Kdk Kelompok 3 Poltekkes.docx

  • Uploaded by: Lis Yulitasari
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kdk Kelompok 3 Poltekkes.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,728
  • Pages: 13
PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN USG, RONTGEN, CTG, LAPARASKOPI

Disusun Oleh: KELOMPOK 3 AYU WIDYA PUTRI AYUDIAH PANGESTI SALSA BILA NOVRINA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN IV KEBIDANAN TAHUN 2015

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas berkat berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari pokok pembahasan mengenai “persiapan untuk pemeriksaan Usg, rontgen, ctc, laparaskopi”. Kami sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Bandar Lampung, Maret 2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I PENDHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................1 1.2 Tujuan ....................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Persiapan Untuk Pemeriksaan ................................................................3 2.1.1 Pemeriksaan USG ...............................................................................3 2.1.2 Pemeriksaan Rontgen ..............................................................4 2.1.3 Kardiotokografi (CTG) ...........................................................4 2.1.4 Laparaskopi ............................................................................5 BAB IIIPENUTUP 3.1 Kesimpulan ...........................................................................................9 3.2 Saran ......................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang Pemeriksaan diagnostic adalah penilaian klinis tentang respon individu,keluarga,dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan actual maupun potensial. Perkembangan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira tahun 1960, dirintis oleh Profesor Ian Donald. Sejak itu, sejalan dengan kemajuan teknologi bidang komputer, maka perkembangan ultrasonografi juga maju dengan sangat pesat, sehingga saat ini sudah dihasilkan USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut sebagai USG 4D). 1. Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan USG dilakukan begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10 – 14 minggu), penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 – 20 minggu), dan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin. 2. Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan kelainan secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan tersebut. 3. Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid. 4. Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari disiplin ilmu lain, misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien dengan kecurigaan metastasis dari organ ginekologi dll. Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu. Tepatnya sejak 8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam

1

tubuh. Berkat jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa diselamatkan, hingga ia mendapat penghargaan Nobel di tahun 1901. Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail. CTG dalam arti khusus adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat kontraksi maupun tidak sedangkan dalam arti umum CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi rahim. Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi kontraksi, alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit

1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar pembaca dapat menjelaskan tentang pemeriksaan diagnostic

2

BAB II PMBAHASAN

Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu : Pra instrumentasi Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan

dokter.

Hal

ini

karena

tanpa

kerja

sama

yang

baik

akan

mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi : a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir b. Persiapan penderita c. Cara pengambilan sampel d. Penanganan awal sampel dan transportasi

2.1 Persiapan Untuk Pemeriksaan 2.1.1 Pemeriksaan USG Perkembangan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira tahun 1960, dirintis oleh Profesor Ian Donald. Sejak itu, sejalan dengan kemajuan teknologi bidang komputer, maka perkembangan ultrasonografi juga maju dengan sangat pesat, sehingga saat ini sudah dihasilkan USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut sebagai USG 4D).  Cara Pemeriksaan Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Pervaginam b. Perabdominan 3

2.1.2 Pemeriksaan Rontgen Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu. Tepatnya sejak 8

November 1890

ketika

fisikawan terkemuka

berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh. Berkat jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa diselamatkan, hingga ia mendapat penghargaan Nobel di tahun 1901. Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail. Persiapan pemeriksaan 1) Radiografi konvensional tanpa persiapan. Maksudnya, saat anak datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau toraks. 2) Radiografi konvensional dengan persiapan. Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas memperlihatkan kelainan yang dideritanya. 3) Pemeriksaan dengan kontras Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena. 2.1.3 Kardiotokografi (CTG) Secara khusus CTG adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat kontraksi maupun tidak.sedangkn Secara umum CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam

4

rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi rahim.  Pemeriksaan CTG 1)

Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.

2)

Waktu pemeriksaan selama 20 menit,

3)

Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun bayi.

4)

Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai.

5)

Konsultasi langsung dengan dokter kandunga

2.1.4 Laparaskopi Laparoskopi adalah suatu teknik operasi yang menggunakan alat-alat berdiameter 5 hingga 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah di dalam rongga perut. Untuk melihat organ di dalam perut tersebut digunakan kamera yang juga berukuran mini dengan terlebih dahulu dimasukkan gas untuk membuat ruangan di rongga perut lebih luas. Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua tangannya.

