MAKALAH PENANGANAN PADA PASIEN PASCA OPERASI
DISUSUN OLEH : M.CHADAFY NIM : P07220117 1381 POLTEKES KEMENKES TANJUNG PINANG T.A 2018/2019
Daftar isi
BAB 1 ....................................................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3 Latar Belakang : ................................................................................................................................... 3 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 3 1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 4 1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................................................ 4 1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................................................ 4 BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................................................................... 4 2.1 MANAGEMENT PASCA OPERASI ................................................................................................... 5 2.1.1 Perawatan umum pasca operasi ............................................................................................ 5 2.1.2.Tindakan umum dilakukan pasca operasi .............................................................................. 5 1. Pemeriksaan darah perifer lengkap ............................................................................................ 5 2. Memeriksa kesehatan jantung dengan elektokardiografi (EKG/ rekam jantung) ...................... 6 3. Scan sinar-X ................................................................................................................................. 6 4. Urinalisis ...................................................................................................................................... 6 5. Tes pembekuan darah................................................................................................................. 7 6. MRI (Magnetic Resonance Imaging) ........................................................................................... 7 7. Endoskopi .................................................................................................................................... 8 BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 9 3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................... 9 3.2 Saran ............................................................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 10
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang : Tes sebelum operasi dilakukan untuk memastikan apakah Anda benar-benar membutuhkan pembedahan atau operasi tersebut atau tidak. Selain itu, tes sebelum operasi juga diperlukan untuk memastikan seberapa stabil tubuh Anda, serta melihat apakah tubuh Anda mampu menjalankan operasi atau tidak dalam waktu dekat ini. Setelah operasi, dokter dan perawat juga akan melakukan serangkaian tes tertentu. Tes apa saja yang dilakukan tergantung pada kondisi Anda dan permintaan dokter bedah yang menangani Anda. Tes sesudah operasi sering dilakukan untuk memastikan tidak ada komplikasi yang terjadi pasca operasi. Selain itu, tes sesudah operasi juga dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Contohnya setelah operasi dilakukan tes darah. Hal ini diperlukan untuk menentukan apakah setelah operasi ini Anda membutuhkan transfusi darah atau tidak, misalnya karena perdarahan saat operasi.
1.2 Rumusan Masalah 1.Apa saja yang harus dilakukan Pasca Operasi ? 2.Kenapa harus dilakukan Pemeriksaan pada pasien pasca operasi ? 3.Apa saja tindakan umum yang harus dilakukan Pasca Operasi ?
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum 1.Diharapkan Mahasiswa mampu mengetahui apa saja tindakan yang harus dilakukaN pada pasien khusus nya setelah dilakukan operasi. 2.Diharapkan Mahasiswa mampu melakukan tindakan apa saja yang wajib di lakukan
1.3.2 Tujuan Khusus 1.Mahasiswa mampu mengetahui tindakan apa saja yang pas pada pasien pascaoperasi 2.Mahasiswa mampu mengetahui apa saja gangguan yang dapat terjadi pada pasien pasca operasi 3.Mahasiswa diharapkan mampu memposisikan dirinya pada saat akan dilakuakan tindakan pada pasien pasca operasi.
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 MANAGEMENT PASCA OPERASI
2.1.1 Perawatan umum pasca operasi Pasien pasca operasi perlu mendapatkan perawatan sebagai berikut : 1.Pasien perlu di observasi hingga pasien mampu mempertahankan posisi jalan nafas dan stabilitas kardiovaskuler serta mampu berkomunikasi setelah pulih dari anestesi dan tanda tanda vital pasien perlu diperiksa tiap setengah jam atau 2 jam pertama 2.Bila tanda tanda vital stabil observai di lakukan tiap 1 jam sekali 3.Diet bertahap pasca operasi tidak diperlukan lagi bagi pasien yang tidak mengalami reaksi usus dan berumur dibawah 70 tahun.pasien di perbolehkan minum cairan jernih setelah 6 jam pasca operasi dan makan setelah mual hilang dengan syarat pasien harus benar benar pulih dari tahap anestesi 4.Perban luka diganti tiap 24 jam pertama ,sekaligus dinilai keadaan luka pasca operasi 2.1.2.Tindakan umum dilakukan pasca operasi Pasie pasca operasi perlu mendapatkan tindakan perawatan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan darah perifer lengkap Tes darah ini dilakukan untuk memeriksa kesehatan Anda secara keseluruhan dan mendeteksi berbagai gangguan yang ada, misalnya terjadi anemia (menurunnya kadar hemoglobin) dan infeksi (meningkatkan leukosit alias sel darah putih). Tes ini bisa dilakukan sebelum maupun sesudah operasi. Ada beberapa komponen darah yang akan dilihat dalam tes ini dilansir dalam laman MayoClinic, yakni: -Sel darah merah yang membantu membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. 2. -Hemoglobin, protein pembawa oksigen yang ada di dalam sel darah merah. 3. -Hematokrit, yakni proporsi dari jumlah sel darah merah dengan komponen cair lainnya di dalam darah. 4. -Platelet atau yang dikenal dengan trombosit yang berfungsi melakukan pembekuan darah. 1.
2. Memeriksa kesehatan jantung dengan elektokardiografi (EKG/ rekam jantung) Tes ini dapat memperlihatkan aktivitas listrik jantung yang biasanya dilakukan sebelum operasi. Dari tes ini bisa dilihat irama jantungnya apakah normal atau tidak misalnya aritmia atau disritmia. Selain itu, EKG juga membantu menemukan adanya kerusakan otot di jantung, membantu menemukan penyebab nyeri dada, denyut jantung berdebar-debar (palpitasi), dan murmur jantung.
