Lapsus Ppt.pptx

  • Uploaded by: Dwi Wahyuni
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lapsus Ppt.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,314
  • Pages: 27
Laporan Kasus

G1P0A0 GRAVID 18 MINGGU + MOLA HIDATIDOSA

Oleh : dr. Vania Trysa Silondae, S.Ked Pembimbing : dr. M.N. Innal Arif, Sp.OG dr. Siti Rachmawaty

IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Umur : 25 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Pendidikan : Tamat SMA Agama : Islam Bangsa : Indonesia Alamat : Kec.Wabula, Kab.Buton, Prov.Sulawesi Tenggara No.RM : 025332 Kelas : III Tanggal Masuk : 7 Agustus 2018 DPJP : dr. M.N. Innal Arif, Sp.OG

ANAMNESIS • Keluhan utama : Perempuan, usia 25 tahun datang dengan keluhan mual dan keram perut bagian bawah sejak ± 2 minggu yang lalu • Ny. S, Perempuan usia 25 Tahun masuk ke RSUD Pasarwajo tanggal 07 Agustus 2018 dengan keluhan mual tanpa disertai muntah sejak ± 2 minggu yang lalu. OS juga mengaku sering keram pada perut bagian bawahnya. Demam (-), lemas (-), nyeri kepala (-), pusing (-), tidak ada darah, lendir,maupun cairan yang keluar dari kemaluan pasien. Pasien mengaku pernah mengalami mual dan muntah berlebih saat usia kehamilan 1 bulan. Riwayat keluar darah (+) sedikit ketika usia kehamilan 1 bulan dan 2 bulan berupa flek berwarna merah kecoklatan.

• Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah mendapatkan terapi apapun. • Riwayat Penyakit Terdahulu : Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat keluhan yang serupa. Pasien juga menyangkal adanya riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan asma. • Riwayat Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama. • Riwayat Kebiasaan : Konsumsi alkohol disangkal dan merokok disangkal. Pasien juga tidak pernah mengonsumsi obat-obatan maupun jamu-jamuan.

• Riwayat Obstetri  Pasien menikah pada usia 25 tahun.  Pasien mengatakan mengalami haid pertama (menarke) pada usia 13 tahun. Pasien memiliki siklus haid yang teratur (±30hari). HPHT : 28 April 2018  Riwayat ANC : (+) 2x di dokter spesialis kandungan  Riwayat USG: (+) 1x pada usia kandungan 1 bln dan 2x pada usia kandungan 3 bulan.  Riwayat KB : Pasien tidak memakai alat dan pil kontrasepsi.  Riwayat kehamilan: Kehamilan sekarang (G1P0A0)

PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan Umum

: Tampak Sakit Sedang, Kesadaran : Compos

Mentis E4M6V5 • Tekanan Darah : 120/70 mmHg

• Nadi : 85 kali/menit, regular. • Pernapasan : 22 kali/menit • Suhu : 36,5 oC Keadaan spesifik Kepala : Normosefal Mata

: Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik

(-/-), Pupil Isokor, diameter pupil 3 mm, Edema Palpebra (-/-), Mata Cekung (-/-)

• Bibir : Kering (-), pucat (-), sianosis (-) • Lidah : Kotor (-), tremor (-) • Mulut : Stomatitis (-) kandidiasis (-) THT • Telinga : Bersih, Sekret (-) • Hidung : Sekret (-), Konka Hiperemis (-), Edema (-) • Tenggorok : Tonsil T1/T1, Hiperemis (-), Faring Hiperemis (-) • Leher : Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat

Thorax • Inspeksi : Simetris kanan-kiri, retraksi dinding dada (-/-) Intercostal dan Subcostal dalam batas normal • Palpasi : Massa (-). fremitus kiri = kanan. • Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru • Auskultasi : - Bunyi Pernapasan : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-) - Bunyi Jantung : Bunyi Jantung I/II Murni Reguler, Bising (-), gallop (-), murmur (-) Extremitas : Akral Hangat (-), CRT < 2” Edema (-), Sianosis (-), Deformitas (-)

Status Obstetri • Abdomen : Abdomen tampak mengalami pembesaran, tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-) Teraba tinggi fundus uteri 1 jari di bawah umbilikus, balotement (-), tidak teraba bagian janin, nyeri tekan (+), DJJ (-). • Pemeriksaan Luar Vagina : Vulva/Vagina/Perineum : Tidak Ada Kelainan • Pemeriksaan Dalam Vagina : Portio tebal lunak, pembukaan tdk ada, darah (-) pada handscone,nyeri goyang porsio (-).

PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium)

USG (18/7/2018)

Kesan : Mola Hidatidosa

DIAGNOSIS G1P0A0 Gravid 18

PENATALAKSANAAN • IVFD RL 24 tpm/makro • Gastrul Pervaginam (1 ½ tablet) • Konsul ke dokter Spesialis Obsgyn untuk tindakan kuretase

Follow Up

DEFINISI • Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dan tidak sempurna dengan adanya pembesaran, edema, dan vili vesikuler sehingga menunjukkan berbagai ukuran trofoblas ploriferatif abnormal • Janin biasanya meninggal akan tetapi vilus-vilus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. • Jaringan trofoblast pada vilus berproliferasi dan mengeluarkan hormon human chononic gonadotrophin (hCG) dalam jumlah yang lebih besar daripada kehamilan biasa

EPIDEMIOLOGI • Penyakit wanita dalam masa reproduksi antara umur 15 tahun sampai 45 tahun. • Asia lebih tinggi (1 per 120 kehamilan) daripada wanita di negara Barat (1 per 2.000 kehamilan) • Di Indonesia, mola hidatidosa dianggap sebagai penyakit yang penting dengan insiden yang tinggi (data RS di Indonesia, 1 per 40 persalinan)

ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO 1. Usia : ≤ 20 tahun dan > 40 tahun 2. Ras Asia 3. Defisiensi nutrisi 4. Riwayat Kehamilan mola sebelumnya.

KLASIFIKASI 1. Mola Hidatidosa Komplit :

Temuan histologi ditandai oleh : a) Degenerasi hidrofik dan pembengkakan stroma vilus b) Tidak adanya pembuluh darah di vilus yang membengkak c) Proliferasi sel epitel tropoblas dengan derajat bervariasi d) Tidak adanya janin dan amnion

2. Mola Hidatidosa Parsial : Temuan histologi ditandai dengan : a) Campuran dari sel villi besar dan kecil b) Proliferasi trofoblastik Lebih sedikit bila dibandingkan dengan mola hidatidosa komplit, biasanya fokal dan kadang-kadang tidak ada. c) Perubahan hidropik bersifat fokal, membesar pada trimester kedua. d) Adanya fetus atau bagian janin yang nekrotik atau sel merah bernukleus juga amnion.

Patogenesis 1. Teori Hertig (missed abortion) Teori ini menyatakan bahwa mudigah mati pada usia kehamilan 3-5 minggu (missed abortion). Hal inilah yang menyebabkan gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah kista-kista kecil yang makin lama makin membesar, sampai akhirnya terbentuklah gelembung mola. Sedangkan proliferasi trofoblas merupakan akibat dari tekanan vili yang edematous.

2. Teori Neoplasma Park Adanya jaringan trofoblas yang abnormal, baik berupa hiperplasi, displasi, maupun neoplasi. Bentuk abnormal ini juga disertai dengan fungsinya juga menjadi abnormal. Hal ini menyebabkan terjadinya reabsorpsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehingga menimbulkan gelembung. Sehingga menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian mudigah.

Gambaran Klinis • Perdarahan • Ukuran uterus bisa lebih besar atau lebih kecil (tidak sesuai usia kehamilan). • Tidak adanya aktivitas janin • Eklamsia dan Preeklamsia • Hiperemesis • Tirotoksikosis

Langkah Diagnostik • Anamnesis • Pemeriksaan Fisik • Pemeriksaan penunjang : Laboratorium: ß-HCG urin > 100.000 mIU/ml ß-HCG serum > 40.000 IU/ml. Histopatologi : Edem stroma vili, tidak ada pembuluh darah pada vili/degenerasi hidropik dan proliferasi sel-sel trofoblas Imaging : USG : Sarang lebah (honey comb) atau badai salju (snow storm)

Penatalaksanaan Penatalaksanaan mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1. Perbaikan keadaan umum 2. Evakuasi (Pengeluaran) jaringan mola Kuretase Histerektomi 3. Terapi profilaksis dengan sitostatika Methotrexate (MTX) 3-5 mg/kgBB atau 25 mg IM dosis tunggal

Penatalaksanaan 4. Pemeriksaan tindak lanjut (follow up) Metode umum follow up adalah sebagai berikut: • Pada umumnya para pakar sepakat bahwa lama follow up berlangsung selama satu tahun, tetapi ada juga yang sampai dua tahun. Dalam tiga bulan pertama pasca evakuasi, penderita diminta datang untuk kontrol setiap dua minggu. Kemudian, dalam tiga bulan berikutnya setiap satu bulan. Selanjutnya dalam enam bulan terakhir, tiap dua bulan sekali. • Pengukuran kadar serum B-hCG setiap 2 minggu • Jika kadar normal (mencapai batas rendah dari pengukuran, dilakukan pengukuran setiap bulan sekali selama 6 bulan dan tiap 2 bulan selama 1 tahun. • Follow up dapat dihentikan dan kehamilan diijinkan 1 tahun kemudian.

KOMPLIKASI

• Perforasi uterus • Penyakit trofoblastik ganas terjadi pada 20 % kehamilan mola • DIC • Emboli trofoblastik dapat menyebabkan insufisiensi pernafasan akut • Kista lutein, baik unilateral maupun bilateral • Anemia • Perdarahan dan Syok • Infeksi Sekunder

PROGNOSIS • Kematian pada mola hidatidosa disebabkan oleh perdarahan, infeksi, payah jantung atau tirotoksikosis • Di negara maju kematian karena mola hampir tidak ada lagi. Akan tetapi di negara berkembang masih cukup tinggi yaitu berkisar antara 2,2% dan 5,7%. • Sebagian dari pasien mola akan segera sehat setelah jaringannya dikeluarkan, akan tetapi ada sekelompok perempuan yang kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma.

TERIMA KASIH

Related Documents

Lapsus Depresi.docx
December 2019 38
Lapsus Snhl.docx
November 2019 33
Lapsus Paraparese.docx
November 2019 41
Lapsus Tulunagung.doc
December 2019 42
Lapsus Neneng.docx
November 2019 43
Lapsus Oklusi.docx
June 2020 25

More Documents from "Hyder"