5

Tujuan •

Mendiagnosis adanya kelainan (laparoskopi diagnostik) – Diagnosis: untuk melihat adanya kelainan pada kasus infertilitas ( susah punya anak)



Tindakan operasi tertentu ( laparoskopi operatif) masalah yang dapat ditangani dengan teknik ini misalnya :  Mioma uteri  Tumor ovarium  Nyeri haid  Endometriosis  Adenomiosis  Infertilitas  Sterilisasi tuba  Memperbaiki perlengketan saluran tuba  Melepaskan perlengketan organ genitalia  Kehamilan di luar kandungan  Pengangkatan rahim Persiapan laparoskopi •

Pasien di rawat minimal 12 jam pra-operasi dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium



Puasa selama 8 jam sebelum tindakan operasi



Kulit bagian pusar di bersihkan dan di tutup dengan kain kassa yang telah di bahasi dengan alkohol



Di lakukan pengosongan usus besar untuk membuang sisa-sisa kotoran



Di berikan obat pencahar, premedikasi , antibiotik profilaksis

Prosedur Laparoskopi Sebelum tindakan operasi, dilakukan pembiusan umum. Dalam posisi terlentang, dokter memulai operasi dengan terlebih dahulu membuat ruang rongga perut lebih besar dengan memasukkan gas CO2 melalui jarum yang dimasukkan ke dalam rongga perut. Selanjutnya dokter akan membuat sayatan kecil berukuran 5-10

6

mm di daerah pusar dan dua hingga tiga buah sayatan berukuran 5 mm lainnya di daerah perut bagian bawah. Kamera teleskop biasanya dimasukkan melalui sayatan di pusar, sehingga dokter dapat melihat seluruh organ di dalam perut melalui layar monitor. elanjutnya instrumen operasi dimasukkan melalui sayatan yang dibuat di perut bagian bawah dan tindakan dilakukan sesuai dengan penyakit yang didapatkan. Prosedur Laparoskopi Dilakukan dengan membuat dua

atau tiga lubang kecil

(berdiameter 5-10mm) pada dinding perut pasien  Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor  Dua lubang yang lain untuk instrumen bedah yang lain  Selanjutnya di gunakan gas karbondioksida (CO2) untuk mengembangkan rongga perut sehingga mudah melakukan tindakan  Teknik anestesi (pembiusan) yang digunakan umumnya anestesi umum Waktu operasi untuk tindakan laparoskopi sangat tergantung penyakit yang didapatkan.. Untuk kasus-kasus kista ovarium, pembebasan perlengketan, operasi dapat berlangsung 30 menit hingga

1

jam.

Pada

tindakan

pengangkatan

rahim,

endometriosis berat, operasi dapat memakan waktu hingga 4 jam. keuntungan yang didapatkan dengan teknik ini :  Diagnosis yang lebih baik  Kerusakan jaringan lebih ringan  Nyeri pasca operasi lebih ringan  Lama perawatan lebih singkat  Kejadian infeksi luka operasi lebih sedikit  Sisi kosmetik lebih baik

7

Apa risiko yang dapat timbul?  Teknik laparoskopi dapat menimbulkan komplikasi yang sama dengan operasi konvensional, misalnya perdarahan, cedera pada organ dalam perut, komplikasi akibat proses pembiusan,

infeksi

(lebih

kecil

dibandingkan

konvensional), dan pada beberapa pasien harus dilanjutkan dengan operasi konvensional. Berapa lama perawatan pasca tindakan?  Pada umumnya perawatan pasca operasi laparoskopi lebih singkat dibandingkan dengan operasi konvensional. Lama perawatan berkisar antara 1 hingga 3 hari. Pada sterilisasi atau laparoskopi diagnostik dan tindakan ringan lainnya pasien dapat pulang pada hari yang sama.

8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

3.2 Saran Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca khususnya perawat dapat menerapkan pengkajian diagnostik ini dalama asuhan keperawatan dan dapat mencari referensi lain untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai pengkajian diagnostic

9

DAFTAR PUSTAKA

http://joesrhan.blogspot.com/2012/02/makalah-pemerisaan-diagnostik.html http://faizagadis.blogspot.com/2013/04/laparoskopi.html http://artiasofftiyani.blogspot.com/2013/04/normal-0-21-false-false-false-msx-none.html

10

Related Documents

Kdk Kelompok 2
October 2019 29
Kdk 3.docx
November 2019 9
Kdk Gd Bab 3.docx
October 2019 6
Kdk Fix.docx
October 2019 32

More Documents from "Meindha"

Ang Ikhwan.docx
November 2019 13
Materi Tasawuf.docx
November 2019 17
Bab I.docx
November 2019 19
Bab 2.docx
November 2019 18
Daftar Isi.docx
November 2019 12
Bnt.docx
November 2019 13