NAMA
: NURIL BADRIA
NIM
:186020300011018
BAB I PENGANTAR PENELITIAN Apakah Penelitian Itu ? Penelitian (Research) adalah sebuah proses menemukan solusi untuk suatu masalah setelah melakukan studi yang menyeluruh dan menganalisis faktor situasi. Penelitian Bisnis Penelitian bisnis dapat didefinisikan sebagai usaha sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang dihadapi dalam dunia kerja yang membutuhkan solusi. Penelitian bisnis terdiri atas rangkaian langkah yang direncanakan dan dilakukan dengan tujuan untuk menemukan jawaban bagi persoalan yang menjadi perhatian manajer dalam lingkungan kerja. Hal ini berarti langkah pertama dalam penelitian adalah mengetahui di mana letak masalah yang muncul dalam organisasi, dan mengidentifikasi sejelas dan serinci mungkin masalah yang perlu dipelajari dan dipecahkan. Definisi Penelitian Bisnis Penelitian bisnis sebagai penyelidikan atau pertanyaan yang terorganisasi, sistematis, berdasarkan data, kritis objektif untuk suatu masalah tertentu, yang dilakukan untuk menemukan suatu jawaban atau solusi untuk masalah tersebut. Intinya penelitian memberikan informasi yang diperlukan untuk memandu manajer mengambil Keputusan berdasarkan informasi agar berhasil memecahkan masalah.
Penelitian dan Manajer Pengalaman yang umum bagi suatu organisasi adalah bahwa para manjer menghadapi masalah besar dan kecil setiap hari yang harus mereka pecahkan dengan membuat Keputusan yang tepat. Penelitian manajemen dapat mencakup studi sikap dan perilaku karyawan, manajemen sumber daya manusia, pengaruh perubahan demografis terhadap praktek manajemen, manajemen operasi produksi, formulasi strategi, sistem informasi dan sebagainya. Penelitian pemasaran dapat meliputi persoalan yang berkaitan dengan pengambilan Keputusan konsumen, kepuasan dan kesetiaan pelanggan, segmentasi pasar dan lain-lain. Jenis Penelitian Bisnis : Terapan dan Dasar Penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda. Tujuan pertama adalah untuk memecahkan masalah saat ini yang dihadapi oleh manajer dalam konteks pekerjaan yang menuntut solusi tepat waktu. Misalnya mungkin produk tertentu tidak terjual dengan baik dan manajer ingin mengetahui alasan dibalik hal tersebut untuk mengambil tindakan perbaikan. Penelitian itu disebut sebagai penelitian terapan tujuan (Applied Research) yang lain adalah untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha memahami sepenuhnya bagaimana masalah tertentu yang terjadi dalam suatu organisasi dapat diselesaikan. Hal ini disebut penelitian dasar (Basic, Fundamental, atau Pure Research). Dengan demikian, penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk menerapkan hasil temuan guna memecahkan masalah spesifik yang saat ini sedang dialami perusahaan disebut penelitian terapan. Penelitian yang dilakukan terutama untuk memberikan kontribusi bagi pengetahuan yang sudah ada disebut penelitian dasar. Penemuan dari penelitian semacam itu berkontribusi terhadap pengembangan pengetahuan dalam berbagai bidang bisnis fungsional. Pengetahuan
seperti itu ketika dihasilkan, biasanya akan diterapkan dalam lingkungan organisasi untuk pemecahan masalah. Seperti disebutkan tujuan penelitian dasar adalah untuk menghasilkan lebih banyak pengetahuan dan pemahaman terhadap fenomena ketertarikan dan membangun teori-teori berdasarkan hasil penelitian. Teori tersebut kemudian membentuk dasar penelitian lebih lanjut terkait banyak aspek fenomena. Proses mengembangkan pengetahuan yang sudah ada tersebut merupakan asal mula pengembangan teori, khususnya dalam bidang manajemen. Ada beberapa contoh penelitian dasar misalnya penelitian terhadap penyebab dan konsekuensi pemanasan global akan menawarkan banyak solusi untuk mengurangi fenomena tersebut. Dan menyebabkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah dan bagaimana pemanasan global dapat dicegah. Meskipun penelitian pemanasan global mungkin bertujuan terutama untuk memahami nuansa dari fenomena tersebut. Temuan penelitian pada akhirnya akan diterapkan dan berguna, di antaranya untuk industri pertanian dan bangunan. Manajer dan Penelitian Manajer dengan pengetahuan penelitian mempunyai kelebihan dibandingkan dengan manajer yang tidak memiliki pengetahuan penelitian. Dengan kerumitan organisasi modern yang semakin meningkat, dan ketidakpastian lingkungan yang mereka hadapi, manajemen sistem organisasi sekarang melibatkan masalah konstan dalam dunia kerja. Hal tersebut dapat membantu jika manajer dapat merasakan, melihat dan menangani masalah sebelum segalanya tidak dapat diatasi. Pengetahuan mengenai penelitian dan proses pemecahan masalah membantu manajer mengenali situasi masalah sebelum hal tersebut tidak dapat dikendalikan. Meskipun masalah kecil dapat diselesaikan oleh manajer, masalah besar membutuhkan kehadiran peneliti atau konsultan luar. Manajer yang memahami banyak pengetahuan penelitian dapat berinteraksi secara efektif dengan mereka. Pengetahuan mengenai proses
penelitian, desain dan interpretasi data juga membantu manajer untuk menjadi pihak penerima yang dapat membedakan penemuan penelitian yang disajikan dan menentukan apakah solusi yang direkomendasikan tepat untuk implementasi. Alasan lain mengapa manajer profesional saat ini perlu mengetahui tentang metode penelitian adalah bahwa mereka akan menjadi semakin dapat membedakan ketika menyaring sebaran informasi dari jurnal-jurnal bisnis. Secara ringkas memahami penelitian dan metode penelitian membantu manajer profesional untuk: 1. Mengenali dan secara efektif memecahkan masalah kecil dalam konteks pekerjaan 2. Mengetahui bagaimana membedakan penelitian yang baik dan yang buruk. 3. Menghargai dan terus menerus menyadari berbagi pengaruh dan efek dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu situasi. 4. Mengambil risiko yang telah diperhitungkan dalam pengambilan Keputusan, mengetahui sepenuhnya probabilitas yang terkait dengan kemungkinan hasil (outcome) yang berbeda. 5. Mencegah kemungkinan kepentingan pribadi yang memengaruhi situasi. 6. Berhubungan dengan peneliti dan konsultan yang disewa secara lebih efektif. 7. Menggabungkan pengalaman dan pengetahuan ilmiah ketiak mengambil Keputusan. Manajer dan Konsultan Peneliti Para manajer sering kali perlu menyewa konsultan untuk meneliti beberapa masalah yang lebih rumit dan memakan waktu yang mereka hadapi. Sehingga menjadi hal yang penting untuk mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dengan konsultan secara efektif (istilah peneliti dan konsultan dapat dipertukarkan), bagaimana seharusnya hubungan manajer – peneliti, dan kelebihan serat kelemahan konsultan internal vs konsultan eksternal.
