MAKALAH PENGATURAN MAKANAN SECARA PASCA BEDAH
DISUSUN OLEH :
KOMANG PRITHAYANI (1714401051)
TINGKAT 2 REGULER 1
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2018/2019
i
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala karunia nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengaturan makanan secara pasca bedah’’ Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari apa yang di harapkan , baik isi maupun cara penyajiannya. Namun dengan kemampuan yang ada, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyusun makalah ini hingga dapat selesai sebagaimana yang di harapkan. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini. Karena tanpa bantuan mereka makalah ini tidak dapat terselesaikan. Dengan segala kerendahan hati, kami mohon maaf atas kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam makalah ini dan kepada Tuhan kami mohon ampun. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna kesempurnaan makalah ini sebagai pembendaharaan ilmu pengetahuan dan pengala man untuk masa yang akan datang.
Bandar Lampung, 14 november 2018
Penyusun
Komang prithayani
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................................i KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1 1.1.Latar belakang ..................................................................................................................1 1.2.Rumusan masalah ............................................................................................................ 2 1.3.Tujuan .............................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3 2.1.Pengaturan makanan secara pasca bedah ......................................................................... 3 BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 11 5.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 11 BAB IV DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari setiap tubuh manusia menjadi hal yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya mengenai penyakit, patofisiologi, manifestasi klinis hingga bagaimana menangani masalah. Perkembangan kemajuan teknologi muncul berbagai macam penyakit yang mungkin sudah ada yang bisa diketahui penyebabnya ataupun dalam penyelidikan ahli termasuk penyakit, penangananya serta pola gizi melalui diet yang tepat. Makanan bukanlah hal sepele yang bisa kita singkirkan, justru ini menjadi hal yang penting baik pada klien sakit biasa ataupun pada pembedahan. Anggapan masyarakat mengenai sistem diet selama ini masih banyak sekali kekurangan untuk itu kita perlu memberi kesadaran yang komprehensif dari cara, macam diet, tujuan diet, dll. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 2005). Pembukaan bagian tubuh ini umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang ditangani ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan dan penjahitan luk. Digestif atau saluran pencernaan adalah saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Tahaptahap Pembedahan terdiri dari Tahap pra bedah (pre opersi), Tahap pembedahan (intra operasi), Tahap pasca bedah (post operasi). Kondisi tubuh pada Pembedahan tubuh sengaja dibuat luka sehingga terjadi stres yang menyebabkan perubahan metabolik akibat reaksi endokrin yang kompleks. Akibat dari luka terjadi proses penyembuhan luka yang merupakan proses kompleks dan banyak yang terkait. Kebutuhan kalori, protein, lemak dan elektrolit sangat diperlukan untuk kebugaran fisik dan penyembuhan luka pasca bedah. Puasa merupakan hal yang rutin pada pembedahan berencana. Puasa lebih dari 24 jam akan terjadi proses katabolik yang menghabiskan cadangan glycogen hati dan otot. Badan manusia tanpa asupan nutrisi membutuhkan 25 kkal/kg/hari (kilokalori). Cadangan kalori habis memicu terjadi gluconeogenesis yang diambil dari proteolisis otot juga dari protein viseral yang mengakibatkan menurunnya integritas sel, sistem imunitas dan enzim. Puasa panjang dengan mengistirahatkan saluran pencernaan diperlukan asupan nutrisi yang memadai. Minggu pertama pascaoperasi bisa menjadi masa yang paling sulit, sebab rasa nyeri dan tidak nyaman, padahal pasien ingin melakukan pekerjaan sehari-harinya. Hormone-hormon yang ada juga dapat mengacaukan emosi, membuat pasien pasca operasi mudah menangis dan lelah. Penting untuk pasien untuk melanjutkan latihan-latiham karena hal itu dapat meningkatkan movbilitas yang akan mmpermudah saat pulang ke rumah nantinya. Sebelum meninggalkan rumah sakit, perlu untuk memastikan bahwa semua hal sudah siap bagi pasien dan aka nada cukup bantuan saat pasien pulang kerumah. 1
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah mengenai bagaimana diet pasca operasi.
1.3. Tujuan Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut: a) Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein) b) Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain c) Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengaturan Makan secara pasca bedah Pengaruh operasi terhadap metabolisme pasca-operasi tergantung berat ringannya operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi. Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti. Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut : 1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein) 2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain 3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan 4. Mencegah dan menghentikan perdarahan
Diet yang disarankan adalah : 1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi 2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita 3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll) 4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin 5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan makan penderita. Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, 3
saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien, seperti : 1. Pasca-operasi kecil Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal 2. Pasca-operasi besar Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian a. Diet Pasca-Bedah I (DPB I) Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah : 1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang 2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai bekerja Cara Memberikan Makanan Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, the manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
b. Diet Pasca-Bedah II (PDB II) Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I Cara Memberikan Makanan Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
4
c. Diet Pasca-Bedah III Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II. Cara Memberikan Makanan Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
d. Diet Pasca-Bedah IV Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada : 1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah I 2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III Cara Memberikan Makanan Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan..
Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Lambung Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Lambung adalah pemberian makanan bagi pasien dalam keadaan khusus, seperti koma, terbakar, gangguan psikis, di mana makanan harus diberikan lewat pipa lambung atau enteral atau Naso Gastric Tube (NGT). Cara Memberikan Makanan Makanan diberikan sebagai makanan cair kental penuh, 1 kkal/ml, sebanyak 250 ml tiap 3 jam bila tidak tidur. Makanan diharapkan dapat merangsang peristaltic lambung
Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum adalah pemberian makanan bagi pasien yang tidak dapat menerima makanan melalui oral atau pipa lambung. Makanan diberikan langsung ke jejunum 5
atau Jejunum Feeding Fistula (JFF). Cara Memberikan Makanan Makanan diberikan sebagai makanan cair yang tidak memerlukan pencernaan lambung dan tidak merangsang jejunum secara mekanis maupun osmotis. Cairan diberikan tetes demi tetes secara perlahan, agar tidak terjadi diare atau kejang. Diet ini diberikan dalam waktu singkat karena kurang energi, protein, vitamin, dan zat besinya. Bahan makanan sehari diet pasca-bedah lewat jejunum adalah: susu bubuk 80 g; dekstrin maltose 20 g; air kapur (USP) 420 ml; air ml.
Tips Perawatan Pasca-Operasi Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien setelah operasi, maka perlu diperhatikan beberapa tips di bawah ini : •Makan makanan bergizi •Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti : daging, telur, ayam, ikan. •Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari •Usahakan cukup istirahat •Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa •Kontrol secara teratue untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh •Minum obat sesuai anjuran dokter.
Contoh Diet Pasca-Operasi Diet Pasca-Operasi Amandel Biasanya setelah operasi pasien boleh makan makanan cair atau es krim. Makanan cair dapat berupa susu, tatapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam suhu dingin lebih baik karena dapat mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap makanan cair, dapat diberikan makanan dalam bentuk saring bertahap ke makanan lunak dan kembali seperti semasa sehat, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Contoh Menu PAGI Bubur Sumsum Orak-Arik Tahu 6
Telur Rebus Setengah Matang
Pukul 10.00 Puding caramel atau es krim
Siang Bubur Saring Gadon daging orak-arik tahu Sup Makaroni Jus Pepaya
Pukul 16.00 Puding Saus Peach
Sore Bubur Saring Ayam Giling BUmbu Tahu kukus Sup Oyong Variasi
7
BAB III KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus diperhatikan dalam pemberian diet pasca operasi untuk mencapai hasil yang optimal adalah mengenai karakter individu pasien. Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut: 8
d) Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein) e) Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain f) Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.detikhealth.com/read/2010/10/02/110327/1453718/763/makan-sebelumoperasi-dapat-mempercepat-masa-pemulihan http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/617-jenis-makanan-untuk-diet blog :
[email protected] http://nuy2008.blogspot.com/2008/12/diet-pasca-operasi_19.html
9