Ppt Journal Reading.pptx

  • Uploaded by: Destin Marseli
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Journal Reading.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,147
  • Pages: 25
Tinjauan dan Pilihan Pengobatan Skizofrenia Destin Marseli

Pendahuluan • Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental kronis yg ditandai dengan berbagai gejala seperti delusi, halusinasi, perilaku kacau, bicara kacau dan gangguan kemampuan kognitif.

• Onset awal : Gejala negatif > (Defisit) & Gg.kognitif > Gg perhatian, memori dan fungsi eksekutif.

• Kambuh : Gejala postif >> Halusinasi dan delusi/waham.

Patofisiologi

Etiologi • Penyebab pasti masih belum diketahui, akan tetapi genetik dan faktor lingkungan dan sosial dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia.

• Genetik : Kembar monozigot > 48%, kembar heterozigot > 12-14%, orang tua skizofrenia > 40%

• Faktor lingkungan & sosial : stress lingkungan (trauma masa kecil, etnis minoritas, tinggal di perkotaan dan isolasi sosial) dan stress sosial (diskriminasi atau kesulitan ekonomi) >> delusional atau paranoid.

• Komplikasi kehamilan juga telah dikaitkan dengan timbulnya skizofrenia dikemudian hari.

Epidemiologi • Prevalensi skizofrenia di AS adalah 0,6% dan 1,9% dari populasi. Prevalensi tahunan menyatakan terdapat 5,1 per 1000 jiwa didiagnosis skizofrenia pertahun.

• Prevalensi L=P meskipun timbulnya gejala lebih dini pada L dibanding P. L biasanya mengalami episode awal skizofrenia di awal usia 20-an dan P biasanya di akhir 20-an atau di awal usia 30-an.

Presentasi Klinis • Gejala skizofrenia di kategorikan sebagai gejala positif, negatif dan kognitif. • Gejala Positif >> “Perilaku psikotik tidak terdapat pada org sehat” > Delusi, halusinasi dan perilaku motoric abnormal.

• Gejala Negatif >> yg paling umum adalah berkurangnya ekspresi emosional, avolisi (tdk ada motivasi), alogia (pendiam) dan anhedonia (ketidakmampuan mengalami kesenangan).

• Gejala Kognitif >> Bicara kacau, pikiran kacau, perhatian kacau sehingga mempengaruhi kemampuan individu untuk berkomunikasi.

• Gangguan penggunaan zat seperti alkohol, tembakau dan obat yg diresepkan. • Kecemasan, depresi, panik dan gangguan OCD juga menonjol pada pasien skizofrenia.

• Pasien skizofrenia memiliki kesadaran yg kurang terhadap penyakit mereka. • Ketidakpatuhan, fungsi psikososial yg buruk, kebersihan yang buruk juga dialami oleh penderita skizofrenia.

Kriteria Diagnosis • Kriteria diagnosis skizofrenia berdasarkan DSM-5 Terdapat dua atau lebih gejala fase aktif berikut dan masing-masing berlangsung setidaknya dalam kurun waktu 1 bulan: delusi, halusinasi, bicara kacau, perilaku katatonik dan gejala negatif. Setidaknya satu dari gejala kualifikasi harus delusi, halusinasi atau bicara kacau. Selain itu, pasien juga harus menunjukan tingkat penurunan fungsi pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri. Gejala tersebut harus berlangsung selama 6 bulan termasuk jangka waktu 1 bulan dari gejala fase aktif.

Diagnosis Banding • • • •

Depresi dengan gejala psikotik Gangguan skizoafektif OCD PTSD

Skizofrenia dapat dibedakan melalui onset penyakit, waktu delusi dan halusinasi, tingkat keparahan depresi atau gejala manik.

Selain itu, harus dikonfirmasi bahwa gejala yg muncul bukan akibat dari penyalahgunaan zat atau kondisi medis lain.

Terapi • Terapi Non-Farmakologi • Terapi Farmakologi

Terapi Non-farmakologi • Tujuan : Mencegah kekambuhan, mengurangi gejala dan meningkatkan fungsi adaptif sehingga pasien dapat diintegrasikan kembali ke masyarakat.

• Terapi non-farmakologi harus diberikan bersamaan dengan terapi farmakologi.

Terapi Farmakologis • Dalam hal episode psikotik akut terapi anti-psikotik harus segera diberikan selama 7 hari pertama pengobatan, tujuannya adalah untuk mengurangi gejala dan mengembalikan fungsi normal pasien (Misalnya makan dan tidur). Pada awal pengobatan, dosis harus di titrasi berdasarkan respon pasien.

• Pengobatan selama fase akut harus diikuti dengan terapi pemeliharaan untuk meningkatkan sosialisasi, perawatan diri, suasana hati dan mencegah kekambuhan. Terapi obat harus dilanjutkan minimal 12 bulan setelah remisi dari episode psikotik pertama.

• Menurut American Psychiatric Association (ASA), antipsikotik generasi 2 (Atipikal/GAP-2) adalah pilihan untuk terapi lini pertama skizofrenia kecuali clozapine karena memiliki resiko agranulositosis. GAP-2 lebih disukai dari GAP-1 karena gejala EPS lebih sedikit. Namun GAP-2 memiliki efek samping metabolik seperti BB, hyperlipidemia dan DM.

