MAKALAH DIAGNOSIS KOMUNITAS Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Gizi Buruk Dan Gizi Kurang Pada Balita Di Puskesmas Rawa Buntu Tahun 2016 Adlina Zahra Fitrian Amwaalun Galang Prahanarendra Rezki Mulyadi Wulan Roudotul
Pembimbing: dr. Marita Fadhilah, PhD
BAB 1
Latar Belakang • Di Indonesia masih memiliki masalah kekurangan gizi. • Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa kecenderungan prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun 12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek (stunting) sebesar 36,8%, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturut – turut 18,4%, 17,9% dan 19,6%.
Latar Belakang • Menurut data Puskesmas Rawa Buntu pada tahun 2016, balita dengan gizi buruk 0,08%, dan gizi kurang sebanyak 0,39%. • Timbulnya masalah gizi disebabkan karena berbagai banyak faktor. Salah satu faktor yang terkait dengan status gizi adalah karakteristik ibu dan riwayat pemberian ASI eksklusif.
Latar Belakang • Pemberian ASI, khususnya ASI eksklusif, prevalensinya masih terbilang rendah di Indonesia. Di Indonesia hanya 14% ibu menyusui ASI eksklusif selama 5 bulan (SKDI 2002-2003) dan rata – rata hanya diberi ASI saja kurang dari 2 bulan. • SDKI tahun 2007 menyebutkan hanya 32,3% ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Sedangkan penggunaan susu formula meningkat menjadi tiga kali lipat dari 10,8% menjadi 32,5%.
Latar Belakang • Puskesmas Rawa Buntu tahun 2016, balita yang diberikan ASI eksklusif mencapai 46,08% dan balita yang tidak diberikan ASI eksklusif sebanyak 53,92%. • Permasalahan gizi buruk akan menyebabkan hambatan pada pertubuhan dan perkembangan anak dan dapat sangat mempengaruhi masa depanya kelak. Jika dibiarkan dan tidak ditanggulangi, kenaikan jumlah balita gizi buruk lama kelamaan dapat menimbulkan loss generation.
Rumusan Masalah • Adakah hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap gizi kurang dan gizi buruk pada balita di Puskesmas Rawa Buntu pada tahun 2016?
Tujuan Umum • Mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap gizi kurang dan gizi buruk pada balita di Puskesmas Rawa Buntu pada tahun 2016.
Tujuan Khusus • Mengetahui dan mendeskripsikan demografi pemberian ASI eksklusif pada daerah cakupan Puskesmas Rawa Buntu. • Mengetahui dan mendeskripsikan demografi pasien gizi kurang dan gizi buruk pada daerah cakupan Puskesmas Rawa Buntu. • Mengetahui dan mendeskripsikan faktor risiko pada pasien gizi kurang dan gizi buruk di daerah cakupan Puskesmas Rawa Buntu.
Manfaat Bagi Peneliti • Dapat mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap gizi kurang dan gizi buruk pada balita di Puskesmas Rawa Buntu pada tahun 2016. • Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan modul IKK Klinik.
Manfaat Bagi Puskesmas Rawa Buntu • Dapat dijadikan acuan dalam pemberian layanan yang lebih baik mengenai penyakit gizi kurang dan gizi buruk. • Sebagai salah satu evaluasi program gizi Puskesmas Rawa Buntu.
Manfaat Bagi Masyarakat • Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gizi kurang dan gizi buruk. • Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai ASI eksklusif.
BAB 2
Malnutrisi • Definisi Malnutrisi didefinisikan sebagai ketidakseimbangan antara suplai nutrient dan energy dengan kebutuhan tubuh untuk mendukung pertumbuhan, pemeliharaan, dan menjalankan fungsi spesifik. • Etiologi infeksi berulang kurangnya pemberian ASI Eksklusif Kurangnya kemmapuan memberikan makanan komplemen
Malnutrisi • Manifestasi Klinis Malnutrisi
Malnutrisi • Diagnosis Malnutrisi Diagnosis gizi buruk ditegakkan berdasarkan tand dan gejala klinis serta pengukuran antropometri. (BB/U) Gizi Buruk : Z score < - 3,0 Gizi Kurang : Z score ≥ - 3,0 s/d Z score < - 2,0 Gizi Baik : Z score ≥ - 2,0
Malnutrisi
Malnutrisi • Tatalaksana Fase Stabilisasi Fase Transisi Fase Rehabilitasi Fase Tindak lanjut
Malnutrisi
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF
Penyuluhan ASI Eksklusif di Puskesmas Rawa Buntu • Penyuluhan ASI merupakan salah satu program dari Bagian Gizi Puskesmas Rawa Buntu. • Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh instalasi gizi namun untuk pelaksaan dilapangan bisa dilakukan oleh poli KIA, posyandu, ataupun saat imunisasi bayi. • Pencatatan dapat dilakukan pada berbagai kesempatan, seperti: – Pada pasien setelah melahirkan di Puskesmas. – Pada ibu hamil yang kontrol ke poli KIA. – Penyuluhan di posyandu. – Konseling saat imunisasi bayi di Puskesmas maupun di Posyandu.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG UPAYA PERBAIKAN GIZI
Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Standar Produk Suplementasi Gizi
Program Instalasi Gizi Puskesmas Rawa Buntu NO
JENIS KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAN
TEMPAT
Februari & Agustus
4 Kelurahan Binaan
November
4 Kelurahan Binaan
Setiap Bulan
4 Kelurahan Binaan
4. Klinik Gizi
Setiap Kamis
Poli Gizi
5. Penyuluhan ASI Eksklusif
Setiap bulan
4 Kelurahan Binaan
Sep-Desember
Sekolah
1.
