PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan, melaksanankan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya Sepotimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terusmenerus, saling berkaitan, dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan, dan implementasi. Jadi, proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistemis, dinamis, komtinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, serta kelompok atau masyarakat. Tujuan keperawatan komunitas adalah pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui : · Pelayanan keperawatan langsung terhadap individu,,keluarga dan kelompok khusus dalam konteks komunitas. · Perhatian langsung pada kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi individu,keluarga,dan kelompok.
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Adapun tujuan umumnya yaitu untuk mengetahui proses keperawatan komunitas. 1.2.2 Tujuan Khusus : 1.
Agar mahasiswa mampu menjelaskan definisi proses keperawatan komunitas.
2. Agar mahasiswa mampu menerapkan Proses keperawatan komunitas di dalam masyarakat.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengkajian Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga, atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial, ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian adalah : ·
Pengumpulan Data
·
Pengolahan Data
·
Analisa Data
2.1.1
Pengumpulan Data
Tujuan: Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah.
Pengumpulan data meliputi : a. Data Inti Ø Riwayat / sejarah perkembangan desa Data ini dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal dikomunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan data umum mengenai lokasi daerah binaan ( yang dijadikan praktek keperawatan komunitas ), luas wilayah, iklim, tipe komunitas ( masyarakat rural atau urbal ), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas, dan pola perubahan komunitas. Ø Data demografi – penduduk
Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan umur, Sekolah, ras atau suku, jenis kelamin, tipe keluarga, status perkawinan, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ø Vital statistik Jabarkan atau uraikan data mengenai angka kelahiran, angka kematian atau CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota. Ø Keadaan geografi Ø Luas wilayah Ø Nilai, kepercayaan, dan Agama Ø Derajat kesehatan masyarakat (disajikan dalam bentuk tabel ; distribusi frekuensi).
data yang dikaji antara lain mulai dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, dan cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas di kelompokkan berdasarkan kelompok berikut ini: ·
Kelompok usia. Mulai dari bayi , balita, usia sekolah, remaja dal lansia
· Kelompok khusus di masyarakat. Mulai dari ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit kronis, dan penyakit menular. Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagai berikut: 1) Riwayat Penyakit Keluarga ( dalam satu tahun terakhir ) ·
Riwayat ISPA dalam keluarga
·
Penyakit asma
·
Penyakit cacingan
·
Diare
·
Penyakit keturunan
·
Demam berdarah
·
Penyakit cacat bawaan
·
TBC paru
·
Penyakit kulit
·
Penyakit mata
·
Penyakit rheumatik
·
Penyakit jantung
·
Penyakit gangguan jiwa
·
Penyakit menahun lainnya
2) Imunisasi Balita ·
Jumlah balita yang mendapatkan imunisasi lengkap
·
Jumlah balita yang tidak mendapatkan imunisasi
3) Kesehatan Ibu Hamil ·
Jumlah ibu hamil saat ini
·
Frekuensi pemeriksaan saat kehamilan
·
Tempat pemeriksaan selama kehamilan
·
Alasan tidak periksa kehamilan
·
Jumlah ibu hamil yang diimunisasi TT
·
Alasan tidak imunisasi TT
·
Keadaan kehamilan sekarang
4) Gizi Balita ·
Jumlah balita yang disusui
·
Lama balita mendapatkan ASI
·
Waktu pemberian makanan tambahan
·
Jenis makanan tambahan
·
Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan
·
Tempat penimbangan balita
·
Jumlah balita yang memilki KMS
·
Status BB balita saat ini berdasarkan Grafik KMS
·
alasan tidak pernah ditimbangnya balita
·
Jumlah balita yang kurang gizi
5) Keluarga Berencana ·
Jenis alat kontrasepsi yang digunakan
·
Tempat pelayanan KB
·
Alasan tidak ikut KB
6) Kesehatan Remaja ·
Kegiatan waktu luang yang digunakan remaja
·
Ciri – ciri pada anak remaja
7) Kesehatan Lanjut Usia ·
Jumlah Lansia saat ini
·
Masalah – masalah kesehatan yang dirasakan Lansia
·
Kegiatan Lansia diwaktu senggang
·
Perlunya dibentuk perkumpulan Lansia
b. Data Lingkungan Fisik (disajikan dalam bentuk tabel Distribusi Frekuensi) 1) Status kepemilikan tempat mandi 2) Tempat pembuangan limbah keluarga 3) Keadaan saluran pembuangan limbah 4) Tempat pembuangan air besar 5) Jenis jamban yang dimiliki 6) Jarak jamban dengan sumber air 7) Sumber air bersih yang digunakan keluarga 8) Keadaan air bersih 9) Pengolahan air minum 10) Tempat pembuangan sampah
11) Letak kandang 12) Frekuensi membersihkan kandang 13) Jenis lantai rumah 14) Frekuensi membersihkan rumah 15) Pemanfaatan pekarangan rumah c. Tempat Pelayanan Kesehatan dan Sosial 1) Pelayanan Kesehatan ·
Lokasi sarana kesehatan
·
Sumber daya yang dimilki ( tenaga kesehatan dan Kader )
·
Karakteristik pemakai
·
Jumlah kunjungan
2) Fasilitas Sosial ( Pasar, toko koperasi ) ·
Lokasi
·
Kepemilikannya
·
Karakteristik pemakai
·
Jumlah kunjungan
d. Ekonomi (Sumber Angket disajikan dalam bentuk tabel Distribusi Frekuensi) 1) Jenis pekerjaan penduduk 2) Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan 3) Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan e. Keamanan dan Transportasi (Sumber Data Sekunder) 1) Keamanan ·
Sistem keamanan lingkungan
·
Penanggulangan kebakaran
·
Penanggulangan bencana
2) Transportasi ·
Kondisi jalan umum
·
Jenis transportasi umum
·
Jenis transportasi yang dimiliki keluarga
f.
Politik dan Pemerintahan (Sumber Data Sekunder)
1) Sistem pemerintahan desa 2) Struktur organisasi desa 3) Struktur organisasi tingkat RW 4) Kelompok organisasi dalam masyarakat 5) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
g. Komunikasi (Sumber Data Sekunder) 1) Sarana umum komunikasi 2) Jenis alat komunikasi yang digunakan oleh warga 3) Cara penyebaran informasi h. Pendidikan (Sumber Angket dan Data Sekunder, penyajian dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi) 1) Tingkat pendidikan penduduk 2) Fasilitas pendidikan yang tersedia ( Formal dan Informal ) 3) Lokasi 4) Sumber daya yang tersedia 5) Karakteristik pemakai 6) Jenis bahasa yang digunakan i.
Rekreasi (Sumber Data Sekunder)
1) Jenis tempat rekreasi
2) Lokasi 3) Karakteristik pemakai 4) Biaya yang diperlukan
CATATAN : Ø Jenis Data Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif. 1. Data Subyektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan 2. Data Obyektif Yaitu data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran Ø Sumber Data 1. Data Primer Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, Puskesmas, atau Medical Record.
Ø Cara Pengumpulan Data
1. Wawancara atau Anamnesa Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien / masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan. 2. Pengamatan Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosis keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan. 2.1.2
Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, dengan langkah–langkah sebagai berikut : 1. Klasifikasi / katagori data 2. Perhitungan persentasi 3. Tabulasi data 4. Interprestasi data
2.1.3
Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Adapun macam – macam analisa data di komunitas adalah : a. Analisa Korelatif Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua atau lebih sub – variabel yang diteliti menggunakan perhitungan secara statistik. Contoh : Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap penderita TBC dengan status kesehatan fisik : fungsi pernafasan. b. Analisa data berdasarkan kelompok data / data fokus yang dianggap sebagai masalah
Ø Insiden penyakit terbanyak Ø Keluhan yang paling banyak dirasakan Ø Pola / perilaku yang tidak sehat Ø Lingkungan yang tidak sehat Ø Pemanfaatan layanan kesehatan yang kurang efektif Ø Peran serta masyarakat yang kurang mendukung Ø Target / cakupan program yang kurang tercapai
c. Analisa faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah atau lazimnya disebut dengan etiologi. Ø Faktor budaya masyarakat Ø Pengetahuan yang kurang Ø Sikap masyarakat yang kurang mendukung Ø Dukungan yang kurang dari pemimpin formal dan informal Ø Kurangnya Kader kesehatan masyarakat Ø Kurangnya fasilitas pendukung masyarakat Ø Kurang efektifnya pengorganisasian Ø Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif Ø Pelayanan kesehatan yang kurang memadai Ø Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit Ø Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan Ø Faktor finansial Ø Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan yang kurang efektif Ø Dll
2.1.4
Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun, masalah yangtelah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu, perawat komunitas harus membuat prioritas masalah. 2.1.5
Prioritas Masalah
Prioritas Masalah Kriteria penentuan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan diantaranya adalah: a. Perhatian masyarakat b. Prevalensi kejadian c. Berat ringannya masalah d. Kemungkinan masalah untuk diatasi e. Tersedianya sumber daya masyarakat f. 2.2
Aspek politis Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat yang nyata ( aktual ), resiko / resiko tinggi, dan potensial. Ø Aktual: dimana karakteristiknya adalah adanya data mayor untuk diangkat.
( (utama) sehingga masalah cukup valid
Ø Resiko dan Resiko tinggi: dimana karakteristiknya adalah adanya faktor – faktor dikomunitas yang beresiko. Ø Potensial / Wellnes / Sejahtera: menggambarkan keadaan sehat dikomunitas. Diagnosa ini perlu diangkat dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi komunitas yang sudah sehat tersebut dengan kegiatan promotif dan preventif. Komponen utama diagnosa keperawatan, Yaitu: ·
Problem ( masalah )
·
Etiologi ( penyebab )
·
Sign / Siptom ( tanda / gejala ) 2.2.1
Problem (Masalah)
Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi, dengan mengacu pada klasifikasi masalah menurut OMAHA, yaitu : a. Pemilikan Lingkungan: Ø Pendapatan Ø Sanitasi Ø Pemukiman Ø Keamanan pemukiman / tempat kerja Ø Dll b. Pemilikan Psikososial: Ø Komunikasi dengan sumber masyarakat Ø Kontak sosial Ø Perubahan peranan Ø Kegelisahan agama Ø Stabilitas sosial Ø Penelantaran anak / ramaja Ø Pertumbuhan dan perkembangan Ø Dll c. Pemilikan Fisiologis Ø Pendengaran Ø Pengelihatan Ø Berbicara dan bahasa Ø Fungsi neuromuskuler Ø Respirasi
Ø Sirkulasi Ø Digesti Ø Dll d. Pemilikan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Ø Nutrisi Ø Pola istirahat Ø Aktifitas fisik Ø Kebersihan perorangan Ø Penyalahgunaan obat Ø Keluarga berencana Ø Dll
2.2.2
Etiologi (Penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi : a. Faktor budaya masayarakat b. Pengetahuan yang kurang c. Sikap masyarakat yang kurang mendukung d. Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal e. Kurangnya Kader kesehatan masyarakat f.
Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
g. Kurang efektifnya pengorganisasian h. Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif i.
Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
j.
Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
k. Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
l.
Faktor finansial
m. Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan kurang efektif 2.2.3
Sign / Siptom ( tanda / gejala )
a. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah c. Data – data yang menunjang timbulnya masalah Untuk menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal–hal sebagai berikut : a. Kemampuan masyarakat untuk menaggulangi masalah b. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat c. Partisipasi dan peran serta masyarakat 2.3
Perencanaan
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan ang akan dilakukan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Jadi, perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusunharus mencakup elemen-elemen berikut ini. Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang disusun harus mencakup : 1. Merupakan tujuan keperawatan yang akan dicapai 2. Rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan 3. Kriteria hasil untuk mencapai tujuan 2.3.1.
Merumuskan Tujuan
a. Kriteria rumusan tujuan : Ø Berfokus kepada masyarakat Ø Jelas dan singkat Ø Dapat diukur dan diobservasi Ø Realistik
Ø Waktu relative dibatasi ( jangka pendek dan jangka panjang) Ø Melibatkan peran serta masyarakat b. Formulasi rumusan tujuan keperawatan Ø Satuan subyek masyarakat ( S= Subjek ) Ø Perilaku masyarakat ( P= Predikat ) Ø Satuan predikat ( kondisi yang melengkapi perilaku masyarakat/ K.1= Kondisi ) Ø Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan (K.2= Kriteria ) Rumus : Formulasi : T = S + P + K.1 + K.2 Selain itu, dalam perumusan tujuan juga dibuat hal-hal berikut ini: 1. Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan. 2. Perilaku yang diharapkan berubah. 3. S : Specific. 4. M : Measurable atau dapat diukur. 5. A : Attainable atau dapat dicapai. 6. R : Relevan/realistis atau sesuai. 7. T : Time-Bound atau waktu tertentu. 8. S : Sustainable atau berkelanjutan.
2.3.2.
Rencana Tindakan Keperawatan
Langkah – langkah dalam perencanaan a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan. b. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan.
c. Libatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan (MMD / lokakarya mini). d. Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia. e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masayarakat. f.
Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistik h. Disusun secara berurutan 2.3.3.
Kriteria Hasil Untuk Mencapai Tujuan
Kriteria dalam perencanaan : a. Memakai kata kerja yang tepat b. Dapat dimodifikasi c. Bersifat spesifik ·
Siapa yang akan melakukan ?
·
Apa yang dilakukan ?
·
Dimana dilakukan ?
·
Kapan dilakukan ?
·
Bagaimana melakukan ?
·
Frekuensi melakukan
2.4
Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dengan melibatkan secara aktif masyarakat melalui kelompok – kelompok yang ada di masyarakat, Puskesmas / Dinas Kesehatan atau sektor terkait lainnya, yang meliputi kegiatan : a. Promotif b. Preventif c. Pelayanan kesehatan langsung 2.4.1
Promotif
a. Pelatihan kader kesehatan
b. Penyuluhan kesehatan / pendidikan kesehatan c. Standarisasi nutrisi yang baik d. Penyediaan perumahan e. Tempat – tempat rekreasi f.
Konseling perkawinan
g. Pendidikan seks dan masalah – masalah genetika h. Pemeriksaan kesehatan secara periodik 2.4.2
Preventif
a. Keselamatan dan kesehatan kerja b. Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan c. Pemberian nutrisi khusus d. Pengamanan atau penyimpanan barang, bahan yang berbahaya e. Pemeriksaan kesehatan secara berkala f.
