Hb Dm.doc

  • Uploaded by: Dilla mahdalena
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hb Dm.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 10,713
  • Pages: 49
nda thu

telusuri APR 8 MAKALAH PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masaalah

Sejalan dengan kemajuan teknologi dalam bidang ilmu kedokteran, di laboratorium telah dikembangkan bermacam-macam alat pemeriksaan yang lebih canggih alat tersebut dapat membantu penegakan diagnosis. Pemantauan perjalanan penyakit, serta pemantauan hasil terapi dengan lebih baik dan teliti. (Hariono, 2006) Hemoglobin (Hb) adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan mesin otomatis. Selain mengukur hemoglobin mesin ini juga dapat mengukur berbagai macam komponen darah lain. (www.blogdokter.net/2008) Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paruparu. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.

Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pemeriksaan hemoglobin dilakukan pengukuran dengan metode cyanmethemoglobin. Sebelumnya eritrosit dilisiskan kemudian heme dioksidasi menjadi cyanmethemoglobin dan diukur dengan fotometer pada panjang gelombang 540 nm. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selalu meningkat atau menurun bersamaan, sebagai contoh ; penurunan jumlah sel darah merah disertai kadar hemoglobin yang sedikit meningkat atau normal terjadi pada kasus anemia pernisiosa serta kadar sel darah merah yang sedikit meningkat atau normal disertai dengan kadar hemoglobin yang menurun terjadi pada anemia difisiensi zat besi (mikrositik). Pentingnya hemoglobin ini menyebabkan pemeriksaan kadar hemoglobin memegang peranan penting dalam diagnosa suatu penyakit seperti anemia. Dengan mengabaikan waktu pengukuran tersebut dikawatirkan bisa mendapatkan hasil yang tidak sesuai dikarenakan proses pemeriksaan terlalu singkat mengakibatkan eritrositnya belum dilisiskan maka hasil yang dikeluarkan oleh alat tersebut sangat tinggi. Sesuai prosedur kerja Hb, setelah sampel diperoleh dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, kemudian diinkubasi selama 5 menit dan baca pada fotometer 5010, hal ini diselenggarakan agar eritrosit dalam darah lisis terlebih dahulu kemudian akan bereaksi dengan kalium cianida membentuk cyanmethemoglobin, namun sering kita jumpai di laboratorium petugas sering mengabaikan masa inkubasi, misalnya dalam pemeriksaan Hb, yang seharusnya masa inkubasi 5 menit menjadi berkurang masa inkubasinya dan terkadang pula tampa diinkubasi sampel pemeriksaan Hb langsung dibaca hingga mengeluarkan hasil yang tidak akurat. Hal ini tentunya merugikan pasien dan sebagai seorang analis kesehatan dalam melakukan pekerjaan dibidangnya harusnya melakukan suatu pemeriksaan harus sesuai dengan prosedur kerja yang telah ditetapkan. Pada prosedur kerja menetapkan kadar hemoglobin dibaca setelah inkubasi 5 menit. Mengetahui pentingnya kadar hemoglobin dalam darah terhadap pencegahan atau penanganan terhadap suatu penyakit terutama yang berkaitan dengan darah. Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti tertarik untuk membuat suatu penelitian tentang pemeriksaan hemoglobin menggunakan metode cyanmethemoglobin dengan perbandingan waktu di inkubasi selam 2 menit dan 5 menit.

Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethenmoglobin?

Tujuan Penelitian Tujuan umum

Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin.

Tujuan khusus Untuk menentukan perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin.

Manfaat Penelitian Sebagai sumbangan ilmiah dan bahan referensi untuk mahasiswa proram D-III Analis Kesehatan Makassar, terutama pada bidang hematologi. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima selama proses pembelajaran. Hasil penelitian yang diperoleh nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi calon peneliti selanjutnya sebagai tambahan referensi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tentang Darah.

Pengertian darah

Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel itu sendiri. Warna merah darah keadaannya tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan carbondiosida di dalamnya. Darah yang banyak mengandung CO2 warnanya merah tua. Adanya O2 dalam darah diambil melalui pernafasan, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolisme dalam tubuh. Visikositas atau kekuatan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041 − 1,067, temperatur 38⁰C dan pH 7,37 – 7,45. Karena darah sangat penting maka harus terdapat mekanisme yang dapat memperkecil kemungkinan kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pembuluh darah, trombosit (keping darah) penting dalam hemostasis perhentian pendarahan dari suatu pembuluh darah yang cedera. Darah membentuk sekitar

8% berat tubuh total dan memiliki volume rata-rata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada laki-laki. (Sherwood L,2001)

Fungsi darah

Untuk memahami fungsi darah hendaknya kita membandingkan keadaan makhluk bersel satu dan bersel banyak. Pada makhluk bersel satu, baik prokariyot maupun eukariyot, segala sesuatunya menyangkut kehidupan sel tersebut dikerjakan oleh sel itu sendiri. Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut : Alat transport makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan keseluruh tubuh. Alat transport O2, yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke seluruh tubuh Alat transport bahan buangan dari jaringan kealat-alat ekskresi seperti paru-paru (gas), ginjal, kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk diteruskan keempedu dalam saluran cerna sebagai tinja (untuk bahan yang sukar larut dalam air). Alat transport alat jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu jaringan yang dibuat oleh jaringan lain. Mempertimbangkan keseimbangan dinamis dalam tubuh, mempertahankan suhu tubuh, mengatur keseimbangan distribusi air dan mengatur keseimbangan asam-basa sehingga pH darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan yang seharusnya. Mempertahankan tubuh dari agregasi benda atau senyawa asing umumnya selau dianggap mempunyai potensi menimbulkan ancaman. Dengan demikian secara garis besar dapat dikatakan, bahwa fungsi darah adalah sebagai alat transport, alat hemoestasis dan alat pertahanan. Ketiga fungsi tersebut dijalankan berbagai bentuk cara. (Sadikin, 2001)

Tinjauan Umum Eritrosit (sel darah merah)

Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6µm. Bikonkavitas memungkinkan O2 keluar-masuk sel dengan cepat, dengan adanya jarak yang pendek antara membran dan isi sel. (Gibson J, 2002)

Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria atau ribosom. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidasi sel, atau pembentukan protein. Sel darah merah mengandung protein hemoglobin yang mengangkut sebagian besar O2 yang diambil dari paru-paru keseluruh tubuh. (Corwin, 2000) Sel darah merah biasa digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat di dalam sel. Normositik : sel yang ukurannya normal Normokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang normal Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil Makrositik : sel yang ukurannya besar Di dalam eritrosit matang hanya tersisa sedikit enzim yang tidak dapat diperbaharui, enzim-enzim tersebut adalah ; enzim gikolitik dan karbonat anhidrase. Enzim gikolitik penting untuk menghasilkan enzim yang dibutuhkan untuk mejalankan mekanisme transportasi aktif yang hebat dalam pemeliharaan kosentrasi ion di dalam sel. (Sherwood L, 2001) Fungsi utama sel darah merah adalah untuk mentransport hemoglobin, yang selanjutnya membawa O2 dari paru-paru kejaringan. Pada laki-laki normal jumlah rata-rata sel darah merah permilimeter kubik = 5.200.000 dan wanita normal = 4.700.000 juga sebaliknya ketinggian tempat hidup atau tempat tinggal mempengaruhi jumlah sel darah merah. (Guyton, 1990) Sel darah merah di dalam tubuh dibuat dalam sum-sum tulang merah, limpa dan hati, yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama 14 - 15 hari, setelah itu mati. (Syaifudin, 2006)

Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin

Definisi hemoglobin Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan mesin otomatis selain mengukur hemoglobin mesin pengukur akan memecah hemoglobin menjadi sebuah larutan. Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan zat lain dengan menggunakan zat kimia bernama nilai sinar yang berhasil diserap oleh hemoglobin. (www.Blogdoter.net. 2008)

Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel darah merah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari : globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.

Fungsi hemoglobin Fungsi hemoglobin dalam darah adalah : Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan baku. Membawa carbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang. Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah atau tidak dapat diketahui dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal berarti kekurangan darah. Kekurangan darah berarti anemia. Selain kekurangan Hb juga disertai dengan eritrosit yang berkurang serta nilai hematokrit dibawah normal. (Kresno, 1988)

Jenis - jenis hemoglobin (Hb) Pada manusia telah dikenal kurang dari 14 macam Hb yang dipelajari secara mendalam dengan bantuan elektrokoresis. Hb diberi nama dengan simbol alfabeta misalnya ; Hb A, Hb C, Hb D, Hb E, Hb F, Hb G, Hb I, Hb M, Hb S, dan sebagainya. (Joice, 2008) Kadang-kadang Hb diberi nama menurut kota tempat ditemukan jenis Hb atau orang yang menemukannya, misalnya ; Hb New York, Hb Sydney, Hb Bart, Hb Gower, dan lain-lain. Hb A (Adult Dewasa) mulai diproduksi pada usia 5 - 6 bulan kehidupan intrauterine janin, pada usia 6 bulan postnatal kosentrasi Hb A 99%. Hb A terdiri dari 2 rantai α dan 2 rantai β. Hb F (Foetus janin) mulai ditemukan dalam darah pada minggu ke dua puluh usia kehamilan. Pada bayi Hb F dan sebelum usia 2 tahun jumlah tinggal sedikit, diganti oleh Hb A. Karena sifatnya yang resisten terhadap alkali, Hb F ini mudah dipisahkan dari Hb A. Hb F terdiri dari 2 rantai α dan 2 rantai T.

Sintesis hemoglobin Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Untuk mencapai pertukaran gas ini, sel darah merah mengandung protein khusus, yaitu hemoglobin dan setiap hemoglobin dewasa normal (Hb A) terdiri atas empat rantai polipeptida α2 β2, masing-masing dengan gugus haemnya sendiri. Berat molekul Hb A adalah 68.000 darah dewasa normal juga berisi jumlah kecil dua hemoglobin lain, Hb F dan Hb A2 yang juga mengandung rantai y dan rantai s

masing-masing sebagai pengganti β. 65% hemoglobin disintesis dalam eritroblas dan tiga puluh lima persen hemoglobin disintesis pada stadium retikulosit. Sintesis haem, terjadi banyak dalam mitokondria oleh sederet reaksi biokimia yang dimulai dengan kondensasi glisin dan suksinil. Koenzim A dibawah aksi enzim kunci data-amino laevulinic acid (Ala) sintase yang membatasi kecepatan. Pridoksal fosfat (Vitamin B) adalah koenzim untuk reaksi ini yang diransang oleh eritro protein dan dihambat oleh hacm. Akhirnya protoporfirin bergabung dengan besi untuk membentuk hacm yang masing-masing molekulnya bergabung dengan rantai globin yang terbuat pada poliribosom. Kemudian tetramer empat rantai globin dengan masing-masing gugus hacmnya sendiri terbentuk dalam “kantong” untuk membangun molekul hemoglobin. (Hoffbrand, 2005)

Struktur hemoglobin Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porifin yang menahan satu atom besi. Atom besi ini merupakan situs/lokal ikatan oksigen. Porifin yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin. Globin sebagai istilah generik untuk protein globural. Ada beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan paling banyak dipelajari. Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua sub unit mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap sub unit memiliki berat molekul ± 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap sub unit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memilki kapasitas empat molekul oksigen. (Hariono, 2006 )

Gambar 1.1, Struktur Hemoglobin (Sumber : Hoffbrand, 1995)

Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hemoglobin Penetapan kadar hemoglobin ditentukan dengan bermacam-macam cara dan yang banyak dipakai di laboratorium klinik ialah cara fotoelektrit dan kolorimetrik visual.

Cara sahli

Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu. Cara Sahli banyak dipakai di Indonesia, walau cara ini tidak tepat 100%, mengalami kurang darah atau darahnya masih normal, pada pemeriksaan ini factor kesalahan kira-kira 10%, kelemahan cara ini berdasarkan kenyataan bahwa asam hematin itu bukanlah merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobimeter itu sukar distandarkan, selain itu tidak semua macam hemoglobin dapat diubah hematin misalnya ; karboxyhemoglobin, methemoglobin, sulfahemoglobin.

Cara cyanmethemoglobin Prinsipnya adalah hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam larutan drabkin yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorbensi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm. Larutan drabkin yang dipakai untuk mengubah hemoglobin, oxyhemoglobin, methemoglobin, dan karboxymoglobin menjadi cyanmethemoglobin, sedang sulfhemoglobin tidak berubah karena tidak diukur. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar cyanmethemoglobin yang ditanggungkan kadarnya stabil dan dapat dibeli. Larutan drabkin teridri atas natrium bikarbonat 1 gram, kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida 200 mg, aqudest 100 ml. (Dian Rakyat, 2006)

Cara tallquist Prinsipnya adalah membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang bertingkat-tingkat mulai dari warna merah muda sampai warna merah tua. Cara ini hanya mendapatkan kesan dari kadar hemoglobin saja, sebagai dasar diambil darah = 100% = 15,8 gr hemoglobin per 100 ml darah. Tallquist mempergunakan skala warna dalam satu buku mulai dari merah muda 10% di tengah-tengah ada lowong dimana darah dibandingkan dapat dilihat menjadi darah dibandingkan secara langsung sehingga kesalahan dalam melakukan pemeriksaan antara 25-50%.

Cara sulfat Cara ini dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari donor yang diperlukan untuk transfuse darah. Hasil dari metode ini adalah persen dari hemoglobin. Perlu diketahui bahwa kadar hemoglobin cukup kira-kira 80% hemoglobin. Kadar minuman ini ditentukan dengan setetes darah yang tenggelam dalam larutan kufrisulfat dengan berat jenis. (Bakri S, 1989) Kesalahan dalam pemeriksaan Hb Hemolisis darah. Obat dapat meningkatkan dan menurunkan kadar hemoglobin.

Mengambil darah dari lengan yang terpasang cairan invus dapat mengencerkan sampel darah. Membiarkan turniket terpasang terlebih dahulu lebih dari satu menit akan menyebakan hemokosentrasi. Tinggal di daratan tinggi dapat menyebakan peningkatan kadar hemoglobin. Penurunan asupan cairan atau kehilangan cairan akan meningkatkan kadar Hb dan kelebihan asupan cairan akan mengurangi kadar Hb. (Kee.L.j, 2007)

Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hemoglobin, antara lain sebagai berikut :

Reagen Reagen adalah bahan pereaksi yang harus selalu baik kualitasnya mulai dari saat penerimaan, semua reagen yang dibeli harus harus diperhatikan nomor lisensi kadaluarsanya, keutuhan wadah atau botol atau cara transportasinya.

Metode Laboratorium yang baik adalah laboratorium yang mengikuti perkembangan metode pemeriksaan dengan pertimbangan kemampuan laboratorium tersebut dan biaya pemeriksaannya. Petugas laboratorium harus senantiasa bekerja dan mengacu pada metode yang digunakan.

Bahan pemeriksaan Bahan pemeriksaan meliputi ; cara pengambilan specimen, pengiriman specimen, penyimpanan specimen, dan persiapan sampel. Lingkungan Dalam hal ini dapat berupa ; keadaan ruang kerja, cahaya, suhu kamar, kebisingan, luas dan tata ruang

Tenaga labratorium. Dalam hal ini yang diharapkan adalah petugas laboratorium harus mengusai alat dan teknik dibidang laboratorium

Sampel Kekeruhan dalam suatu sampel darah dapat mengganggu dalam fotokolorimeter dan menghasilkan absorbensi dan kadar Hb yang lebih tinggi dari yang sebenarnya. Kekeruhan semacam ini dapat disbabkan antara lain oleh leukositosis, lipemia, dan adanya globulin abnormal seperti pada macro iobulinemia. (Dian Rakyat, 2006)

Susunan darah diambil untuk pemeriksaan bisa saja berubah salah satu tindakan waktu mengambil darah itu. Sebagai seorang analis kesehatan sebelum melakuan suatu pemeriksaan maka perlu memperhatikan kesalahan-selahan yang mungkin biasa terjadi seperti disebut dibawah ini Mengambil darah dari tempat yang menyatakan adanya gangguan peredaran seperti pucat Tusukan kurang dalam sehingga darah harus diperas-peras keluar Kulit yang diusuk masih basah alcohol Tetesan darah pertama dipakai untuk pemeriksaan Terjadi bekuan dalam tetesan darah karena terlalu lambat bekerja Sumber keselahan dalam memperoleh darah Menggunakan semprit dan jarum yang basah Mengenakan ikatan pembendung terlalu lama atau terlalu keras Terjadi bekuan dalam semprit karena lambatnya bekerja Terjadi bekuan dalam botol oxalate karena tidak dicampur semestinya dengan oxalate kering atau antikoagulan.

Tinjaun tentang pemeriksaan hemoglobin Ada beberapa metode untuk mengukur hemoglobin dan kebanyakan dari mereka sekarang yang dilakukan oleh mesin yang dirancang untuk melakukan beberapa tes darah. In these machines, the red blood cells are broken down to get the hemoglobin into a solution. Dalam mesin ini, sel-sel darah merah dipecah untuk mendapatkan hemoglobin menjadi sebuah solusi. The free hemoglobin is exposed to some specific chemicals that contain cyanide which binds tightly with the hemoglobin molecule to form cyanmethemoglobin. Hemoglobin bebas terkena bahan kimia tertentu yang mengandung sianida yang mengikat erat dengan molekul hemoglobin untuk membentuk cyanmethemoglobin. By shining a light through the solution and measuring how much light is absorbed, the amount of hemoglobin can be

determined. Dengan menyorotkan cahaya melalui solusi dan mengukur seberapa banyak cahaya yang diserap, jumlah hemoglobin dapat ditentukan.

Terdapat bermacam-macam cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan dilaboratorim adalah yang berdasarkan kolorimetrik visual cara sahli dan fotoelektrik cyanmethemoglobin. Cara cyanmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan ntuk penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar cyanmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketlitian yang dapat dicapai ± 2%. Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian hasil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin. Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu berkisar antara 13,6 -19,6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur 3 tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 -- 12,5 g/dl. Setelah itu secara bertahap kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada dewasa yaitu berkisar antara 11,5 -- 14,8 g/dl. Pada pria dewasa kadar hemoglobin berkisar antara 13 -- 16 g/dl sedangkan pada wanita dewasa antara 12 - 14 g/dl.

Tinjaun umum tentang fotometer 5010 Fotometer 5010 adalah salah satu jenis spektrofotometer yang merupakan suatu instrument untuk transmilitan atau absorbans dari suatu contoh fungsi panjang gelombang. Prinsipnya dari spektrofotometer adalah banyak zat yang menyerap cahaya dalam wilayah spectrum yang dapat dilihat atau spectrum ultra violet.

Sumber cahaya Sumber cahaya termasuk radiasi optic yang ideal untuk pengukuran serapan harus menghasilkan spectrum kotinyu dengan intensitas seragam pada keseleruhan kisaran panjang. Gelombang yang sedang dipelajari. Sumber cahaya dapat berupa lampu halogen deuterium.

Monokromator Dalam spektrofotometer radiasi polikromatik, merupakan serangkaian alat opticyang menguraikan radiasi polikromatik yang menjadi jalur-jalur yang efektif dan panjang gelombang tunggal. Ada 2 macam gelombang monokromator yang di kenal berdasarkan jenis penyerapan yaitu yang berdasarkan efek

penyerapan atau transmisi menggunakan filter dan yang berdasarkan efek peguraian atau disperse cahaya menggunakan prisma dan gratng.

Kuvet larutan di letakkan dalam sel atau kuvet. Untuk datetra variabel digunakan gelas biasa atau quarts. Kuvet untuk larutan mempunyai panjang sekitar 10 cm. sebelum kuvet dipakai harus di bersihkan dengan air suling atau dicuci dengan larutan asam koromat.

Detector Detector penyerap tenaga foton yang mengenai cuplikan dan mengubah tenaga tersebut untuk di ukur secara kuantitatif seperti sebagai arus listrik atau perubahan-perubahan panas. Kebanyakan detector menghasilkaan sinyal lisrik yang dapat mengaktifkan meter atau pencatat. Pada pengukuran hemoglobin metode cyanmethemoglobin digunakan photometer 5010 5V+ type semiautomatik dengan sumber cahayanya adalah lampu hologen, daerah panjang gelombang yang dapat terukur 340 nm – 800 nm, monokromatornya adalah filter, system kuvat adalah single-baem, volume sampel dapat diukur minimum 250 µl.

Cara kerja kalibrasi Ketepatan pengukuran absorban Ketepatan panjang gelombang Dengan warna sinar Dengan lampu deuterium Dengan filter didinium atau holmium okside Dengan standar filter bersertifkat Lineritas alat pemeriksaan dilakukan dengan Larutan kalium bikromat Larutan colbat ammonium sulfat untuk daerah panjang gelombang lebih dari 400 nm Filtrate standar bersertifikat yang telah diketehui persen T pada panjang gelombang tertentu Stray light (Kalibrasi dilakukan dengan beberapa cara)

Larutan sodium iodide Gelas coming victor Standar filter bersertifikat

Kerangka Pikir

Heme merupakan senyawa non protein yang tersusun dari suatu senyawa lingkar yang bernama profin yang sebagai pusatnya ditempati oleh logam besi, jadi heme adalah suatu profin besi. Sedangkan globin adalah suatu senyawa protein yang menentukan afinitas antara atom besi heme dengan oksigen, kemudian dari heme dan globin tersusun membentuk hemoglobin. Kadar hemoglobin tidak selalu normal, pada kasus kadar hemoglobin yang tinggi abnormal terjadi karena hemokosentrasi akibat dehidrasi (kehilangan cairan) dan kadar hemoglobin yang rendah berkaitan dengan masalah klinis. Adanya masalah yang terjadi pada kadar hemoglobin maka dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin itu sendiri dengan menggunakan metode yang dianggap paling akurat. Dalam hal ini digunakan metode cyanmethemoglobin.

Hipotesa

Ho : Tidak ada perbedaan yang bermakna dari hasil pemeriksaan hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin. Ha : Ada perbedaan yang bermakna dari hasil pemeriksaan hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin.

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Peniltian Penelitian ini merupakan penelitian observasi laboratorium untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin. Alur Penelitian

Populasi Dan Sampel

Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan pemeriksaan darah rutin di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kab. Gowa.

Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan pemeriksaan Hb di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kab. Gowa sebanyak 15 orang aksidental sampling.

Variable Penelitian

Variabel bebas Pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit.

Variabel terikat Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2010. Lokasi penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kab.Gowa.

Definisi Operasional Inkubasi 2 menit adalah darah dicampur dengan reagen kemudian didiamkan 2 menit lalu dibaca dengan fotometer. Inkubasi 5 menit adalah darah dicampur dengan reagen kemudian didiamkan 5 menit lalu dibaca dengan fotometer. Hemoglobin adalah zat yang berwarna merah pada sel darah merah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Darah adalah suatu cairan tubuh yang kental dan berwarna merah Metode cyanmethemoglobin adalah suatu metode pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menambahkan ion sianida untuk menghasilkan produksi mencapai keadaan serupa. Fotometer yang digunakan adalah fotometer 5010 Pengumpulan Data Pada pemeriksaan kadar hemoglobin diperlukan ketelitaian dalam pemeriksaan, oleh karena itu diperlulkan data yang akurat, dan data tersebut meliputi : Metode Cyanmethemoglobin Prinsip Hemoglobin yang dilepaskan akibat lisis eritrosis akan bereaksi dengan kalium sianida membentuk campuran cyamethemoglobin kromogenik yang kemudian diukur dengan fotometer 5010. Alat Fotometer 5010, tabung reaksi, spoit, rak tabung, penutup tabung. Bahan Sampel darah, aquades, EDTA, kapas alcohol 70%, larutan drabkin.

Cara pemeriksaan hemoglobin inkubasi 2 menit Kedalam tabung reaksi dimasukkan 5,0 ml larutan drabkin. Dengan pipet hemoglobin diambil 20 µl darah (vena) sebelah luar ujung pipet dibersihkan, lalu darah itu dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan membilasnya beberapa kali. Campur isi tabung dengan cara membalikkannya beberapa kali. Tindakan ini juga akan menyelenggarakan perubahan hemoglobin menjadi cyanmethemoglobin. Bacalah dalam fotometer 5010 pada panjang gelombang 540 nm, sebagai blanko digunakan larutan drabkin. Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbansinya dengan absorbansi standar cyanmethemoglobin. Batas Normal Kadar Hemoglobin (www.blogdokter.net/2008) Bayi baru lahir : 17-22 g/dl Umur 1 minggu : 15-20 g/dl Umur 1 bulan : 11-15 g/dl Anak anak : 11-13 g/dl Lelaki dewasa : 14-18 g/dl Perempuan dewasa : 12-16 g/dl Lelaki tua : 12.4-14.9 g/dl Perempuan tua : 11.7-13.8 g/dl

Pembahasan Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selalu meningkat atau menurun bersamaan, sebagai contoh ; penurunan jumlah sel darah merah disertai kadar hemoglobin yang sedikit meningkat atau normal terjadi pada kasus anemia pernisiosa serta kadar sel darah merah yang sedikit meningkat atau normal disertai dengan kadar hemoglobin yang menurun terjadi pada anemia difisiensi zat besi (mikrositik). (Joyce, 2008). Pemeriksaan kadar hemoglobin sangat penting dilakukan dalam menegakan diagnosa dari suatu penyakit, sebab jumlah kadar hemoglobin dalam setiap sel darah akan menentukan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh.

Pemeriksaan hemoglobin terdiri atas beberapa metode ; Metode Sahli. Metode Kuprisulfat, Metode Tallsquit, dan Metode Cyanmethemoglobin,, dari keempat macam metode di atas yang paling populer atau banyak digunakan adalah metode cyanmethemoglobin, karena praktis atau mudah dikerjakan serta ketelitiannya lebih baik dai pada tiga metode diatas. Dengan mengabaikan masa inkubasi dikawatirkan bisa mendapatkan hasil yang tidak sesuai dikarenakan proses pemeriksaan terlalu singkat mengakibatkan eritrositnya belum dilisiskan maka hasil yang dikeluarkan oleh alat tersebut sangat tinggi. Sesuai prosedur kerja Hb, setelah sampel dicampur dengan reagen drabskin, kemudian diinkubasi selama 5 menit dan baca pada fotometer 5010, hal ini diselenggarakan agar eritrosit dalam darah lisis terlebih dahulu kemudian akan bereaksi dengan kalium cianida membentuk cyanmethemoglobin, namun sering kita jumpai di laboratorium petugas sering mengabaikan masa inkubasi, misalnya dalam pemeriksaan Hb yang seharusnya masa inkubasi 5 menit terkadang tampa diinkubasi sampel pemeriksaan Hb langsung dibaca hingga mengeluarkan hasil yang tidak akurat. Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 9 Juni 2010 perbandingan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit , terdapat perbedaan namun perbedaan tersebut tidaklah bermakna, dikarenakan nilai perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin 2 menit dan 5 menit hanya mencapai 0 – 0,3 g/dl, namun setelah dilakukan uji statistic dipatkan hasil perbedaan tidak bermakna pada perbadingan pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin. Hal ini tentunya tidak sesuai teori yang telah ada sebelumnya, ini terjadi dikarena pengaruh jumlah sampel yang diteliti oleh peneliti tidak sebayak dengan jumlah sampel yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Maka pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin dianjurkan harus diinkubasi 5 menit sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Sumber kesalahan yang mungkin terjadi dalam hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin adalah satatis vena pada waktu pengambilan darah menyebabkan kadar hemoglobin tinggi dari seharusnya, sebaliknya kontaminasi cairan jaringan menyebabkan kadar hemoglobin rendah dari seharusnya, begitu juga dengan pemakaian antikoagulan yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin, terjadi bekuan darah, darah yang lipemik dapat menyebabkan kadar hemoglobin tinggi dari pada seharusnya, adanya leukositas berat menyebabkan kadar hemoglobin tinggi dari pada seharusnya, penggunaan reagen yang sudah tidak baik atau kadaluarsa, volume pemipetan yang kurang tepat, darah kurang atau lebih dari 20 µl maupun saat pemipetan reagen drabskin kurang atau lebih dari 5,0 ml, masa inkubasi yang berkurang menyebabkan eritrosit belum lisis hingga tidak bereaksi sempurana dengan kalium sianida menyebabkan kadar hemoglobin tinggi dari pada seharusnya, penggunaan fotometer 5010 yang kurang baik misalnya panjang gelombang yang tidak tepat. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbandingan hasil kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin pada pasien di RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa, maka disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna dimana t hitung (1,95618) < t tabel (2,145) pada batas kepercayaan 95% (α = 0,05). Saran Disarankan pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit metode cyanmethemoglobin bisa digunakan jika hasil pemeriksaan harus segera dikeluarkan dan jika tidak terburu-buru baiknya diinkubasi sampai 5 menit untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA Anonym. 2008. Petunjuk kerja Laboratorium RSUD Gowa Anonym. 2000. “ Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana “ esdisi 2 FKIU Jakarta. Corwin. 2000. Berorientasi Pada kasus Klinik. Penerjemah H. K Nutojo dalam catatan Kuliah Hematologi . Jakarta ECG. Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta. Gibson J. 2002. Fisiologi Dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Hardjoeno H. 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Dianognostik. Hasanuddin Universitas Press. Makassar. Kee L. J. 1997.Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnosis Dengan Implikasi Keperawatan. EGC, Jakarta. Kee L. J. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diognostik. Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Poter & Perry. 2005. Patofisiologi Konsep Klikniks Proses-proses Penyakit, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sadikin, Mohammad.H, 2001, Biokimia Darah, Penerbit Widya Midika, Jakarta