Hubungan Manajer – Peneliti Selama karier mereka, sering kali manajer perlu berhubungan dengan konsultan. Dalam kasus semacam itu manajer tidak saja tidak harus berkomunikasi secara efektif dengan tim peneliti namun harus menjelaskan secara eksplisit peran peneliti dan pihak manajemen. Manajer harus memberi tahu peneliti jenis informasi apa yang dapat diberikan, dan yang paling penting dokumen apa yang tidak akan diberikan kepada mereka. Dokumen tersebut termasuk arsip pribadi karyawan atau yang menyangkut rahasia bisnis tertentu. Memperjelas fakta-fakta tersebut sejak awal dapat mengurangi kekecewaan dari kedua belah pihak. Di samping memperjelas peran dan batasan, manajer juga harus memastikan bahwa terdapat kesesuaian dalam sistem nilai manajemen dan konsultan. `
Pertukaran informasi secara langsung dan jujur juga dapat membantu meningkatkan
hubungan dan tingkat kepercayaan antara kedua belah pihak yang pada akhirnya memotivasi keduanya untuk berkomunikasi secara efektif. Dalam posisi tersebut,, peneliti merasa bebas dalam berkomunikasi dengan pihak manajemen dengan meminta bantuan selama membuat penelitian semakin sesuai dengan tujuan. Secara singkat perusahaan menyewa peneliti atau konsultan manajer harus memastikan bahwa: 1. Peran dan harapan kedua belah pihak dinyatakan secara eksplisit. 2. Filosofi dan sistem nilai organisasi yang relevan disampaikan dengan jelas, dan keterbatasan jika ada, dikomunikasikan. 3. Hubungan baik dibangun dengan peneliti serta antara peneliti dan karyawan dalam organisasi sehingga membuat kerja sama dapat dilakukan nantinya.
Konsultan/Peneliti Internal Vs Eksternal a. Konsultan/Peneliti Internal Sejumlah organisasi memiliki departemen konsultan/peneliti sendiri yang dapat disebut departemen layanan manajemen, departemen organisasi dan metode, R&D atau lainnya. Departemen tersebut berperan sebagai konsultan internal bagi sub unit dalam organisasi yang menghadapi masalah tertentu dan memerlukan bantuan. Unit organisasi semacam ini, jika ada, akan bermanfaat dalam beberapa hal, dan meminta bantuannya akan bermanfaat dalam beberapa situasi, tetapi tidak dalam situasi lain. Manajer sering kali harus memutuskan apakah akan menggunakan peneliti internal atau eksternal. Untuk membuat Keputusan, manajer harus mengetahui kekuatan dan kelemahan keduanya, dan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian menggunakan salah satunya berdasarkan kebutuhan dari situasi tersebut. Beberapa kelebihan dan kekurangan dari tim internal dan eksternal dibahas berikut ini: Kelebihan Konsultan/Peneliti Internal Setidaknya ada empat keuntungan dalam menggunakan tim internal untuk melakukan proyek penelitian: 1. Tim internal memiliki kesempatan lebih baik untuk diterima karyawan dalam sub unit organisasi di mana penelitian dilakukan. 2. Tim memerlukan waktu yang jauh lebih sedikit untuk memahami struktur, filosofi dan situasi serta fungsi dan sistem kerja organisasi. 3. Mereka dapat mengimplementasikan rekomendasi setelah temuan penelitian diterima. Hal ini sangat penting karena setiap “masalah” dalam mengimplementasi rekomendasi dapat dihilangkan dengan bantuan mereka. Mereka juga dapat mengevaluasi
efektivitas perubahan dan mempertimbangkan perubahan lebih lanjut, jika dan ketika diperlukan. 4. Untuk departemen yang memerlukan bantuan dalam pemecahan masalah, tim internal menghabiskan biaya jauh lebih sedikit waktu untuk memahami sistem tersebut terkait keterlibatan mereka dengan berbagai unit dalam organisasi secara terus menerus. untuk masalah yang tidak terlalu rumit,, tim internal adalah kemungkinan yang paling baik. Kekurangan Konsultan/Peneliti Internal Terdapat kekurangan tertentu dalam menggunakan tim peneliti internal untuk tujuan pemecahan masalah empat hal yang paling penting adalah: 1. Dalam konteks masa kerja mereka yang panjang sebagai konsultan internal,, tim internal dapat memiliki cara pandang stereotip dalam melihat organisasi dan masalahnya. Hal tersebut akan menghalangi ide dan perspektif baru yang mungkin diperlukan untuk pemecahan masalah. Hal tersebut jelas sekali akan menjadi rintangan pada situasi ketika persoalan berat dan masalah kompleks harus dihadapi. 2. Koalisi kekuasaan tertentu dalam suatu organisasi memiliki kesempatan untuk memengaruhi tim internal agar menyembunyikan, menyimpangkan, atau mengubah fakta tertentu. Dengan kata lain kepentingan pribadi tertentu dapat mendominasi,, terutama untuk mendapatkan bagian yang cukup besar dari sedikit sumber daya yang tersedia. 3. Terdapat kemungkinan bahwa, bahkan tim peneliti internal yang paling terlatih pun tidak dianggap sebagai ahli oleh staf dan manajemen, sehingga rekomendasi mereka tidak memperoleh cukup pertimbangan dan perhatian yang layak.