Imunisasi khusus pada kelompok khusus
g. Personal higiene dan kesehatan lingkungan h. Perlindungan kecelakaan kerja dan keselamatan kerja i.
Menghindari dari sumber energi 2.4.3
Pelayanan Kesehatan Langsung
a. Pelayanan kesehatan di Posyandu balita dan lansia b. Home care c. Rujukan d. Pembinaan pada kelompok – kelompok masyarakat ·
Prinsip – prinsip dalam pelaksanaan keperawatan:
1. Berdasarkan respon masyarakat 2. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta lingkungan 4. Bekerja sama dengan profesi lain 5. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. 6. Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara esensial 7. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat 8. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan perawatan · Prinsip- prinsip lain yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah inovatif, integrated, rasional, mampu dan mandiri, serta ugem (yakin atau percaya pada kemampuannya). 1. Inovatif :Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) serta berdasarkan pada iman dan taqwa (IMTAQ). 2. Integrasi :Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berdasarkan asas kemitraan. 3. Rasional :Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional, demi tercapainya rencana program yang telah disusun. 4. Mampu dan mandiri :Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten dibidangnya. 5. Ugem :Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Fokus implementasi asuhan keperawatan komunitas adalah program kesehatan komunitas dengan strategi community organization dan parthnerships in community (model for nursing parthnerships). ·
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan
1. Keterlibatan petugas kesehatan non keperawatan, kader, tokoh masyarakat dalam rangka alih peran 2. Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan kesehatan 3. Keterpaduan ( tenaga, biaya, waktu, lokasi, sarana dan prasarana dengan pelayanan kesehatan maupun sektor lain. 4. Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada catatan yang disediakan. 2.5
Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tesebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dibandingkan dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam prilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau diluruskan sebelumnya. 2.5.1
Macam-macam evaluasi
Ø Formatif dan sumatif Ø Input, proses, output
2.5.2
Fokus evaluasi :
1. Relevansi. Apakah program diperlukan? Program yang ada atau baru? 2. Perkembangan atau kemajuan. Apakah pelaksanaan sesuai dengan perencanaan? Bagaimana staf, fasilitas, dan jumlah peserta? 3. Efisiensi biaya (cost efficiency). Bagaimana biayanya? Apa keuntungan dari program tersebut? 4. Efektivitas. Apakah tujuan tercapai? Apakah klien puas? Apakah fokus pada formatif dan apa hasil jangka pendek yang diperoleh? 5. Impact. Bagaimanakah dampak jangka panjang? Apakah ada perubahan prilaku dalam 6 minggu, 6 bulan, atau 1 tahun ke depan? Dan apakah status kesehatan masyarakat meningkat? 2.5.3
Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian
Ø Membandigkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah disediakan Ø Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan tahap pelaksanaan Ø Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. 2.5.4
Kegunaan penilaian
Ø Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat yang diberikan Ø Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan Ø Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan Ø Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses keperawatan.
2.5.5
Hasil evaluasI :
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaiitu : 1. Tujuan tercapai :Apakah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 2. Tujuan tercapai sebagai :Apakah tujuan tidak tercapai secara maksimal sehingga perlu dicari penyebab, cara memperbaiki, dan mengatasinya. 3. Tujuan tidak tercapai :Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali, bahkan timbul masalah baru. Diperlukan pengkajian secara mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan, dan faktor-faktor yang lain yang tidak sesuai dan menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
BAB 3 PENUTUP 3.1
Kesimpulan
proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistemis, dinamis, komtinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, serta kelompok atau masyarakat. Kemudian menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
3.2
Saran
Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya serta buku ini dapat menjadi referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal, Chayatin, Nurul. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. 2009. Jakarta : Salemba Medika
Efendi, Ferry, Gadi, Makhfudli. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas. Mubarak, Wahit Iqbal, Chayatin, Nurul, ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori Dan Aplikasi. 2009. Jakarta : Salemba
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatan seoptimal mungkin. Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai cara terbaik dalam memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan. Proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat. Dalam penerapan proses keperawatan terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Proses alih peran tersebut digambarkan sebagai lingkaran dinamis seperti berikut:
Berdasarkan uraian diatas, pelayan keperawatan kesehatan komunitas mempunyai ciri sebagai berikut: ·
Merupakan perpaduan antara pelayanan keperawatan dengan kesehatan komunitas.
·
Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care)
· Focus pelayanan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif). · Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan komunitas kepada klien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) sehingga terjadi kemandirian. ·
Ada kemitraan perawat kesehatan komunitas dengan masyarakat dalam upaya kemandirian klien
·
Memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain dan masyarakat.
Tujuan proses keperawatan
· Agar diperoleh asuhan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat. · Agar pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas dapat dilakukan secara sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sedangkan tujuan dari asuhan keperawatan adalah: · Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional ·
Menjami semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan klien.
·
Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
·
Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan
· Meningkatkan status kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan komunitas harus memiliki ketrampilan dasar tentang epidemiologi penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat dan hubungan interpersonal yang baik.
Fungsi proses keperawatan komunitas.
· Memberikan pedoman yangsistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan. ·
Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.
· Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat. · Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya, sehngga mendapat pelayanan yang cepat agar memepercepat proses penyembuhan.
Langkah – langkah proses keperawatan 1. Pengkajian. 2. Diagnosa keperawatan. 3. Perencanaan.
4. Pelaksanaan. 5. Evaluasi atau penilaian.
Pengkajian Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi factor positis dan negative yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi promosi kesehatan. Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program perawatan kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama – sama dalam komunitas tersebut. Sasaran dari sosialisasi ini adalah tokoh masyarakat baik formal maupun non formal, kader masyarakat, serta perwakilan dari tiap elemen dimasyarakat (PKK, karang taruna, dan lainnya). Pada tahap pengkajian ini terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah prioritas.
Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas: a. Sanders Interactional Framework Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas Model ini juga dikenal sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian: (1) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system) (2) Masyarakat sebagai tempat ( dimensi tempat) (3) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)
b. Kliens interactional framework a. Masyarakat sebagai system sosial (1) Pola komunikasi (2) Pengambilan keputusan (3) Hubungan dengan system lain (4) Batas wilayah
b. Penduduk dan lingkungannya (1) Karakter penduduk (demografi) (2) Faktor lingkungan, biologi dan sosial (3) Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)
c. Community assessment wheel (community as client model) Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core)
(1) Community core (data inti) Aspek yang dikaji: a. Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas b. Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan c. Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan d. Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama
(2) Phisical environment pada komunitas Sebagaimana mengkaji fisik pada individu Pengkajian lingkungan dilakukan dengan metode winshield survey atau survey dgn mengelilingi wilayah komunitas
(3) Pelayanan kesehatan dan sosial Pelayanan kesehatan : - Hospital - Praktik swasta - Puskesmas
- Rumah perawatan - Pelayanan kesehatan khusus - Perawatan di rumah - Counseling support services - Pelayanan khusus (social worker)
Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata: - Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja) - Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan) - Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana transportasi) - statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan - Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan
(4) Ekonomi Aspek/komponen yang perlu dikaji:
a. Karakteristik pendapatan keluarga/RT @ rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga % pendapatan kelas bawah % keluarga mendapat bantuan sosial % keluarga dengan kepala keluarga wanita @rata-2 pendapatan perorangan
b. Karakteristik pekerjaan
@ status ketergantungan JUmlah populasi secara umum (umur > 18 th) % yg menganggur % yg bekerja % yg menganggur terselubung Jumlah kelompok khusus @ kategori yang bekerja, jml dan %
(5) Keamanan transportasi a) Keamanan - Protection service - Kwalitas udara, air bersih b) Transportasi (milik pribadi/umum) (6) Politik & Government - Jenjang pemerintahan - Kebijakan Dep.Kes
(7) Komunikasi - Formal - In formal
(8) Pendidikan a. Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa) b. Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas
(9) Recreation Menyangkut tempat rekreasi
d. Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi) Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian komunitas
1. Pengumpulan data Cara pengumpulan data: - Wawancara atau anamesis. - Pengamatan. - Pemeriksaan fisik. Pengolahan data: Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut: - Klasifikasi data atau kategorisasi data. - Perhitungan prosentase. - Tabulasi data. - Intepretasi data. 2. Analisa data Tujuan analisa data: - Menetapkan kebutuhan komunitas. - Menetapkan kekuatan. - Mengidentifikasi pola respon komunitas. - Mengidentfikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan. Data focus yang biasanya muncul: - Keluhan yang paling banyak dirasakan
- Pola/perilaku yang tidak sehat - Lingkungan yang tidak sehat - Pemanfaatan layanan kesehatan yg kurang efektif - Peran serta masyarakat yg kurang mendukung - Cakupan target kesh. kurang
Beberapa pilihan untuk menentukan etiologi dari masalah: Faktor budaya masyarakat Pengetahuan yang kurang Sikap masyarakat yang kurang mendukung Dukungan yang kurang dari pemimpin formal maupun informal Kurangnya kader kesh. Di masy. Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat Kurang efektifnya pengorganisasian Kondisi lingkungan dan geografis yg kurang kondusif Pelayanan kesehatan yang kurang memadai Kurangnya ketrampilan thd prosedur pencegahan penyakit Kurangnya ketrampilan thd prosedur perawatan kesehatan Faktor finansial Komunikasi/koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan kurang efektif
16 STANDAR PRAKTIK DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS Posted: 23 November 2015 in Standar Praktik Keperawatan Komunitas Tag:Keperawatan Komunitas 0 Konsep Penting
Standar praktek keperawatan komunitas merupakan sala satu karakteristik rofesi perawat komunitas yang diperlukan untuk menjamin mutu praktik keperawatan komunitas sehingga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat dapat dipertahankan pada tingkat optimal. Tujuan dari adanya standar praktik keperawatan adalah meningkatkan mutu asuhan keperawatan, meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat, menjaga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien di masyarakat, komunitas, kelompok dan keluarga. American Nursing Association (ANA) membagi standar praktik keperawatan dalam 16 standar, baik bagi perawat generalisasi maupun spesialis diantaranya pengkajian; prioritas; dan diagnose komunitas; identifikasi hasil; perencanaan; implementasi; (koordinasi, pendidikan dan promosi kesehatan, konsultasi, aktivitas pengaturan); evaluasi; kualitas praktik; pendidikan; evaluasi praktik professional; hubungan sejawat dan profesi lain; kolaborasi; etik; penelitian; menggunakan sumber-sumber; kepemimpinan dan advokasi. STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN
Standar praktik keperawatan merupakan acuan untuk praktik keperawatan yang harus dicapai oleh seorang perawat, dan dikembangkan untuk mernbantu perawat melakukan validasi mutu dan rnengembangkan keperawatan. Standar praktik keperawatan komunitas merupakan salah satu karakteristik profesi perawat komunitas yang diperlukan untuk jarninan mutu praktik keperawatan kornunitas sehingga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat dapat dipertahankan pada tingkat optimal.
Menurut Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) tahun 1999,standar praktik keperawatan merupakan kornitmen profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi. Di dalamnya terdapat penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat, dan benar, yang digunakan sebagai pedoman daJam pemberian pelayanan keperawatan serta tolok ukur dalam penilaian kerja seorang perawat. Tujuan standar praktik keperawatan di antaranya sebagai berikut.
Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memberikan perhatian pada upaya dan peningkatan kinerja perawat terhadap target pencapaian tujuan. Meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat bagi kllen sehlngga dapat menekan biaya perawatan.
Menjaga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien di masyarakat, kornunitas, kelompok, dan keluarga. Menurut ANA (2004), standar praktik keperawatan dapat dibagi dalam 16 standar dengan membagi dalam kompetensi perawat komunitas generalis dan spesialis. Berlkut adalah penjelasan mengenai standar praktik keperawatan menurut ANA.
STANDAR 1: PENGKAJIAN
Perawat kesehatan kornunitas mengkaji status komunitas menggunakan data, idcntifikasi sumber surnber yang ada di komunitas, masukan dari komunitas dan pemangku kepentingan (stakeholder) lain, serta penilaian profesional,
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengumpulkan data dari berbagai surnber yang berhubungan dengan masyarakat skala luas atau komunitas khusus. Menggunakan model dan prinsip-prinsip epiderniologi, dernografi, biometri, sosial, perilaku, dan pemeriksaan fisik untuk mengolab data yang telah dikumpulkan. Menentukan prioritas pengkajian berdasarkan kepentingan kebutuhan atau risiko pada area geografisatau kornunitas. Melakukan pengkajian berdasarkan kriteria yang ditentukan untuk memenuhi kebutuhan komunitas, nilai dan kepercayaan, sumber-sumber, dan faktor lingkungan yang relevan. Menganalisis data menggunakan teknik pemecahan masaJahdan model keperawatan, kesehatan masyarakat, dan disiplin lain. Menggunakan data untuk meugldentifikasi kecenderungan dan penyimpangan dari pola kesehatan yang diharapkan di komunitas. Melakukan pengkajian data dokumen yang tidak dimengerti yang terlibat dalam proses. Menerapkan etik, hukum, dan menghormati privasi klien dalam mengumpulkan, mengolah, serta menyampaikan data dan informasi.
Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Mengumpulkan data dari berbagai sumber antardisiplin dengan menggunakan metode yang sesuai untuk mendapatkan atau memverifikasi data yang berfokus pada komunitas. Bekerja sarna dengan kornunitas, tenaga profesional kesehatan, dan pemangku kepentingan lain dalam pengumpulan data. Menginterpretasikan data dari berbagai sumber yang didapat selama proses pengkajian secara kompleks. Konsultasi dengan perawat kesehatan komunitas, komunitas, tim antardisiplin, dan pemangku kepentingan lain dalam mefencanakan, mengatur, dan mengevaluasi sistem data yang berfokus pada kebutuhan dan keperluan komunitas.
STANDAR 2: PRIORITAS DAN DIAGNOSIS KOMUNITAS
Perawat kesehatan komunitas menganalisis pengkajian data untuk menentukan prioritas atau diagnosis komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mendapatkan prioritas atau diagnosis komunitas berdasarkan pengkajian data seperti input dari komunitas. Menganalisis data yang berhubungan dengan akses dan penggunaan pelayanan kesehatan, Faktor yang berhubungan dengan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Paparan yang ada dan berpotensi membahayakan. Keperawatan dasar dan ilmu kesehatan masyarakat yang terkait. Validasi diagnosis atau kebutuhan dari komunitas, dinas kesehatan dan organisasi masyarakat setempat, lokal, wilayah, dan statistik kesehatan yang ada dan dapat diaplikasikan.
