KATA PENGANTAR
Salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Gizi dan Diet”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas. Upaya serta usaha telah kami berikan untuk makalah ini, namun kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan waktu dan keadaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Atas bantuan dan bimbingan yang kami peroleh dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi pembacanya. Medan,
September 2018
Penulis
Daftar Isi Kata pengantar Daftar isi Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan masalah Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian Diabetes Mellitus 2.2 Prinsip diet pada penderita diabetes melitus 2.3 Tujuan dan syarat diet 2.4 Pengaturan diet pada diabetesi secara umum 2.5 Pengaturan diet pada DM TIPE I 2.6 Pengaturan diet pada DM TIPE II9 Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran Daftar pustaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diabetes mellitus terjadi kalau jumlah insulin yang di hasilkan pangkreas tidak ukupuntuk proses metabolisme yang normal. Sel-sel beta pada pulau-pulau Langerhans pangkreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang terlibat dalam pengaturan kadar gula darah. Pada masa lalu, hal yang paling ditekankan adalah gangguanmetabolisme hidratarang yang terjadi dalam tubuh penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kadar glukosa dalam urinedan darah mudah di ukur. Insulin disekresikan sebagai reaksi terhadap peningkatan kadar glukosa dalam darah. Kemudian, dengan menurunnya kadar glukosa darah, terjadi pula penurunan jumlah insulin yang diproduksi dan insulin yang disekresikan dalam aliran darah akan dimetabolisir. Hormon insulin mempunyai tiga lokasi kerja yang utama, yaitu otot, hepar dan jaringan adiposa.
1.2 Rumusan masalah 1. Jenis penyakit diabetes millitus 2. Kebutuhan zat gizi pada penderita penyakit Diabetes millitus 3. Jenis diet pada penyakit diabetes millitus 1.3 Tujuan masalah 1. Mengetahui apa saja jenis penyakit diabetes millitus 2. Mengerti kebutuhan zat gizi pada penderita dibetes millitus 3. Jenis diet apa saja pada penyakit dibetes millitus
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian diabetes mellitus Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price & Wilson, 2005) Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh kenaikan keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002) Diabetes Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai penyebab, ditandai dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau keduaduanya (Depkes RI, 2005) Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang absolut atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO, 2005) Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of Medical Care in Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L), puasa didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam, 2 jam glukosa plasma > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding dengan 75 glukosa anhydrous yang dilarutkan, - Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus meliputi: a. b. c. d.
Edukasi atau Penyuluhan, Terapi Gizi Medis atau Pengaturan makan/diet, Latihan Jasmani, dan Intervensi Farmakologi atau obat yang bersifat hipoglikemik
B. Prinsip diet pada penderita diabetes mellitus Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar gula menaikkan gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula darah.
Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan seseorang untuk menjalaninya. Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah makanan atau terkenal dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. C. Tujuan dan syarat diet Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik. Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus ini adalah: a.
Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.
b.
Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
c.
Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatan.
d.
Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati automik, hipertensi dan penyakit jantung.
e.
Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
D. Pengaturan diet pada diabetesi secara umum Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.
Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari. Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi: 1)
Karbohidrat
Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia: a. b. c. d. e.
45-65% total asupan energi. Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari. Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama berserat tinggi. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm). Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan. Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnya dalam jumlah besar (20% energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL. Penderita disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa. Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh
laksatif. Sakarin, aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM. 2)
Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air. 3)
Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi. Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe. 4)
Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7% kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10 %. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. 5)
Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda. 6)
Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan
sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak). 7) Kebutuhan kalori Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan. E. Pengaturan makanan pada DM TIPE I Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis intermediate atau long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila makanan terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan kurang dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal).Gejala-gejala hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah, lapar, gampang tersinggung, bingung, detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar mulut dan bibir, bahkan bisa kejangkejang atau pingsan. Sebaliknya bila makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan, maka akan terjadi hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal). Seringkali, menu makanan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah problem-problem tersebut. F. Pengaturan makanan pada DM tipe II Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting. Bila hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-obat hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin. Mayoritas penderita DM tipe II mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari pengaturan makanan adalah menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu penderita diberi diet rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada umumnya keadaaan hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada beberapa penderita, pengurangan jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa Penderita DM tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan jumlah energi yang ketat. Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi lemak dan kolesterol serta meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam lemak jenuh.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan DM tipe 1/ IDDM (Insulin Dependent Diabetes) Jika Insulin tidak bekerja aktif glukosa tidak dapat masuk ke sel dengan akibat glikosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa darah meningkat . DM tipe 2/ NIDDM/ (non insulin dependent diabetes melitus) Jumlah insulin normal malah meningkat lebih banyak tapi jumlah reseptor Insulin yang di permukaan sel yang berkurang. Untuk mengurangi resiko terjadinya kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita diabetes harus mempunyai kandungan lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak boleh lebih dari 30% dari total energi dengan perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak jenuh 1:1, dan kandungan kolesterol kurang dari 350 mg per hari. Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat dalam jumlah cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat serta menurunkan kadar lipid dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula darah setelah makan. Selain itu juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang diekskresikan ke dalam usus dari empedu. 3.2 Saran Bagi perawat haruslah penting menjaga kebutuhan gizi pasien dan harus memperhatikan diet apa saja yang harus di berikan kepada pasien. Jagalah kesehatan anda sejak dini sebelum tumbul gejala penyakit yang kita takuti. Mulailah memilah-milah makanan yang baik untuk kesehatan kita dan hindari stress yang dapat memperparah penyakit yang diderita. Bukan hanya perawat saja yang perlu menjaga kesehatan, tetapi kita mnasyarakat luas juga perlu memperhatikan kesehatan, dengan pola hidup sehat dan olah raga yang teratur serta
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pentingnya Pengaturan Diet bagi Penderita DiabetesMellitus. http://4healthyfood.blogspot.com/2008/03/pentingnya-pengaturan-diet-bagi.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012. Anonim. 2010. Pengaturan Makan Diabetisi.http://indodiabetes.com/pengaturan-makan-bagi-diabetisi.html. pada tanggal 30 Desember 2012.
bagi Diakses
Bimantaro, Yoga. 2011. Penatalaksanaan Gizi pada DiabetesMellitus.http://www.morphostlab.com/artikel/penatalaksanaan-gizi-padapasien-diabetes-mellitus.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012. Mariyani, Lisa. 2008. Pengaturan Makan pada Penyandang Diabetes Mellitus – Bag. 1.http://kulinersehat.wordpress.com/2008/10/29/pengaturan-makan-padapenyandang-diabetes-mellitus-bag-1/. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.