4. Bias organisasi tertentu dari tim penelitian internal dalam beberapa hal dapat membuat temuan menjadi kurang objektif sehingga kurang ilmiah.
b. Konsultan/Peneliti Eksternal Kekurangan dari peneliti internal sebaliknya menjadi kelebihan tim eksternal, dan kelebihan peneliti internal menjadi kelemahan tim peneliti eksternal. Meskipun demikian kelebihan dan kekurangan tim peneliti eksternal dapat digarisbawahi. Kelebihan Konsultan/Peneliti Eksternal 1. Tim eksternal dapat menggunakan banyak pengalaman yang diperoleh dari bekerja dengan berbagai jenis organisasi yang memiliki jenis masalah yang sama atau hampir sama. Pengalaman yang luas akan membuat mereka berpikir baik secara divergen atau konvergen dan tidak tergesa-gesa dalam membuat solusi instans berdasarkan fakta yang tampak dalam situasi tersebut. Mereka dapat mempertimbangkan beberapa alternatif untuk melihat masalah tersebut karena pengalaman dalam memecahkan masalah yang luas pada berbagai konteks organisasi yang berbeda . 2. Tim eksternal, terutama dari perusahaan penelitian dan konsultasi terkemuka, mungkin memiliki lebih banyak pengalaman dan pengetahuan mengenai model-model pemecahan masalah terkini dan tercanggih yang diperoleh melalui program pelatihan periodik mereka yang mungkin tidak dimiliki oleh tim di dalam perusahaan. Kekurangan Konsultan/Peneliti Eksternal Kekurangan utama dalam menyewa konsultan/peneliti eksternal adalah sebagai berikut:
1. Biaya sewa tim peneliti eksternal biasanya mahal dan cenderung dihindari, kecuali jika masalah tersebut sangat kritis/serius. 2. Selain tim eksternal memerlukan banyak waktu untuk memahami organisasi yang sedang diteliti, mereka jarang memperoleh sambutan hangat, pun tidak semerta-merta diterima oleh karyawan. Departemen dan orang yang akan terpengaruh dengan studi penelitian tersebut mungkin menganggap tim studi penelitian sebagai ancaman dan menentang mereka. Oleh karena itu meminta dukungan karyawan dan memperoleh kerja sama mereka dalam studi menjadi lebih sulit dan memerlukan waktu bagi peneliti eksternal dibandingkan tim peneliti internal. 3. Tim eksternal juga membebankan biaya tambahan untuk bantuan dari mereka pada tahap implementasi dan evaluasi. Pengetahuan Tentang Penelitian dan Efektivitas Manajerial Pengetahuan tentang penelitian meningkatkan kepekaan manajer dalam banyak faktor internal dan eksternal dari berbagai sifat yang ada dalam lingkungan kerja dan organisasi mereka. Hal tersebut juga membantu untuk mempermudah interaksi yang efektif dengan dengan konsultan dan pemahaman atas beragam perbedaan dari proses penelitian. Teknologi canggih seperti simulasi dan pembuatan model sekarang tersedia dan dapat digunakan untuk aplikasi yang menguntungkan dalam bidang bisnis tertentu. Rekomendasi dari konsultan eksternal yang menguasai teknologi ini dan sangat menyarankan penggunaannya dalam situasi tertentu mungkin tidak dapat diterima dan dapat memunculkan kekhawatiran bagi manajer yang tidak memahami penelitian. Bahkan pengetahuan yang tidak menyeluruh mengenai teknik-teknik ini dapat membantu manajer untuk berbicara dengan peneliti dengan cara yang dewasa dan meyakinkan sehingga berbicara dengan ahli” tidak lagi berahi dengan ketidaknyamanan.
