ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENJUALAN KREDIT DAN PENAGIHAN PADA PT. SINAR SOSRO
Disusun oleh: Gymnastiar Hamas Sabiq NIM : 041511333246 Kelas : M PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018
PENDAHULUAN Dewasa ini, perusahaan-perusahaan bersaing dalam mendapatkan laba yang tinggi untuk keberlangsungan bisnis perusahaan tersebut. Di lain hal, perusahaan dengan laba yang tinggi akan menarik peminat investor, calon investor, kreditor, calon kreditor atau lender untuk memberikan dananya dalam berupa modal yang digunakan perusahaan untuk kegiatan operasi usahanya. Dengan begitu banyak cara yang perusahaan lakukan untuk meningkatkan laba perusahaan dengan menerapkan beberapa strategi yang telah dianalisis, diprediksi, serta dipikirkan resikonya oleh orang-orang dalam perusahaan tersebut. Salah satu cara sederhana untuk menaikkan laba perusahaan ialah dengan memunculkan penjualan secara kredit, dimana pelanggan yang ingin membeli produk yang perusahaan tawarkan dapat mendapatkannya tanpa harus dibayar secara tunai saat penerimaan barang namun dapat dibayarkan pada saat periode tertentu yang telah disepakati oleh perusahaan. Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut (Mulyadi, 2001:220). Keberadaan penjualan kredit ini dapat mendorong banyak pelanggan untuk membeli produk yang perusahaan produksi, yang mana hal tersebut dapat meningkatkan omzet perusahaan walau penerimaan kas oleh pelanggan berkurang tetapi piutang perusahaan meningkat. Dalam akuntansi, piutang usaha merupakan aset yang tingkat likuidasinya termasuk tinggi. Dengan kata lain, perusahaan dapat pula meningkatkan asetnya dengan penjualan secara kredit ini. Piutang usaha adalah berupa hak klaim atau tagihan berupa uang atau bentuk lainnya kepada seseorang atau suatu perusahaan (Mulyadi, 2001:198). Penjualan kredit juga dapat meningkatkan pendapatan bagi perusahaan, saat terdapat pelanggan yang membayar hutangnya diluar batas periode yang telah disepakati, pelanggan diharuskan untuk membayar denda yang biasanya jumlahnya telah ditentukan diawal perjanjian piutang. Bagi perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang baik, penjualan kredit ini juga dapat mengendalikan banyaknya kas yang dimiliki perusahaan agar terhindar dari idle cash atau kas yang menganggur. Namun, seiring berjalannya waktu selalu akan ada resiko yang terjadi dalam penjualan kredit ini yaitu kemampuan pelanggan dalam melunasi hutangnya. Dalam kasus ini, perusahaan biasanya melakukan penghapusan piutang tak tertagih yang dalam menentukan jumlah penghapusan ini, perusahaan telah mempertimbangkan beberapa hal agar perusahaan tidak merugi.
Piutang tak tertagih adalah kerugian pendapatan, yang memerlukan, melalui ayat jurnal pencatatan yang tepat pada akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba (Kieso, 2008:350). Piutang tak tertagih ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui berapa hak klaim atas piutang yang benar-benar perusahaan dapat tagih, istilah tersebut dinamakan net realizable value. Di lain sisi, perusahaan juga sangat memperhatikan pengendalian internal untuk mengurangi keterjadian resiko seperti penagihannya yang susah dijalankan sehingga arus kas perusahaan menjadi terganggu, hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengalami kesusahan dalam membayar hutang-hutangnya dan juga dalam mendanai kegiatan operasi perusahaan, yang dapat membuat perusahaan merugi. Keberadaan pengendalian atas sistem akuntansi yang memadai dapat membantu perusahaan dalam mengatasi hal tersebut. Sistem akuntansi dapat pula menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, relevan dan bermutu. Sistem akuntansi merupakan metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklarifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi kegiatan usaha (operasional) dan keuangan sebuah perusahaan (Warren. Reeves. Fees, 2005:234). Sistem akuntansi dalam penjualan kredit dan penagihan ini bermula dari pemesanan oleh pelanggan sampai akhirnya pelunasannya dari pelanggan dalam bentuk tunai dari pemesanan barang yang di pesannya. Penelitian mengenai pengendalian internal terhadap penjualan kredit dan penagihannya ini menyita banyak perhatian dari para peneliti untuk membahasnya lebih lanjut dalam penelitiannnya, seperti salah satunya penelitian dari Nia Amelia Rusady dan Abriandi (2016) yang judulnya Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penjualan Kredit Pada PT Astrido Toyota menjelaskan bahwa pengendalian internal atas penjualan kredit ini harus ada pemisahan fungsi yang salah satunya pemisahan fungsi kredit dan fungsi penjualan, fungsi akuntansi dan fungsi kas, fungsi akuntansi dengan fungsi penjualan dan fungsi kredit. Penelitian lain dilakukan oleh Widiasmara (2014) yang berjudul Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih (Bad Debt) pada PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk Cabang Madiun yang dalam meminimalkan piutang tak tertagih dan bad customer, harus lebih memperhatikan kondisi calon debitur tersebut apakah memenuhi persyaratan atau tidak sehingga layak untuk dilakukan pembiayaan dengan memperhatikan aspek
5C serta wajib menjelaskan mengenai paham kredit kepada calon debitur dan dilakukan mutasi atau rotasi pada karyawannya. Penjualan kredit dan penagihan merupakan aktivitas yang sering dilakukan oleh banyak perusahaan, terutama perusahaan manufaktur seperti PT. Sinar Sosro. Kebutuhan akan minuman the selalu meningkat, dapat dilihat dari naiknya jumlah konsumsi minuman teh di Indonesia. Meningkatnya tingkat konsumsi akan minuman teh tersebut menjadi keuntungan bagi perusahaan semen. PT. Sinar Sosro mendapatkan banyak sekali pendapatan penjualannya yang banyak dari penjualan tersebut merupakan penjualan kredit. Oleh karena itu, penting bagi PT. Sinar Sosro untuk melakukan pengendalian internal atas sistem akuntansi penjualannya. LANDASAN TEORI Pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan perusahaan dapat tercapai, tanpa adanya pengendalian internal tujuan perusahaan tida akan tercapai secara efektif dan efisien. Semakin besar perusahaan semakin penting pula pengendalian internal. Menurut Aren et al (2008:370) sistem pengendalian internal terdiriatas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur ini seringdisebut pengendalian, dan secara kolektif membentuk pengendalian internal entitas tersebut. Pengertian tentanng piutang yang berhubungan dengan penjualan kredit . Menurut Sugiri (2009; 43) menyatakan bahwa piutang adalah tagihan baik kepada individu maupun kepada perusahaan lain yng akan diterima dalam bentuk kas. Sedangkan menurut Warren (2005: 336) istilah piutang merupakan claim dala bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu maupun perusahaan. Piutang merupakan hak menagih sejumlah uang dari pihak penjual ke pihak pembeli yang timbul karena terjadi trnsaksi penjualan secara kredit (jusup 2001 : 51) . Maka dari berbagai pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa piutang adalah hak menagih atau claim dalam bentuk uang kepada pihak lainnya karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pendahuluan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat diambil perumusan masalah untuk menjadi fokus penelitian ini yaitu “Bagaimana sistem pengendalian internal yang baik untuk aktivitas penjualan kredit dan penagihannya pada PT. Sinar Sosro?”
TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui, mengembangkan dan menemukan sistem pengendalian internal yang tepat untuk penjualan kredit dan penagihan untuk PT. Sinar Sosro
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang mana menggunakan pendekatan diskriptif. Pendekatan deskriptif ini mempelajari masalah-masalah yang ada serta tata cara kerja yang berlaku pada PT. Sinar Sosro. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi - informasi mengenai keadaan yang ada (Mardalis, 1996:26). Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung ke lapangan. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sistem penjualan kredit dan penagihan pada perusahaan semen tersebut. Selain informasi dari kegiatan wawancara dan observasi, peneliti pun juga mengumpulkan data pendukung mengenai perusahaan berupa dokumen terkait penjualan dan penagihan, struktur organisasi, prosedur akuntansi dan hasil pengamatan pengendalian internal. Metode tersebut merupakan metode dokumenter, Metode documenter adalah metode menelusuri informasi historis dan objek penelitian yang telah tersimpan dan menjadi dokumen perusahaan seperti surat, kipling, data yang tersimpan dalam komputer dan sebagainya (Bungin, 2007).
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Analisis dan intepretasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan konsep analisis pada buku Prof Dr S Nasution,M.A. yang membagi komponen dalam menganalisa data menjadi 3 langkah, yaitu: 1. Reduksi data, data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. 2. Display data, data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. 3. Verifikasi atau penyimpulan data, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
DAFTAR PUSTAKA Rusady, Nia Amelia dan Abriandi. 2016. “Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penjualan Kredit Pada PT Astrido Toyota”. Jurnal Bisnis dan Komunikasi Vol. 3, No. 1, ISSN 2356 – 4385. Widiasmara, Anny. 2014. “Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih (Bad Debt) pada PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk Cabang Madiun”. Jurnal Ekonomi Modernisasi Vol. 10, No. 2, 110-127.
Noviasari, Dian. 2016. “Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern atas Penjualan dan Penagihan Piutang pada Perusahaan Ekspedisi ABC”. Universitas Dian Nuswantoro.