Pemberian vitamin A
2.
Bulan Penimbangan Balita
3.
Deteksi dan Pemantauan BGM Gakin dan Non Gakin
6. Sosialisasi TTD pada rematri
KET Posyandu dan TK, ibu nifas
8 BGM
Pengisian format SIP, 7.
Pembinaan Kader Posyandu
Setiap bulan
Posyandu
pengukuran
anthropometri 8.
Pemberian Fe pada ibu hamil
Jan-Desember
4 Kelurahan Binaan
Data dari KIA
9.
Pemberian PMT Balita Gizi buruk
Jan-Desember
4 kelurahan binaan
PMT dari Dinkes
Juli
RW 4 Buaran
Dinkes Provinsi
10. PSG Balita
Definisi Operasional No
Variabel
Definisi
Alat ukur
Cara ukur
Hasil pengukuran Skala pengukuran
Timbangan
Data
Gizi buruk/gizi
sekunder
kurang : balita
Operasional
1.
Berat badan
Berat badan
balita
balita yang ditimbang saat
yang berada pada
datang ke
< SD - 2 di grafik
puskesmas
WHO weight for
Kategorik
age Gizi baik Balita yang berada di SD > - 2 di grafik WHO weight for age 2.
Pemberian
Riwayat
Data
ASI eksklusif
pemberian ASI
sekunder
pada balita
Ya = ASI eksklusif Tidak = tidak ASI ekslusif
Kategorik
Bab 3
Metode Penelitian • Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode cross sectional untuk mengetahui Hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi kurang dan gizi buruk di Puskesmas Rawa Buntu pada tahun 2016. • Penelitian ini dilaksanakan pada wilayah cakupan Puskesmas Rawa Buntu. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini mulai dari pengambilan data sampai pengolahannya berkisar 1 minggu mulai tanggal 25 April 2017-1 Mei 2017.
Identifikasi Variabel Penelitian Variabel bebas • Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor pemberian ASI ekskulsif pada daerah wilayah cakupan Puskesmas Rawa Buntu tahun 2016. Variabel terikat • Variabel terikat dalam penelitian ini adalah status gizi balita pada wilayah cakupan Puskesmas Rawa Buntu tahun 2016.
Populasi dan Sampel Populasi Penelitian • Seluruh balita dan Ibu yang tinggal di daerah cakupan Puskesmas dan melakukan kunjungan Posyandu pada tahun 2016. • Sampel pada penelitian ini adalah total Sampling dari data sekunder laporan imunisasi Puskesmas Rawa Buntu.
Populasi dan Sampel a. Kriteria Inklusi • Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah balita usia 0-5 tahun yang dibawa ke Puskesmas Rawa Buntu untuk dilakukan imunisasi, dibawa dalam keadaan sehat dan ditimbang berat badanya pada saat di puskesmas. Balita tersebut dibawa oleh Ibu yang sehat dan dapat memberikan ASI. b. Kriteria Ekslusi • Data yang tidak lengkap.
Cara Kerja 1. Menentukan masalah yang ada di Puskesmas Rawa Buntu 2. Menentukan metode penelitian, populasi target, kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dan cara pengambilan sampel. 3. Dilakukan pengambilan data status gizi dan ASI eksklusif Ibu pada laporan imunisasi Puskesmas Rawa Buntu tahun 2016 4. Mengolah data dan menganalisa hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita di Puskesmas Rawa Buntu tahun 2016 5. Menyimpulkan Hubungan ASI eksklusif dengan status Gizi Balita pada Puskesmas Rawa Buntu tahun 2016.
