Makalah Skenario 3.docx

  • Uploaded by: nadia yasmin
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Skenario 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,160
  • Pages: 22
MAKALAH BLOK 5 SKENARIO 3 “Demam Disertai Sariawan”

DOSEN PEMBIMBING: drg. Leny Sang Surya, MKM PENANGGUNG JAWAB: drg. Kornialia, M.Biomed Oleh: KELOMPOK 2 Nur Fajriya Yunita – 1810070110020 Aryufasa ferotrima – 1810070110029 Caisar Ashari – 1810070110010 Nadia Yasmin – 1810070110023 Mery Anzayani – 1810070110026 Kurnia Putri – 1810070110061 Saza Elisa – 1810070110062 Tasya Lira Della Putri – 1810070110064 Nanda Apricilia Azizah – 1810070110067 Amira Afifa Arfel – 1810070110068 Berliana Arzen – 1810070110073 (ketua) Yola Febiola Wijaya – 1810070110085(sekretaris)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG 2018

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis hanturkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah. Makalah ini memuat pembahasan dari hasil tutorial langkah 1-7. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, Februari 2019

Penulis

i

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ............................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................... ii DAFTAR DIAGRAM ............................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1 1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 2 2.1 Klarifikasi Istilah .......................................................................... 2 2.2 Penetapan Masalah ....................................................................... 3 2.3 Curah Pendapat ............................................................................ 3 2.4 Analasis Permasalahan ................................................................. 5 2.5 Tujuan Pembelajaran ..................................................................... 6 2.6 Penjelasan Secara Sistematik ........................................................ 6 BAB III PENUTUP ............................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 19

ii

DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 2.4 Analisis Masalah…………………………………………5

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang virus adalah parasite mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.virus bersifat parasite , hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginfeksi dan memanfaatkan perlengkapan

sel

makhluk

seluler

untuk

hidup,

karena

bereproduksi

virus

sendiri.

tidak

memiliki

Biasanya

virus

mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA/RNA), tetapi tidak kombinasi keduanya yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein,lipit,glikoprotein,atau kombinasi ketiganya,genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetic maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah virus biasnya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota ( organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal ). 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana morfologi virus? 2. Bagaiamana sifat dari virus? 3. Bagaimana jenis virus? 4. Bagaiman pemeriksaan laboratorium infeksi virus? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui dan memahami morfologi virus 2. Untuk mengenal dan memahami sifat dari virus 3. Untuk mengenal dan memahami jenis virus 4. Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan laboratorium infeksi virus

1

2

BAB II PEMBAHASAN Skenario 3 Demam disertai Sariawan Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang ke RSGM bersama ibunya karena sariawan diseluruh mulut sejak 2 hari yang lalu.Sariawan disertai demam dan anak tidak mau makan,hanya mau minum air hangat atau susu hangat. Pemeriksaan umum : BB=19kg dan TB=119cm. Pemeriksaan ekstra oral febris,kalenjer submandibula bilateral teraba kenyal dan sakit. Pemeriksaan intra oral margin gingiva eritem dan oedem 2.1 Klarifikasi Istilah a. sariawan sariawan atau stomatitis aftosa adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung . b. Demam Suatu keadaan suhu badan melebihi 37 derjat celcius yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan Pertanda bahwa antibody manusia sedang melawan suaru virus / bakteri c. Intra oral pemeriksaan yang dilakukan didalam muut pasien untuk mengetahui kondisi rongga mulut pasien baik jaringan keras maupun lunak d. Ekstra oral Dilakukan untuk melihat kelainan diluar rongga mulut, baik jaringan keras maupun lunak e. Oedem pembengkakkan pada anggota tubuh yang terjadi karena penimbunan cairan di dalam jaringan.

