Makalah Skenario 4 E5.docx

  • Uploaded by: Nadykla Pattiasina
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Skenario 4 E5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,816
  • Pages: 8
Intoleransi Laktosa pada Bayi setelah Mengkonsumsi Susu Formula serta Penatalaksanaanya Hermita Octoviagnes Buarlele (102013148), Jerrymias Salimulyo Nugroho (102013416), Natalie Deskla Pattiasina (102015017), Livia Theda (102016034), Niko Julian (102016052), Naafila Maghfirotika (102016133), Darwin Manuel (102016165), Dhia Naura Sari (102016185), Malisa Binti Razali (102016257) E5 Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia Jl. Arjuna Utara No.6, 11510 Jakarta Barat

Abstrak Air susu ibu merupakan sumber nutrisi utama bagi bayi. Namun, tidak semua ibu bisa memberikan asi yang disebababkan oleh beberapa faktor dan harus diganti dengan susu formula. Pemberian susu formulir pada anak seringkali menimbulkan masalah seperti diare yang berkepanjangan. Ini karena, laktosa yang dikonsumsi gagal dicerna didalam usus halus untuk membentuk glukosa dan galaktosa. Hal ini bisa terjadi karena tidak adanya enzim lactase atau jumlahnya yang sedikit dalam usus halus seseorang. Peristiwa ini dinamakan intoleransi laktosa. Bayi yang menderita intoleransi laktosa harus diberikan rawatan segera untuk mengelakkan komplikasi yang mungkin berlaku terutama komplikasi yang bersifat fatal. Kata kunci : intoleransi laktosa, lactase, tatalaksana Abstract Breast milk is the main source of nutrition for the babies. But, not all the mothers out there can give their milk to the babies due to a few reasons and must be replaced with the formula milk. Giving the formula milk often cause problems like long-lasting diarrhea. This is because lactose consumed fails to digest in the small intestines to form glucose and galactose. This can be happen because when there’s no lactase enzyme or a small amount of lactase. This phenomena is called lactose intolerance. Babies that

1

suffering from lactose intolerance must be treated immediately to avoid any complication that may be occur especially complication that can cause death. Keywords : lactose intolerance, lactase, treatment Pendahuluan Karbohidrat dibagi pada 3 golongan yaitu monosakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa), disakarida (maltose, laktosa, sukrosa) dan polisakarida (glikogen, amilum, tepung). Laktosa adalah dari golongan disakarida yang dibentuk oleh glukosa dan galaktosa dan merupakan karbohidrat utama dalam makanan bayi (air susu ibu dan susu formula). Laktosa berperan sebagai sumber energy yang mendorong absorpsi kalsium, fosforus dan zat besi. Intoleransi laktosa adalah kondisi apabila berlaku kegagalan untuk mecerna laktosa disebabkan oleh kekurangan enzim laktosa yang akhirnya menimbulkan gejala klinis.1 Anamnesis Anamnesis pada kasus ini dilakukan secara alo-anamnesis yaitu terhadap keluarga pasien. Dari anamnesis didapatkan pasien bayi berusia 6 bulan dengan keluhan diare sejak 3 hari yang lalu. Untuk riwayat penyakit sekarang, diketahui bahawa keluhan tersebut muncul setelah diberikan susu formula dan makanan pendamping asi. Frekuensi diarenya adalah sebanyak 3 kali sehari dan tinjanya berbau asam. Tidak ada penurunan berat badan dilaporkan. Keluhan penyerta seperti demam, batuk pilek, alergi dan riwayat atopic disangkal. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik, ia diawali dengan pemeriksaan kesadaran, kondisi pasien dan tandatanda vital yang terdiri dari tekanan darah, suhu tubuh, frekuensi nafas dan frekuensi nadi. Seterusnya, pemeriksaan fisik dilanjutkan dengan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan perkusi. Hasil pemeriksaan fisik : Kesadaran pasien : Compos mentis Kondisi : Tampak sakit sedang TTV : Normal Inspeksi : Mata tidak cekung, bibir kelihatan lembap, ubun-ubun mendatar. 2

Auskultasi : Bising usus meningkat

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah : 1. Pengukuran kadar pH feses. Jika kadar feses <6, maka memperkuat dugaan adanya intoleransi laktosa.2 2. Hidrogen Breath Test. Tes ini dilakukan dengan cara memberikan larutan minuman laktosa setelah berpuasa semalaman. Konsentrasi hidrogen diukur pada ekshalasi. Jika setelah satu jam, pada nafas yang keluar dari pasien didapatkan adanya jumlah hidrogen yang besar (>20ppm dari baseline pasien), ia bisa didiagnosa intoleransi laktosa. Baseline adalah jumlah hidrogen yang terkandung dalam nafas pasien sebelum diberikan minuman laktosa.2 3. Kaedah mudah untuk mendiagnosa intoleransi laktosa adalah dengan melakukan eliminasi laktosa pada diet bayi seperti susu dan mengobservasi apakah gejala makin berkurang dalam tempoh masa 24 hingga 36 jam. Sekiranya berlaku pemulihan pada bayi tersebut, maka eliminasi laktosa dari susu adalah cara terbaik.3 Working Diagnosis Intoleransi Laktosa Laktosa merupakan gula primer yang terdapat dalam produk susu. Lactase merupakan enzim yang dihasilkan oleh tubuh untuk mencerna gula tersebut. Sekiranya jumlah lactase tidak mencukupi, penderita akan mengalami diare, flatulen, kembung atau kram setelah mengkonsumsi produk susu tersebut. Kondisi ini dinamakan intoleransi laktosa. Pasien yang menderita penyakit ini akan mengalami nyeri abdomen, kembung, diare dan tinjanya berbau asam.4 Differential Diagnosis i.

Alergi susu sapi

Susu sapi sering ditemukan dalam makanan bayi. Susu sapi mempunyai 20% komponen yang dapat menimbulkan produksi antibody. Fraksi protein susu utama adalah kasein (76%) dan whey. Whey mengandung β-laktoglobulin, α-laktalbulmin, immunoglobulin sapi dan albumin 3

serum sapi. Alergi dapat terjadi terhadap semua komponen tersebut.5 Alergi adalah disebabkan oleh reaksi sistem imun yang abnormal terhadap susu. Manifestasi klinis alergi susu sapi adalah mual muntah, wheezing, gatal-gatal dan mempunyai masalah pencernaan. Gejala ini timbul beberapa menit atau beberapa jam setelah mengkonsumsi susu. Gejala lanjutannya adalah diare, tinja yang bercampur darah, nyeri abdomen, mata dan hidung berair dan ruam pada kulit terutama bagian mulut.6 ii.

Keracunan makanan

Keracunan makanan merupakan kejadian yang berlaku setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi atau makanan bertoksik. Ia banyak berlaku apabila makanan terkontaminasi dengan bakteri (E.coli, Salmonella), parasite (toxoplasma) dan virus (rotavirus). Gejala klinis yang timbul pada penderita keracunan makanan adalah mual, muntah, diare, hilang selera makan, demam tinggi dan pusing.5,7 Etiologi Intoleransi laktosa terjadi karena adanya defisiensi enzim lactase dalam brush border usus halus.8 Laktosa intolerance dibagi pada 3 tipe yaitu : i.

Congenital lactase deficiency. Ia merupakan kasus yang jarang berlaku. Tipe ini selalu timbul pada bayi baru lahir yang pertama kali diberikan susu formulir mengandung laktosa. Ia akan menyebabkan diare berat dan bisa mengancam jiwa.

ii.

Primary lactase deficiency atau hipolaktasia tipe dewasa yang disebabkan oleh kekurangan enzim laktosa. Ia berkembang pada saat kanak-kanak pada usia yang berbeda tergantung ras seseorang.

iii.