Diagnosis dokumen atau kebutuhan dengan cara memfasilitasi komunitas yang terlibat dalam menentukan reneana dan hasil yang diharapkan.
Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Mengorganisasikan data dan informasi kompleks yang didapat selama proses diagnosis kesehatan komunitas (sosial, budaya, demografi, status kesehatan, risiko kesehatan, geografi, Iingkungan) untuk mengidentifikasi kebutuhan dan risiko kesehatan komunitas. Secarasistematis, membandingkan dan menilai datakomunitasyang relevan serta berprinsip pada ilmu dan kejadian di lingkungan dalam mernformulasikan diagnosis banding dan menentukan prioritas. Berfungsi sebagai penghubung dalam komunitas, tenaga profesional kesehatan, dan pemangku kepentingan lain. STANDAR 3: IDENTIFIKASI HASIL
Perawatkesehatan komunitas mengidentifikasi hasilyang diharapkan untuk merencanakan berdasarkan prioritas atau diagnosis komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Melibatkan komunitas, profesional lain, organisasi, dan pemangku kepentingan dalam merumuskan hasil yang diharapkan. Memperoleh kompetensi budaya yang diharapkan dari diagnosis. Mempertimbangkan kepercayaan dan nilai komunitas, risiko, keuntungan, biaya.. bukti i1miah terkini, dan keahlian ketika merumuskan prioritas dan hasil yang diharapkan. Memasukkan pengetahuan fakror lingkungan dan kejadian, sumber yang tersedia, waktu yang diperkirakan, etik, hukum, dan pertimbangan privasi dalam mencntukan hasil yang diharapkan. Mengembangkan hasil yang diharapkan serta menyediakan kelanjutan proses dari identifikasi kebutuhan dan perhatian komunitas.
Memodifikasi hasil yang diharapkan berdasarkan perubahan status kebutuhan dan perhatian komunitas serta ketersediaan sumber daya. Dokumen hasil yang diharapkan sebagai tujuan yang bisa diukur rnenggunakan bahasa yang dapat dimcngerti untuk melibatkan semua komponen. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialls Kesehatan Komunitas
Menjamin bahwa mitra profesional terlibat dalam mengidenlifikasi harapan yang diinginkan yang dilakukan dengan bukti i1miah dan dapat diaplikasikan rnelalui implementasi praktik berbasis bukti (evidence-based practice). Struktur hasil yang diharapkan dapat diukur untuk melaporkan seperti faktor efektivitas biaya dalam menentukan kebutuhan kcsehatan, komunitas, organisasi, dan kepuasan pemangku kepentingan lain serta keberlanjutan dan konsistensi di antara perawat dan tenaga professional lainnya dalam memberikan layanan kesehatan yang bcrhubungan dengan program dan layanan, resolusi, atau mengurangi kebutuhan kesehatan. Menerapkan kompetensi kesehatan masyarakat dan keperawatan ketika mengukur efektivitas praktik dalam komunitas atau populasi. STAN DAR 4: PERENCANAAN
Perawat kesehatan komunitas mengembangkan perencanaan untuk mengidentifikasi strategi, rencana tindakan, dan alternatif untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengembangkan komunitas yang berfokus pada perencanaan untuk pelayanan yang berhubungan dengan kesehatan berdasarkan pengkajian prioritas kebutuhan dan risiko kesehatan. Memasukkan pendekatan promosi dan pemulihan kesehatan; pencegahan penyakit, kecelakaan, atau penyakit; serta respons dan persiapan keadaan gawat darurat yang menjadi perhatian atau kebutuhan komunitas. Mempertahankan kontinuitas di dalam dan lintas program. Menetapkan perencanaan yang menggambarkan kompetensi budaya, pendidikan dan prinsip pembelajaran, serta prioritas yang mewakili kebutuhan komunitas dalam waktu yang berbeda.
Mempertahankan partisipasi dari komunitas yang diidentifikasi, tenaga kesehatan profesional, organisasi, dan pemangku kepentingan lain dalam menentukan peranan dalam perencanaan, implernentasi, dan proses evaluasi. Menerapkan standar yang ada, hukurn, peraturan, dan kebijakan dalam proses perencallaan. Mengintegrasikan kecenderungan penelitian keperawatan terkini dan kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan proses perencanaan. Mempertimbangkan dampak ekonomi dari perencanaan komunitas dan organisasi. Mendokumentasikan perencanaan menggunakan bahasa yang menghormati kultur masyarakat dan dapat dipahami oleh seluruh partisipan. Menggunakan istilah-istilah standar dalam mendokumentasikan perencanaan. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Menerapkan pengkajian dan strategi implementasi dalam perencanaan yang menggambarkan bukti yang ada, meliputi data, penelitian, literatur, dan pengetahuan kesehatan masyarakat. Merencanakan strategi dan alternatifyang sesuai dengan komunitas dan mitra profesional lalnnya untuk mernecahkan kebutuhan kompleks pada komunitas yang berlsiko. Menyintesis nilai dan kepercayaan dalam kornunitas dengan mitra profesional dalam merencanakan proses. Memimpin perawat kesehatan komunitas dan tim rnulti-sektor lain dalam menggunakan prinsipprinsip perencanaan pada komunitas yang berfokus pelayanan dan program. Berpartisipasi pada pengembangan dan perbaikan berkelanjutan dari sistem organisasi yang mendukung proses perencanaan. Berpartisipasi dalam integrasi kernanusiaan, fiskal, materi, llmu pengetahuan, dan sumbersurnber dalam komunitas untuk meningkatkan dan melengkapl proses perencanaan untuk program atau pelayanan. Menjamin penggw1aanstandar yang ada, hukurn, peraturan, dan kebijakan yang dipergunakan dalam proses perencanaan. STANDAR 5: IMPLEMENTASI
Perawat kesehatan komunitas mengimplementasikan rencana yang telah dlidentifikasi bersama tim kesehatan lain.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengimplementasikan rencana yang diidentifikasi secara arnan, sesuai jadwal, dan berkolaborasi dengan tim multi-sektor, Menerapkan strategi berbasis bukti dan rencana tindakan, terrnasuk kesempatan untuk membangun jaringan (network) dan advokasi yang spesifik serta menjadi perhatian dan kebutuhan komunitas. Menggunakan sistem dan surnber-sumber dalam komunitas ketika mengimplemetasikan reneana. Memantau irnplementasi dari pereneanaan dan pengukuran surveilans untuk status kesehatan komunitas. Mendokumentasikan implemetasi dari pereneanaan termasuk modifikasi. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Menginterpretasikandata surveilans yangberhubungan dengan pereneanaan dan status kesehatan komunitas, Menyertakan pengetahuan dan strategi baru dalam aksi pereneanaan untuk meningkatkan irnplementasi. Mernodifikasi reneana berdasarkan pengetahuan baru, respons kornunitas, atau faktor relevan lain untuk meneapai hasil yang diharapkan. Mengadvokasi surnber-sumber yang dibutuhkan komunitas untuk mengimplementasikan rencana. Menjembatanihubungankolaborasi baru dengan temansejawat, profesional lain, wakil komunitas atau populasi, dan pemangku kepentingan lain untuk mengimplementasikan perencanaan rnelalui strategi seperti membangun kemitraan. Mempromosikan organisasi, kemitraan komunitas, dan sistem yang mendukung perencanaan. STANDAR 5A: KOORDINASI
Perawat kesehatan komunitas mengoordinasikan program, pelayanan, dan aktivitas lain dalam mengimplementasikan reneana yang teridentifikasi,
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mempromosikan kebijakan, program, dan pelayanan untuk meneapai hasil yang diharapkan. Melakukan surveilans, penemuan kasus, dan pelaporan dengan tenaga profesional dan pemangku kepentingan lain. Mendokumentasikan koordinasi dan laporan yang diperlukan. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Menjadi pemimpin dalam memberikan program yang terintegrasi, program surveilans dan pelayanan, serta implemetasi kebijakan publik. Menyintesisdata dan informasi untuk memulai sistem,kornunitas, dan alokasisumber lingkungan yang mendukung pe1aksanaanprogram dan pelayanan. STANDAR 5 B: PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN
Perawat kesehatan komunitas bekerja dengan strategi pendidikan untuk promosi kesehatan, mencegah penyakit, dan meyakinkan lingkungan yang nyaman pada komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Termasuk pendidikan kesehatan yang sesuai dalam implementasi program dan pelayanan untuk komunitas. Menentukan pengajaran dan metode belajar yang sesuai dengan komunitas dan identifikasi sasaran hasil komunitas. Menawarkan budaya yang sesuai promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan informasi keamanan lingkungan, serta bahan pendidikan pada komunitas. Mengumpulkan umpan balik (feedback) dari partisipan untuk menentukan efektivitas program dan pelayanan serta merekomendasikan perubahan. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Menerapkan kepemimpinan dalam keperawatan dan tenaga profesionallain dalam merencanakan program pelayanan dan pendidikan berdasarkan pengkajian dan perencanaan. Merancang informasi kesehatan dan program berdasarkan perilaku kesehatan serta prinsip dan teori belajar. Memodifikasi program yang telah ada berdasarkan umpan balik partisipan, penyedia layanan, tenaga profesional, dan pemangku kepentingan lain. Mengembangkan surnber-sumber informasi kesehatan yang secara kultural sesuai dengan komunitas. STANDAR 5 C: KONSULTASI
Perawat kesehatan komunitas menyediakan konsultasi pada berbagai kelompok komunitas dan pemerintah untuk memfasilitasi implementasi program dan pelayanan.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengonsultasikan dengan organisasi masyarakat dan kelompok untuk memfasilitasi partisipasi dalam pelayanan dan program. Menyediakan testimoni dan pendapat profesional dalam mendukung aktivitas program khusus. Berkomunikasi secara efektif menggunakan berbagai media dengan kelompok pemilih selama konsultasi. Mendokumentasikan lingkup dan efektivitas dari konsultasi yang diberikan komunitas. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Sintesis data dari pemerintah pusat, provinsi, daerah, serta sumber lain dengan kerangka kerja teoretis dan bukti untuk menyediakan konsultasi ahli dalam implementasi program dan pelayanan. Menyediakan testimoni ahli pada pemerintah tingkat pusat, daerah, dan setempat dalam mendukung program dan pelayanan yang diberikan pada komunitas yang berisiko. Mengomunikasikan informasi selama konsultasi yang memiliki pengaruh positif pada ketetapan program dan pelayanan pada komunitas. Membuat proposal dan laporan yang mendukung kebutuhan program dan pelayanan. STANOAR 5 D: AKTIVITAS PENGATURAN
Perawat kesehatan komunitas mengidentifikasi, menginterpretasi, dan mengimplementasikan hukum kesehatan masyarakat, pengaturan, dan kebijakan.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Edukasi pada komunitas yang berhubungan dengan hukum, regulasi, dan kebijakan. Berpartisipasi dalam aplikasi hukurn kesehatan masyarakat, regulasi, dan kebijakan rneliputi kegiatan pemantauan (monitoring) dan memeriksa peraturan yang ada. kaninformasi spesifik mengenai situasi yang dilaporkan kepada dinas kesehatan. Membantu menerapkan hukuman untuk mereka yang tidak mernatuhi hukum, regulasi, maupun kebijakan, Kriteria PengukuranTambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Berkolaborasi dalam kegiatan pengembangan hukum kesehatan masyarakat, regulasi, dan kebijakan. Merencanakan dengan tenaga kesehatan masyarakat dan tenaga profesional lain mengenai sistem pelaporan serta kepatuhan hukum, regulasi, dan kebijakan. Memantau pelaporan dan sistem kepatuhan untuk kualitas dan penggunaan sesuai dari surnbersumber yang tersedia. Menganalisis data dari sistem pelaporan dan kepatuhan. Mengembangkan laporan bagi unit kesehatan masyarakat yang diakui dan pembuat kebijakan yang diperlukan oleh hukum, regulasi, dan kebijakan. Berpartisipasi dalam persiapan koordinasi darurat dan merespons usaha, termasuk penggunaan dan penerimaan sumber-sumber nasional yang strategis. STANDAR 6: EVALUASI
Perawat kesehatan komunitas melakukan evaluasi status kesehatan komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengoordinasikan secara sistematis, berke1anjutan, dan evaluasi berdasarkan kriteria hasil pelayanan dalam komunitas dan pemangku kepentingan lain. Mengumpulkan data secara sistematis, menerapkan epidemiologi dan metode ilmiah untuk menentukan efektivitas intervensi keperawatan kesehatan komunitas dalam kebijakan, program,dan pelayanan. Berpartisipasi dalam proses dan evaluasi hasil dengan aktivitaspemantauan (monitoring) program dan pelayanan. Mengaplikasikan pengkajian data yang berkelanjutan untuk merevisi reneana, intervensi, dan aktivitas yang sesuai. Mendokumentasikan hasil dari evaluasi termasuk perubahan atau rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas intervensi. Menyampaikan evaluasi proses dan hasil yang dihasilkan kepada komunitas dan pemangku kepentingan lain berdasarkan hukum dan peraturan negara.
Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Merancang evaluasl rencana dengan ahli dan perwakilan komunitas serta para pernangku kepentingan. Memodifikasi evaluasi perencanaan untuk kebijakan, program, atau pelayanan yang sesuai. MengevaJuasi efektivitas dari pereneanaan dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan dan tidak diharapkan. Menyintesis hasil dari analisis evaluasi untuk menentukan akibat dari reneana yang berpengaruh pada komunitas, organisasi, atau kelompok lain. Menerapkan hasil dari analisis evaluasi untuk rnembuat atau rnerekomendasikan proses atau perubahan hasil dalam kebijakan, program. dan pelayanan yang sesuai. STANDAR 7-KUALITAS PRAKTIK
Perawat kesehatan komunitas secara sistematis mcnirrgkatkan kualitas dan efektivitas praktik keperawatan.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mendemonstrasikan kualitas melalui pencrapan proses keperawatan dengan cara tanggung jawab, tanggung gugat, dan etik, Mengimplemetasikan pengetahuan baru dan peningkatan kinerja untuk mengawali perubahan dalam praktik keperawatan kesehatan komunitas dan pembcrian layanan keperawatan pada komunitas. Menyertakan kreativitas dan inovasi dalam aktivitas untuk rnemperbaiki kualitas praktik keperawatan. Mengembangkan implementasi serta prosedur evaluasi dan prosedur untuk meningkatkan kualitas praktik. Berpartisipasi dalam lingkup kegiatan peningkatan kinerja yang sesuai dengan posisi perawat, pendidikan, dan praktik lingkungan. Aktivitas tersebut adalah sebagai berikut. Identifikasi aspek dad pentingnya praktik untuk rnemantau kualitas. Bekerja berdasarkan bukti indikator untuk memantau kualitas dan efektivitas praktik keperawatan. Mengumpulkan data untuk rnemantau praktikkeperawatan kesehatan komunitas, termasuk ketersediaan, aksesibilitas, dapat diterima, kualitas, dan efektivitas dari kebijakan, program, dan peJayanan. Menganalisis data guna mengidentifikasi kesempatan untuk memperbaiki praktik keperawatan. Memformulasikan rekomendasi untuk memperbaiki hasil atau praktik keperawatan. Mengimplementasikan aktivitas untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan. Berpartisipasi dengan komunitas dan mitra profesional serta pemangku kepentingan lain dalem mengevaluasi kebijakan, program. dan pelayanan. Mengkaji faktor- faktor kiaerja profesional yang berhubungan dengan-keamanankomunitas, aksesibilitas dengan pelayanan, efektivitas progl’am, dan pilihan keuntungan ataubiaya. Menganalisis sistem organisasi untuk menghilangkan atau mengurangi hambatan dan meningkatkan aset. Mendokumentasikan pelaksanaan program dan pelayanan dengan cara merefleksikan pengukuran kualitas. Mendapatkan dan mempertahankan sertifikasl profesional jika ada dalam area keahlian,
Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Membuat inisiatif peningkatan kualitas yang berhubungan dengan kebijakan, program, dan pelayanan berdasarkan bukti yang ada. Mengimplementasikan inisiatif untuk mengevaluasi kebutuhan berubah, Mengevaluasilingkungan praktik dan kualitas layanan keperawatan yang diberikan berhubungan dengan informasi berdasarkan bukti yang ada. STANDAR 8: PENDIDIKAN
Perawat kesehatan komunit.asmemperoleh pengetahuan dan kompetensi yang menggambarkan praktik keperawatan kesehatan komunitas terkini.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan berkelanjutan untuk mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yaIlg dibutuhkan guna meningkatkan kesehatan komunitas. Mencari pengalaman untuk mengembangkan dan mempertahankan kompetensi sesuai keterampilan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan kebijakan, program, dan pelayanan untuk komunitas. Identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan ilmu keperawatan dan pengetahuan kesehatan masyarakat. Identifikasi perubahan yang disyaratkan oleh undang-undang untuk praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat. Mempertahankan catatan profesional yang mendukung bukti kompetensi dan pembelajaran seumur hidup. Mencari pengalaman formal dan aktivitas belajar mandiri untuk mempertahankan dan mengembangkan keterarnpilan dan pengetahuan klinis profesional. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Menggunakan penelitian terkini guna mencari dan menemukan bukti lain untuk mengembangkan pengetahuan kesehatan masyarakat serta meningkatkan peran dan pengetahuan dati isu-isu profesional.
STANDAR 9: EVAlUASI PRAKTIK PROFESIONAl
Perawat kesehatan masyarakat mengevaluasi praktik keperawatan mandiri yang sesuai dengan standar dan panduan praktik profesional, sesuai undang-undang, aturan, dan regulasi,
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengimplernentasikan praktikkomunitas yang berfokus padakebijakan, program, danpelayanan dengan menghonnati etnis dan kultur setempat, Melakukan evaluasi diri dari praktik yang dilakukan, identifikasi Iingkup kekuatan seperti lingkup dimana tenaga profesionallain mengembangkan dan menguntungkannya. . Meneari umpan balik dari praktik kornunitas baik seeara mandiri maupun bermitra dengan kelompok profesionallain. Mengimplernentasikan pereneanaan untuk memenuhi tujuan reneana kerja mandiri. Mengintegrasikan pengetahuan dalam stan dar praktik yang digunakan saat ini, panduan, undangundang, aturan, dan regulasi ke dalam reneana kerja mandiri. Memberikan rasional untuk kepercayaan praktik profesional, keputusan, dan tindakan sebagai bagian dari proses evaluasi. Mengaplikasikan pengetalman dari standar praktik yang digunakan saat ini, panduan, undangundang, sertifikasi, dan regulasi untuk diri sendiri dan pratinjau (review) kelompok, Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Terlibat pada proses formal yang sisternatis dalam mencari umpan balik dari praktik yang dilakukan kelompok, teman sejawat, komunitas, organisasi professional, serta pemangku kepentingan. Menganalisis praktik yang berhubungan dengan sertifikasi spesialis yang diperlukan sesuai. STANDAR 1O: HUBUNGAN SEJAWAT DAN PROFESllAIN
Perawat kesehatan komunitas membangun hubungan kesejawatan ketika berinteraksi dengan wakil komunitas, organisasi, dan pelayanan profesional serta berkontribusi terhadap pengembanganke1ompok, sejawat, dan lainnya.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Membagi pengetahuan dan keterampilan dengan kelompok, sejawat, dan pihak lain. Melakukan interaksi dengan kelompok, sejawat, dan pihaklain untukmeningkatkan keperawatan profesional atau praktik kesehatan komunitas serta berperan sebagai diri sendiri dan orang lain. Mengajari perawat kesehatan komunitas lain dan teman sejawat sesuai kebutuhan. Mempertahankan hubungan kasih sayang dan saling menghormati dengan sejawat dan pemangku kepentingan lain yang melibatkan kesehatan komunitas. Berkontribusi pada lingkungan yang mendukung pendidikan berkelanjutan bagi ternan, tenaga kesehatan profesional lain, dan komunitas. Berkontribusi untuk mendukung lingkungan kerja yang aman dan sehat. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Sebagai model praktik ahli bagi anggota tim multi-sektor dan komunitas. Membuat kebijakan pengajaran dan program untuk perawat kesehatan komunitas dan tim lain. Berpartisipasi dalam aktivitas yang memberikan kontribusi bagi pengembangan peran praktik keperawatan di komunitas. STANDAR 11: KOLABORASI
Perawat kesehatan komunitas berkolaborasi dengan perwakilan kornunitas, organisasi, dan tenaga profesionallain dalam menyediakan dan melakukan promosi kesehatan pada komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Melakukan komunikasi dengan berbagai institusi dalam komunitas untuk mengumpulkan inforrnasi dan mengembangkan kemitraan serta koalisi untuk identifikasi komunitas yang berfokus pada masalah kesehatan. Melakukan koordinasi dengan individu, kelompok, dan organisasi berbasis komunitas dalarn pengkajian, perencanaan, implernentasi, dan evaluasi komunitas yang berfokus pada kebijakan, program, dan pelayanan. Mengaplikasikan pengetahuan keperawatan dan kesehatan kornunitas ke tim interdisiplin, adrninistrasi, pembuat kebijakan, organisasi komunitas, masyarakat, dan mitra multi sektor. Melakukan kerja sama dengan disiplin i1mulain dalam pengajaran, pengembangan program, implementasi, penelitian, serta advokasi kcbijakan masyarakat. Memberi kontribusi dengan tim multi-scktor lain dalam mengirnplementasikan kebijakan kesehatan masyarakat yang dibutuhkan seperti identifikasi kasus, manajemen program, dan laporan pendelegasian. Melakukan kerja sama dengan individu, kelompok, koalisi, dan organisasi untuk berubah yang akan berefek pada kebijakan kesehatan, program, dan layanan untuk memberikan hasil yang positif. Mendokumentasikan interaksi kolaboratif dan proses terkait kebijakan, program, dan pelayanan. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Mengembangkan kerja sama dan koalisi dengan organisasi kemasyarakatan untuk mengidentifikasi kebijakan kesehatan masyarakat, program, dan pelayanan. Menggagas usaha kolaborasi lintas institusi dalam komunitas. Merencanakan pendidikan, administratif, penelitian, dan program kebijakan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan komunitas. Mengembangkan sistem untuk dokumentasi dan akuntabilitas dalam keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat termasuk kebutuhan regulasi. STANDAR 12: ETIK
Perawat kesehatan komunitas harus mengintegrasikan nilai-nilai etik dalam semua area praktik.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengaplikasikan kode etik untuk perawat dengan pernyataan yang diuraikan (ANA,2001) dan prinsipprinsip etik praktik kesehatan komunitas (Public Health Leadership Society,2002) untuk panduan praktik keperawatan kesehatan komunitas. Memberikan program dan pelayanan dengan cara rnelindungi dan rnenghormati autonorni, harga diri, dan hak populasi atau kornunitas juga individu. Menerapkan standar etika dalarn advokasi kesehatan dan kebijakan sosial. Mempertahankan kerahasiaan individu dalam ukuran legal dan sesuai regulasi. Membantu individu, kelompok, dan komunitas dalam mengembangkan keterampilan untuk advokasi diri. Mempertahankan hubungan profesional dan batas dengan individu dan kelompok dalam komunitas ketika memberikan program dan pelayanan kesehatan masyarakat. Mendemonstrasikan komitmen untuk mengembangkan Iingkungan dan kondisi di mana gaya hidup sehat kemungkinan dipraktikkan oleh individu, ternan, dan komunitas dalam bermitra. Mengklarifikasi isu-isu sosial serta penghambat untuk hidup dengan kondisi sehat. Berperan dalarn memecahkan isu-isu etik yang melibatkan ternan, kelompok komunitas, sistem, dan pemangku kepentingan lain. Melaporkan aktivitas ilegal, tidak sesuai dengan standar praktik yang ada, atau menggambarkan praktik yang tidak sesuai. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Memberikan informasi dan kornunitas mengenai risiko, keuntungan, dan hasil dari kebijakan, program, dan pelayanan. Memberikan informasi pada pemerintah atau yang lain mengenai risiko, keuntungan, dan hasil kebijakan, program, serta pelayanan berkaitan dengan keputusan yang memengaruhi pemberian layanan kesehatan. Bermitra dengan tim rnulti-sektor untuk mengidentifikasi risiko etik, keuntungan, dan hasil dari kebijakan,program, dan pe1ayanan. Mencermati isu-isu lingkungan dan sosial serta harnbatan untuk mencapai hidup sehat. STAN DAR 13: PENELITIAN
Perawat kesehatan komunitas mengintegrasikan hasil penelitian ke dalarn praktik keperawatan komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Menggunakan bukti terbaik yang ada, termasuk hasil penelitian untuk panduan dalarn praktik, kebijakan, dan keputusan pemberian layanan. Secara aktif berperan dalam aktivitas penelitian pada berbagai tingkat yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan posisi sese orang. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut, Identifikasi komunitas dan kesempatan profesional yang ada untuk keperawatan dan penelitian kesehatan masyarakat. Berpartisipasi dalam pengumpulan data. Berpartisipasi dalam lembaga, organisasi, atau komite penelitian yang berfokus komunitas. Berbagi aktivitas dan hasil penelitian dengan kelompok dan lainnya. Mengimplementasikan protokol penelitian. Menganalisis dan menginterpretasi penelitian untuk aplikasi bagi praktik yang berfokus pada komunitas secara kritis. Menerapkan hasil penelitian keperawatan dan kesehatan masyarakat dalam pengembangan kebijakan, program, dan pelayanan bagi komunitas. Menerapkan penelitian sebagai basis pernbelajaran. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Berkontribusi pada ilrnu keperawatan dengan melakukan. atau menyintesis penelitian yang ditemukan serta memeriksa dan mengevaluasi pengetahuan, teori, model, kriteria, dan pendekatan kreatif untuk meningkatkan praktik dan hasil perawatan kesehatan. Secara formal, menyebarkan hasil penelitian melalui aktivitas seperti presentasi, publikasi, konsultasi, dan media lain. STANDAR 14: MENGGUNAKAN SUMBER-SUMBER
Perawat kesehatan komunitas mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan keamanan, efektivitas, biaya, serta dampak praktik pada komunitas dalam merencanakan dan memberikan peJayanan, program, maupun kebijakan keperawatan dan kesehatan masyarakat.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengevaluasi faktor-faktor seperti keamanan, aksesibilitas, biaya, keuntungan, efisiensi, serta dampak praktik pada komunitas ketika memilih pilihan praktik yang akan berakibat pada hasil yang diharapkan. Membantu mewakili komunitas khusus dan pemangku kepentingan lain dalam mengidentifikast dan mengamankan layanan yang ada dan sesuai serta berhubungan dengan kebutuhan kesehatan. Mengizinkan atau mendelegasikan tugas yang diambil ke dalam pertimbangan yang menjadi kepeduhan kornunitas, potensial terjadi paparan dan bahaya,kompleksitas tugas,dan kemampuan prediksi hasil yang diharapkan. Membantu komunitas dalam memberikan informasi mengenai pilihan, biaya, risiko, dan keuntungan dari kebijakan, program, dan pelayanan. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialls Kesehatan Komunitas
Menggunakan sumber-sumber komunitas dan organisasi untuk memformulasikan perencanaan multisektor untuk kebijakan, program, dan pelayanan. Mengembangkan pendekatan inovatif pada kornunitas dan perhatian kesehatan masyarakat yang meliputi penggunaan sumber-sumber efektif dan peningkatan kualitas, Mengembangkan strategi evaluasi untuk mendemonstrasikan efektivitas dan keuntungan biaya, serta faktor efisiensi yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan dan praktik kesehatan komunitas. STANDAR 15: KEPEMIMPINAN
Perawat kesehatan komunitas menerapkan prinsip kepemimpinan dalam keperawatan dan kesehatan komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Terlibat dalam pengembangan tim multi-sektor dan membangun koalisi termasuk profesional lain, kornunltas, dan pemangku kepentingan. Meningkatkan Iingkungan kerja yang sehat. Menjabarkan rnisi, tujuan, rencana, aksi, maupun mengukur hasil keperawatan, program. Serta layanan kesehatan komunitas kepada tenaga profesionallain atau komunitas. Advokasi kesempatan yang berkelanjutan serta pernbelajaran seumur hidup untuk diri sendiri dan yang lain. Mengajarikelompok, pemangku kepentingan, dan lainnya dalam komunitas untuk menyukseskan program atau pelayanan melalui panduan dan strategi lain. Menunjukkan krcativitas dan fleksibilitas melalui waktu yang selalu berubah. Mengembangkan budaya ill mana sistern dimonitor dan dievaluasi untuk menlngkatkan kualitas kebljakan, program. dan pelayanan komunitas. Mengoordinasikan program dan pelayanan lintas area di antara tim multi-sektor lain. Melayani peran kepemimpinan dalam lingkungan kerja, populasi, dan komunitas. Meningkatkan keahlian kesehatan komunitas dan keperawatan melalui partisipasi di organisasi profesi. Berfungsi sebagai pemimpin tim kesehatan komunitas dalam persiapan situasi gawat darurat dan mendelegasikan tugas seperti yang tereantum dalam standar protokol pelaksanaan. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Mengadvokasi para pengambil kebijakan untuk memengaruhi kebijakan kesehatan komunitas serta program dan pelayanan untuk mempromosikan komunitas yang sehat. Memberikan arahan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan, program, dan pelayanan yang disediakan oleh tim multi-sektor lain. Menggagas dan merevisi protokol atau panduan yang menggambarkan praktik berbasis bukti untuk merefleksikan perubahan yang diterima dalam pemberian program dan pelayanan atau rnengidenrifikasi masalah penting dalam komunitas. Memprornosikan atau mengomunikasikan informasi rnengenai spesialis keperawatan kesehatan komunitas meIaJui tulisan, publikasi, dan presentasi profesional atau audiens yang ada.
Mendemonstrasikan pendekatan inovatif pada kesehatan komunitas dan praktik keperawatan untuk meningkatkan hasil yang diharapkan. Mengorganisasikan perencanaan formal dalam berespons pada keadaan gawat darurat di komunitas. STANDAR 16: ADVOKASI
Perawat kesehatan kornunitas melakukan advokasi dan usaha keras untuk melindungi kesehatan, keamanan, dan hak-hak komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Menyatukan identifikasi kebutuhan komunitas dalam pengembangan kebijakan, program, atau rencana peJayanan. Mengintegrasikan advokasi ke dalam implementasi kebijakan, program, dan pelayanan komunitas. Mengukur efektivitas untuk advokasi komunitas ketika mengkaji hasil yang diharapkan. Menerapkan kerahasiaan, etik, hukurn, privasi, dan panduan profesional dalam pengembangan kebijakan dan isu-isu lainnya. Mendernonstrasikan keterampllan dalarn advokasi dihadapan penyedia layanan dan pernangku kepentingan atas nama komunitas. Berusaha keras memecahkan konflik yang berasal dari kornunitas, peayedia layanan, pemangku kepentingan untuk memastikan kearnanan serta menjaga rninat baik komunitas dan integritas perawat profesional. Kriteria Pengukuran Tambahan bagi Perawat Spesialis Kesehatan Komunitas
Mendemonstrasikan keterampilan dalam advokasi dihadapan wakil masyarakat dan pernbuat kebijakan atas nama kornunitas, program, dan pelayanan kesehatan. Membuat bahan-bahan untuk proses advokasi berdasarkan kebutuhan komunitas, program, dan pelayanan. Menunjukkan tanggung jawab dan integritas dana publik untuk proses pengembangan kebijakan.
Me1ayanisebagaiahli untuk kelompok, kornunitas, penyedia layanan, dan pemangku kepentingan lainnya dalam meningkatkan dan mengimplementasikan kebijakan kesehatan komunitas. DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Prakti dalam Keperawatan. Salemba Medika: jakarta.
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS Menurut Yura dan Walsh ( 1978). “proses keperawatan merupakan inti sari dari keperawatan.proses ini menjadi pusat bagi semua tindakan keperawatan, dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah ”.
Diskripsi dari American Nurses association (ANA) dalam Social Policy Statement (1980) adalah sebagai berikut :
I. Pengumpulan data tentang status kesehatan dari klien adalah sistematika yang kontinu. Data dapat diakses, dikomunikasikan dan dicatat. II. Diagnosa keperawatan diturunkan dari data status kesehatan III. Rencana Asuhan keperawatan meliputi tujuan –tujuan yang diturunkan dari diagnosa keperawatan IV. Rencana keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan keperawatan yang ditentukan atau tindakan untuk mencapai tujuan yang diturunkan dari diagnosa keperawatan V. Tindakan keperawatan diberikan untuk partisipasi klien dan peningkatan , pemeliharaan, dan restorasi kesehatan. VI. Tindakan keperawatan membantu klien untuk memaksimalkan kapasitas kesehatannya. VII. Kemajuan atau kemunduran klien kearah pencapaian tujuan ditentukan oleh klien dan perawat VIII. Kemajuan atau kemunduran klien kearah pencapaian tujuan mengarahkan pengkajian ulang penentuan prioritas ulang, penyususnan tujuan baru dan perbaikan rencana asuhan keperawatan.
STANDART PRAKTIK KEPERAWATAN
DEFINISI Standart praktik kepr adl norma atau penegasan ttg mutu pekerjaan seseorang perawat yg dianggap baik, tepat dan benar yg dirumuskan & digunakan sbg pedoman pemberian yan kepwt serta mrp tolok ukur penilaian penampilan kerja perawat.
Tujuan standart : mnt Ann Gillies (1989) :
1. Meningkatkan kualitas askep 2. Menurunkan biaya perawatan yg hrs dikeluarkan; alasannya a. Apabila perawat yg telah ditetapkan pd standart setidak- tidaknya kegiatan yg tdk perlu tdk akan terjadi b. Permasalahan klien lebih cepat teratasi c. Hari rawat inap lebih efektif ( pendek) 3. Melindungi perawat dr kelalaian dlm melakukan tugas & melindungi klien dr tindakan yg tdk sesuai.
Dasar Hukum Praktik Keperawatan
Di Indonesia dasar hukum yg digunakan dlm praktik keperawatan adalah :
1. Undang-Undang No 23 th 1992 : tentang kesehatan : a. Pasal 53 ayat 1 “ Tenaga kesh berhak memperoleh perlindungan hukum dlm melaksanakan tugas sesuai dgn profesinya “ b. Pasal 53 ayat 2 & 4 “ Tenaga kesh dlm melaksanakan tugasny berkewajiban utk mematuhi standart profesi dan menghargai hak pasien “
2. PP No 32 th 1996 a. Pasal 21 Ayat 1. “setiap tenaga kesh dlm melakukan tugasnya berkewajiban utk mematuhi standart profesi tenaga kesh.” Ayat 2 “Standart profesi kesh sebagaimana dimaksud dlm ayat (1) ditetapkan oleh menteri. b. Pasal 22 Bagi tenaga kesh jenis tertentu dlm melakukqan tugas profesinya berkewajiban utk : 1). Menghormati hak pasien 2). Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pribadi pasien 3). Memberikan informasi yg berkaitan dgn kondisi dan tindakan yg akan dilakukan 4). Membina persetujuan thd tindakan yang akan dilakukan 5). Membuat dan memelihara rekam medis. c. Pasal 24 Perlindungan hukum diberikan kepada tenga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai dengan standart profesi kesehatan. 3. SK Menkes No 647 Tahun 2000 : Tentang registrasi dan praktek keperawatan Pasal 17 : ” Perawat dlm melakukan praktek keperawatan hrs sesuai dgn kewenagan yg diberian, berdasarkan pendidikan dan pengelaman serta dlm memebrikan pelayanan berkewajiban mematuhi standart profesi
SUMBER STANDART
1. Organisasi profesi PPNI a. 1993 : Rancangan standart profesi keperawatan
b. 1999 : Standart Praktek Keperawatan Profesional c. 2001 : Standart asuhan / standart kenierja profesional 2. Undang-Undang / Kepres / PP a. UU No 23 th. 1992 ttg Kesehatan b. Kepres No 56 th. 1995 ttg Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan c. PP No 32 th. 1996 Ttg Tenaga Kesehatan d. UU No 8 th 1999 ttg Perlindungan Konsumen 3. Departemen Kesehatan RI ( SK. Menkes, SK Dirjen Yanmed ) 4. Rumah sakit Rumah Sakit menyusun standart asuhan keperawatan sbg pedoman pemberian askep utk 10 kasus terbanyak pd masing-masing jenis pelayanan.
MACAM-MACAM STANDART PROFESI KEPERAWATAN
Sesuai SK DPP PPNI No 03/DPP/SK/I/1996 : Standart profesi keperawatan terdiri dari : 1. Standart pelayanan keperawatan 2. Standart praktek keperawatan 3. Standart Pendidikan keperawatan 4. Standart pendidikan berkelanjutan.
STANDART PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS
Menurut ANA (1974) Standart Praktek Keperawatan Komunitas adalah : 1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus menerus 2. Menegakkan diagnosa dari data 3. perencanaan : Menentukan tujuan
4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan. 5. Pemberian tindakan keperawatan ( Promosi, menjaga dan perbaikan ) 6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan. 7. kemajuan klien thd pencapaian tujuan 8. tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Saat ini perawat bekerja di berbagai tempat dengan berbagai peran dan kolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan yang ada. Praktik keperawatan di atur oleh pihak administrasi rumah sakit, lembaga kesehatan dan institusi lainnya. Perawat juga berperan dalam membuat kebijakan kesehatan di wilayah dan provinsi, sertamenetapkan regulasi legal dan spesifik untuk praktik keperawatan. Selain itu, organisasi profesi keperawatan juga menetapkan standar kerja sebagai criteria untuk asuhan keperawatan professional. 2. Rumusan Masalah 1.
Apa definisi standart praktek keperawatan komunitas
2.
apa tujuan standart
3.
Apa dasar hukum praktek keperawatan komunitas
4.
apa sumber hukum praktek keperawatan komunitas
5.
apa saja macam-macam standar profesi keperawatan
6.
apa standart praktek keperawatan komunitas
3. Tujuan a. Tujuan umum Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah keperawatan komunitas.
b. Tujuan khusus Tujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa / mahasiswi mengetahui bagaimana standar praktik dalam keperawatan komunitas. 4. Manfaat Dengan mempelajari standar praktik dalam keperawatan komunitas maka kita semua dapat mengetahui serta memahami tentang bagaimana suatu proses dari sibuah system keperawatan komunitas. BAB 2 PEMBAHASAN A. DEFINISI Standart praktik keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seseorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yg dirumuskan & digunakan sebagai pedoman pemberian keperawatan serta merupakan tolok ukur penilaian penampilan kerja perawat. Standar merupakan pernyataan yang sah, suatu model yang disusun berdasarkan kebiasaan atau kesepakatan mengenai apa yang memadai dan sasuai, dapat diterima, dan layak dalam praktek keperawatan. Standar pratek menguraikan apa yang harus di lakukan, mengidentifikasi tanggung jawab dan pelaksaan tanggung jawab tersebut. Standar praktek keperawatan bergantung pada tempat dan waktu, sehingga standar praktek keperawatan dapat berubah dari waktu ke waktu pada tempat yang berbeda. Keperawatan telah meningkat kemandiriannya sebagai suatu profesi. Sejumlah standar praktik keperawatan telah ditetapkan. Standar untuk praktik sangat penting sebagai petunjuk yang obyektif untuk perawat dalam memberikan peerawatan dan sebagai criteria untuk melakukan evaluasi asuhan, termasuk agar klien mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas. Lebih lanjut, standar praktik sangat penting jika muncul masalah hokum. Apakah perawat telah melaksanakan tugas dengan semestinya pada kasus tertentu.ANA dan CNA telah mempublikasikan standar pratik keperawatan. Standar CNA untuk praktik keperawatan, antara lain: 1.
Praktik keperawatan memerlukan model konsep keperawatan yang menjadi dasar praktik
2.
Praktik keperawatan memerlukan penggunaan proses proses keperawatan secara efektif.
3. Pratik keperawatan memelukan hubungan yang saling membantu untuk menjadi dasar interaksi antara klien-perawat. 4.
Praktik keperawatan menuntut perawat untuk memenuhi tanggung jawab profesinya.
Sedangkan standaar kinerja professional dan standar praktik keperawatan (ANA) antara lain, sebagai berikut: 1.
Standar kinerja professional
a.
Perawat secara sistematis mengevaluasi kualitas dan keefektifan praktik keperawatan.
b. Perawat mengevaluasi diri sendiri dalam praktik keperawatan yang dilakukannya, mengacu pada standar praktik professional, peraturan dan regulasi yang berlaku. c.
Perawat memerlukan dan mempertahankan pengetahuan terkini dalam praktik keperawatan.
d.
Perawat berkontribusi dalam pengembangan professional dari rekan-rekan, kolega dan orang lain.
e.
Keputusan dan tindakan perawat dilakukan atas nama klien yang ditentukan secara etis.
f. Perawat berkolaborasi dengan klien dan orang terdekat, serta pemberi pelayanan kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. g.
Perawat menggunakan hasil penelitian di lahan praktik.
h. Perawat mempertimbangkan factor-faktor yang berkaitan dengan keamanan, keefektifan dan biaya dalam merencanakan serta memberikan perawatan pada klien. 2.
Standar praktik keperawatan
Table standar praktik keperawatan dari ANA No Standar Elemen 1. Pengkajian Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data tentang status kesehatan klien. 1.
Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan-kebutuhan klien saat ini.
2.
Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik pengkajian yang sesuai .
3.
Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan..
4.
Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan berkesinambungan.
5.
Data-data yang relevan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah didapatkan kembali.
2 Diagnosa ·
Perawat menganalisa data yang dikaji untuk menentukan diagnosa.
·
Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada klien.
1.
Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.
2.
Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang terdekat klien, tenaga kesehatan bila memungkinkan.
3.
Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang memudahkan perencanaan perawatan.
1.
Hasil diambil dari diagnosa.
2.
Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat diukur.
3. Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan. 4. Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas klien saat ini dan kemampuan potensial. 5.
Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-sumber yang tersedia bagi klien.
6.
Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.
7. Hasil yang diharapkan memberi arah bagi keanjutan perawatan.
3 Perencanaan Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
1.
Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi klien.
2.
Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan.
3.
Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang
4.
Rencana tersebut didokumentasikan.
5. Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan.
4 Implementasi Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari rencana keperawatan.
1.
Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang dibuat.
2.
Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.
3.
Intervensi didokumentasikan
5 Evaluasi Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.
1.
Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.
2.
Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.
3.
Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.
4. Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk merevisi diagnosa, hasilhasil dan rencana perawatan untuk selanjutnya,
5.
Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.
6.
Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam proses evaluasi
B. TUJUAN STANDAR Standar keperawatan adalah pernyataan deskriptif dari kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien. Standar keperawatan dapat digunakan sebagai target atau ukuran untuk menilai penampilan perawat. Standar member arah dan bimbingan langsung kepada perawat dalam melaksanakna asuhan keperawatan. Dengan demikian, standar berguna untuk melindungi perawat dank lien dari keselahan dan untuk mengetahui apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tenaga medis/perawat lali atau salah. Menurut Ann Gillies (1989) mengidentifikasi tujuan dari standar keperawatan, antara lain sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. 2. Menurunkan biaya perawatan yang harus dikeluarkan; alasannya adalah: a. Apabila perawat yang telah ditetapkan pada standart setidak- tidaknya kegiatan yg tdk perlu tidak akan terjadi. b. Permasalahan klien lebih cepat teratasi c. Hari rawat inap lebih efektif ( pendek) 3. Melindungi perawat dari kelalaian dalam melakukan tugas & melindungi klien dari tindakan yang tidak sesuai. Dengan demikian, standar asuhan keperawatan harus dapat menguraikan prosedur yang harus dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga kesalahn dan kelalaian dapat dihindarkan. Dengan adanya standar praktik, profesi keperawatan yang bertangguan jawab melindungi masyarakat atau kkomunitas dapat diwujudkan. Penyusunan pelaksanaan standar pratik mempunyai fungsi utama dalam organisasi, yaitu sebagai berikut: 1.
Mempertahankan akuntabilitas aonggota dalam melaksanakan standar.
2. Mendidik masyarakat untuk menghargai standar serta individu yang tidak memenuhi standar atau tidak menikuti standar. 3.
Menetukan dan meningkatkan standar.
Perlu dipahami bersama bahwa standar keperawatan setiap negara berbeda dan bermacam-macam. Namun, secara umum komponen yang dapat dimasukkan dalam pratik keperawatan antara lain: a. Pengeetahuan tentang keperawatan harus dipahami dan dianalisis oleh setiap perawat yang professional, yaitu pada konsep keperawatan. b. Akuntabilitas professional, baik independen maupun interdependen pada setiap tahap proses keperawatan.
C. DASAR HUKUM Di Indonesia dasar hukum yg digunakan dlm praktik keperawatan adalah : 1. Undang-Undang No 23 th 1992 : tentang kesehatan : a. Pasal 53 ayat 1 “ Tenaga kesh berhak memperoleh perlindungan hukum dlm melaksanakan tugas sesuai dgn profesinya “ b. Pasal 53 ayat 2 & 4 “ Tenaga kesh dlm melaksanakan tugasny berkewajiban utk mematuhi standart profesi dan menghargai hak pasien “ 2. Peraturan Pemerintah No 32 th 1996 a. Pasal 21 Ayat 1. “setiap tenaga kesh dlm melakukan tugasnya berkewajiban utk mematuhi standart profesi tenaga kesh.” Ayat 2 “Standart profesi kesh sebagaimana dimaksud dlm ayat (1) ditetapkan oleh menteri. b. Pasal 22 Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dlm melakukqan tugas profesinya berkewajiban utk : 1). Menghormati hak pasien 2). Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pribadi pasien 3). Memberikan informasi yg berkaitan dgn kondisi dan tindakan yg akan dilakukan 4). Membina persetujuan thd tindakan yang akan dilakukan 5). Membuat dan memelihara rekam medis. c. Pasal 24 Perlindungan hukum diberikan kepada tenga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai dengan standart profesi kesehatan.
3. SK Menkes No 647 Tahun 2000 : Tentang registrasi dan praktek keperawatan Pasal 17 : ” Perawat dlm melakukan praktek keperawatan hrs sesuai dgn kewenagan yg diberian, berdasarkan pendidikan dan pengelaman serta dlm memebrikan pelayanan berkewajiban mematuhi standart profesi
D. SUMBER 1. Organisasi profesi PPNI a. 1993 : Rancangan standart profesi keperawatan (lingkup praktik keperawatan, standar pelayanan, standar praktik, standar pendidikan, dan standaar pendidikan berlanjut). b. 1999 : Standart Praktek Keperawatan Profesional c. 2001 : Standart asuhan yang parallel dengan langkah-langkah proses keperawaatan dan standart kenierja professional yang terkait dengan sikap, tindakan, dan peran professional. 2. Undang-Undang / Keputusan Presiden (Kepres)/ Peraturan Pemerintah (PP) a. UU No 23 th. 1992 tentang Kesehatan b. Kepres No 56 th. 1995 tentang Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan c. PP No 32 th. 1996 Tentang Tenaga Kesehatan d. UU No 8 th 1999 tentang Perlindungan Konsumen 3. Departemen Kesehatan RI ( SK. Menkes, SK Dirjen Yanmed ) 4. Rumah sakit Rumah Sakit menyusun standart asuhan keperawatan sbg pedoman pemberian askep utk 10 kasus terbanyak pd masing-masing jenis pelayanan. E. MACAM-MACAM STANDAR PROFESI KEPERAWATAN Sesuai SK DPP PPNI No.3/DPP/SK1/1996, standar profesi keperawatan terdiri atas standar pelayanan keperawatan, standar praktik keperawatan,standar pendidikan keperawatan,dan standar pendidikan berkelanjutan.
1. STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN Standar pelayanan keperawatan terdiri atas tujuh hal,antara lain sebagai berikut. 1. Standar 1
Difisi keperawatan mempunyai falsafah dan struktur yang menjamin pemberian asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan merupakan sarana untuk menyelesaikan berbagai persoalan praktik keperawatan di seluruh institusi asuhan atau pelayanan kesehatan. 2. Standar 2 Difisi perawatan di pimpin oleh seorang perawat eksekutif yang memenuhi persyaratan dan anggota direksi. 3. Standar 3 Kebijaksanaan dan praktik difisi keperawatan menjamin pelayanan keperawatan merata dan berkesinambungan yang mengakui perbedaan agama,social budaya,dan ekonomi di antara klien atau pasien di institusi pelayanan kesehatan. 4. Standar 4 Difisi keperawatan menjamin bahwa proses keperawatan di gunakan untuk merancang dan memberikan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan individu klien atau pasien dalam konteks keluarga. 5. Standar 5 Difisi perawatan menciptakan lingkungan yang menjamin efektivitas praktik keperawatan. 6. Standar 6 Difisi keperawatan menjamin pengembangan berbagai program pendidikan untuk menunjang pelaksanaan asuhan keperawatan bermutu tinggi. 7. Standar 7 Difisi perawatan memprakarsai ,memanfaatkan,dan berperan serta dalam berbagai proyek penelitian untuk peningkatan asuhan klien atau pasien. Standar praktik keperawatan adalah ekspektasi minimal dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman,efektif,dan etis.standar praktik keperawatan merupakan kemitraan propesi keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.standar praktik harus dinamis,sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun penjelasan dari standar praktik keperawatan adalah sebagai berikut. 1.
Standar 1
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien atau pasien dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan 2.
Standar 2
Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan. 3.
Standar 3
Rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang sibuat berdasarkan diagnosis keperawatan 4.
Standar 4
Rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan yang disusun berdasarkan diagnosis keperaawatan. 5.
Standar 5
Tindakan keperawatan member kesempatan klien untuk berpartisipasi dalam peningkatan,pemeliharaan,dan pemulihan kesehatan. 6.
Standar 6
Tindakan keperawatan membantu klien atau pasien untuk mengoptimalkan kemampuannya untuk hidup sehat. 7.
Standar 7
Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan ditentukan oleh klien dan perawat. 8.
Standar 8
Ada tidaknya kemajuan dalampencapaian tujuan member arah untuk melakukan pengkajian ulang,pengaturan kembali urutan prioritas,pencapaian tujuan baru,dan perbaikan rencana asuhan keperawatan. 9.
Standar 9
Pemanfaatan sumber-sumber Lingkup standar praktik keperawatan professional meliputi: 1.
Standar 1, ilmu keperawatan
2.
Standar 2, akuntabilitas professional
3.
Standar 3, pengkajian
4.
Standar 4, perencanaan
5.
Standar 5, pelaksanaan
6.
Standar 6, evaluasi
sementara standar kinerja profesioanal meliputi hal-hal sebagai berikut: 1.
Standar 1, jaminan mutu
2.
Standar 2, pendidikan
3.
Standar 3, penilaian kinerja atau pertimbangan prestasi kerja
4.
Standar 4, keselamatan
5.
Standar 5, etik
6.
Standar 6, kolaborasi
7.
Standar 7, penelitian
8.
Standar 8, pemanfaatan sumber-sumber.
2. STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN Standar yang harus terdapat dalam pendidikan keperawatan adalah: 1.
Standar 1
lembaga pendidikan keperawatan berada dalam suatu institusi pendidikan tinggi 2.
Standar 2
lembaga pendidikan keperawatan mempunyai falsafah yang mencerminkan misi darik institusi induk dan dinyatakan dalam kurikulum. 3.
Standar 3
Lembaga pendidikan keperawatan konsisten denagn struktur administrasi dari institusi induk dan secara jelas menggambarkan jalur-jalur hubungan keorganisasian tanggung jawab dan komunikasi. 4.
Standar 4
Sumber daya manusia,financial dan material dari lembaga pendidikan keperawatan memenuhi persaratan dalam kualuitas maupun kuantitas untuk memperlancar proses pendidikan. 5.
Standar 5
Kebijaksanaan lembaga pendidikan keperawatan mengatur penerimaan seleksi dan kemajuan mahasisiwa mencerminkan falsafah dan standar institusi,dengan tetap berpedoman pada aturan yang berlaku bagi suatu lembaga pendidikan tinggi.
6.
Standar 6
Lingkungan lembaga pendidikan keperawatan menjamin terselenggaranya tridharma perguruan tinggi, keterlibatan kepropesian dan perkembangan kepemimpinan dari tenaga mengajar dan mahasiswa,serta member kesempatan pengembangan bakat dan minat mahasiswa. 7.
Standar 7
Penyelenggaraan penelitian keperawatan menggunakan kurikulum nasioanal yang dikelola oleh lembaga yang berwewenang serta dikembangkan sesuai dengan falsafah dan misi dari lembaga pendidikan yang bersangkutan. 8.
Standar 8
Tujuan dan desain kurikulum pendidikan keperawatan propesional mencerminkan falsafah pendidikan keperawatan dan mempersiapakan sikap serta kompetensi khusus bagi para lulusan nya. 9.
Standar 9
Lembaga pendidikan keperawatan ikut serta dalam evaluasi internal dan eksternal yang sistematik. 10. Standar 10 Lulusan program pendidikan keperawatan professional mengemban tanggung jawab professional sesuai dengan persiapan tingkat pendidikan
3. STANDAR PENDIDIKAN BERKELANJUTAN Standar pendidikan berkelanjutan yang harus terdapat di Indonesia adalah sebagai berikut: 1.
Standar 1
Seluruh organisasi dan administrasi dari unit penyelenggara pendidikan berkelanjutan konsisten dengan falsafah maksut dan tujuan lembaga penyelenggara serta sesuai dengan standar pendidikan keperawatan,standar praktik keperawatan,dan standar pendidikan berkelanjutan,yang dikeluarkan oleh organisasi profesi keperawatan nasianal 2.
Standar 2
Pemimpin,tenag mengajar,narasumber dan staf penunjang yang berkwalitas diikutsertakan dalm pencapaian tujuan inti penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan. 3.
Standar 3
Berpartisipasi dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka dan dalam merencanakan kegiatan pendidikan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
4.
Standar 4
Desain pendidikan berkelanjutan untuk setiap program terdiri atas pengalaman belajar yang berencana,terorganisasi,dievaluasi berdasarakn prinsip pendidikan orang dewasa. 5.
Standar 5
Sumber daya material dan fasilitas memadai untuk mencapai tujuan dan melaksanakan fungsi seluruh untuk penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan. 6.
Standar 6
Penyelaggaraan pendidikan berkelanjutan menetapkan dan memelihara system penyimpanan,pencatatan,dan pelaporan. 7.
Standar 7
Evaluasi merupakan proses kendali mutu secara integral yang terus menerus dan sistematis mengenai unit penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan dan setiap program. Masing-masing standar pendidikan berkelanjutan tersebut di atas dilengkapi dengan rasional,criteria struktur,criteria proses,criteria hasil.standar profesi keperawatan agak berbeda dengan standar asuhan keperawatan di rumah sakit dimana standar asuhan keperawatan di rumah sakit berdasarkan pada Surat Keputusan Dirjen Yanmed No. YM.00.03.2.6.7637 yang disusun sebagai berikut: 1.
Standar 1, falsafah keperawatan
2.
Standar 2, tujuan asuhan keperawatan
3.
Standar 3, pengkajian keperawatan.
4.
standar 4, diagnosis keperawatan
5.
Standar 5, perencanaan keperawatan.
6.
Standar 6, intervensi keperawatan.prosedur keperawatan umum terdiri atas 14 komponen yaitu:
a.
Memenuhi kebutuhan oksigen
b.
Memenuhi kebutuhan nutrisi,keseimbangan caairan,dan elektrolit.
c.
Memenuhi kebutuhan keamanan
d.
Memenuhi kebutuhan eliminasi
e.
Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik.
f.
Memenuhi kebutuhan istirahat tidur
g.
Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani.
h.
Memenuhi kebutuhan spiritual.
i.
Memenuhi kebutuhan emosional
j.
Memenuhi kebutuhan komunikasi
k.
Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan.
l.
Memenuhi kebutuhan penyuluhan
m. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi n.
Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis.
7.
Standar 7, evaluasi keperawatan.
8.
Standar 8, catatan asuahan keperawatan.
9. 4. JENIS STANDAR PROFESI KEPERAWATAN Dari berbagai macam standar profesi keperawatan di atas,dapat disampaikan bahwa terdapat tiga jenis standar,yaitu sebagai berikut: 1. Standar proses,merupakan proses pemberian pelayanan keperawatan yang mencakup sifat pelayanan dan metode dalam memberikan pelayanan. 2. Standar struktur,meliputi fasilitas fisik dan kondisi dimana pelayanan diberikan serta unsur penunjang pelaksanaan pelayanan keperawatan. 3. Standar hasil,meliputi hasil yang diharapkan dari pemberian pelayanan keperawatan yang berdasarkan struktur dan proses pemberian pelayanan keperawatan. F. STANDART PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS Sejak tahun 1986, standar praktik keperawatan komunitas ditulis dalam suatu kerangka kerja proses keperawatan. Keperawatam kesehatan komunitas diinterpretasikan secara luas untuk mencakup subbidang keahlian tentang kesehatan masyarakat, kesehatan rumah, kesehatan kerja, sekolah keperawatan, dan praktisi perawata dalm bidang asuhan primer. Proses keperawatan digunakan untuk mengkaji, merencanakan, mendiagnosis, mengintervensi, dan mengevaluasi individu, keluarga dan komunitas. Kolaborasi dengan keluarga sangat ditekankan. Oleh karena itu, praktik keperawatan kesehatan komunitas mengarahkan pelayanannya kepada individu, keluarga dan kelompok meski tanggug jawab dominannya tetap pada populasi secara keseluruhan (friedman dan Marilyn, 1998). Standar praktik keperawatan merupakan komitment profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap
prakatik yang dilakukan oleh anggota profesi (DPP PPNI, 1999). Steven (1983) menjelaskan tentang dua pengertian standar praktik keperawatan komunitas seperti yang tertera di bawah ini. 1. kriteri keberhasilan 2. sebagai dasar untuk mengukur peristiwa. Sedangkan menurut ANA (1974) Standart Praktek Keperawatan Komunitas adalah : 1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus menerus 2. Menegakkan diagnosa dari data 3. perencanaan : Menentukan tujuan 4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan. 5. Pemberian tindakan keperawatan ( Promosi, menjaga dan perbaikan ) 6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan. 7. kemajuan klien thd pencapaian tujuan 8. tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu
1. TATANAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS Jumlah perawat yang bekerja dikomunitas meningkat secara bermakna. Peningkatan biaya perawatan dirumah sakit mendorong peningkatan kebutuhan terhadap adanya pelayanan di komunitas yang ditujukan untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan pada fase penyembuhan. Perawat di komunitas difokuskan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, pendidikan, dan mamajement, serta mengkoordinasikan dan melanjutkan perawatan restorative didalam lingkungan komunitas klien. Perawatan komunitas mengkaji kebutuhan kesehatan individu, keluarga, dan komunitas, serta embantu lien berupaya melawan penyakit dan masalah kesehatan. Sementara perawatan kesehatan diinstitusi berfokus pada individu dan keluarga.perawatan komunitas juga mengacu pada kesehatan komunitas dan interaksi antar individu dalam komunitas tersebut. Komunitas dapat berupa suatu lokasi khusus, misalnya area urban / pelosok atau sekelompok orang disuatu tempat kerja, sekolah atau kelompok lain yang memiliki minat dan karakteristik tertentu, sehingga tampak perawat komunitas memiliki tempat kerja yang bervariasi. Tempat kerja tersebut meliputi wilayah komunitas, pusat-pusat kesehatan okupasi, sekolah, lembaga pelayanan kesehatan rumah, klinik kesehatan dan tempat praktik swasta (perry dan potter, 2005)
Menurut CHS (1992), pratik keperawatan yaitu tindakan mandiri perawat professional melalui kerja sama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tim kesehatan lain. Perawat professional dalam memberikan asuhan keperawatanharus sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.tindakan keperawatan harus dapat dipertanggungjawabkan dengan mengacu pada standar profesi.
2. PUSAT KESEHATAN KOMUNITAS Pusat kesehatan masyarakat menawarakn program yang komprehensif berkaitan dengan upaya meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, pendidikan, manajemen, serta koordinasi asuhan keperawatan dalam komunitas. Pusat pelayanan komunitas menyediakan pelayanan rawat jalan (asuhan yang dicari oleh klien yang dating ke pusat perawatan kesehatan komunitas) dan asuhan keperawatan dirumah. Perawat yang bekerja di tempat ini sering kali bekerja lebih mandiri daripada perawat yang bekerja di institusi. Pusat kesehatan masyarakat juga memperjakan profesi kesehatan lainnya, tetapi perawat secara umum memberikan perawatan dalam porsi yang lebih besar bahkan mungkin menjalankan tugas dan mengoperasikan tempat tersebut secara mandiri. Contoh pusat kesehatan masyarakat adalah klinik persiapan menjadi orang tua, pusat kesehatan keluarga, dan kesehatan mental. Penyelenggaraan pelayanan di komunitas meliputi pelayanan sebagai berikut: Sekolah atau Kampus Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, dan pendidikan seks. Selain itu, perawat yang bekerja disekolah dapat memberikan perawatan pada peserta didik dengan penyakit akut/yang bukan kasus kedaruratan. Misalnya, penyakit infeksi saluran pernafasan bagian atas dan infeksi virus. Perawat juga memberikan rujukan kepada peserta didik dan keluarganya bila membutuhkan perawatan kesehatan yang lebih sfesifik Standar praktik keperawatan sekolah adalah sebagai berikut: 1. Perawat sekolah menggunakan dasar pengetahuan klinik dalam melakukan pratik keperawaatan kesehatan di sekolah. 2.
Perawat sekolah mengguakan pendekatan sistemik dalam pemecahan masalah.
3.
Perawat sekolah berkontribusi dalam pendidikan siswa dengan pendekatan proses keperawatan.
4. Perawat sekolah menggunakan keterampilan berkomunikasi secara efektif dalam melaksanakan tugas. 5.
Perawat sekolah membangun dan memelihara program kesehatan sekolah secara komprehensif.
6.
Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan tenaga lain untuk memenuhi kebutuhan siswa.
7. Perawat sekolah elakukan kolaborasi dengan masyarakat dalam menyusun system pelayanan dan berfungsi sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
8. Perawat sekolah membantu klien (dalam hal ini siswa, keluarga dan komunitas) untuk mencapai kesejahteraan yang optimal melalui pendidikan kesehatan. 9. Perawat sekolah melakukan penelitian dan praktik inovatif dalam meningkatkan pelayanan kesehatan sekolah. 10. Perawat sekolah meningkatkan kualitas pelayanan dan peningkatan professional.
Lingkungan Kesehatan Kerja Beberapa perusahaan beser memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya di pusat kesehatan okupasi yang berlokasi di gesug perusahaan tersebut. Asuhan keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawat mengembangkan program yang bertujuan untuk: 1. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja dengan mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja. 2.
Menurunkan resiko penyakit akibat kerja.
3.
Mengurangi transmisi penyakit menular antar pekerja.
4.
Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pendidikan kesehatan.
5. Mengintervensi kasus-kasus akut nonkedaruratan dan memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. Lembaga Perawatan Kesehatan Di Rumah Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan yang khusus yang dapat diberikan secara efisien dirumah. Perawat dalam lembaga ini memberikan perawatan kesehatan di rumah, misalnya perawat yang bekerja di lembaga perawatan komunitas, hospice, dan lembaga perawatan rumah swasta melakukan kunjungan rumah.perawat yag bekerja di rumah harus memiliki kemampuan untuk mendidik, fleksibel, kreatif dan percaya diri, selain kemampuan klinik yang kompeten (perry dan potter, 2005). Lingkungan Kerja Lain Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat dapat bekerja dengan peran dan tanggung jawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat bekerja ditempat praktik dokter, membuka praktik mandiri atau bekerja sama dengan perawat lain, serta bekerja di bidang pendidikan dan penelitian. Berkaitan dengan lingkungan tempat bekerja, perawat ditantang untuk memberikan perawatan berkualitas. Penelitian keperawatan yang mengaitkan penelitian tentang kualitas hasil perawatan dengan biaya perawatan memberikan hasil bahwa peerawat memjawab tantangan di atas. Perawat terlibat aktif dalam isu-isu perawatan kesehatan di seluruh tingkat peerintahan (holzemer. 1990).
3. PENGARUH KEPERAWATAN PADA KEBIJAKAN DAN PRAKTIK PERAWATAN Nursing’s Agenda For Health Care Reform mendorong lahirnya system pelayanan kesehatan yang mudah diperoleh, berkualitas dan dengan biaya yang rasional. Rencana untuk pembaharuan sangat berfokus pada pelayanan perawatan kesehatan, promosi, restorasi, dan mempertahankan kesehatan (Tri Council, 1991). Aktivitas dan komitmen politik merupakan bagian dari profesionalisme. Politik merupakan aspek yang penting dalam memberikan perawatan kesehatan. Perawat dapat mempelajari teknik-teknik dalam memengaruhi klien, bernegosiasi, dan teknik dalam melakkukan interaksi social dengan klien/masyarakat.
BAB 3 PENUTUP 1. Kesimpulan Standart praktik keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seseorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yg dirumuskan & digunakan sebagai pedoman pemberian yang kepwt serta merupakan tolok ukur penilaian penampilan kerja perawat. Menurut Ann Gillies (1989) mengidentifikasi tujuan dari standar keperawatan, antara lain: 1. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. 2. Menurunkan biaya perawatan yang harus dikeluarkan; alasannya adalah. 3. Melindungi perawat dari kelalaian dalam melakukan tugas & melindungi klien dari tindakan yang tidak sesuai. Di Indonesia dasar hukum yg digunakan dlm praktik keperawatan adalah : 1.) Undang-Undang No 23 th 1992 : tentang kesehatan, 2.) PP No 32 th 1996, 3.) SK Menkes No 647 Tahun 2000 : Tentang registrasi dan praktek keperawatan Pasal 17 : Sumber 1. Organisasi profesi PPNI, 2. Undang-Undang / Keputusan Presiden (Kepres)/ Peraturan Pemerintah (PP), 3. Departemen Kesehatan RI ( SK. Menkes, SK Dirjen Yanmed ), 4. Rumah sakit Macam-macam standar profesi keperawatan 1.
Jenis standar profesi keperawatan
2.
Standar pendidikan berkelanjutan
3.
Standar pendidikan keperawatan
4.
Standar pelayanan keperawatan
2. Saran Penulis menyarankan kepada pembaca supaya mempelajari dan menelaah makalah ini sebagai referensi dalam belajar. Untuk teman-teman mahasiswa supaya lebih giat dalam belajar.
KOMUNITAS MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS
Oleh : AYUDIAH UPRIANINGSIH NIM. 131614153080
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016
DAFTAR ISI
Halaman Judul i Daftar isi…………………………………………………………………... ii Daftar Pustaka……………………………………………………………... iii BAB I PENDAHULUAN Latar belakang 1 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Evaluasi 3 Komponen evaluasi Program 4 Tujuan Evaluasi............................................................................. 5 Model Evaluasi Program Keperawatan Komunitas 6 Penerapan model Omaha System dalam Keperawatan Komunitas ... 10 BAB III KESIMPULAN Kesimpulan 13 BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Seluruh program dan kegiatan pada umumnya dilaksanakan untuk mencapai tujuan atau target tertentu, begitu pula dengan program-program kesehatan yang dilakukaan oleh perawat komunitas. Untuk mencapai target yang telah ditentukan tersebut maka perawat komunitas perlu melakukan berbagai langkah perencanaan atau planning sesuai dengan analisa situasi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Ketika perencanaan sudah dilaksanakan maka akan dihasilkan capaian- capaian tertentu dari masingmasing program. Maka kegiatan selanjutnya adalah mengukur sejauh mana capaian dari masing-masing
program dibandingkan dengan perencanaan yang sudah ditetapkan diawal kegiatan. Dari keinginan untuk mengukur pencapaian hasil kerja inilah maka evaluasi dilaksanakan, baik terhadap program itu sendiri maupun terhadap langkah- langkah dalam pelaksanaan program. Evaluasi atau kegiatan penilaian merupakan bagian yang penting dalam proses keperawatan. Evaluasi dilaksanakan karena adanya dorongan atau keinginan untuk mengukur pencapaian hasil kerja atau kegiatan pelaksanaan program terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi akan memberikan umpan balik (feed back) terhadap program atau pelaksanaan suatu kegiatan. Tanpa adanya evaluasi, sulit untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang sudah direncanakan oleh suatu program telah tercapai atau belum. Evaluasi dipandang sebagai suatu cara untuk perbaikan pembuatan keputusan untuk tindakan-tindakan di masa yang akan datang.(Tayibnafis.2000)
BAB 2. PEMBAHASAN 2.1 Evaluasi Program Keperawatan Komunitas 2.1.1. Pengertian Evaluasi Pemahaman dan definisi tentang program evaluasi dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Menurut Stufflebeam (1985) evaluasi adalah "the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives,"Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Menurut Attikson,Hargreaves,Horowittz dan Sorenson (1978) "Program evaluation is a process of making reasonable judgements about program effort, effectiveness, efficiency, and adequasy. It is based on systematic data collection and analysis. It is design for use in in program management external accountability, and the future planning. It is focus especially on accessibility, acceptability, awarness, availability, comprehensiveness, contiunity, integration, and cost of services. Artinya evaluasi program adalah proses membuat penilaian yang rasional tentang capaian, efektifitas, efisiensi, dan adekuasi dari sebuah program, berdasrkan pengumpulan data secara sistematis dan juga analisis. Hal tersebut juga berfokus aksessibilitas, penerimaan, ketersediaan, kesadaran, komprehensif, keberlanjutan, integrasi dan juga biaya pelayanan.
Menurut Patton (1986) "Program evaluation is the systemic collection and information about the activities, charcteristic, and outcomes of program for use by spesific people to reduce uncertainities, improve effectiveness and make decision with regard to what those program are doing and effecting." Artinya evaluasi program adalah pengumpulam informasi secara sistemik tentang aktivitas, karakterisitik, dan hasil dari sebuah program, yang digunakan oleh orang-orang tertentu untuk mengurangi , meningkatkan efektifitas, dan membuat sebuah keputusan apakah program yang dijalankan dilakukan dengan baik dan membawa pengaruh. Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi program keperawatan adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu program keperawatan telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya. Serta bagaimana manfaat yang telah didapatkan dari program kesehatan masyarakat yang telah dilaksanakan bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. (Ervin. 2002) 2.1.2 Komponen Evaluasi Program Ada beberapa komponen yang selalu ditemukan dalam setiap perencanaan evaluasi yaitu tujuan dan metode evaluasi. Tujuan Evaluasi Memahami tujuan evaluasi adalah salah satu wawasan yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang evalutor. Apapun bentuk pendekatan evaluasi, penentuan tujuan evaluasi akan selalu berkenaan dengan apa yang diharapkan dari pelaksanaan suatu evaluasi, yaitu output dan outcome. Metode Evaluasi Penentuan model evaluasi sangat berkaitan dengan berbagai pendekatan evaluasi. Evaluator hendaknya memahami berbagai model dalam evaluasi, kekuatan dan kelemahan dari setiap pendekatan. (Suriyanto.2007)
2.1.3 Tujuan Evaluasi Tujuan utama dari evaluasi program adalah untuk mengidentifikasi masalah, kekurangan atau keterbatasan dari sebuah program yang dilaksanakan dan juga dapat menjadi masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut, perluasan atau penghentian program keperawatan yang dilaksanakan. Adapun alasan-alasan tentang pentingnya sebuah pelaksanaan evaluasi program adalah sebagai berikut :
Untuk mendemonstrasikan bahwa program berjalan sesuai dengan tujuan awal yang telah ditetapkan. Untuk menentukan apakah hasil dari pelaksanaan program sejalan dengan tujuan Untuk menentukan apakah kebutuhan yang di identifikasi dari program yang didesain telah terpenuhi atau sebaliknya tidak ada perubahan. Untuk menentukan biaya yang digunakan pada program tersebut meliputi keuangan, orang yang terlibat,dan juga waktu yang digunakan. Untuk menentukan apakah prioritas utama dari program yang dilaksakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk memperoleh bukti-bukti yang menunjukan program berjalan efektif Untuk menggalang bantuan untuk ekspansi program Untuk membandingkan jenis-jenis program yang berbeda dalam hal metode, efek, dan biaya yang digunakan. (ervin.2002) 2.1.4. Model evaluasi program keperawatan Komunitas Terdapat banyak model yang dapat digunakan oleh perawat komunitas untuk mengevaluasi suatu program. Diantaranya adalah : Donabedian model Model Donabedian terdiri dari 3 pendekatan evaluasi (penilaian) mutu yaitu aspek Input, Proses dan Outcome. Model ini secara luas telah digunakan sebagai framework dari model lainnya. Model ini juga dikenal sebagai dasar dan model yang cukup sederhana untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan.
Stufflebeam's CIPP model
Stufflebeam's CIPP model awalanya adalah sebuah model evaluasi pendidikan . CIPP model menampilkan sudut pandang system, baik itu pendidikan, pelayanan kemanusiaan, maupun pelayanan kesehatan. Tujuan utama dari model ini adalah evaluasi bukan merupakan sebuah pembuktian tapi lebih untuk meningkatkan suatu program. CIPP model terdiri dari empat faktor yaitu : Context, Input, Proces, and product. (Ervin. 2002)
Quality Health Outcomes model Mitchell, ferketich, dan jennings (1998) mengahabiskan waktu yang cukup lama untuk menguji dan mengembangkan model Donabedian. Quality health outcomes model mamasukan Klien di dalam model, dan menyajikan hubungan dua dimensi antara kompenen-komponennya.
Omaha System Omaha system adalah sebuah model yang digunakan untuk menentukan dan mengukur kualitas pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga dan komunitas. Evaluasi berfokus pada Indikator proses, hasil pengukuran klien, dan kepuasan pelayanan. Walaupun pada awalnya model ini di desain untuk menevaluasi perawatan Individu dan keluarga, namun saat ini telah di modifikasi dan dikembangkan untuk komunitas. Model ini membimbing perawat dalam 6 step meliputi : a) mengumpulkan data b) menentukan masalah c) mengidentifikasi masalah d) merencanakan intervensi yang aktual e) identifikasi jika terdapat masalah dalam penilaian. f) evaluasi masalah capaian atau hasil. (Allender.2014)
Quality practice setting atributes model
Model ini dikembangkan oleh College of Nurse Ontario di Kanada, model ini digunakan sebagai alat untuk mengukur kualitas praktek keperawatan dan profesi keperawatan dengan mempromosikan kompetensi kepada perawat-perawat di kanada. (Allender.2014)
Diantara beberapa model evaluasi keerawatan diatas, model yang paling tepat digunakan oleh perawat komunitas menurut penulis adalah Omaha sytem. Berikut penjelasannya
2.1.5. Penerapan model Omaha System dalam Keerawatan Komunitas Omaha sistem dikembangan dari hasil empat proyek penelitian antara tahun 1975 dan 1992 di Omaha Visiting Nursing Association. Omaha system merupakan sebuah sistem yang komprehensif, yang memfasilitasi evidence based practice, dokumentasi dan manjemen informasi. Adapun komponenkomponen yang termasuk dalam sitem omaha adalah sebagai berikut : Skema Klasifikasi Masalah Adalah sebuah taxonomi diagnosa keperawatan yang sangat berguna untuk mengidentifikasi,melabeli dan mengorganisir hal-hal yang menjadi perhatian utama dari praktik keperawatan komunitas. Skema ini adalah sebuah framework yang berfokus pada masalah klien yang nantinya sejalan dengan intervensi yang diberikan. Masalah-masalah tersebut pada umumnya mirip dengan diagnosa keperawatan, tetapi lebih umum digunakan oleh praktik keperawatan komunitas.Skema terdiri dari empat domain yaitu : Lingkungan, psikososial, fisiologi, dan perilaku yang terkait dengan kesehatan. Setiap domain di organisir lagi menjadi sub domain Masalah, penyebab, dan juga tanda dan gejala. Cara penggunaan sistem ini adalah dari yang umum ke spesifik. Contoh penggunaannya pada Domain "Lingkungan" : Masalah :04 Keselamatan dan keamanan di tempat kerja maupun di lingkungan tempat tinggal, bebas dari luka atau hal-hal yang berkaitan yang mengganngu kesehatan, di komunitas ataupun di tempat kerja. Modifier : Defisit. Tanda dan Gejala : 02. Level polusi yang tinggi.
Omaha system ini adalah sebuah kerangka konsep yang terorganisir, dan dapat digunakan untuk pencatatan system secara holistik dan komprehensif, baik individual, keluarga maupun komunitas. Jika semua perawat menggunakan list masalah yang sama, kesimpulan-kesimpulan dari masalah yang ditemukan dapat diorganisir menjadi satu kesatuan , dan hal tersebut sangat memudahkan perawat untuk membuat sebuah laporan. Selain itu konsistensi dari bagaimana masalah tersebut diklasifikasikan, memudahkan perawat untuk mengetahui status kesehatan dari program populasi. (Ervin.2002) Skema Intervensi Menyajikan sebuah framework yang dapat digunakan oleh perawat untuk mendokumentasikan rencana dan intervensi pada klien . pada area edukasi kesehatan, membimbing dan konseling kesehatan, treatmen dan prosedur, manajemen kasus dan surveilance. (Allender et al.2014) Skala Penilaian masalah terhadap hasil/ dampak Komponen lain dari omaha system adalah Skala penilaian masalah, skala penilaian masalah menyajikan data-data yang terstruktur yang bergunan untuk mengevaluasi program yang dilaksanakan.Skala pengukuran ini berkaitan dengan masalah yang spesifik pada klien, yaitu menggunakan skala likert. Contohnya tentang Konsep pengetahuan didefinisikan sebagai kemampuan klien untuk mengingat dan menginterpretasi sebuah informasi. Skala likert yang digunakan adalah 1= Tidak tahu sampai 5 = sangat tahu, skala ini dapat digunakan oleh perawat untuk mencatat progress atau capaian perkembangan klien maupun sesi kelompok dari intervensi yang diberikan. Perilaku dan status juga dinilai menggunakan skala likert, dari angka 1-5, dimana setiap angka yang digunakan memiliki definisi yang spesifik.(Martin.2005) Jika semua perawat menggunakan skala yang sama dan juga definisi yang sama, maka nilai-nilai dari skala yang digunakan dapat disimpulkan untuk mengukur perkembangan dari kelompok apakah sesuai dengan tujuan awal dari program. Contohnya Sebuah program edukasi kesehatan pada praktik keerawatan komunitas, standard yang ingin dicapai adalah 80% dari partisipan akan mengalami peningkatan dari segi pengetahuan tentang manfaat olahraga secara teratur. Jika skala pengetahuan setiap partisipan dinilai dari skala 1-5, maka proprsi dari kelompok yang mengalami peningkatan pengetahuan dapat diketatahui dan langsung dihitung. Di sisi lain juga perawat komunitas dapat membandingkan capaian yang diperoleh dari setiap kelompok, jika terdaapat perbedaan hasil dari setiap grup, maka perlu tambahan evaluasi alasan-alasan yang menyebabkan perbedaan tersebut. Terdapat banyak penelitian yang menggunakan atau mengaplikasikan omaha system sebagai model untuk mengevaluasi program keperawatan komunitas. Diantaranya penelitian dari Monsen K et al (2011) "feasibility of using the omaha system to represent public health nursing", Lytton et al (2011) evaluating reliability of assessment in nursing documentation., dan juga Erci,B (2012) "The effectiveness of the omaha system intervention on the women health promotion lifestyle profile and quality of life. Dari berbagai penelitian tersebut menunjukan bahwa Omaha system sangat tepat digunakan oleh perawat komunitas untuk mengevaluasi program yang dilaksanakan.
BAB 3. KESIMPULAN Evaluasi atau penilaian merupakan bagian yang penting dalam proses keperawatan. Memahami tujuan evaluasi adalah salah satu wawasan yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang evaluator. Apapun bentuk pendekatan evaluasi, penentuan tujuan evaluasi akan selalu berkenaan dengan apa yang diharapkan dari pelaksanaan suatu evaluasi, yaitu output dan outcome. Penentuan model evaluasi sangat berkaitan dengan berbagai pendekatan evaluasi. Evaluator hendaknya memahami berbagai model dalam evaluasi, kekuatan dan kelemahan dari setiap pendekatan. Didalam keperawatan terdapat beberapa model yang digunakan untuk mengevaluasi suatu program, secara umum penulis mengambil kesimpulan bahwa model yang tepat digunakan untuk perawat komunitas dalam mengevaluasi program adalah "Omaha System" Hal ini juga didukung oleh banyaknya penelitian keperawatan komunitas tentang aplikasi model Omaha system dalam evaluasi program keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA Allender Judith Ann,Rector Cherie, Warner Kristine D. (2014). Community and public health nursing Promoting the public's health 8th editionch Philadelphia: Lippincott Williams and wilkins Erci.B (2012) The effectiveness of the omaha system intervention on the women health promotion lifestyle profile and quality of life. Journal of advanced Nursing, 68,898-907 doi: 10.11111/j13652648.2011.05794.x Ervin Naomi E. (2002) Advanced Community health nursing practice population-focused care. Upper saddle River, New Jersey: Pretince Hall Martin.K.S (2005) The Omaha System A key to practice, documentation, and Information Management (2nd edition reprinted) omaha, NE: Health Connection Press : Elsevier Monsen K.A , Newsome E.T (2011). feasibility of using the omaha system to represent public health nurse manager intervention. Public Health Nursing 28,421-428 doi:10.1111/j.1525-1466.2011.00967x Lytton, A.B Ferrari (2011) evaluating reliability of assessment in nursing documentation.. Online Journal informatics (15:3) Retrieved from Http://Ojni.org/issues/?p=899 Patton,M.Q (1986) Utilization focused evaluation. Baverly Hilss, CA : Sage Stufflebeam.D , Shinkfield A (1985) Systemaic evaluation. Boston : Kluwer Nijhoff Supriyanto,S Nyoman, Anita D (2007) Perencanaan dan Evaluasi Surabaya; Airlangga University Press Tayibnafis,Farida Yusuf (2000).Evaluasi Program. Jakarta : Rineka Cipta EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
Dalam melakukan tindakan keperawatan,perlu dilakukan evaluasi keperawatan, bagaimana melakukan evaluasi keperawatan? Mari kita bahas tentang evaluasi keperawatan ini, bila ada kekurangan mohon dapat di berikan masukan Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mungukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.
TUJUAN Tujuan umum : Menjamin asuhan keperawatan secara optimal Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Tujuan khusus : Mengakhiri rencana tindakan keperawatan Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum Meneruskan rencana tindakan keperawatan Memodifikasi rencana tindakan keperawatan Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai MANFAAT : Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses keperawatan Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan keperawatan KRITERIA : Kriteria Proses (evaluasi proses) : menilai jalannya pelaksanaan proses keperawatan sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan klien. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan. Kriteria keberhasilan (evaluasi hasil/sumatif) : menilai hasil asuhan eperawatan yang diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku klien. Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna. TEKNIK PENILAIAN : Wawancara Pengamatan Studi dokumentasi
LANGKAH-LANGKAH EVALUASI : Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi Mengumpulkan data baru tentang klien Menafsirkan data baru Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku Merangkum hasil dan membuat kesimpulan Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan MENGUKUR PENCAPAIAN TUJUAN : Kognitif : meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejala, pengobatan, diet, aktifitas, persediaan alat, resiko komplikasi, gejala yang harus dilaporkan, pencegahan, pengukuran dan lainnya. Interview : recall knowledge (mengingat), komprehensif (menyatakan informasi dengan kata-kata klien sendiri), dan aplikasi fakta (menanyakan tindakan apa yang akan klien ambil terait dengan status kesehatannya) Kertas dan pensil Affektif : meliputi tukar-menukar perasaan, cemas yang berurang, kemauan berkomunikasi, dsb. Observasi secara langsung Feedback dari staf esehatan yang lainnya Psikomotor : observasi secara langsung apa yang telah dilakukan oleh lien Perubahan fungsi tubuh dan gejala HASIL EVALUASI : Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapan Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERTANYAKAN DALAM EVALUASI : Kecukupan informasi
Relevansi faktor-faktor yang berkaitan Prioritas masalah yang disusun Kesesuaian rencana dengan masalah Pertimbangan fator-faktor yang unik Perhatian terhadap rencana medis untuk terapi Logika hasil yang diharapkan Penjelasan dari tindakan keperawatan yang dilakukan Keberhasilan rencana yang telah disusun Kualitas penyusunan rencana Timbulnya masalah baru.