Sherwood L, 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Suriadi, 2003, Metode Hematologi, dalam Tinjauan Klinik Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Jakarta, Penerbti Buku Kedokteran, EGC edisi 11. Hal :21 Syaifudin, 2006, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3, Penerbit Buku Kewdsokteran EGC, Jakarta www.blogdokter.net/2008/06/130/hemoglobin/diakses pada tanggal 19/01/2010. www.hemoglobin-wikipedia-bahasa-indonesia,com/diakses pada tanggal 19/01/2010. www.laboratorium kesehatan :antikoagulan.com/diakses pada tanggal 19/01/2010. http://www.tempo.co.id/medika/arsip/082001/her-1.htm, Hariono/diakses pada tanggal 01/04/2009.

Diposting 8th April 2013 oleh nathan randan Label: MAKALAH

0 Tambahkan komentar

Memuat

albicansc Medische Laboratorium Technologie Ambon,Maluku

Rabu, 02 Maret 2016 HEMATOKRIT

KATA PENGANTAR Assalamualaikum... Wr...Wb...

Dengan rasa syukur Alhamdulillah,kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyusun makalah tentang “Hematokrit” ini tepat pada waktunya.Tidak lupa, Sholawat dan Salam terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar, Muhammad SAW beserta keluarga, para Sahabat dan para Umatnya yang senantiasa mengikuti sunnahnya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Praktikum Hematologi, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyedari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan dari pembaca semua, demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata Penulis berharap dengan adanya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para Pembaca.

Wassalamualaikum...Wr...Wb...

Semarang, 12 April 2013 Penulis DAFTAR ISI Halaman Judul ………………………………………………………………………………..... 1 Kata Pengantar

1

Daftar Isi……………………………………………………………………………................... 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang………………………………………………………............... 3

1.2

Metode Penulisan…………………………………………………….............. 4

1.3

Tujuan Penulisan……………………………………………………............... 4

BAB II PEMBAHASAN A.

Pengertian Hematokrit...............................................................................

5

B.

Pemeriksaan hematokrit............................................................................

10

C.

Range Normal................................................................................... 15

D.

Pengaruh Klinis................................................................................. 16

E.

Pembacaan Hasil............................................................................... 20

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan………………………………………………………….......................... 21

B.

Saran…………………………………………………………………......................... 21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….................. 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hematokrit (Ht atau HCT) atau volume sel dikemas (PCV) atau fraksi volume eritrosit (EVF) adalah proporsi darah volume yang ditempati oleh sel darah merah . Hal ini biasanya sekitar 48% untuk pria dan 38% untuk perempuan. Hal ini dianggap sebagai bagian integral dari seseorang hitung darah lengkap hasil, bersama dengan kadar hemoglobin, sel darah putih jumlah, dan platelet count. Pada mamalia , hematokrit tidak bergantung pada ukuran tubuh.Dengan peralatan laboratorium modern, hematokrit dihitung oleh analisa otomatis dan tidak secara langsung diukur. Hal ini ditentukan dengan mengalikan jumlah sel merah oleh volume sel rata-rata . hematokrit ini sedikit lebih akurat sebagai PCV termasuk sejumlah kecil plasma darah terjebak antara sel-sel merah.Hematokrit (PCV) Pemeriksaan hematokrit menggambarkan perbandingan persentase antara sel darah merah, sel darah putih dan trombosit terhadap volume seluruh darah atau konsentrasi (%) eritrosit dalam 100mL/dL keselurahan darah. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan eritrosit. Kenaikan nilai hematokrit berarti konsentrasi darah semakin kental, dan diperkirakan banyak plasma darah yang keluar dari pembuluh darah hingga berlanjut pada kondisi syok hipovolemik sperti pada kasus DBD dan gangguan dehidrasi. Penurunan hematokrit terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia, leukemia, dan kondisi lainnya. 1.2. METODE PENULISAN Metode Penulisan yang di pakai Penulis adalah Metode Perpustakaan, dimana Penulisan Mengumpulkan Informasi Dari Media ( Internet) dan buku – buku, yang kemudian disusun sebagai suatu makalah.

1.3. TUJUAN PENULISAN Tujuan Penulisan Makalah Ini Adalah Untuk Menambah Pengetahuan Para Pembaca Tentang : v Pengertian Hematokrit, v Prosedur Pemeriksaan Hematokrit, v Range Normal dan Pembacaan Hasil Pemeriksaan Hematokrit.

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN HEMATOKRIT Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Hematokrit merupakan proses pemisahan darah. Hematokrit berasal dari kata haimat yang berarti darah, dan krinein yang berarti memisahkan (Dep Kes RI, 1989). Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara Makro dan Mikro. Hematokrit (Mikro) adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen. Nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui nilai eritrosit rata-rata dan untuk mengetahui ada tidaknya anemia..Tingkat hematokrit (HCT) dinyatakan dalam persentase. Misalnya, hematokrit 25% berarti ada 25 mililiter sel darah merah dalam 100 mililiter darah. Ini adalah metode utama untuk mengetahui persentase hemoglobin yang tersedia dalam tubuh. Hematokrit merupakan persentase volume seluruh SDM yang ada dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk tujuan ini, darah diambil dengan semprit dalam suatu volume yang telah ditetapkan dan

dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit. Untuk pengukuran hematokrit ini darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi anti koagulan. Setelah tabung tersebut disentrifuge dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap. Dari skala Hematokrit yang tertulis di dinding tabung dapat dibaca berapa besar bagian volume darah seluruhnya. Pada umumnya, penetapan salah satu dari tiga nilai ini sudah memberikan gambaran umum, apakah konsentrasi SDM seseorang cukup atau tidak. Akan tetapi, bila terjadi anemia kerap kali juga diperlukan informasi lebih lanjut, bagaimana konsentrasi rata-rata hemoglobin / SDM. Volume SDM diperoleh dari membagi hematokrit ( mL/L darah ) dibagi dengan jumlah SDM ( juta/ml darah ). Satuan yang digunakan adalah fL dan nilainya berkisar antara 80 – 94 fL,rata-rata 87 fL konsentrasi Hb/SDM diperoleh dengan membagi konsentrasi hemoglobin / SDM. Hasilnya dinyatakan dengan satuan pg ( pikogram, 1pg = 1012g ), pada orang dewasa sehat nilai ini berkisar antara 27 – 32 pg dengan rata-rata sebesar 29,5 pg. v Hematokrit Rendah ( Menurun ) Ht rendah terjadi pada: o Hemolisa o Anemia o Pansitopeni Sebuah Hematokrit yang Rendah disebut sebagai anemia. Ada banyak alasan untuk anemia. Beberapa alasan yang umum lebih banyak kehilangan darah (luka trauma, operasi, perdarahan kanker usus besar ), kekurangan gizi ( zat besi , vitamin B12 , folat ), tulang sumsum masalah (penggantian sumsum tulang oleh kanker, penindasan oleh kemoterapi obat, gagal ginjal ), dan hematokrit normal ( anemia sel sabit ). menurunkan hematokrit dapat mengimplikasikan signifikan perdarahan. Dari nilai MCV (MCV) dan lebar distribusi sel merah (RDW) bisa sangat membantu dalam mengevaluasi sebuah dari normal hematokrit lebih rendah, karena dapat membantu dokter menentukan apakah kehilangan darah yang kronis atau akut. The MCV adalah ukuran dari sel-sel merah dan RDW merupakan ukuran relatif dari variasi dalam ukuran populasi sel darah merah. Sebuah hematokrit rendah dengan MCV rendah dengan RDW tinggi menunjukkan sebuah kekurangan kronis besi- eritropoiesis , tapi RDW normal menyarankan kehilangan darah yang lebih akut, seperti pendarahan. Kelompok individu pada risiko mengalami anemia meliputi: bayi tanpa asupan zat besi yang memadai anak-anak akan melalui dorongan pertumbuhan yang cepat, di mana besi yang tersedia tidak dapat bersaing dengan tuntutan untuk sebuah massa sel tumbuh merah perempuan pada tahun-tahun subur dengan kebutuhan yang berlebihan untuk besi karena kehilangan darah selama menstruasi ibu hamil, yang di janin menciptakan permintaan yang tinggi untuk besi. v Hematokrit Meningkat Ht tinggi terjadi pada: o DHF

o Combutio o Dehidrasi o Infeksi akut Lebih tinggi dari Tingkat Hematokrit Normal dapat dilihat pada orang yang hidup di ketinggian dan perokok kronis . Dehidrasi menghasilkan hematokrit tinggi palsu yang hilang ketika keseimbangan cairan yang tepat akan dikembalikan. Beberapa penyebab jarang lain dari peningkatan hematokrit adalah penyakit paru-paru, tumor tertentu, gangguan dari sumsum tulang yang dikenal sebagai polycythemia rubra vera, dan penyalahgunaan obat erythropoietin (Epogen) oleh atlet untuk keperluan doping darah. Hematokrit (Ht atau HCT) atau volume sel dikemas (PCV) atau fraksi volume eritrosit (EVF) adalah proporsi darah volume yang ditempati oleh sel darah merah . Hal ini biasanya sekitar 48% untuk pria dan 38% untuk perempuan. Hal ini dianggap sebagai bagian integral dari seseorang hitung darah lengkap hasil, bersama dengan kadar hemoglobin, sel darah putih jumlah, dan platelet count. Pada mamalia , hematokrit tidak bergantung pada ukuran tubuh. Dengan peralatan laboratorium modern, hematokrit dihitung oleh analisa otomatis dan tidak secara langsung diukur. Hal ini ditentukan dengan mengalikan jumlah sel merah oleh volume sel rata-rata . hematokrit ini sedikit lebih akurat sebagai PCV termasuk sejumlah kecil plasma darah terjebak antara selsel merah. Sebuah hematokrit diperkirakan sebagai persentase mungkin diturunkan oleh tiga kali lipat hemoglobin konsentrasi dalam g / dL dan menjatuhkan unit. Tingkat hemoglobin adalah ukuran yang digunakan oleh bank darah . Ada kasus di mana darah untuk pengujian tak sengaja ditarik proksimal ke saluran infus yang dikemas menyuntikkan sel darah merah atau cairan. Dalam situasi ini, tingkat hemoglobin dalam sampel darah tidak akan menjadi tingkat yang benar bagi pasien karena sampel akan berisi sejumlah besar bahan diinfus daripada apa yang diencerkan ke dalam darah beredar keseluruhan. Artinya, jika sel-sel merah dikemas sedang disediakan, sampel akan berisi sejumlah besar sel-sel dan hematokrit akan secara artifisial sangat tinggi. Pada sebaliknya, jika garam atau cairan lain sedang diberikan, sampel darah akan diencerkan dan hematokrit akan artifisial rendah. Dalam kasus demam berdarah , hematokrit tinggi adalah tanda bahaya peningkatan risiko sindrom shock dengue. Polycythemia vera (PV), sebuah gangguan myeloproliferative di mana sumsum tulang menghasilkan jumlah sel darah merah yang berlebihan, terkait dengan peningkatan hematokrit.

Penyakit paru obstruktif kronis (COPD) dan kondisi paru lainnya yang berhubungan dengan hipoksia dapat menimbulkan peningkatan produksi sel darah merah. Peningkatan ini dimediasi oleh meningkatnya kadar erythropoietin oleh ginjal sebagai respon terhadap hipoksia. Atlet profesional tingkat hematokrit diukur sebagai bagian dari tes untuk doping darah atau Erythropoietin (EPO) digunakan, tingkat hematokrit dalam sampel darah dibandingkan dengan tingkat jangka-panjang untuk atlet yang (untuk memungkinkan untuk setiap variasi tingkat hematokrit) , dan melawan maksimum yang

diijinkan absolut (yang didasarkan pada tingkat maksimal yang diharapkan dalam populasi, dan tingkat hematokrit yang menyebabkan peningkatan risiko pembekuan darah yang mengakibatkan stroke atau serangan jantung). Anabolic steroid Androgenic (SSA) menggunakan juga dapat meningkatkan jumlah sel darah merah dan, oleh karena itu, dampak hematokrit, khususnya boldenone senyawa dan oxymethelone. Jika pasien mengalami dehidrasi , hematokrit mungkin meningkat.

B. PEMERIKSAAN HEMATOKRIT Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat hematokrit biasanya adalah dengan pengambilan sampel darah ke dalam tabung silinder dan kemudian memutarnya pada centrifuge. Dengan pemutaran ini, darah akan memisahkan diri menjadi 3 bagian yaitu plasma atau komponen cairan, sel-sel darah merah dan sel-sel lainnya. Ketika pemisahan selesai, teknisi medis akan mampu mengidentifikasi proporsi sel darah merah terhadap volume darah. Hematokrit ini biasanya diukur dari sampel darah oleh mesin otomatis yang membuat beberapa pengukuran lain pada waktu yang sama. Sebagian besar mesin ini sebenarnya tidak secara langsung mengukur hematokrit, melainkan menghitungnya berdasarkan penentuan jumlah hemoglobin dan volume rata-rata sel darah merah. hematokrit juga dapat ditentukan dengan metode manual dengan menggunakan mesin pemisah. Ketika sebuah tabung darah disentrifugasi, maka sel-sel merah akan dikemas ke bagian bawah tabung. Proporsi sel darah merah terhadap volume darah total dapat diukur secara visual. Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia. Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :

1. Metode Makrohematokrit Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %. 2. Metode mikrohematokrit Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amoniumkalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat. Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %. Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT Metode

: Tabung Microhematokrit

Prinsip : Darah didisumbat dengan pemusingan/centripuge lalu volume darah eritrosit dihitung dalam pipet micron yang dinyatakan dalam persen. Darah dengan antikogulan isotonic dalam tabung disentrifuge selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan membuat kolom dibagian bawah dan tabung tingginya kolom mencerminkan nilai hematokrit. Intinya Darah dicentrifuge supaya eritrosit mengendap. Tujuan Alat

: Untuk mengetahui volume sel darah merah (eritrosit) dalam 100% darah :

o Pipet mikro o Lancet steril o Centrifuge Hematokrit o Bantalan penyumbat o Kapas kering o Skala hematokrit o Tabung mikrokapiler Description: http://2.bp.blogspot.com/__iY2vaygxLo/TEbfn0SyP5I/AAAAAAAAA8/M4prC7tSUWY/s200/ht.jpg Bahan

:

o Darah kapiler/darah vena o Kapas o Alcohol 70 % Cara Kerja

:

o Sampling Darah Kapiler atau juga bisa menggunakan Darah Vena Description: http://3.bp.blogspot.com/GElffBMRyYU/UKeiv8Iom6I/AAAAAAAABLM/3HgY8U3vfmA/s200/labsaya+-+hematokrit.jpg o Darah kapiler/vena dimasukkan kedalam tabung pipet mikro sampai ± ¾ volume tabung mikro o Tabung mikro disumbat dengan menggunkan dengan bantalan penyumbat Description: http://t0.gstatic.com/images? q=tbn:52ugYALiJeBhCM::&t=1&usg=__bpscQOCsR6japszoPr1O5errcSI= o Pasang pada centrifuge hematocrit o Centrifuge selama 3 menit o Baca dengan menggunakan skala haematocrit Harga Normal : o Pria

: 40 – 48 vol %

o Wanita

: 37 – 43 vol %

o Buffy coat

: 0.5 – 1 mm

o Plasma

: 4 – 7 Unit

C. RANGE NORMAL Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena / kapiler. Tingkat hematokrit normal bervariasi pada pria dan wanita, anak-anak dan dewasa. Kisaran normal untuk hematokrit tergantung pada usia dan, setelah remaja, jenis kelamin individu. Rentang normal: o Bayi baru lahir

: 55% - 68%

o Satu (1) minggu usia : 47% - 65% o Satu (1) bulan umur : 37% - 49% o Tiga (3) bulan umur : 30% - 36% o Anak usia 1 - 3 tahun : 35% - 43 % o Anak usia 4 - 5 tahun : 31% - 43 % o Anak usia 6-10 tahun : 33% - 45 % o Dewasa laki-laki o Dewasa wanita

: 42% - 54% : 38% - 46%

Nilai normal hematokrit disebut dengan %, Nilai hematokrit yang disepakati normal pada laki – laki dewasa sehat ialah 45% sedangkan untuk wanita dewasa adalah 41%. Penetapan hematokrit cara manual (metode mikro) dapat dilakukan sangat teliti, kesalahan metodik rata-rata ± 2 % (Gandasoebrata, 2007). Harga normal pria : 42, wanita : 38.

D. PENGARUH KLINIS a. Masalah Klinis 1) Penurunan Kadar : kehilangan darah akut, anemia (aplastik, hemolitik, defisiensi asam folat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), penyakit Hodgkin, limfosarkoma, malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati, malnutrisi protein, defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C), fistula lambung atau duodenum, ulkus peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan, SLE.

2)

Pengaruh Obat : antineoplastik, antibiotik (kloramfenikol, penisilin), obat radioaktif.

3) Peningkatan Kadar : dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, eritrositosis, diabetes asidosis, emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara, eklampsia, pembedahan, luka bakar. b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : 1) Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena, nilai hematokrit cenderung rendah karena terjadi hemodilusi. 2) Pemasangan tali turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga nilai hematokrit bisa meningkat. 3) Pengambilan darah kapiler : tusukan kurang dalam sehingga volume yang diperoleh sedikit dan darah harus diperas-peras keluar, kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol sehingga darah terencerkan, terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam bekerja.

c. Penyakit 1)

Jika hematokrit meningkat disebut : Hemokonsentrasi

Contohnya : DBD 2)

Jika hematokrit menurun disebut : Hemodilusi

d. Sumber – sumber kesalahan dalam penetapan nilai haematocrit, 1) Bila memakai darah kapiler tetesan darah pertama harus dibuang karena mengandung cairan intrastitial. 2)

Bahan pemeriksaan yang ditunda lebih dari 6 – 8 jam akan meningkatkan hematokrit.

3)

Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen sebelum pemeriksaan dilakukan.

4)

Darah yang diperiksa tidak boleh mengandung bekuan.

5) Didaerah beriklim tropis, tabung kapiler yang mengandung heparin cepat rusak karena itu harus disimpan dilemari es. 6)

Kecepatan dan lama pemusingan harus sesuai

7)

Konsentrasi antikoagulan yang digunakan tidak sesuai

8)

Pembacaan yang salah. fenikol ( Kee JL,1997 )

9)

Obat – obatan yang dapat menurunkan hasil hematokrit, seperti : penicilin, kloram.

e. Penetapan Nilai Hematokrit 1)

Penetepan nilai Hematokrit cara manual

Prinsip pemeriksaan hematokrit cara manual yaitu darah yang mengandung antikoagulan disentrifuse dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen atau pecahan desimal (Simmons A, 1989). Penetapan nilai hematokrit cara manual dapat dilakukan dengan metode makrohematokrit atau metode mikrohetokrit. Pada cara makrohematokrit digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 – 3 mm,panjang 110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm dan volumenya ialah 1 ml. pada cara mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA atau heparin dibagian dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler dengan anti koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa anti koagulan seperti darah kapiler, sedangkan tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan anti koagulan seperti darah vena (Wirawan,dkk 2000). Metode mikrohematokrit mempunyai keunggulan lebih cepat dan sederhana. Metode mikrohematokrit proporsi plasma dan eritrosit (nilai hematokrit) dengan alat pembaca skala hematokrit

2)

Penetapan nilai Hematokrit Cara Otomatik

Pada umumnya laboratorium sekarang menggunakan metode otomatik untuk menghitung jumlah darah lengkap, dat rutin biasanya didapat meliputi Ht, Hb, jumlah volume eritrosit rata-rata (VER), hemoglobin rata-rata (HER) dan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER). Persamaan-persamaan berikut menjelaskan hubungan antara data-data tersebut : VER = Ht – jumlah eritrosit (dalam mikrometerkubik, atau fentoliter, FI). HER = Hb + jumlah eritrosit (dalam pikogram, pg), KHER = Hb – Ht (dalam gram / 100 ml RBC, g / dl eritrosit atau %). Hematokrit diukur dari volume sel rata-rata dan hitung sel darah merah. Nilai normal hematokrit (Ht) sangat bervariasi menurut masing-masing laboratorium dan metode pemeriksaan (Gandasoebrata R, 2006, Weterburi L, 2001).

E. PEMBACAAN HASIL ü Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit dan dinyatakan dalam vol%. ü Tebalnya lapisan putih diatas eritrosit yang tersusun dari lekosit dan trombosit. ü Lapisan ini disebut sebagai buffi coat dan dinyatakan dalam mm. ü Warna kuning dari lapisan plaama yang disebut indek ikterik. ü Perhitungan

:

Hb

: Ht x 0.34

AE

: Ht x 120.000

AL

: BC x 10.000

Misalnya, Diket : Ht

= 40 vol%

Buffy Coat

= 0.5mm

Maka : Hb = 40 x 0.34 = 13.6 g/dl AE = 40 x 120.000 = 4.800.000 sel/µl darah

AL = 0.5 x 10.000 = 5.000 sel/µl darah

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari Makalah ini dapat disimpulkan bahwa : o Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Hematokrit merupakan proses pemisahan darah. Hematokrit berasal dari kata haimat yang berarti darah, dan krinein yang berarti memisahkan (Dep Kes RI, 1989). o Rentang Normal : ü Pria

: 40 – 48 vol %

ü Wanita ü Buffy coat

: 37 – 43 vol % : 0.5 – 1 mm

ü Plasma

: 4 – 7 Unit

B. Saran Pemeriksaan Hematokrit adalah salah Satu Materi yang harus dikuasai oleh seorang analis kesehtan, untuk itu dengan adanya makalah ini dapat mempermudah Pembaca, khusunya seorang Analis, dapat menambah pengetahuan tentang Hematokrit.

DAFTAR PUSTAKA Gandasoebrata R, 1984. Penuntun Laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat Wirawan.R,1992. Pemeriksaan : Laboratorium Hematologi Sederhana. Jakarta:

FK VI –

RSCM

http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/hematokrit_30.html http://labsaya.blogspot.com/2011/6/hematokrit.html http://blogspot.com/hematokrit.html http://wikipedia.com/hematokrit.html http://noerhayati.wordpress.com/2012/04/08/hematokrit.html http://wordpress.com/2006/07/09/pengertianhematokrit.html http://duniakesehatan.com/2008/06/02/pemeriksaanhematokrit.html

KATA PENGANTAR Assalamualaikum... Wr...Wb... Dengan rasa syukur Alhamdulillah,kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyusun makalah tentang “Hematokrit” ini tepat pada waktunya.Tidak lupa, Sholawat dan Salam terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar, Muhammad SAW beserta keluarga, para Sahabat dan para Umatnya yang senantiasa mengikuti sunnahnya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Praktikum Hematologi, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyedari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan dari pembaca semua, demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata Penulis berharap dengan adanya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para Pembaca.

Wassalamualaikum...Wr...Wb...

Semarang, 12 April 2013 Penulis DAFTAR ISI Halaman Judul ………………………………………………………………………………..... 1 Kata Pengantar

1

Daftar Isi……………………………………………………………………………................... 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang………………………………………………………............... 3

1.2

Metode Penulisan…………………………………………………….............. 4

1.3

Tujuan Penulisan……………………………………………………............... 4

BAB II PEMBAHASAN A.

Pengertian Hematokrit...............................................................................

5

B.

Pemeriksaan hematokrit............................................................................

10

C.

Range Normal................................................................................... 15

D.

Pengaruh Klinis................................................................................. 16

E.

Pembacaan Hasil............................................................................... 20

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan………………………………………………………….......................... 21

B.

Saran…………………………………………………………………......................... 21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….................. 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hematokrit (Ht atau HCT) atau volume sel dikemas (PCV) atau fraksi volume eritrosit (EVF) adalah proporsi darah volume yang ditempati oleh sel darah merah . Hal ini biasanya sekitar 48% untuk pria dan 38% untuk perempuan. Hal ini dianggap sebagai bagian integral dari seseorang hitung darah lengkap hasil, bersama dengan kadar hemoglobin, sel darah putih jumlah, dan platelet count. Pada mamalia , hematokrit tidak bergantung pada ukuran tubuh.Dengan peralatan laboratorium modern, hematokrit dihitung oleh analisa otomatis dan tidak secara langsung diukur. Hal ini ditentukan dengan mengalikan jumlah sel merah oleh volume sel rata-rata . hematokrit ini sedikit lebih akurat sebagai PCV termasuk sejumlah kecil plasma darah terjebak antara sel-sel merah.Hematokrit (PCV) Pemeriksaan hematokrit menggambarkan perbandingan persentase antara sel darah merah, sel darah putih dan trombosit terhadap volume seluruh darah atau konsentrasi (%) eritrosit dalam 100mL/dL keselurahan darah. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan eritrosit. Kenaikan nilai hematokrit berarti konsentrasi darah semakin kental, dan diperkirakan banyak plasma darah yang keluar dari pembuluh darah hingga berlanjut pada kondisi syok hipovolemik sperti pada kasus DBD dan gangguan dehidrasi. Penurunan hematokrit terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia, leukemia, dan kondisi lainnya. 1.2. METODE PENULISAN Metode Penulisan yang di pakai Penulis adalah Metode Perpustakaan, dimana Penulisan Mengumpulkan Informasi Dari Media ( Internet) dan buku – buku, yang kemudian disusun sebagai suatu makalah.

1.3. TUJUAN PENULISAN Tujuan Penulisan Makalah Ini Adalah Untuk Menambah Pengetahuan Para Pembaca Tentang : v Pengertian Hematokrit, v Prosedur Pemeriksaan Hematokrit, v Range Normal dan Pembacaan Hasil Pemeriksaan Hematokrit.

