REFERAT OFTALMOPATI GRAVES Disusun Oleh Kartika Yulianti (1710221071) Annisa Amalia (1710221085) Pembimbing dr. Dinda Arken Devona , Sp.M
Definisi Oftalmopati Graves juga dikenal dengan Tyroid Associated Ophtalmopathy (TAO), penyakit mata tyroid, dan penyakit Basedow’s ( dalam bahasa Jerman ), orbitopaty dystiroid, orbitopaty tiroid .
Adalah gangguan inflamasi autoimmune dengan pencetus yang berkesinambungan. Dengan gambaran klinis satu atau lebih gambaran berikut yaitu retraksi kelopak mata, keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata (lid lag), proptosis, myopati ekstraokuler restriksi dan neuropaty optik progresif.
Epidemiologi ■ Amerika Utara dan Eropa oftalmopati Graves adalah penyebab paling umum dari penyakit orbital ■ Prevalensi lebih tinggi pada wanita daripada pria
■ Pasien yang didiagnosis berusia di atas 50 tahun memiliki prognosis yang lebih buruk secara keseluruhan. ■ Faktor risiko untuk Oftalmopati Graves termasuk usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga.
klasifikasi Klasifikasi NO SPECS diperkenalkan oleh Werner pada tahun 1963 Asosiasi Tiroid Amerika ( ATA ) tahun 1969 tahun 1977
Patogenesis
Manifestasi klinis Dua tanda GO yang paling umum : retraksi kelopak mata atas (dalrimple sign) dan proptosis ■ paparan okular = mata kering, fotofobia, dan penglihatan kabur ■ inflamasi periorbital soft tissue dan kongesti = sensasi tekanan retrookular, kemerahan pada konjungtiva, dan pembengkakan di kelopak mata ■ keterlibatan otot ekstraokular = nyeri saat menggerakan mata, motilitas okular terbatas, dan penglihatan ganda (diplopia) ■ Dysthyroid optic neuropathy (DON) gangguan penglihatan sentral, gangguan persepsi warna
-
Retraksi kelopak mata bagian atas (dalrymple sign) Keterlambatan gerakan palpebra mengikuti gerakan bola mata (von graefe sign) Gerakan kedipan mata berkurang (stelwag sign) Gerakan memandang keatas tanpa diikuti kerutan dahi (joffroy sign) Tremor pada kelopak mata saat melirik kebawah (rosenbach) Penurunan visus
exophtalmus
lagophtalmus
Dalrimple sign
Pemeriksaan ■ Visus penglihatan ■ Konfrontasi test ■ Funduscopy ■ Hertel exopthalmometer ■ CT Scan orbita
Diagnosis ■ Grave’s disease : Tanda hipertiroidisme Adanya struma difus
Grave opthalmopaty gejala klinis dan tanda Penunjang : TSH, FT3, FT4, anti TRAb
Menentukan aktivitas penyakit CAS Scoring system Menilai derajat keparahan penyakit NO SPECS / EUGOGO criteria
Clinical Activity Score (CAS) ■ OG aktif CAS >= 3/7 pada meriksaan awal atau >4/10 pada pemantauan ■ OG inaktif jika CAS <3/7 pada pemeriksaan awal atau <=4/10 pada pemantauan, setelah menetapkan tingkat aktivitas klinis
NO SPECS (no sign, soft tissue involment, proptosis, Extraocular muscle signs, Corneal involvement, and Sight loss
EUGOGO
Derajat keparahan GO (EUGOGO)
Tata laksana Tata laksana untuk GO disesuaikan berdasarkan derajat keparahan penyakit yaitu ringan, sedang-berat, sangat berat. 1. Mengembalian ke keadaan eutiroid 2. Tindakan Konservatif berhenti merokok, penggunaan air mata buatan, kacamata hitam untuk melindungi dari sinar matahari, dan tidur dengan kepala sedikit lebih tinggi 3. Terapi immunocompresi 4. Terapi radioterapi orbital 5. Pembedahan
Algoritma tata laksana GO
Algoritma tata laksana GO
Terapi immunosupresif Penggunaan kortikosteroid oral atau intravena rejimen yang umum digunakan : 500mg metilprednisolon setiap minggu selama 6 minggu
250mg setiap minggu selama 6 minggu
tidak responsif terapi kombinasi siklosporin A (5 mg / kg / hari dalam 2 dosis ditambah glukokortikoid oral), azathioprine, atau agen antibodi monoklonal spesifik
Radioterapi orbita Mekanisme : - efek anti-inflamasi yang tidak spesifik dan radiosensitivitas infiltrasi limfosit yang tinggi dalam ruang orbital dengan mengurangi sekresi sitokin proinflammatory dari limfosit teraktivasi - mengurangi kemampuan fibroblast untuk mensintesis dan mengeluarkan glikosaminoglikan Hindari pada pasien : berusia kurang dari 35 tahun, diabetes, hipertensi berat.
Prognosis Prognosis GO dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah usia. Diagnosis dini orbitopaty dan laporan pasien dengan resiko berat, progresifitas penyakit diikuti intervensi dini terhadap perkembangan proses penyakit dan mengontrol perubahan jaringan lunak dapat mengurangi morbiditas penyakit dan mempengaruhi prognosis dalam jangka waktu lama.