BAB 4 HASIL
Distribusi Gizi Buruk Status Gizi Gizi
Jumlah (n)
buruk/Gizi 18
Persentase (%) 10.78
kurang Gizi baik
149
89.22
Total
167
100
Distribusi Asi Eksklusif
ASI
Jumlah (n)
Persentase (%)
Tidak ASI eksklusif
56
33,53
ASI eksklusif
111
66,47
Total
167
100
Hubungan ASI eksklusif dengan Gizi Buruk P
Tingkat Status Gizi
ASI
Total Gizi kurang/
Gizi
Gizi buruk
baik/Gizi
value
lebih Tidak
N
%
N
%
N
%
7
4,19
49
29,34
56
33,53
Eksklusif
0.7941 0.885
Eksklusif
11
6,59
100
59,88
111
66,47
Total
18
10,78
149
89,22
167
100
5 level yang dilakukan pada kasus • Health Promotion penyuluhan, spamflet, iklan layanan masyarakat tentang ASI • Spesific Protection imunisasi yang dapat dilakukan pada setiap keadaan berikut : – – – –
Pada pasien setelah melahirkan di Puskesmas. Pada ibu hamil yang kontrol ke poli KIA. Penyuluhan di posyandu. Konseling saat imunisasi bayi di Puskesmas maupun di Posyandu
• Early Diagnosis and Prompt Treatment screening di posyandu, konseling gizi, home visit family conference • Disability limitation pemeriksaan fisik anak gizi buruk secara berkala • Rehabilitation
Keterbatasan Penelitian • Metode cross sectional • Gizi buruk disebabkan oleh multifaktor • Sampel penelitian tidak di randomisasi
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada Puskesmas Rawa Buntu adalah sebesar 9.3% 2. Prevalensi ibu yang memberikan ASI eksklusif adalah sebesar 65.9% 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI dengan kejadian gizi kurang dan gizi buruk di Puskesmas Rawa Buntu tahun 2016
Saran Melanjutkan penelitian analisis multivariat dengan menambahkan faktor-faktor risiko lain sebagai variabel dependen seperti pengetahuan Ibu, MPASI, dan pemberian susu formula pada balita.
Langkah Diagnosis Komunitas • Identifikasi masalah kesehatan di masyarakat • Pengembangan instrumen untuk mengidentifikasi masalah kesehatan • Analisis dan perencanaan solusi pemecahanannya • Menjelaskan struktur organisasi fasilitas kesehatan tingkat primer • Berkomunikasi secara baik dengan masyarakat • Membuat usul pemecahan terhadap masalah kesehatan
Daftar Pustaka •
• • • •
• • • •
Roespandi, Hanny, Waldi Nurhamzah, Nurul Aini Sidik, dkk.2009. Gizi buruk. Dalam buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah sakit.Jakarta: WHO Indonesia. 193-221 Hermani, Babang, Sudigdo Sastroasmoro, Sylvia Detri Elvira, dkk.2015. Gizi buruk.dalam Panduan Praktik Klinis Departemen Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta: RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo.318-325 Sugiarto, Benny, Kasnadi, Ni Made Krisna, dkk. 2011. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Siregar, Muhammad Arifin. Pemberian ASI Eksklusif Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. USU : Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2004 Anonim. InfoDATIN : Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi. 2014 Anonim, Makanan Pendamping Asi. Jakarta : IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). 2015. Website reference : http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/makanan-pendamping-asi-mpasi Anonim. Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). 2013. Website reference : http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/inisiasi-menyusu-dini Roesli, Utami; Yohmi, Elizabeth. Manajemen Laktasi. Diambil dari Buku Bedah ASI IDAI. Jakarta : IDAI. 2013. Website reference : http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/manajemen-laktasi Moegni, Prof. dr. Endy M; Ocviyani, Dr. dr. Dwiana. Buku Saku : Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. Edisi Pertama. Jakarta : WHO.2013
Daftar Pustaka •
• • • • • • • •
• •
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Bagan Tatalaksana Gizi Buruk Buku I. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Puskesmas Rawa Buntu. 2016. Laporan Tahunan Program Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2016. Tangerang Selatan: UPT Puskesmas Rawa Buntu. Kurnia M, Muliarta W, Dewi Sri P. 2013. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan Di Kampung Kajanan Buleleng. Bali: Jurnal Sains Dan Teknologi. Biro Pusat Statistik Indonesia. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002 – 2003. Calverton, Maryland, USA: ORC Marco. Puskesmas Rawa Buntu. 2016. Laporan Tahunan Program ASI Eksklusif Tahun 2016. Tangerang Selatan: UPT Puskesmas Rawa Buntu. Damayanti Rusli, Sri S, Yoga D, Conny T dkk.2011. Asuhan Nutrisi Pediatrik cetakan pertama.Jakarta: IDAI; 4-5 Shashidar, Harohalli R, Donna G Grigsby.2016. Malnutrition . http://emedicine.medscape.com. Diunduh pada 20/09/2016 Pudjiadi, Antonius H, Badriul Hegar, Handryastuti Setyo, dkk. 2009. Malnutrisi Energi Protein. Dalam Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia jilid I. Jakarta: ikatan dokter anak Indonesia; 183186 Kliegman, Robert M, Bonita F Stanton, Joseph W, et.al.2016. Nelson Textbook of Pediatrics 20th edition.canada: Elsevier;295-305 Sugiarto, Benny, Kasnadi, Ni Made Krisna, dkk. 2011. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I. Jakarta: kementrian kesehatan Republik Indonesia