Etika dan Penelitian Bisnis Etika (ethics) dalam penelitian bisnis mengacu pada kode etik atau norma perilaku sosial yang diharapkan pada saat melakukan penelitian. Kode etik berlaku pada organisasi dan anggota yang mensponsori penelitian, peneliti yang melakukan penelitian, dan responden yang memberikan mereka data yang diperlukan. Ketaatan mematuhi etika dimulai dengan orang yang mengadakan penelitian, yang harus melakukannya dengan sungguh-sungguh. Kode etik juga harus dicerminkan dari perilaku peneliti yang melakukan investigasi partisipan yang memberikan data, analis yang memberikan hasil, dan seluruh tim penelitian yang menyajikan interpretasi hasil dan menyarankan solusi alternatif. Dengan demikian pelaku etis meliputi setiap langkah dalam proses penelitian—pengumpulan data, analisis data, pelaporan, dan penyebaran informasi di internet, jika kegiatan tersebut dilakukan. Bagaimana masalah dipecahkan dan bagaimana informasi rahasia dijaga, kesemuanya dipandu dengan etika bisnis.
BAB II PENDEKATAN ILMIAH DAN ALTERNATIF UNTUK INVESTIGASI Ciri-ciri Penelitian Ilmiah Ciri atau karakteristik utama penelitian ilmiah terdapat dalam daftar berikut ini: 1. Tujuan yang jelas Manajer memulai penelitian dengan sasaran atau tujuan yang jelas. Fokusnya adalah meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi, karena hal tersebut akan banyak memiliki manfaat. Peningkatan komitmen karyawan akan terwujud dalam berkurangnya pergantian, absensi, dan meningkatkan level kinerja yang semuanya tentu akan menguntungkan organisasi. Dengan demikian, penelitian tersebut mempunyai fokus tujuan yang jelas. 2. Teliti Dasar teori yang baik dan desai metodologi yang lengkap akan menambah ketelitian (rigor) studi dengan tujuan yang jelas. Ketelitian mengandung arti ke hatihatian, kecermatan dan tingkat ketepatan dalam investigasi penelitian. 3. Dapat diuji Ciri-ciri dapat diuji adalah kualitas yang berhubungan dengan hipotesis studi. Hipotesis ilmiah harus bisa diuji, sedangkan tidak semua hipotesis dapat diuji hipotesis yang sering tidak bisa diuji adalah pernyataan yang tidak jelas, atau pernyataan yang menyampaikan sesuatu yang tidak dapat diuji dengan eksperimen. 4. Dapat ditiru/di ulang Pengulangan dapat dilakukan berdasarkan deskripsi terperinci dari rincian suatu desain studi seperti metode pengambilan sampel dan metode pengumpulan data yang digunakan. Informasi tersebut memungkinkan terjadinya pengulangan
penelitian. Sifat penelitian yang dapat diulang adalah ketika pengulangan studi dapat dilakukan berdasarkan provisi rincian desain studi dalam laporan penelitian. Dapat diulang adalah ciri lain dari penelitian ilmiah. 5. Tepat dan yakin Ketepatan (presicion) mengacu pada kedekatan temuan dengan “realitas” berdasarkan sampel. Dengan kata lain ketepatan mencerminkan tingkat keakuratan atau kebenaran hasil berdasarkan sampel, terkait dengan apa yang benar-benar ada di alam semesta. Sedangkan keyakinan (confidence) mengacu pada probabilitas bahwa estimasi kita tepat. Karena itu teliti saja tidaklah cukup, tetapi juga penting bahwa kita dapat dengan yakin menegaskan bahwa hasil kita 95% benar dan kemungkinan salah hanya 5% , hal ini disebut dengan tingkat keyakinan. 6. Objektivitas Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis harus objektif, yaitu harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan hasil data aktual dan bukan nilai-nilai subjektif atau emosional kita. 7. Dapat digeneralisir Dapat digeneralisasi (generalbility) mengacu pada cakupan penerapan temuan penelitian dalam satu konteks organisasi ke konteks organisasi lainnya. Tidak dipungkiri lagi semakin luas jangkauan penerapan solusi yang dihasilkan oleh penelitian, semakin berguna penelitian tersebut pada peneliti. 8. Hemat Sifat ekonomis dalam penelitian tercapai ketika kita dapat memasukkan lebih sedikit jumlah variabel yang menjelaskan varian jauh lebih efisien ke dalam kerangka penelitian, dibandingkan rangkaian variabel kompleks yang hanya sedikit menambah varian yang dijelaskan. Sifat hemat (parsimony) ini dapat dimulai dengan pemahaman
yang baik terhadap masalah dan faktor penting yang dapat mempengaruhi hal tersebut. Metode Hipotetis Deduktif Metode hipotesis - deduktif yang dikembangkan oleh pemikir Austria, karl popper merupakan bentuk khusus dari metode ilmiah. Metode hipotesis – deduktif memberikan pendekatan sistematis yang berguna untuk menciptakan wawasan dalam menyelesaikan masalah manajerial dasar. Pendekatan sistematis akan dilanjutkan setelahnya. a. Tujuh langkah metode hipotesis - deduktif: 1. Mengidentifikasi masalah secara luas Penurunan penjualan, seringnya terjadi gangguan produksi, hasil akuntansi yang salah, hasil yang rendah dari investasi, peralihan pelanggan, dan sejenisnya, yang bisa menarik perhatian manajer dan mempercepat proyek penelitian. 2. Mendefinisikan masalah Mengumpulkan informasi awal tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah akan membantu membatasi masalah yang masih bersifat umum dan untuk mendefinisikan masalah. 3. Mengembangkan hipotesis Hipotesis ilmiah harus memenuhi dua syarat. Pertama, hipotesisnya dapat diuji. Kedua, dapat ditiru. 4. Menentukan ukuran/langkah-langkah Kecuali variabel dalam kerangka teoritis diukur dalam berbagai cara, maka hipotesisnya tidak bisa diuji. 5. Pengumpulan data Setelah menentukan bagaimana untuk mengukur variabel, data yang sehubungan dengan masing-masing variabel dalam hipotesis perlu didapatkan.
6. Analisis data Dalam menganalisis data, data yang sudah dikumpulkan dianalisis secara statistik, untuk melihat apakah hipotesis yang dihasilkan sudah didukung. 7. Interpretasi data Langkah yang terakhir adalah memutuskan apakah hipotesisnya didukung atau tidak dengan menafsirkan arti dari hasil analisis data. b. Tinjauan Metode Hipotesis – Deduktif Penalaran deduktif adalah elemen penting dalam metode hipotesis – deduktif . dalam penalaran deduktif kita mulai dengan teori umum, kemudian menggunakan teori tersebut untuk kasus spesifik. Sedangkan penalaran induktif bekerja pada arah yang berlawanan. Hal ini adalah proses di mana kita mengamati fenomena tertentu dan dengan basis ini sampai pada kesimpulan umum. Beberapa Rintangan dalam Melakukan Penelitian Ilmiah dalam Area Manajemen Dalam area manajemen, tidak selalu bisa melakukan investigasi yang 100% ilmiah. Hasil yang diperoleh tidak pasti dan bebas kesalahan. Hal ini dikarenakan kesulitan dalam pengukuran dan pengumpulan data dalam area subjektif perasaan, emosi, perilaku, dan persepsi. Pendekatan-Pendekatan Alternatif untuk Penelitian 1. Positivisme Dalam pandangan penganut positivisme (positivist), ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah dilihat sebagai jalan untuk mendapatkan kebenaran. Positivisme percaya bahwa ada kebenaran obektif. Positivist memperhatikan rigor dan dapat disalinnya penelitian mereka, keandalan observasi, dan kemampuan generalisasi temuan. Mereka menggunakan pemikiran deduktif untuk menempatkan teori yang dapat mereka uji dengan pengukuran yang tetap, desain sebelum penelitian dan objektif.
2. Konstruksionisme (Constructionism) Constructionist bertujuan untuk memahami aturan yang digunakan masyarakat untuk mengerti dunia dengan menginvestigasi apa yang terjadi dalam pikiran masyarakat. Metode penelitian dari para peneliti constructionist sering kali merupakan kualitatif alami. Constructionist sering kali lebih memikirkan pemahaman kasus spesifik daripada generalisasi temuan mereka. Tidak terdapat realitas objektif yang harus digeneralisasi. 3. Realisme Kritis Realisme kritis merupakan sebuah kombinasi dari kepercayaan dalam realitas eksternal (kebenaran objektif) dengan penolakan terhadap klaim bahwa realitas eksternal dapat diukur secara objektif. Observasi (terutama observasi fenomena yang tidak dapat diamati dan diukur secara langsung, seperti kepuasan, motivasi, dan budaya) akan selalu menjadi subjek untuk interpretasi. Berdasarkan pandangan kritikal realist, mengukur fenomena dan pengumpulan data seperti emosi, perasaan, dan sikap sering kali bersifat subjektif, pembicaraan secara umum, tidak sempurna dan memiliki kekurangan. 4. Pragmatisme Pragmatist tidak mengambil posisi tertentu dalam membuat penelitian yang baik. Mereka menganggap penelitian dalam fenomena yang dapat diamati dan makna subjektif dapat menghasilkan pengetahuan yang berguna, tergantung pada masalah-masalah penelitian dari studi. Fokus dari pragmatisme adalah dalam hal praktis, penelitian yang diterapkan di mana sudut pandang berbeda dalam penelitian dan subjek dalam studi yang membantu dalam penyelesaian masalah (bisnis). Pragmatisme mendeskripsikan penelitian sebagai suatu proses di mana konsep-konsep dan makna (teori) adalah generalisasi dari tindakan pada masa lalu dan pengalaman-pengalaman, dan interaksi dengan lingkungan. Untuk para pragmatist, perspektif-perspektif yang berbeda, ide-ide, dan teori-teori membantu dalam meningkatkan pemahaman tentang dunia. Pragmatisme
menyokong eklesitisme dan pluralisme. Ciri penting lain dari pragmatisme adalah pandangan terhadap kebenaran sekarang bersifat sementara dan berubah dari waktu ke waktu.
BAB 3 BIDANG MASALAH YANG LUAS DAN MENENTUKAN RUMUSAN MASALAH Bidang Masalah Yang Luas Penelitian secara khusus dimulai dengan suatu permasalahan. Suatu “permasalahan” tidak berarti kesalahan yang serius dengan keadaan sekarang yang harus diperbaiki segera mungkin. Suatu permasalahan juga mengindikasikan kepentingan dalam isu di mana menemukan solusi yang benar dapat membantu meningkatkan situasi yang ada.
Pengumpulan Informasi Awal Sifat dari Informasi yang Dikumpulkan Meskipun sifat yang tepat dari informasi dibutuhkan untuk memperkecil are permasalahan dan membatasi pernyataan masalah spesifik, hal ini tergantung pada tipe masalah yang ditujukan, secara luas dapat diklasifikasikan dalam dua tujuan: 1. Informasi latar belakang organisasi dan lingkungannya – merupakan faktor kontekstual. 2. Literatur – pengetahuan yang tersedia atau apa yang sudah diketahui dan tertulis yang berhubungan dengan proyek penelitian.
Informasi Latar Belakang dalam Organisasi Beberapa informasi latar belakang yang mungkin termasuk adalah sebagai berikut. 1. Asal dan sejarah perusahaan. 2. Ukuran dalam hal karyawan, aset, atau keduanya. 3. Carter. 4. Lokasi. 5. Sumber daya. 6. Hubungan saling ketergantungan dengan institusi-institusi dan lingkungan eksternal.
7. Posisi keuangan selama lima sampai sepuluh tahun lalu, dan data keuangan yang berhubungan. 8. Informasi faktor struktural. 9. Informasi mengenai filosofi manajemen.
Literatur – jumlah informasi yang tersedia Literatur membantu dalam hal sebagai berikut. 1. Menyusun penelitian yang sudah selesai, atau membangun fondasi dari pengetahuan yang ada. 2. Mengembangkan pernyataan masalah dengan ketepatan dan kejelasan.
Menentukan Rumusan Masalah Setelah mengumpulkan informasi pendahuluan, peneliti mempersempit masalah dari dasar masalah yang luas dan mendefinisikan isu dari masalah dengan jelas. Pernyataan masalah harus tidak ambigu, spesifik, dan terfokus, dan masalah yang ditujukan dari prespektif akademik yang spesifik. Membuat rumusan masalah yang baik Sebuah pernyataan masalah yang baik mencakup pernyataan sasaran penelitian dan masalah (pernyataan) penelitian. Beberapa contoh dari sasaran penelitian adalah sebagai berikut.
Untuk menemukan apa motivasi konsumen untuk membeli produk secara online.
Untuk mempelajari efek dari gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan.
Untuk menginvestigasi hubungan antara struktur modal dan profitabilitas perusahaan.
Untuk menentukan harga optimal sebuah produk.
Untuk menginvestigasi pengaruh lingkungan belanja dalam toko (in-store) dalam mendorong pembelian.
Untuk memahami penyebab ketidakhadiran karyawan.
Beberapa gambaran mengenai pernyataan penelitian adalah sebagai berikut.
Bagaimana kemasan baru mempengaruhi penjualan produk?
Bagaimana hasil pesan iklan yang baru dalam meningkatkan ketertarikan konsumen?
Bagaimana harga dan kualitas dinilai dalam evaluasi konsumen terhadap produk?
Proposal Penelitian Sebelum studi penelitian dilakukan, harus ada persetujuan antara orang yang mengotorisasi studi dan peneliti mengenai masalah yang diinvestigasi, metodologi yang digunakan, dan durasi studi, serta biayanya. Proposal penelitian pada dasarnya mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. Judul kerja. 2. Latar belakang studi. 3. Pernyataan masalah: a) Tujuan studi b) Pertanyaan/masalah penelitian. 4. Ruang lingkup studi. 5. Keterkaitan studi. 6. Desain penelitian, detail yang ditawarkan dalam: a) Tipe studi – eksplorasi, deskriptif, dan/atau biasa. b) Metode pengumpulan data. c) Desain contoh. d) Analisis data. 7. Kerangka waktu studi, termasuk informasi kapan laporan tertulis diserahkan kepada sponsor. 8. Anggaran, rincian biaya dengan referensi untuk pengeluaran spesifik. 9. Daftar pustaka yang dipilih.
Ketika proposal diterima, peneliti melaksanakan penelitian, sesuai langkah-langkah yang didiskusikan dalam desain proses penelitian. Implikasi Manajerial Proposal penelitian yang baik membantu manajer untuk menilai relevansi studi yang diusulkan. Akan tetapi, untuk meyakinkan bahwa sasaran studi telah dicapai, manajer harus terlibat selama proses penelitian. Pertukaran informasi antara manajer dan peneliti selama langkah-langkah penting proses penelitian dapat meningkatkan relevansi manajerial dan kualitas penelitian. Isu- Etika dalam Tahap Awal Investigasi Informasi pendahuluan dikumpulkan oleh peneliti untuk mempersempit area permasalahan yang luas dan untuk mendefinisikan pernyataan masalah spesifik. Setelah masalah dispesifikasi dan pernyataan masalah sudah didefinisikan (dibatasi), peneliti harus menilai kapabilitas penelitiannya. Jika peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian, merupakan hal yang penting untuk menginformasikan semua karyawan – khususnya yang akan diwawancarai untuk pengumpulan data pendahuluan melalui wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dari studi yang diusulkan. Ketika karyawan bersedia untuk berpartisipasi dalam studi, mereka memiliki hak untuk dilindungi dari ancaman fisik atau psikologis. Mereka memiliki hak untuk privasi dan kerahasiaan.