• The Texas Medication Algorithm Project (TMAP) memiliki 6 tahap farmakoterapi untuk pasien skizofrenia: • 1. Monoterapi dengan GAP-2 • 2. Monoterapi dengan GAP-2 atau GAP-1 • 3. Monoterapi Clozapine dgn pemantauan sel darah putih (WBC Count). Jika terjadi agranulositosis, terapi dihentikan

• 4. Menggabungkan Clozapine dengan GAP-1, GAP-2 atau Terapi kejang listrik (ECT) • 5. Monoterapi dengan GAP-1 atau GAP-2 yang belum pernah dicoba • 6. Terapi kombinasi dengan GAP-2, GAP-1, ECT, dan/atau mood stabilizer

• Long Acting Injectable Antipsychotic Agents Diberikan pada pasien yang tidak berespon dengan antipsikotik oral. Harus diberikan jangka pendek terlebih dahulu untuk menentukan tolerabilitas.

• Terapi-Resisten Skizofrenia Clozapine 30% efektif dalam mengontrol episode skizofrenia pada pasien yg resisten terhadap antipsikotik lain.

• Terapi Pengganti dan Terapi Kombinasi Kedua terapi pengganti (dengan ECT atau mood stabilizer) dan terapi kombinasi (dengan antipsikotik) diberikan pada pasien yang tidak merespon dengan pemberian clozapine.

Yang harus diperhatikan ketika pemberian terapi pengganti adalah: 1. Hanya digunakan pada pasien yg tidak merespon terhadap terapi sebelumnya 2. Tidak efektif ketika diberikan tunggal 3. Pasien yang menggunakan terapi augmentasi biasanya membaik dengan cepat

4. Jika gejala pasien tidak membaik maka terapi augmentasi di hentikan

• Mekanisme Kerja Mekanisme kerja obat antipsikotik tidak diketahui dengan pasti meskipun obat ini telah digolongkan menjadi 3 kategori: 1. Tipikal antipsikotik > berhubungan dgn antagonis dopamine (D2) tinggi dan antagonis serotonin (5-HT2A) rendah 2. Atipikal antipsikotik > Memiliki antagonis dopamine (D2) sedang-tinggi dan antagonis serotonin (5-HT2A) tinggi 3. Atipikal antipsikotik > Yg menunjukan antagonis dopamine (D2) rendah dan antagonis serotonin (5-HT2A) tinggi

• Efek Samping

• Sistem Endokrin - 87% pasien yg diobati dengan risperidone atau paliperidone mengalami hiperprolaktinemia yg mungkin menyebabkan disfungsi seksual, penurunan libido, ketidakaturan menstruasi, atau ginekomastia. Aripiprazole atau ziprasidone dapat dipakai pada pasien dengan peningkatan kadar prolactin. - Kenaikan BB > Terutama pada pasien yg diobati utk episode pertama psikotik

- Diabetes Melitus > Olanzapin memiliki resiko terbesar, diikuti oleh risperidone dan quetiapine

• Sistem Kardiovaskular 1. Hipotensi ortostatik 2. Interval QT memanjang > Thioridazine, clozapine, iloperidone, ziprasidone. Jika interval QT memanjang lebih dari 500msec terapi harus

dihentikan.

• Perubahan lipid GAP-2 atau fenotiazin dapat meningkatkan kadar trigliserida serum dan kolesterol. Olanzapine terbukti memiliki efek negative pada kadar kolesterol dan lemak.

• Sistem Saraf Pusat 1. Dystonia 2. Akatisia >> Haloperidol & fluphenazine 3. Pseudoparkinsonism >> Risperidone dosis tinggi 4. Tardive Dyskinesia 5. Kejang >> Clozapine & Klorpromazin

6. Poikilothermia >> Klorpromazin & Clozapine 7. Neuroleptic Malignant Syndrom (NMS)

• Efek samping lainnya 1. Memperburuk glaucoma sudut sempit

6. Leukopenia transien

2. Resiko katarak

7. Neutropenia atau agranulostosis

3. Retinitis pigmentosa

8. Reaksi alergi dermatologis

4. Inkontinensia urin

9. Photosensitivity

5. Disfungsi seksual

10. Sialorrhea

Evaluasi Perkembangan • Obyektif >> Dinilai dari perbaikan gejala dan pasien dapat kembali melakukan aktivitas (ex: kerja, sekolah, dll). Beberapa alat ukur yg digunakan untuk menilai kemajuan pasien dengan skizofrenia yaitu The Brief Psychiatric Rating Scale (BPRS) dan The Positive and Negative Syndrome Scale (PANSS).

• Subyektif >> Dinilai berdasarkan keyakinan hidup, harapan, pengetahuan tentang dirinya atau kesehatan mentalnya dan pemberdayaan.

• Peningkatan mortalitas pada pasien skizofrenia dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat, efek samping pengobatan dan bunuh diri.

Kesimpulan • Skizofrenia adalah gangguan kompleks yang membutuhkan perawatan dan pengobatan yang cepat dan tepat yang dimulai sejak timbulnya gejala psikotik. Dokter juga harus mempertimbangkan potensi ketidakpatuhan pasien dan efek samping terapi ketika menetapkan rencana pengobatan dan perawatan yang komprehensif.

THANK YOU 

Related Documents

Ppt Journal
December 2019 27
Journal
October 2019 56
Journal
June 2020 15
Journal
June 2020 17

More Documents from "sumedh1287"