1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM NORMAL
NAMA KELOMPOK 1.ADI SULISTIO PERMAJI 2.ANNISA EKA FAJRIANA 3.DIAH AYU SAFI’AH 4.LUTFI BRILIANTI 5.NURINA NOVI ASTUTI 6.SITI NASLUKAH 7.YUNITA SUCI ANDANI
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ibu Post Partum Normal“ dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas kelompk Keperawatan Maternitas. Dengan segala kerendahan hati Penulis selaku penyusun tugas ini menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas yang serupa dimasa yang akan datang. Demikian, Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat, selebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kudus, 7 Maret 2017
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan merupakan proses yang penting bagi seorang ibu. Secara ilmiah d a l a m p r o s e s p e r s a l i n a n , i b u b e r s a l i n a k a n m e n g e l u a r k a n b a n ya k e n e r g i d a n mengalami perubahan – perubahan baik secara fisiologis dan psikologis sehinggad u k u n g a n p a d a p a d a i b u b e r s a l i n s a n ga t d i p e r l u k a n . P e r s a l i n a n a d a l a h s u a t u proses fisiologis yang memungkinkan terjadinya serangkaian perubahan besar pada calon ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Inid i i d e n t i f i k a s i k a n s e b a g a i p e m b u k a a n s e r v i k s y a n g p r o g r e s i f , d i l a t a s i a t a u keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang – kurangnya setiaplima menit dan berlangsung sampai 60 detik. Asuhan keperawatan pasca persalinan diperlukan untuk meningkatkan status k e s e h a t a n ibu dan anak. Peran perawat pada perawatan bayi setelah l a h i r menghisap lendir, perawatan tali pusat, menentukan apgar score, memandikan bayi, menimbang berat badan sangat diperlukan . Masa nifas ( puepurium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra – hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. ( Askeb Ibu Masa Nifas, 2011 ) Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya. ( JHPEIGO, 2002 ) Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi. ( Bennet dan Brown, 1999, P : 590 ) Pada masa nifas , ibu akan mengalami perubahan perasaan , dimana keadaan ini disebut Post Partum Blues. Post Partum Blues termasuk depresi ringan yang terjadi pada ibu-ibu setelah melahirkan. Sekitar 70% dari semua ibu yang melahirkan pernah mengalami Post Partum Blues (The NFC Foundation, 2000). Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama ( Prawirohardjo, 2006 : 122 ).
4
1.2 Rumusan Masalah
Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu nifas
Maslah yang terjadi pada ibu nifas
Asuhan keperawatan ibu nifas
1.3 Tujuan
Mengetahui tentang fisiologis serta psikologis ibu nifas
Mengetahui tentang masalah yang dihadapi ibu nifas
Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat bagi ibu nifas
5
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Adaptasi Fisiologis Dan Psikologis Ibu Nifas A.
Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Abdul Bari. S, dkk, 2002). 1.
Pembagian Masa Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode : a. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalanjalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya 6 – 8 minggu. c. Remote puerperium, waktui yang diperlkan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyaikomplikasi. B. 1.
Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas Sistem reproduksi a.
Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. 1.
Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
2. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berata uterus 750 gr. 3. Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr 4. Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr
6
5.
Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 g b. Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Macam – macam Lochia 1. Lochia rubra (Cruenta ): berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium, selama 2 hari post partum. 2.
Lochia Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3 – 7 post partum.
3.
Lochia serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 – 14 post partum
4.
Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu
5.
Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
6.
Lochiastasis : lochia tidak lancar keluarnya. c.
Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup d.
Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol. e.
Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan. f.
Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi : 1. Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan.
7
2. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan. 3.
2.
Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi
Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam peratam.kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesidah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu. 3.
Sistem Gastrointestinal
Sering kali diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang. 4.
Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini. 5. Sistem Endokrin 1. Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum. Progesteron turun pada hari ke 3 post partum. 2.
Kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang
6. Sistem muskulosklebal Ambulasi pada umumnya dimulai 4 – 8 jam post partum. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.
8
7. Sistem integumen 1. Penurunan melanin umumnya setelam persalinan menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit 2. Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun.
Perawatan Pasca Persalinan 1.
Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri ubtuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka. 2.
Diet
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandong protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan. 3.
Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincer ani selama persalinan. Bila kandungan kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi. 4.
Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
9
Perawatan payudara (mamma) Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara : 1.
Pembalutan mamma sampai tertekan.
2.
Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahanperubahan pada kelenjar mamma yaitu : 1.
Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah.
2. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning putih susu. 3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas. 4. Setelah persalinan, pengaruh supresiastrogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan. C.
Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres, terutama ibu primipara. Ø
Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.
Ø
Respon dan support dari keluarga dan teman dekat.
Ø
Riwayat pengalaman hamil dan melahirklan yang lalu.
Ø Harapan / keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan melahirkan. Periode ini diexpresikan oleh reva rubin yang terjadi 3 tahap yaitu : 1.
Talking In period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat. 2.
Taking Hold Period
10
Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya menerima tanggungjawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu. 3.
Letting Go Period
Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan bersama keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.