Secondary lactase deficiency. Tipe ini adalah lanjutan dari kecederaan usus halus (gastroenteritis akut, kemoterapi, diare berterusan, pertumbuhan bakteri yang terlalu cepat pada usus halus). Bisa diderita oleh pelbagai peringkat umur namun lebih sering pada bayi.

Epidemiologi Intoleransi laktosa merupakan masalah yang penting bagi Public Health. Ia banyak terjadi di negeri yang sedang berkembang seperti di Afrika, Asia dan Amerika Latin. Selama masa bayi, sejak lahir, laktosa dalam air susu ibu atau susu formulir merupakan rangsangan untuk memproduksi lactase oleh microvillus. Intoleransi laktosa bisa terjadi apabila anak tersebut 4

tidak diberi minum susu secara terus-menerus, sehingga microvillus kehilangan daya untuk memproduksi lactose. Kandungan laktosa dalam air susu ibu adalah 6.8-7.3g% manakala dalam susu sapi murni mengandung 4.2-5.0g% laktosa. Laktosa pada ASI berupa karbohidrat terpenting sebagai sumber kalori.1 Patofisiologi Intoleransi laktosa timbul bila tubuh mengalami defisiensi salah satu atau lebih enzim disakaridase dan atau adanya gangguan absorpsi serta pengangkutan monosakarida dalam usus halus. Oleh itu, terdapat dua factor yang bisa mengakibatkan terjadinya intoleransi laktosa yaitu faktor pencernaan dan absorpsi. Laktosa yang tidak terabsorpsi merupakan substrat untuk bakteri usus. Dalam kolon, bakteria akan memetabolisme laktosa membentuk asam lemak bebas dan gas yang akan menyebabkan flaktulen, nyeri abdomen dan penurunan pH. Malabsorpsi laktosa menghasilkan tekanan osmotic yang akan mendorong cairan dan elektrolit ke dalam usus halus dan mengakibatkan diare.1 Gejala Klinis Simptom intoleransi laktosa bergantung pada jumlah laktosa yang dikonsumsi. Gejala klinis kembung perut mulai timbul sekitar 30 menit hinnga beberapa jam setelah mengkonsumsi produk susu. Antara gejala lain yang sering berlaku adalah nyeri abdomen, diare, flaktulen, kembung, kotoran berbau asam dan berlendir, kadang cair dan daerah sekitar kemerahan (pada bayi). Gejala bisa ringan dan bisa juga parah tergantung jumlah

laktosa yang

dikonsumsi dan jumlah enzim lactase yang dihasilkan oleh tubuh. Namun, ada sesetengah pasien yang mempunyai gejala yang serius apabila mengkonsumsi makanan berasaskan laktosa. Bayi akan menangis terus-menerus karena selalu merasa lapar, disamping sakit perut akibat kolik usus.9 Penatalaksanaan Pengobatan yang harus dilakukan adalah dengan memberikan susu formulir rendah laktosa seperti Almiron, eiwitmelk atau susu formulir bebas laktosa seperti Sobee selama 2 atau 3 bulan. Kemudian diganti dengan susu formulir normal.1 Selain itu, pemberian suplemen calcium pada anak bisa diberikan secara oral dengan dosis 200mg per hari. Eliminasi laktosa dari bahan makanan juga bisa dilakukan untuk menyingkirkan gejala yang dialami. Namun, diet bebas laktosa akan mendorong berlakunya defisiensi kalsium. Supplement probiotic bisa diberikan pada anak pada setiap hari. Caranya adalah dengan mencampurkan asi dengan 1/8 5

probiotic bayi dan diberikan pada anak dengan menggunakan syringe. Apabila ada dehidrasi dan anak masih ASI lanjutkan pemberian ASI tanpa ragu karena di dalam ASI juga terdapat enzim lactase yang dapat membantu mencerna laktosa. Dan berikan oralit satu setengah gelas pada 3 jam pertama ia diare kemudian dilanjutkan setengah gelas sisanya setiap dia diare sampai diarenya berhenti.8 Komplikasi Produk bersusu merupakan diet yang penting untuk kesehatan seseorang. Ia mengandung kalsium, protein dan vitamin seperti vitamin A, B12 dan D. Laktosa diperlukan tubuh untuk membantu penyerapan mineral termasuk magnesium dan zink. Vitamin dan mineral penting untuk perkembangan tulang yang sehat dan kuat.1,10 Komplikasi yang mungkin berlaku pada penderita intoleransi laktosa adalah: i.