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN HEMATOKRIT Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Hematokrit merupakan proses pemisahan darah. Hematokrit berasal dari kata haimat yang berarti darah, dan krinein yang berarti memisahkan (Dep Kes RI, 1989). Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara Makro dan Mikro. Hematokrit (Mikro) adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen. Nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui nilai eritrosit rata-rata dan untuk mengetahui ada tidaknya anemia..Tingkat hematokrit (HCT) dinyatakan dalam persentase. Misalnya, hematokrit 25% berarti ada 25 mililiter sel darah merah dalam 100 mililiter darah. Ini adalah metode utama untuk mengetahui persentase hemoglobin yang tersedia dalam tubuh. Hematokrit merupakan persentase volume seluruh SDM yang ada dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk tujuan ini, darah diambil dengan semprit dalam suatu volume yang telah ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit. Untuk pengukuran hematokrit ini darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi anti koagulan. Setelah tabung tersebut disentrifuge dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap. Dari skala Hematokrit yang tertulis di dinding tabung dapat dibaca berapa besar bagian volume darah seluruhnya. Pada umumnya, penetapan salah satu dari tiga nilai ini sudah memberikan gambaran umum, apakah konsentrasi SDM seseorang cukup atau tidak. Akan tetapi, bila terjadi anemia kerap kali juga diperlukan informasi lebih lanjut, bagaimana konsentrasi rata-rata hemoglobin / SDM. Volume SDM diperoleh dari membagi hematokrit ( mL/L darah ) dibagi dengan jumlah SDM ( juta/ml darah ). Satuan yang digunakan adalah fL dan nilainya berkisar antara 80 – 94 fL,rata-rata 87 fL konsentrasi Hb/SDM diperoleh dengan membagi konsentrasi hemoglobin / SDM. Hasilnya dinyatakan dengan satuan pg ( pikogram, 1pg = 1012g ), pada orang dewasa sehat nilai ini berkisar antara 27 – 32 pg dengan rata-rata sebesar 29,5 pg. v Hematokrit Rendah ( Menurun )

Ht rendah terjadi pada: o Hemolisa o Anemia o Pansitopeni Sebuah Hematokrit yang Rendah disebut sebagai anemia. Ada banyak alasan untuk anemia. Beberapa alasan yang umum lebih banyak kehilangan darah (luka trauma, operasi, perdarahan kanker usus besar ), kekurangan gizi ( zat besi , vitamin B12 , folat ), tulang sumsum masalah (penggantian sumsum tulang oleh kanker, penindasan oleh kemoterapi obat, gagal ginjal ), dan hematokrit normal ( anemia sel sabit ). menurunkan hematokrit dapat mengimplikasikan signifikan perdarahan. Dari nilai MCV (MCV) dan lebar distribusi sel merah (RDW) bisa sangat membantu dalam mengevaluasi sebuah dari normal hematokrit lebih rendah, karena dapat membantu dokter menentukan apakah kehilangan darah yang kronis atau akut. The MCV adalah ukuran dari sel-sel merah dan RDW merupakan ukuran relatif dari variasi dalam ukuran populasi sel darah merah. Sebuah hematokrit rendah dengan MCV rendah dengan RDW tinggi menunjukkan sebuah kekurangan kronis besi- eritropoiesis , tapi RDW normal menyarankan kehilangan darah yang lebih akut, seperti pendarahan. Kelompok individu pada risiko mengalami anemia meliputi: bayi tanpa asupan zat besi yang memadai anak-anak akan melalui dorongan pertumbuhan yang cepat, di mana besi yang tersedia tidak dapat bersaing dengan tuntutan untuk sebuah massa sel tumbuh merah perempuan pada tahun-tahun subur dengan kebutuhan yang berlebihan untuk besi karena kehilangan darah selama menstruasi ibu hamil, yang di janin menciptakan permintaan yang tinggi untuk besi. v Hematokrit Meningkat Ht tinggi terjadi pada: o DHF o Combutio o Dehidrasi o Infeksi akut Lebih tinggi dari Tingkat Hematokrit Normal dapat dilihat pada orang yang hidup di ketinggian dan perokok kronis . Dehidrasi menghasilkan hematokrit tinggi palsu yang hilang ketika keseimbangan cairan yang tepat akan dikembalikan. Beberapa penyebab jarang lain dari peningkatan hematokrit adalah penyakit paru-paru, tumor tertentu, gangguan dari sumsum tulang yang dikenal sebagai polycythemia rubra vera, dan penyalahgunaan obat erythropoietin (Epogen) oleh atlet untuk keperluan doping darah. Hematokrit (Ht atau HCT) atau volume sel dikemas (PCV) atau fraksi volume eritrosit (EVF) adalah proporsi darah volume yang ditempati oleh sel darah merah . Hal ini biasanya sekitar 48% untuk pria dan

38% untuk perempuan. Hal ini dianggap sebagai bagian integral dari seseorang hitung darah lengkap hasil, bersama dengan kadar hemoglobin, sel darah putih jumlah, dan platelet count. Pada mamalia , hematokrit tidak bergantung pada ukuran tubuh. Dengan peralatan laboratorium modern, hematokrit dihitung oleh analisa otomatis dan tidak secara langsung diukur. Hal ini ditentukan dengan mengalikan jumlah sel merah oleh volume sel rata-rata . hematokrit ini sedikit lebih akurat sebagai PCV termasuk sejumlah kecil plasma darah terjebak antara selsel merah. Sebuah hematokrit diperkirakan sebagai persentase mungkin diturunkan oleh tiga kali lipat hemoglobin konsentrasi dalam g / dL dan menjatuhkan unit. Tingkat hemoglobin adalah ukuran yang digunakan oleh bank darah . Ada kasus di mana darah untuk pengujian tak sengaja ditarik proksimal ke saluran infus yang dikemas menyuntikkan sel darah merah atau cairan. Dalam situasi ini, tingkat hemoglobin dalam sampel darah tidak akan menjadi tingkat yang benar bagi pasien karena sampel akan berisi sejumlah besar bahan diinfus daripada apa yang diencerkan ke dalam darah beredar keseluruhan. Artinya, jika sel-sel merah dikemas sedang disediakan, sampel akan berisi sejumlah besar sel-sel dan hematokrit akan secara artifisial sangat tinggi. Pada sebaliknya, jika garam atau cairan lain sedang diberikan, sampel darah akan diencerkan dan hematokrit akan artifisial rendah. Dalam kasus demam berdarah , hematokrit tinggi adalah tanda bahaya peningkatan risiko sindrom shock dengue. Polycythemia vera (PV), sebuah gangguan myeloproliferative di mana sumsum tulang menghasilkan jumlah sel darah merah yang berlebihan, terkait dengan peningkatan hematokrit.

Penyakit paru obstruktif kronis (COPD) dan kondisi paru lainnya yang berhubungan dengan hipoksia dapat menimbulkan peningkatan produksi sel darah merah. Peningkatan ini dimediasi oleh meningkatnya kadar erythropoietin oleh ginjal sebagai respon terhadap hipoksia. Atlet profesional tingkat hematokrit diukur sebagai bagian dari tes untuk doping darah atau Erythropoietin (EPO) digunakan, tingkat hematokrit dalam sampel darah dibandingkan dengan tingkat jangka-panjang untuk atlet yang (untuk memungkinkan untuk setiap variasi tingkat hematokrit) , dan melawan maksimum yang diijinkan absolut (yang didasarkan pada tingkat maksimal yang diharapkan dalam populasi, dan tingkat hematokrit yang menyebabkan peningkatan risiko pembekuan darah yang mengakibatkan stroke atau serangan jantung). Anabolic steroid Androgenic (SSA) menggunakan juga dapat meningkatkan jumlah sel darah merah dan, oleh karena itu, dampak hematokrit, khususnya boldenone senyawa dan oxymethelone. Jika pasien mengalami dehidrasi , hematokrit mungkin meningkat.

B. PEMERIKSAAN HEMATOKRIT Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat hematokrit biasanya adalah dengan pengambilan sampel darah ke dalam tabung silinder dan kemudian memutarnya pada centrifuge. Dengan pemutaran ini, darah akan memisahkan diri menjadi 3 bagian yaitu plasma atau komponen cairan, sel-sel darah merah dan sel-sel lainnya. Ketika pemisahan selesai, teknisi medis akan mampu mengidentifikasi proporsi sel darah merah terhadap volume darah. Hematokrit ini biasanya diukur dari sampel darah oleh mesin otomatis yang membuat beberapa pengukuran lain pada waktu yang sama. Sebagian besar mesin ini sebenarnya tidak secara langsung mengukur hematokrit, melainkan menghitungnya berdasarkan penentuan jumlah hemoglobin dan volume rata-rata sel darah merah. hematokrit juga dapat ditentukan dengan metode manual dengan menggunakan mesin pemisah. Ketika sebuah tabung darah disentrifugasi, maka sel-sel merah akan dikemas ke bagian bawah tabung. Proporsi sel darah merah terhadap volume darah total dapat diukur secara visual. Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia. Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :

1. Metode Makrohematokrit Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %. 2. Metode mikrohematokrit Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amoniumkalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.

Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %. Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT Metode

: Tabung Microhematokrit

Prinsip : Darah didisumbat dengan pemusingan/centripuge lalu volume darah eritrosit dihitung dalam pipet micron yang dinyatakan dalam persen. Darah dengan antikogulan isotonic dalam tabung disentrifuge selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan membuat kolom dibagian bawah dan tabung tingginya kolom mencerminkan nilai hematokrit. Intinya Darah dicentrifuge supaya eritrosit mengendap. Tujuan

: Untuk mengetahui volume sel darah merah (eritrosit) dalam 100% darah

Alat

:

o Pipet mikro o Lancet steril o Centrifuge Hematokrit o Bantalan penyumbat o Kapas kering o Skala hematokrit o Tabung mikrokapiler Description: http://2.bp.blogspot.com/__iY2vaygxLo/TEbfn0SyP5I/AAAAAAAAA8/M4prC7tSUWY/s200/ht.jpg

Bahan

:

o Darah kapiler/darah vena o Kapas o Alcohol 70 % Cara Kerja

:

o Sampling Darah Kapiler atau juga bisa menggunakan Darah Vena Description: http://3.bp.blogspot.com/GElffBMRyYU/UKeiv8Iom6I/AAAAAAAABLM/3HgY8U3vfmA/s200/labsaya+-+hematokrit.jpg o Darah kapiler/vena dimasukkan kedalam tabung pipet mikro sampai ± ¾ volume tabung mikro o Tabung mikro disumbat dengan menggunkan dengan bantalan penyumbat Description: http://t0.gstatic.com/images? q=tbn:52ugYALiJeBhCM::&t=1&usg=__bpscQOCsR6japszoPr1O5errcSI= o Pasang pada centrifuge hematocrit o Centrifuge selama 3 menit o Baca dengan menggunakan skala haematocrit Harga Normal : o Pria

: 40 – 48 vol %

o Wanita

: 37 – 43 vol %

o Buffy coat

: 0.5 – 1 mm

o Plasma

: 4 – 7 Unit

C. RANGE NORMAL Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena / kapiler. Tingkat hematokrit normal bervariasi pada pria dan wanita, anak-anak dan dewasa. Kisaran normal untuk hematokrit tergantung pada usia dan, setelah remaja, jenis kelamin individu. Rentang normal: o Bayi baru lahir

: 55% - 68%

o Satu (1) minggu usia : 47% - 65% o Satu (1) bulan umur : 37% - 49% o Tiga (3) bulan umur : 30% - 36% o Anak usia 1 - 3 tahun : 35% - 43 % o Anak usia 4 - 5 tahun : 31% - 43 % o Anak usia 6-10 tahun : 33% - 45 % o Dewasa laki-laki o Dewasa wanita

: 42% - 54% : 38% - 46%

Nilai normal hematokrit disebut dengan %, Nilai hematokrit yang disepakati normal pada laki – laki dewasa sehat ialah 45% sedangkan untuk wanita dewasa adalah 41%. Penetapan hematokrit cara manual (metode mikro) dapat dilakukan sangat teliti, kesalahan metodik rata-rata ± 2 % (Gandasoebrata, 2007). Harga normal pria : 42, wanita : 38.

D. PENGARUH KLINIS a. Masalah Klinis 1) Penurunan Kadar : kehilangan darah akut, anemia (aplastik, hemolitik, defisiensi asam folat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), penyakit Hodgkin, limfosarkoma, malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati, malnutrisi protein, defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C), fistula lambung atau duodenum, ulkus peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan, SLE. 2)

Pengaruh Obat : antineoplastik, antibiotik (kloramfenikol, penisilin), obat radioaktif.

3) Peningkatan Kadar : dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, eritrositosis, diabetes asidosis, emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara, eklampsia, pembedahan, luka bakar. b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : 1) Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena, nilai hematokrit cenderung rendah karena terjadi hemodilusi. 2) Pemasangan tali turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga nilai hematokrit bisa meningkat.

3) Pengambilan darah kapiler : tusukan kurang dalam sehingga volume yang diperoleh sedikit dan darah harus diperas-peras keluar, kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol sehingga darah terencerkan, terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam bekerja.

c. Penyakit 1)

Jika hematokrit meningkat disebut : Hemokonsentrasi

Contohnya : DBD 2)

Jika hematokrit menurun disebut : Hemodilusi

d. Sumber – sumber kesalahan dalam penetapan nilai haematocrit, 1) Bila memakai darah kapiler tetesan darah pertama harus dibuang karena mengandung cairan intrastitial. 2)

Bahan pemeriksaan yang ditunda lebih dari 6 – 8 jam akan meningkatkan hematokrit.

3)

Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen sebelum pemeriksaan dilakukan.

4)

Darah yang diperiksa tidak boleh mengandung bekuan.

5) Didaerah beriklim tropis, tabung kapiler yang mengandung heparin cepat rusak karena itu harus disimpan dilemari es. 6)

Kecepatan dan lama pemusingan harus sesuai

7)

Konsentrasi antikoagulan yang digunakan tidak sesuai

8)

Pembacaan yang salah. fenikol ( Kee JL,1997 )

9)

Obat – obatan yang dapat menurunkan hasil hematokrit, seperti : penicilin, kloram.

e. Penetapan Nilai Hematokrit 1)

Penetepan nilai Hematokrit cara manual

Prinsip pemeriksaan hematokrit cara manual yaitu darah yang mengandung antikoagulan disentrifuse dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen atau pecahan desimal (Simmons A, 1989).

Penetapan nilai hematokrit cara manual dapat dilakukan dengan metode makrohematokrit atau metode mikrohetokrit. Pada cara makrohematokrit digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 – 3 mm,panjang 110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm dan volumenya ialah 1 ml. pada cara mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA atau heparin dibagian dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler dengan anti koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa anti koagulan seperti darah kapiler, sedangkan tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan anti koagulan seperti darah vena (Wirawan,dkk 2000). Metode mikrohematokrit mempunyai keunggulan lebih cepat dan sederhana. Metode mikrohematokrit proporsi plasma dan eritrosit (nilai hematokrit) dengan alat pembaca skala hematokrit

2)

Penetapan nilai Hematokrit Cara Otomatik

Pada umumnya laboratorium sekarang menggunakan metode otomatik untuk menghitung jumlah darah lengkap, dat rutin biasanya didapat meliputi Ht, Hb, jumlah volume eritrosit rata-rata (VER), hemoglobin rata-rata (HER) dan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER). Persamaan-persamaan berikut menjelaskan hubungan antara data-data tersebut : VER = Ht – jumlah eritrosit (dalam mikrometerkubik, atau fentoliter, FI). HER = Hb + jumlah eritrosit (dalam pikogram, pg), KHER = Hb – Ht (dalam gram / 100 ml RBC, g / dl eritrosit atau %). Hematokrit diukur dari volume sel rata-rata dan hitung sel darah merah. Nilai normal hematokrit (Ht) sangat bervariasi menurut masing-masing laboratorium dan metode pemeriksaan (Gandasoebrata R, 2006, Weterburi L, 2001).

E. PEMBACAAN HASIL ü Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit dan dinyatakan dalam vol%. ü Tebalnya lapisan putih diatas eritrosit yang tersusun dari lekosit dan trombosit. ü Lapisan ini disebut sebagai buffi coat dan dinyatakan dalam mm. ü Warna kuning dari lapisan plaama yang disebut indek ikterik. ü Perhitungan

:

Hb

: Ht x 0.34

AE

: Ht x 120.000

AL

: BC x 10.000

Misalnya, Diket : Ht

= 40 vol%

Buffy Coat

= 0.5mm

Maka : Hb = 40 x 0.34 = 13.6 g/dl AE = 40 x 120.000 = 4.800.000 sel/µl darah AL = 0.5 x 10.000 = 5.000 sel/µl darah

BAB III

PENUTUP A. KESIMPULAN Dari Makalah ini dapat disimpulkan bahwa : o Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Hematokrit merupakan proses pemisahan darah. Hematokrit berasal dari kata haimat yang berarti darah, dan krinein yang berarti memisahkan (Dep Kes RI, 1989). o Rentang Normal : ü Pria

: 40 – 48 vol %

ü Wanita ü Buffy coat

: 37 – 43 vol % : 0.5 – 1 mm

ü Plasma

: 4 – 7 Unit

B. Saran Pemeriksaan Hematokrit adalah salah Satu Materi yang harus dikuasai oleh seorang analis kesehtan, untuk itu dengan adanya makalah ini dapat mempermudah Pembaca, khusunya seorang Analis, dapat menambah pengetahuan tentang Hematokrit.

DAFTAR PUSTAKA Gandasoebrata R, 1984. Penuntun Laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat Wirawan.R,1992. Pemeriksaan : Laboratorium Hematologi Sederhana. Jakarta: FK VI –

RSCM

http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/hematokrit_30.html http://labsaya.blogspot.com/2011/6/hematokrit.html http://blogspot.com/hematokrit.html http://wikipedia.com/hematokrit.html http://noerhayati.wordpress.com/2012/04/08/hematokrit.html http://wordpress.com/2006/07/09/pengertianhematokrit.html

http://duniakesehatan.com/2008/06/02/pemeriksaanhematokrit.html

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pemberian sari kurma terhadap kadar

hemoglobin tikus putih jantan galur wistar yang diberi

diet rendah besi (Fe). Hipotesisnya adalah terdapat

pengaruh pemberian sari kurma (Phoenix dactylifera)

terhadap kadar hemoglobin tikus putih jantan galur

wistar yang diberi diet rendah besi (Fe).

Muhammad Tuasikal di 05.37.00 Berbagi Tidak ada komentar: Posting Komentar ‹ › Beranda Lihat versi web Mengenai Saya Foto saya Muhammad Tuasikal

Simple Blog Lihat profil lengkapku Diberdayakan oleh Blogger.

Related Documents

Hb
June 2020 23
Hb
June 2020 25
Hb
May 2020 24
Hb B.pdf
June 2020 21
Hb Pilory.pptx
December 2019 16
Hb-goodpix
June 2020 19

More Documents from "Jey Bautista"

Makalah Komunitas 234.doc
December 2019 32
Makalah Fraktur 8.doc
December 2019 17
Hb Dm.doc
December 2019 29
Langkah2 Komunitas.doc
December 2019 20