2.2 Masalah Ibu Nifas 1. Anemia Anemia bisa disebabkan karena infeksi akibat perdarahan, kelelahan karena proses persalinan yang lama, dan sudah menderita anemia sejak masa kehamilan. Untuk mengatasinya, konsumsilah suplemen zat besi ya, Mam. 2. Perdarahan hebat Masa nifas ditandai dengan keluarnya darah atau perdarahan selama sekitar 40 hari. Pada hari pertama hingga kedua setelah melahirkan, darah segar yang keluar bercampur sisa ketuban, kemudian darah bercampur lendir. Lalu, setelah seminggu darah akan berubah menjadi kuning kecokelatan, lalu lendir keruh. Pada akhir masa nifas, akan keluar cairan berwarna bening. 3. Rambut rontok Rambut rontok wajar dialami oleh ibu pada masa nifas. Hal ini disebabkan adanya penurunan hormon secara drastis. Gangguan ini biasa diatasi dengan menggunakan produk shampoo dan kondisioner yang berkualitas, mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin E, memotong rambut lebih pendek, dll. 4. Payudara bengkak Pada masa nifas juga terjadi proses menyusui. Mulainya proses menyusui ditandai dengan payudara membengkak, keras, dan menghitam di sekitar puting susu. Bahkan, payudara bengkak ini pada sebagian ibu diserta rasa nyeri bahkan demam. 5. Emosi yang tidak stabil (baby blues) Ibu akan bisa merasa bahagia, bangga dan tiba-tiba menjadi sedih dan cemas. Kondisi emosi ini disebabkan karena faktor perubahan hormon, kelelahan, kurangnya perhatian keluarga, dll. 6. Infeksi vagina Infeksi pada vagina ini ditandai dengan vagina berbau tidak sedap, terasa perih, panas, berwarna merah, bahkan terdapat nanah. Infeksi jalan lahir ini bisa diatasi dengan selalu menjaga kebersihan daerah kewanitaan.
11
7. Pegal Proses persalinan yang mengeluarkan banyak energi serta kelelahan merawat bayi membuat badan Anda terasa pegal. Anda bisa mengatasinya dengan memijat badan Anda secara tepat. 8. Perut mulas Perut mulas disebabkan adanya kontraksi untuk merapatkan dinding rahim sehingga rahim akan mengecil secara berangsur-angsur. 9. Susah buang air kecil Susah buang air kecil disebabkan karena terjadi penyempitan pada saluran kencing akibat ditekan oleh kepala bayi saat proses kelahiran. 10. Wasir atau ambein Gangguan ini biasanya disebabkan karena ibu salah mengejan saat proses persalinan atau gangguan sembelit yang berkepanjangan. 11. Sembelit atau konstipasi Sembelit pada masa nifas terjadi karena adanya perubahan kadar hormon dan kurangnya gerakan tubuh sehingga fungsi usus menurun.
2.3 Asuhan Keperawatan Ibu Nifas I. Pengkajian 1.
Riwayat ibu nifas mencakup :
a. Wawancara – Kebiasaan – Makanan dan cairan – Perubahan berat badan – Pola istirahat dan tidur – Toleransi aktivitas b. Pengkajian psikologi – Status emosional – Pola koping – Persepsi terhadap keadaan pasien c. Pengkajian fisik – Personal higiene – Status nutrisi – Nyeri – Tanda-tanda vital – Keadaan fisik pada ibu nifas 2.
Pengumpulan data dari sumber – Pasien, keluarga, orang yang terdekat – Petugas kesehatan
lain 3.
Cara pengumpulan data menggunakan metode – Wawancara – Observasi – Inspeksi –
Auskultasi – Palpasi
12
II Diagnosa
No
Diagnosa Keperawatan
1
Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
2
Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran kemih.
13
III.Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1
Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi
1.Mampu mengontrol nyeri 2.Melaporkan nyeri berkurang 3.Merasakan rasa nyaman
O: observasi tingkat nyeri (pqrst) N:Latih mobilisasi miring kanan kiri E: Mengajarkan teknik relaksasi
1.Mengetahui tingkat nyeri pasien untuk tindak lanjut 2. Mengurangi rasa nyeri,menentukan intervensi keperawatan yang sesuai 3.Mengurangi rasa nyeri dan menimbulkan rasa nyaman 4. Untuk terapi penyembuhan
K: Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti biotik 2
Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran kemih.
1.Eliminasi bak lancar 2.Bladder kosong 3.Keluhan kencing tidak ada
O: Kaji haluaran urien, seerta keteraturan pola berkemih N: Anjurkan pasien untuk membasahi perineum dengan air hangat sebelum berkemiH E: Anjurkan pasien untuk minum 25003000 ml/24 jam K: Kolaborasi untuk melakukan kateterisasi bila pasien kesulitan berkemih
1. Mengidentifikasi penyimpangan dalam pola berkemih pasien. 2. Membasahi bladder dengan air hangat dapat mengurangi ketegangan akibat adanya luka pada bladder 3. Minum banyak mempercepat filtrasi pada glomerolus dan mempercepat pengeluaran urine 4. Terapi pnyembuhn
14
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi. ( Bennet dan Brown, 1999, P : 590 ) Pada masa nifas , ibu akan mengalami perubahan perasaan , dimana keadaan ini disebut Post Partum Blues. Post Partum Blues termasuk depresi ringan yang terjadi pada ibu-ibu setelah melahirkan. Sekitar 70% dari semua ibu yang melahirkan pernah mengalami Post Partum Blues (The NFC Foundation, 2000).
3.2 Saran Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua fihak.
15
DAFTRA PUSTAKA www.wikipedia . Masanifas.com Flint carolone, 1994. Sensitif Midwifery.Oxford: Butterworth Heinemann Henderson C, dan jone K. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan (Edisi Bahasa Indonesia). Ed. Yulianti. Jakarta: EGC Pusdiknekes, 2001. Panduan Pengajar Asuhan Kebidanan Fisiologi Bagi dosen Dipolma III Kebidanan. Jakarta: pusdiknes. WHOJHPIEGO. Varney H, et al.2007, Buku a Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 53-57). Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta