGD

Perawatan UGD • Fokus utama : identifikasi SSSS & stabilkan kondisi • Perawatan suportif & pemberantasan infeksi primer. • Rehidrasi cairan, perawatan luka topikal (unit luka bakar), antibiotik parenteral



Penisilin sintetis resisten-penicillinase : nafcillin, oxacillin



MRSA  vankomisin, linezolid



Klindamisin : menghambat produksi ribosom bakteri pada eksotoksin



Rehidrasi cairan d: Ringer Laktat pada 20 mL/kg bolus awal  ulangi bolus  terapi rumatan



Hindar : steroid (perburuk fungsi kekebalan) & NSAID (kurangi fungsi ginjal)

Toxic Shock Syndrom (TSS) Penyakit

Penyebab

Umur

Musim

Transmisi

Inkubasi

Prodro mal

Gambaran dan struktur ruam

Enantem a

Komplika si

Prevensi

Toxic Shock Syndrome /TSS

S.Aureus productin g tss toksin

Biasanya remaja putri

Semua

Kolonisasi , kontak

Bervariasi , umumnya 1-5 hari

Myalgi a

Eritoderma difus menyerupai sunburn, hipotensi kemungkina n ortostatik, diare terus menerus, kebingunga n, deskuamasi pada tahap akhir

Konjungti vitis

Syok, disfungsi multiorga n, SIRS

Vankomisin jika resistenm klindamisin jika resisten plus cairan IV, dopamine, kemungkin an IVIG, steroid, cegah dengan penggantia n tampon berulang

Koment ar

Patogenesis: - Hidung adalah tempat yang paling sering terjadi kolonisasi Staphylococcus aureus. Rusaknya sawar mukosa meningkatkan risiko pada pasien yang rentan TSS. - Kemungkinan keringnya lapisan mukosa setelah trauma operasi dan kerusakan mukosa akan mengakibatkan tidak aktifnya mucocillary clearace dan merupakan tempat masuknya toksin bakteri.

Diagnosis Banding: - Sindrom virus akut - Leptospirosis - Sindrom lupus eritematous - Gastroenteritis - Penyakit Kawasaki - Demam scarlet staphylococcus

Tindakan yang dapat meningkatkan risiko meliputi penggunaan alat-alat medis seperti tampon hidung dan septal splints. Sebagian besar kasus TSS secara langsung disebabkan oleh kolonisasi atau terinfeksi Staphylococcus aureus yang mensekresi eksotoksin dan dikenal sebagai Toxic Shock Syndrome (TSST-1).

-

Pemeriksaan Fisik: Demam tinggi > 38,9oC Hipotensi Udem wajah dan ekstremitas Kelemahan dan kaku otot Distensi abdomen 1/2 -3/4 penderita mengalami faringitis dan lidah kemerahan

Prognosis: Prognosis sangat dipengaruhi oleh lamanya syok, gangguan organ sekunder, kecepatan pendeteksi dan intervensi medis yang serius.

Pemeriksaan Laboratorium: - Leukositosis - Limfositopenia - Anemia ringan - Gangguan fungsi hati SGOT dan SGPT meningkat, Hiperbilirubinemia - PTT meningkat, PT normal - Azotemia, mioglobiunia dan sedimen urin abnormal setelah terjadi gagal ginjal akut - Gangguan elektroit

Tatalaksana: - Non-Medikamentosa Resusitasi cairan terutama pada hipotensi, dan pemberian oksigen. - Medikamentosa 1. Amoksisilin dengan beta laktamase seperti klavulanat atau sulbaktam 1-2 gram, tiap 4 jam 2. Metilprednisolon dan immunoglobulin intravena

Meningococcemia DEFINISI

• Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria meningitis, kuman gram negatif berbentuk coccus • 3 macam manifestasi klinis yaitu meningitis, meningitis disertai meningococcemia dan meningococcemia tanpa meningitis. • Masa inkubasi penyakit ini 2-10 hari.

MANIFESTASI KLINIS • Infeksi nasofaring ringan • Bakterimia tanpa sepsis • Masa prodromal : nyeri tenggorokan, 2-8 jam kemudian diikuti dengan demam tinggi, nausea dan diare. • Ruam : petekie pada kulit, jarang di membran mukosa, warna merah, papula/makula terdapat pada ekstremitas dan badan. • Meningococcemia berat : tampak sakit berat, ruam petekiae, disertai panas tinggi, mengigil, takikardi, takipnea dan hipotensi. Ruam petekiae berukuran antara 1-2 mm, mulai muncul pada badan, kaki, juga dapat dijumpai di pinggang, pergelangan tangan. Ruam petekiae dapat menyatu, membentuk hemorrhagic patches dengan nekrosis di tengahnya.

PENYAK IT

PENYE BAB

Meningo c occemia

N. menin gitidi s

UMUR

MUSIM

Semua (<5 thn)

Dingin, semi, mengikuti epidemi Influenza

TRAN SMISI Kontak dekat yang lama

INK UBA SI 5-15

PRODROM AL Demam, malaise, mialgia, 1-10 hari

GAMBARAN & STRUKTUR RUAM Eritematus, nonkonfluen, papul diskrit (awal); petekie, purpura, ekimosis pada tubuh, ekstremitas, telapak tangan dan kaki

ENAN TEMA

KOMPLIKA SI

Petekie

Syok, meningitis, perikarditis, artritis, endoptalmit is, gangren, DIC

PREVENSI

KOMENTAR

Kontak: rifampisin; Umum: vaksin, obati dengan ceftriakson, cefotaksim, penisilin (jika sensitif)

N.gonorrhoe,p neumococcus, H. influenzae type b, streptococcus grup A dapat memproduksi manifestasi klinik serupa

ROCKY MOUNTAIN SPOTTED FEVER

Penatalaksanaan • Tetrasiklin (biasanya doksisiklin) diberikan setiap hari per oral atau intravena selama 5-7 hari dan paling sedikit selama 48 jam setelah penderita tidak panas.

Pencegahan • Buang pinjal yang baru menggigit atau pinjal yang sedang merayap sesudah terpajan. • Cari dan bersihkan anjing dari pinjal dan gunakan kalung anjing yang sudah diberi repelan untuk mengurangi populasi pinjal di sekitar tempat tinggal. • Laporan kepada petugas kesehatan setempat: Kasus wajib dilaporkan di sebagian besar negara bagian di AS dan kebanyakan di negara-negara lain, Kelas 2B • Disinfeksi serentak: Buang semua pinjal dengan hati-hati dari semua penderita.

• Investigasi kontak dan sumber infeksi: Tidak bermanfaat kecuali dilakukan dengan gerakan masyarakat serentak.

RICKETTSIALPOX

Rickettsia Prowazekii • Gejala klinis : demam, sakit kepala, lemah, lesu, kelainan di kulit, dan pembesaran limpa serta hati. • Pemberian obat tetrasiklin dan kloramfenikol. Selain itu juga diberikan antibiotik • Pencegahan ini dilakukan dengan pemutusan rantai infeksi, imunisasi, dan menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

Rickettsia Typhi • Gejala Klinis : sakit kepala, demam, rasa menggigil (kedinginan) dan dapat menyebabkan penyakit multisistem, termasuk infeksi pada liver, ginjal, dan jantung. • Efek patologis : meningoencephalitis, kudis, pneumonia yang menyebabkan sindrom gangguan pernapasan

Rickettsia tsutsugamushi • Ditularkan oleh larva tungau yang terdapat dalam tubuh Trombicula akamushi, Trombicula deliensis dan Trombicula scutellans • Masa inkubasi 6 – 21 hari.

Penatalaksanaan • Tetrasiklin dan kloramfenikol, kedua obat tersebut merupakan obat yang efektif bila diberikan secara dini. • Obat ini diberikan melalui mulut setiap hari, diteruskan selama 3-4 hari setelah suhu normal.

Pencegahan • Menjaga Kebersihan

• Pemutusan rantai infeksi • Menjaga kebersihan baik dari lingkungan maupun diri sendiri

GERMAN MEASLES DEFINISI

• Penyebab rubella oleh virus RNA dengan genus rubivirus, dari family Togaviridae. Masa inkubasi penyakit rubella adalah 14-21 hari. Penularannya dapat terjadi sejak akhir masa inkubasi sampai 5 hari setelah timbulnya ruam. Cara penularannya melalui droplet

MANIFESTASI KLINIS •

Masa prodromal 1-5 hari ditandai dengan demam subfebris, malaise, anoreksia, konjungtivitis ringan, koriza, nyeri tenggorokan, batuk dan limfadenopati. • Gejala cepat menurun setelah hari pertama timbulnya ruam. • Demam biasanya timbul dan menghilang bersamaan dengan ruam kulit. • Eksantema pada rubella ditemukan pada periode prodromal sampai satu hari setelah timbulnya ruam, berupa bercak pinpoint atau lebih besar, warna merah muda, tampak pada palatum mole sampai uvula. • Bercak Forsch heimer bukan tanda patognomonik. • Terdapat limfadenopati generalisata tapi lebih sering pad nodus limfatikus suboksipital, retroaurikular atau suboksipital.

PENYAK IT

PENYE BAB

MUSI UMUR M

TRANSMI SI

INKU BASI

PRODROM AL

Rubella (German Measles)

Virus rubella

Bayi, Dingi dewasa n, muda semi

Droplet pernapasa n

14-21

Malaise, demam tidak tinggi, pembesaran kelenjar leher, belakang telinga, dan oksipital; 0-4 hari

GAMBARAN & STRUKTUR RUAM Diskrit, nonkonfluen, makula dan papula berwarna merah muda, dimulai dari wajah dan menyebar ke bawah; 1-3 hari

ENAN TEMA

KOMPLI KASI

Berbagai makula eritematus pada palatum molle

Artritis, trombosit openia, ensefalop ati, embriopa ti fetal

PREVENSI

KOMENTAR

Umum vaksin rubella 12-15 bulan dan ulangan pada 12 tahun; Paparan: kemungkinan globulin serum

Laporan kesehatan masyarakat; laporan epidemi, menular 2 hari pra gejala dan 57 hari pasca ruam

ROSEOLA PENYEBAB

UMUR

MUSIM

TRANSMISI

INKUBASI

HHV 6 & 7

Bayi (6 bulan – 2 tahun)

Semua

Tidak diketahui : saliva / karier tanpa gejala

5-15

PRODROMAL

GAMBARAN & STRUKTUR RUAM

ENANTEMA

KOMPLIKASI

PENCEGAHAN/ TATALAKSANA

Rewel, demam tinggi, 3-4 hari, pembesaran kelenjar servikal & oksipital

Makula diskrit pada tubuh & leher, ruam mendadak, timbul lalu menghilang, 0,5-2 hari, beberapa pasien tanpa ruam

Berbagai makula eritematosa pada palatum molle

Kejang demam / berulang, sindroma hemafagositik, ensefalopati, penyebaran pada pasien imunokomproma is

Tidak ada antivirus. Simptomatis

Prognosis : Baik pada imunokompeten, komplikasi pada imunokompromais

GEJALA KLINIS •

Klasik  bayi berusia 9 hingga 12 bulan, kondisi kesehatan baik, demam tinggi mendadak (40 °C), 3 hari dengan keluhan nonspesifik



Kejang demam  15%



Perjalanan penyakit :

demam tinggi mendadak mencapai 40oC-40,6oC, lebih

iritabel, anoreksia, biasanya ada koriza, konjungtivitis dan batuk



Ruam : merah muda, makulopapular, diskret, jarang konfluen, 1-3 mm



Ubun-ubun besar yang menonjol



Infeksi primer : asimtomatik



Enanthem (bintik-bintik Nagayama) : papula eritematosa pada mukosa palatum lunak dan dasar uvula, hari ke-4

Demam (3-5 hari)

Menurun mendadak

Ruam punggung

Menyebar

TATALAKSANA Edukasi :





Medikamentosa :

mengurangi

kecemasan

tentang

Tiada antivirus  suportif dan simptomatis

hiperpireksia dan kemungkinan kejang

Parasetamol : dosis 10-15 mg/kgBB/dosis (4-6

Pada

jam)

pasien

immunocompromised,

kompleksitas tanda & gejala dengan

Profilaksis  gansiklovir (cegah reaktivasi HHV-

sindrom virus lain & infeksi parasit &

6 pada pasien transplantasi sumsum tulang

jamur harus dijelaskan.

yang berisiko tinggi) Obat anti-kejang jangka pendek/panjang tidak

Rawat inap  antipiretik & pengobatan gastroenterologic, pernapasan, hematologi, atau komplikasi CNS.

dianjurkan

Erythema Infectiosum/Fifth Disease Penyakitc

Penyeb ab

Umur

Musim

Transmis i

Inkuba si

Prodro mal

Gambaran dan struktur ruam

Ena nte ma

Komplikaso

Prevensi

Komentar

Fifth Disease (erythem a infectiosu m)

Parvovi rus B19

Prepubertas , guru sekolah

Dingin, semi

Droplet pernapas an, transfuse darah, plasenta

5-15

Nyeri kepala, malaise, myalgia, sering demam

Eritema local pada pipi (slapped cheek) eritema merah muda pada tubuh dan ekstremitas, mungkin gatal, ruam mungkin tertunda masa prodromal hingga 3-7 hari, berlangsung 2-4 hari, dapat berulang 2-3 minggu

Tidak ada

Artritis, kritis aplastic pada pasien anemia hemolitik kronik, hydrops anemia pada fetus, vasculitis, Granulomat osis Wegener

Isolasi pasien dengan krisis aplastick namun tidak pasien dengan pasien normal dengan fifth disease

Laporan epidemi ruam muncul, host normal tidak menular, pasien dengan krisis aplastic sering tidak menunjukan ruam.

Terapi: Pengobatan bersifat suportif, karena infeksi bersifat self-limiting. Jika pasien demam dapat diberikan antipiretik. Ruam biasanya tidak gatal, tetapi bisa sedikit menyakitkan. Tidak ada terapi khusus yang dianjurkan.

Varicella/Cacar Air Penyakit

Penyebab

Umur

Musim

Transmisi

Inkubasi

Prodromal

Gambaran & struktur ruam

enante ma

Komplikasi

Prevensi

Komentar

Varicella

Virus varicellazoster

1-14 tahun

Akhir musim gugur, dingin, awal semi

Droplet pernapasa n

12-21

Demam

Papula pruritic, vesikel dengan berbagai deradermatomal (zosjat, kemudian menjadi krusta, tersebar pada tubuh dan kemudia wajah dan ekstremitas, 7-10 hari, terulang beberapa tahun kemudian mengikuti distribusi dermatomal (zoster, shingles)

Mukos a mulut, lidah

Infeksi kulit stafilokokus atau streptokokus, artritis, serebelar ataxia, ensefalitis, trombositopen ia, sindroma Reye (dengan aspirin), miokarditis, nefritis, hepatitis

VZIG untuk pasien imunokom promais yg terpapar, wanita hamil yang suseptibel, neonates preterm, imunisasi aktif dgn vaksin hidup yg dilemahka n

Asiklovir pada pasien imunokompro mais dan mungkin pasien normal; menular 1-2 hari sebelum ruam dan 5 hari setelah ruam

Pemeriksaan Fisik: - Adanya Rash • Pemeriksaan fisik ditemukan makula, papula, vesikel dan crustae. • Lesi biasanya mulai dari kepala atau badan berupa makula eritematosa yang cepat berubah menjadi vesikel. Dalam beberapa jam sampai 1-2 hari lesi membentuk krusta dan mulai menyembuh. Lesi menyebar secara sentrifugal (dari sentral ke perifer) sehingga dapat ditemukan lesi baru di ekstremitas, sedangkan di badan lesi sudah berkrusta. - Demam Demam yang terjadi biasanya subfebril (37,8oC – 38,9oC), namun dapat pula tinggi hingga 40oC. Demam lama harus dicurigai terjadinya komplikasi atau imunodefisiensi.

Tatalaksana: • Medikamentosa Asiklovir adalah obat pilihan untuk varisela dan herpes zoster. Penunjang: Terapi variselaPemeriksaan : - Imunokompeten 1. Tzank Smear Anak-anak : Asiklovir 20mg/kg BB IV selama 7 hari. 2. Direct fluorescent assay (DFA) Dewasa : Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari. 3. Polymerase chain reaction Valasiklovir 3 x 1000 mg/hari selama 7 hari. (PCR) Famsiklovir 3 x 200kulit mg/hari selama 7 hari. 4. Biopsi - Immunocompromised : Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari. Penyakit berat/wanita hamil : Asiklovir IV 10 mg/kgBB tiap 8 jam selama 7 hari. Bila terdapat infeksi sekunder hendaknya diberikan antibiotika.

Diagnosis Banding: 1. Herpes Zooster 2. Impetigo Krustosa 3. Variola

• Non-Medikamentosa - Anak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya kepada yang lain. - Beri penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. - Jaga kebersihan tubuh anak dengan tetap memandikannya. - Anak perlu beristirahat yang cukup

HAND-FOOT-MOUTH DISEASE / HFMD DEFINISI

MANIFESTASI KLINIS

• Penyebab penyakit ini oleh Coxsackievir us A 16. Penularan virus ini biasa melalui droplets. Masa inkubasinya adalah 4-6 hari.

• Masa prodromal : panas subfebris, anoreksia, malaise dan nyeri tenggorokan yang timbul 1-2 hari sebelum timbul enantem. Eksantem timbul lebih cepat dari pada enantem. Enantem : manifestasi yang paling sering pada HFMD (lesi oral nyeri) • Lesi dimulai dengan vesikel yang cepat menjadi ulkus dengan dasar eritem, ukuran 4-8 mm yang kemudian menjadi krusta, terdapat pada mukosa bukal dan lidah serta dapat menyebar sampai palatum uvula dan pilar anterior tonsil. Eksantema tampak sebagai vesiko pustul berwarna putih keabu-abuan, berukuran 3-7 mm terdapat pada lengan dan kaki termasuk telapak tangan dan telapak kaki, pada permukaan dorsal atau lateral, pada anak sering juga terdapat di bokong. • Kadang bisa dijumpai adanya limfadenopati leher dan subamandibula.

PENYAK IT

PENYE BAB

Enterovir Virus use coxsac s kieviru s A16 (CVA 16) dan entero virus 71 (EV71).

UMUR Bayi, young childre n

MUSI M

TRANS MISI

Panas, gugur

Fekaloral

INKUB ASI 4-6

PRODROM AL Bervariasi; rewel, demam, nyeri tenggorok, mialgia, nyeri kepala

GAMBARAN & STRUKTUR RUAM Tangan-kaki-mulut: vesikel di lokasi tersebut; Yang lain: tidak spesifik, biasanya halus, nonkonfluen, ruam makular atau makulopapular, jarang petekie, urtikaria, atau vesikel; berlangsung 3-7 hari

ENAN TEMA Ya

KOMPLIKA SI Meningitis aseptik, hepatitis, miokarditis, pleurodinia, paralisis: biasanya pada pasien yang lebih muda

PREVENSI Tidak ada

KOMENTAR Ruam mungkin muncul dengan demam atau setelah deferfesen; ruam mungkin muncul pada <50% penyakit virus; epidemi mungkin terjadi, menular hingga 2 minggu

Sindrom Gianotti Crostii

Penatalaksanaan • Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk GCS. • Penggunaan steroid topical umum • Antiseptik dan antipruritus topikal (calamine) • Antihistamin oral dapat diberikan untuk meredakan gatal • Pasien GCS yang terkait infeksi virus hepatitis B harus dimonitor dan ditangani dengan benar • Vaksinasi terhadap virus hepatitis B memiliki potensi untuk mengeradikasi seluruh kasus GCS yang disebabkan oleh virus

KESIMPULAN Beberapa pakar mengemukakan algoritma dalam diagnosis dan penatalaksanaan anak dengan demam dan ruam. Algoritma tersebut menggunakan beberapa pendekatan yang berbeda sekalipun dengan dasar teori yang serupa. Beberapa kemungkinan dalam mendiagnosis harus selalu

diperhitungkan. Anamnesis yang lengkap, pemeriksaan fisik yang cermat, serta pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan pada umumnya cukup untuk membuat diagnosis. Sekalipun demikian, pada sebagian kasus masih

diperlukan pengamatan penyakit untuk beberapa saat serta evaluasi terhadap hasil pengobatan.

Related Documents


More Documents from ""