3. Scan sinar-X Sinar-X dapat membantu mendiagnosis penyebab sesak napas, nyeri dada, batuk, dan demam tertentu. Sinar-X juga bisa melihat ada tidaknya kelainan jantung, pernapasan, dan paru-paru. Dari hasil rontgen sinar-X ini juga bisa dilihat kondisi tulang dan jaringan di sekitarnya tanpa melakukan tindakan yang invasif. Sinar-X bisa digunakan sebelum maupun sesudah operasi dilakukan.
4. Urinalisis Urinalisis atau yang sering disebut dengan tes urine adalah tes yang dilakukan untuk menganalisis urine yang keluar dari tubuh. Dengan dilakukan tes ini maka dapat diperkirakan kondisi ginjal dan kandung kemih. Apakah ada tanda-tanda infeksi di ginjal atau kandung kemih, atau apakah ada masalah yang memerlukan perawatan di ginjal atau kandung kemih. Tes urine ini juga dapat menemukan ada tidaknya obat-obatan terlarang yang dikonsumsi tubuh sebelum melakukan operasi. Tes urine ini sendiri pada dasarnya akan ada 3 bagian, yakni
Pengujian urine dalam bentuk visual, misalnya melihat warna dan kejernihan urine Pengujian urine dengan mikroskop untuk melihat hal-hal yang tidak bisa terdeteksi oleh mata. Misalnya terdapat hasil eritrosit di urine (menunjukan adanya darah dalam urine), bakteri dalam urine (menunjukan adanya infeksi dalam saluran kemih), dan kristal (menunjukan adanya batu di saluran kemih). Dipstick test. Dipstick test adalah sebuah tes dengan menggunakan stik plastik tipis yang akan dicelupkan ke dalam urine untuk mengecek pH urine, kandungan protein dalam urine, gula, sel darah putih, bilirubin, dan juga darah di dalam urine. Dengan kondisi urine tersebut, maka dapat dilihat lebih dahulu apa yang terjadi di tubuh Anda sebelum operasi benar-benar dimulai.
5. Tes pembekuan darah Pada tes pembekuan darah yang akan dinilai adalah PT dan APTT. Tes ini biasanya dilakukan sebelum operasi untuk memastikan apakah darah mudah atau susah membeku. Hal ini akan membantu pada saat operasi. Jika darah mudah membeku, maka kemungkinan kehilangan darah saat operasi kecil, sedangkan jika darah sulit membeku maka darah akan terus keluar saat operasi sehingga Anda mungkin saja banyak kehilangan darah.
6. MRI (Magnetic Resonance Imaging) MRI adalah salah satu tes yang non-invasif (tindakan tanpa melukai kulit seperti disuntik atau disayat). MRI adalah tes yang menggunakan magnet kuat, gelombang radio, dan komputer untuk bisa memberikan gambar mendetail di dalam tubuh Anda. Tidak seperti sinar-X dan CT scan, MRI tidak menggunakan radiasi. MRI membantu dokter mendiagnosis penyakit atau cedera, dan memantau seberapa baik respon tubuh Anda setelah dilakukan perawatan. MRI ini dapat dilakukan di berbagai bagian tubuh Anda. Dari melihat otak dan sumsum tulang belakang, kondisi jantung dan pembuluh darah, tulang dan sendi, dan organ-organ tubuh lainnya.
Maka itu, MRI bisa diperlukan baik sebelum prosedur operasi mapun setelah operasi dilakukan untuk memantau kembali hasilnya. Pasien yang melakukan MRI harus berbaring di tempat tidur selama pemeriksaan.
7. Endoskopi Endoskopi adalah alat untuk melihat kondisi dalam tubuh baik sebelum operasi maupun setelah operasi. Endoskopi ini digunakan untuk memeriksa bagian saluran pencernaan. Endoskopi dilakukan dengan memasukan tabung kecil bercahaya dan dengan kamera yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Biasanya alat endoskopi ini akan dimasukkan dalam mulut dan terus menyusuri saluran pencernaan untuk melihat kondisi di sepanjang saluran pencernaaan. Sembari alat masuk ke dalam tubuh, kamera pada tabung akan menangkap gambar yang disajikan dalam monitor TV berwarna. Perlu diingat, pemeriksaan sebelum dan sesudah operasi di atas tidak semuanya dilakukan rutin pada setiap tindakan operasi. Pemeriksaan itu dipilih berdasarkan operasi apa yang akan Anda jalankan. Terutama pemeriksaan MRI dan endoskopi, keduanya akan dilakukan jika memang menunjang keperluan operasi saja.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Dari makalah yang saya buat ini kkita dapat mengetahui management pasca operasi dimana management ini mmeiliki beberapa tahapan yang harus dilaksanakan secara sistematis dan sebaik baiknya apabila tidak dilakukan dengan secara baik akan menyebabkan masalah pada pasien tersebut selain itu juga terdapat perawatan pasca operasi yang membantu pasien untuk memulihkan kondisi seperti keadaan seperti sebelumnya
3.2 Saran Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat dan pembaca dapat mengetahui managemen,tindakan bahkan perawatan pasca operasi saya menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan banyak terdapat kekurangan untuk itu saya meminta maaf dan meminta saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA Hanafiah MJ Amir.A etika kedokteran dan hukum keseehatan jakarta ;EGC ;2001 Nurdadi S. Sectio Caseria karena permintaan pasien jakarta : POGI JAYA : 2008 Rasjidi Imam Seksio Sesaria dan laporatomi kelainan Jakarta Sagung seto.2009