Malnutrisi. Ia berlaku apabila makanan yang diambil tidak dapat memberikan nutrisi yang diperlukan tubuh dan penderita akan mengalami gizi buruk.

ii.

Dehidrasi. Diare yang berkepanjangan bisa menyebabkan bayi kehilangan cairan dan elektrolit yang akhirnya menyebabkan dehidrasi dan bersifat fatal.

Edukasi Dalam kasus ini, seorang dokter haruslah mengedukasi orang tua pasien supaya memberikan susu formula bebas laktosa kepada bayi mereka atau susu yang mengandung lactase, menggantikan susu sapi dengan soya dan memberikan yogurt rendah lactose.8 Prognosis Prognosis intoleransi laktosa adalah baik sekiranya eliminasi laktosa bisa dilakukan. Dengan penghindaran laktosa atau penggunaan suplemen enzim, gejala pada anak bisa dikontrol dan dieliminasi. Namun, kasus laktosa intolerance sekunder harus diberikan rawatan segera dan tepat.8 Kesimpulan Konklusinya, bayi berusia 6 bulan dengan keluhan diare setelah mengkonsusi susu formula didiagnosa menderita intoleransi laktosa. Kondisi ini disebabkan oleh jumlah enzim lactase yang sedikit atau adanya gangguan pada pencernaan. Gejala yang dialami pada penderita penyakit ini adalah diare, kembung, flaktulen, nyeri abdomen dan tinjanya berbau asam. 6

Komplikasi dari intoleransi laktosa yang paling ditakuti adalah dehidrasi yang bersifat mengancam jiwa. Daftar Pustaka 1. Sutejo. Ilmu kesehatan anak. Vol 1. Jakarta;1984.h.344-8 2. Baas, Atan. Intoleransi Laktosa.dalam Majalah Kedokteran Nusantara vol. 39. No. 4. Desember 2006.h. 424-9. 3. Kaplan. USMLE step 2CK lecturer notes 2017:internal medicine. New York: Kaplan medical;2016.h.95 4. J. Martin Laura. WebMD medical. 31st Julai 2016 5. Setiati Siti, Alwi Idrus, Setiyohadi Bambang. Ilmu penyakit dalam. Vol.5. No.1. h.508-9 6. Mayo clinic. Agustus 2014. Diunduh dari https://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/milk-allergy/symptoms-causes/syc-20375101. 10 Mei 2018 7. Selner

Marissa,

Yu

Winnie,

Watson

Kathryn.

Healthline.

Diunduh

dari

https://www.healthline.com/health/food-poisoning#prevention. 10 Mei 2018 8. M.Loomes Kathleen. The 5 minute pediatric consult. Edisi ke 6.2012, Philadelpia: Lippincott Williams and Lincoln.h.498-9 9. Lactaid. Diunduh dari https://www.lactaid.com/dairy-sensitivity/how-to-tell-if-dairyis-messing-with you? 10 Mei 2018 10. Suraatmaja S. Kapita selekta gastroenterology anak. Jakarta: CV Sagung Seto; 2007.h. 107.

7

Sasaran Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiology, epidemiology dan patofisiologi dari intoleransi laktosa 2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perbedaan antara intoleransi laktosa dengan diagnosis banding. 3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan gejala klinis dari intoleransi laktosa. 4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tatalaksana, komplikasi, edukasi dan prognosis dari intoleransi laktosa. Hipotesis Bayi laki-laki usia 6 bulan dengan keluhan diare setelah mengkonsumsi susu formulir didiagnosa menderita intoleransi laktosa.

8

Related Documents


More Documents from "Andy ArySandy"