2

3

2.2 Penetapan Masalah 1. Apa hubungan demam dengan sariawan? 2. Apakah ada penyakit selain sariawan pada scenario? 3. Apa penyebab dari sariawan? 4. Apa factor penyebab ulser? 5. Apakah penyakit diskenario itu menular ? kalua iya bagaimana cara penularannya? 2.3 Curah Pendapat 1. Apa hubungan demam dengan sariawan? Hubungan antara sariawan dengan timbulnya demam sering dialami oleh oleh sebagian orang, dikarenakan pada saat sariawan kemungkinan daya tahan tubuh sedang menurun sehingga gampang untuk terjadinya infeksi. Demam merupakan salah satu respon dari tubuh yang mengetahu adanya penyakit.

2. Apakah ada penyakit selain sariawan pada scenario? Gingivo stomatitis herpetic primer adalah infeksi yang disebabkan oleh HSV tipe 1 yang mengenai area oralabialis.penularan virus dapat terjadi dengan kontak langsung dengan lesi. 3. Apa penyebab dari sariawan? A. Ketidakseimbangan hormonal Ketidakseimbangan hormonal menyebabkan munculnya sariawan biasanya dialami oleh wanita. B. Stress Perasaan cemas bias memicu munculnya sariawan di mulut. C. Infeksi herpes simplex Sebuah virus yang dapat menular secara langsung misalnya, melalui piring makan yang sama dengan orang yang terinfeksi.

4

4. Apa factor penyebab ulser Trauma : trauma kimiawi dapat menyebabkan ulser karena menyerang mukosa pada mulut. Kekurangan zat besi Virus : ulser pada rongga mulut juga dapat terhadi karena adanya virus yang menyerang.

5. Apakah penyakit pada scenario menular ? kalau ya bagaimana cara penularannya ? : iya menular, dapat ditularkan melalui udara, dapat ditularkan dengan cara dicium oleh penderita, bias melalui sendok/makanan yang dipakai oleh si penderita.

2.4 Analisis Masalah Virus

morfologi

sifat

jenis

Pemeriksaan laboraturium infeksi virus

5

2.5 Tujuan Pembelajaran 

Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami morfologi dari virus



Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami sifat-sifat dari virus



Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami jenis-jenis dari virus



Mahasiswa

mampu

menjelaskan

dan

memahami

pemeriksaan laboraturium infeksi virus pada jaringan lunak rongga mulut.

2.5 Penjelasan Secara Sistematik A. MORFOLOGI Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup. Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti huruf T. dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.

6

Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer. Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat

ini

disebut

nukleokapsid.

Pada

virus

campak,

nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi. Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan

7

dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel. Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.

B. SIFAT-SIFAT BAKTERI 

Berukuran sangat kecil (mikroskopik)



Dapat mereproduksi atau memperbanyak diri.



Dapat mengalami mutasi.



Tidak memiliki sel dan organ yang biasa terdapat pada sel.



Memiliki salah satu dari DNA atau RNA.



Hanya dapat berkembang pada organisme hidup tertentu.



Virus bisa menginfeksi hewan, tumbuhan, dan bahkan mikroorganisme lainnya.



Virus memiliki karakteristik makhluk hidup dan benda tak hidup.

8



Merupakan organisasi subrenik (2-20mm) jauh lebih kecil dari bakteri sehingga hanya dapat di lihat dengan mikroskop elektron.



Mempunyai sifat antara benda hidup dan benda tak hidup, yaitu dengan memperbanyak diri tetapi tidak melakukan metablisme dan sangat tergantung pada hospesnya (bersifat farasit).



Tidak memilki bagian-bagian sel, sehingga tidak dapat di sebutkan sel.



Virus hanya memilki asam nukleat (DNA atau RNA) sehingga dapat hidup pada sel hidup (parasit obligat).



Virus dapat melalui saringan yang sangat halus (saringan keramik) sehingga virus dapat lolos dari saringan bakteri.



Virus mempunyai dua fase di dalam hidupnya. Yaitu fase di dalam sel hidup dan fase diluar sel hidup.



Bentuk virus bulat, oval memanjang, batang, dan seperti huruf T.



Virus dapat menghasilkan antibiotik/ vaksin.



Bahan genetik virus terdiri dari asam ribonukleat (RNA) atau asam deoksiribonukleat (DNA), akan tetapi tidak terdiri dari kedua jenis asam nukleat sekaligus.



Struktur virus secara relatif sangat sederhana, yaitu terdiri dari pembungkus yang mengelilingi atau melindungi asam nukleat.



Virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup, yaitu di dalam nukleus, sitoplasma atau di dalam keduanya dan tidak mengadakan kegiatan metabolisme jika berada di luar sel hidup.



Virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan biner. Partikel virus baru dibentuk dengan suatu proses biosintesis majemuk yang dimulai dengan pemecahan suatu partikel virus infektif menjadi lapisan protein pelindung dan komponen asam nukleat infektif.

9



Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih kekuasaan dan pengawasan sistem enzim hospesnya, sehingga selaras dengan proses sintesis asam nukleat dan protein virus.



Virus yang menginfeksi sel mempergunakan ribosom sel hospes untuk keperluan metabolismenya.



Komponen-komponen utama virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung di dalam sel hospes tidak lama sebelum dibebaskan.



Virus tidak mempunyai protoplasma, tidak bernapas, serta dapat dikristalkan.



tidak ada membran, sitoplasma, ribosom, atau komponen seluler lainnya.



Tubuh

virus

terdiri

atas

senyawa

asam

inti

DNA

(Deoxyribonucleic Acid = Asam Deoksiribonukleat) atau RNA (Ribonucleic Acid = Asam Ribonukleat) yang dilindungi oleh dinding yang terdiri atas protein. 

mereka tidak bisa bergerak atau tumbuh.



Virus merupakan makhluk hidup peralihan antara benda mati atau benda hidup.



Virus hanya dapat hidup pada organisme yang hidup saja, virus juga dapat melekatkan dirinya pada permukaan sel hidup atau organism



Virus juga dapat mengenali inangnya dengan suatu mekanisme lock and key, atau dengan kata lain seperti kunci dan anak kunci.

C. JENIS-JENIS BAKTERI 

Virus RNA Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA.

10



Virus Bakteri Virus bakteri adalah virus yang sel inangnya adalah sel bakteri. Virus bakteri disebut juga bakteriofage atau fage (Latin, phage = memakan). Virus bakteri mengandung materi genetik berupa DNA



Virus Mikroorganisme Eukariot Virus mikroorganisme eukariot adalah virus yang sel inangnya berupa mikroorganisme yang tergolong eukariot. Virus ini terutama mengandung RNA. Virus yang menyerang jamur disebut Mycovirus.



Virus Tumbuhan Virus tumbuhan adalah virus yang sel inangnya adalah sel tumbuhan. Virus tumbuhan sebagian besar mengandung RNA.



Virus Hewan Virus hewan adalah virus yang sel inangnya adalah sel hewan atau sel manusia. Virus hewan mengandung RNA atau DNA.



Retroviridae Retoviridae merupakan virus berbentuk ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan

memiliki polaritas positif yang nantinya akan

diekspresikan menjadi enzim

polimerase yang unik yaitu

reverse transkriptase yang berguna untuk

mengubah RNA

menjadi DNA. Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, dapat menyebabkan sistem penekanan tubuh dan juga tumor. 

Picornaviridae Picornaviridae merupakan burukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore. Virus ini dapat menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di antaranya adalah penyakit polio yang disebabkan oleh poliovirus dan flu ringan yang disebabkan oleh Rhinovirus.

11



Orthomixoviridae

Orthomixoviridae merupakan virus yang

memiliki selubung dengan materi genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore

D. PEMERIKSAAN

LABORATURIUM

INFEKSI

VIRUS

PADA JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT Pemeriksaan Laboratorium Untuk Infeksi Virus 1. Pemeriksaan Hematologi Hematologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dn penyakitnya. Khususnya jumlah dan morfologi sel-sel darah, serta susunan tulang. Darah adalah jaringan khusus yang berbeda dengan organ lain, karena berbentuk cairan. Jumlah darah dalam tubuh adalah 6-8% berat tubuh total. Empat puluh lima sampai 60% darah terdiri dari sel-sel, terutama eritrosit, leukosit dan trombosit. Fungsi utama darah adalah sebagai media transportasi, serta memelihara suhu tubuh dan keseimbangan cairan. Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponenkomponen seperti sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), trombosit dan bagian cairan yang berwarna kekuningan yang disebut plasma. Pemeriksaan hitung darah lengkap terdiri dari hemogram ditambah leukosit diferensial yang terdiri dari neutrofil (segmented dan bands), basofil, eosinofil, limfosit dan monosit.

12

Rentang nilai normal hematologi bervariasi pada bayi, ana-anak dan remaja, umumnya lebih tinggi saat lahir dan menurun selama beberapa tahun kemudian. Nilai pada orang dewasa umunya lebih tinggi dibandingkan tiga kelompok di atas. Pemeriksaan hemostatis dan koagulasi digunakan untuk mendiagnosis dan memantau pasien dengan perdarahan, gngguan pembekuan darah, cedera vaskuler atau taruma. Terdiri atas: 1. Pemeriksaan hematologi rutin Yaitu pemeriksaan yang dilakukan tanpa indikasi. 2. Pemeriksaan hematologi khusus Yaitu lanjutan jika diteukan kelainan pada pemeriksaan rutin. Pemeriksaan Hematologi Secara: 1. Leukopenia 2. Trombositopenia 3. Test tourniquet + (RL +) 4. Peningkatan hematorit, hipoalbuminemia 5. Perdarahan, DIC 2. Pemeriksaan Serologi (Pemeriksaan Virologis)

Serologi Infeksi adalah pemeriksaan terhadap serum penderita untuk membuktikan adanya infeksi berdasarkan reaksi antigen. Serologi merupakan cabang imunologi yang mempelajar reaksi antigen-antibodi secara invitro. Reaksi serologis dilakukan berdasarkan asumsi bahawa agen infeksius memicu host untuk menghasilkan antibodi spesifik, yang akan bereaksi dengan agen infeksius tersebut. Reaksi

13

serologis dapat digunakan untuk mengetahui respon tubuh terhadap agen infeksius secara kualitatif maupun kuantitatif. Keuntungan melakukan pemeriksaan serologis untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit antara lain kkarena rekasi serologis spesifik untuk suatu agen infeksius, waktu yang

diperlukan

lebih

singkat

daripada

pemeriksaan

tubuh/identifikasi bakteri, dan pengambilan sampel relatif mudah yaitu darah. Pemeriksaan virologis tidak begitu sering dilakukan, hal ini disebabkan: a. Virus yang berukuran 0,02-0,3 µM tidak bisa diperiksa dibawah

mikroskop

cahaya,

baru

bisa

dengan

mikroskop elektron. b. Virus lebih sulit dibiak daripada kuman dan virus hanya dapat bereplikasi pada sel host. c. Untuk biakan (invitro) sering digunakan organ-organ binatang atau biakan jaringan sebagai medium karena memerlukan sel hidup. d. Memerlukan laboratorium khusus (secara lengkap) e. Dalam praktek sehari-hari sulit mengenal infeksi virus dibandingkan infeksi bakteri.

Teknik Pemeriksaan a. Kualitatif: rapid test (hasil positif atau negatif) b. Semikuantitatif: berdasarkan titer antibodi c. Kuantitatif: Immunoassay ELISA, ELFA, ECLIA, RIA

14

Tes Serologi Infeksi a. Penanda inflamasi/infeksi Contoh: CRP, sitokin b. Deteksi antigen Mendeteksi bagian dari struktur mikroba. Contoh: HbsAg. HBeAg Pada infeksi virus Hepatitis > Antigen permukaan virus: HBsAg > Antigen envelope: HBeAg > Antigen inti: HBcAg c. Deteksi antibodi Mendeteksi antibodi yang dibentuk oleh tubuh akibat adanya infeksi Contoh: IgM dan IgG

Tes Serologi Pada Penyakit Herpes Herpes Simplex Virus (HSV) adalah enveloped DNA virus

(berdiameter

150-200

nm)

golongan

alpha-

herpesviridae. Berdasarkan antigenitas, biokimiawi dan variasi biologis HSV dapat dibedakan ke dalam 2 serotipe, HSV-1 dan HSV-2. Manusia adalah satu-satunya hospes dan sumber virus. HSV-1 biasanya menyebabkan oral herpes, sedangkan HSV-2 menyerang area genitalis. Sekali terinfeksi dengan HSV, maka seterusnya akan tetap terinfeksi sepanjang hidupnya.

15

HSV-1 & 2 pada kondisi inaktif atau 'silent' pengidapnya tidak menunjukkan gejala klinis, sebaliknya apabila aktif maka akan muncul gejala berupa bisul dan pengelupasan/pelepuhan kulit. Sekitar 90% populasi orang dewasa didapatkan seropositive HSV-1 dan 10-30% seropositive HSV-2. Sedangkan HSV-1 infeksi primer biasanya terjadi pada bayi (usia 6-8 bulan). Individu yang beresiko terutama pada anak yang mewarisi

defisiensi

T-cell

dan

pasien

penderita

immunosupresif karena infeksi (mis. HIV), transplatasi atau pengobatan kanker. Jenis penyakit HSV-1 terutama adalah Herpetic gingivostomatitis, komplikasinya antara lain Herpetic keratitis dan Encephalitis sedangkan bentuk relapsnya adalah Herpes labialis. Gejala umumnya adalah dalam membran mukosa rongga mulut muncul sariawan yang banyak, demam disertai kulit mengelupas disekitar mulut atau wajah. Pemeriksaan antibodi IgG spesifik antigen virus Herpes type 1 (HSV 1) metode ELISA ditujukan untuk evaluasi adanya respon serologis terhadap infeksi HSV primer atau yang pernah terpapar. Herpelisa 1 IgG (Recombinant) adalah tes ELISA untuk deteksi kualitatif dan semikuantitatif antibodi IgG terhadap Herpes Simplex Virus type 1 (HSV-1) dalam serum manusia. Keunggulan Herpelisa 1 IgG (Recombinant) 

Menggunakan recombinant protein HSV 1-gG1c dengan berat molekul 35.7 kD sebagai antigen yang dapat mengantisipasi reaksi silang 30 - 40% antara HSV 1 IgG dengan HSV 2 IgG maupun HSV 1 IgM, sehingga tidak

16

perlu tes paralel HSV 1 dengan HSV 2 sebagaimana produk tes HSV ELISA konvensional yang masih menggunakan native antigen. 

Reprodusibilitas

hasil

reaksi

lebih

stabil,

tidak

memerlukan spesimen ganda, lebih akurat, dan handal terutama untuk pemeriksaan dengan jumlah spesimen yang besar

BAB III PENUTUP Kesimpulan 1. Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. 2. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. 3.

Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.

4. Struktur dan anatomi virus. Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. 5. Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu daur litik dan daur lisogenik. B.

Saran Belajar dan tahu mengenai berbagai virus dan manfaat positif dan negatif nya,Mengerti berbagai klasifikasi virus

18

DAFTAR PUSTAKA 1. Nugroho, L. Hartono, Purnomo. 2003. Biologi X. Bandung: Erlangga 2. Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga. 3. Volk, Wesley dan Wheler Margaret.1990. Mikrobiologi Dasar Edisi kelima jilid 2.Jakarta : Erlangga. 4. Sujana A. 2007. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Mega Aksara

19

Related Documents


More Documents from "Nadykla Pattiasina"

Lo 1 Sc2.docx
June 2020 1
Makalah Blok 6 Sc 3.docx
November 2019 4
Resin Akrilik.docx
December 2019 9