PANDANGAN BEBERAPA AHLI TENTANG MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan. Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasari, tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada. Beberapa model konsep keperawatan tersebut antara lain :
A. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN PEPLAU (TEORI PEPLAU) Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawat-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit. Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki empat tahap diantaranya : 1. Tahap orientasi dimana perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data 2. Fase identifikasi peran perawat apakah sudah melakukan atau bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asuhan keperawatan 3. Fase eksplorasi dimana perawat telah membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien 4. Fase resolusi di mana perawat berusaha untuk secara bertahan kepada klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenanga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri. Pada model Peplau ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau pisikoterapi. Contohnya : Sebagai seorang perawat dalam melakukan tindakan harus didasari dengan hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawat-klien dan
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit dimana perawat dan klien harus saling membangun kepercayaan sehingga dalam melakukan tindakan menghasilkan hasil yang optimal.
B. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN JOHNSON Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun di lingkungan eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkannya. Sebagai suatu sistem, di dalamnya terdapat komponen sub sistem yang membentuk sistem tersebut, diantaranya konpenen sub sistem yang membentuk sistem perilaku menurrut Johnson adalah : 1. Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan dalam pencapaian pengakuan dari lingkungan 2. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan yang kreatif 3. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dari berbagai ancaman yang ada di lingkungan 4. Eliminasi merupakan bentuk pengeluaran segala sesuatu dari sampah yang tidak berguna secara biologis 5. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai 6. Gabungan / tambahan merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan sosial, keamanan, dan kelangsungan hidup 7. Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan, serta kepercayaan Berdasarkan sub sistem tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah sistem perilaku individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan sistem perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalah manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidakseimbangan penyesuaian dengan lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan.
Contohnya : Seorang perawat dalam melakukan tindakan atau mengatasi permasalahan harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan sistem perilaku agar klien yang keadaannya terancam oleh kesakitan bisa menyesuaikan dengan lingkungan.
C. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN IDA ORLANDO (TEORI ORLANDO) Model konsep Ida Orlando difokuskan pada perilaku klien menurut kebutuhan, yang memandang pemenuhan kebutuhan klien adalah dalam rangka mengatasi masalah stress, meningkatkan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan optimal. Tiga konsep penting menurut Orlando yang perlu diperhatikan adalah prilaku klien, reaksi perawat dan tindakan keperawatan, harapannya setelah perawat melakukan pemenuhan maka klien akan mengalami dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan dan bertindak secara otomatis dalam memenuhi kebutuhannya. Contohnya : Dalam melakukan tindakan atau pelayanan harus meningkatkan kepuasan terhadap klien atau mendorong pencapaian kesehatan yang optimal. Perawat harus memperhatikan prilaku klien, reaksi perawat itu sendiri dan tindakan keperawatan.
D. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN BETTY NEUMAN (TEORI NEUMAN) Model konsep yang ditemukan oleh Betty Neuman ini adalah model konsep health care system yaitu menurut konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang diperlukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel, yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lainlain, garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resistan yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan
masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cangkupan dari imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Model ini bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis. Sehingga Betty Neuman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan (interdepensi) . Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan satu kesatuan dari variabel yang utuh diantaranya fisiologis, psikologis, sosiokultular dan spiritual juga memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar klien serta memandang sehat sebagai kondisi terbebasannya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari menghindari stressor. Secara umum fokus dan model konsep keperawatan menurut Neuman ini berfokus pada respons terhadap stressor serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan keperawatan yang seharusnya dilakukan menurut Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor. Upaya tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor mendukung koping pada pasien secara konstruktif. Pencegahan sekunder menurut Neuman meliputi berbagai tindakan keperawatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dan pencegahan tersier dapat meliputi pengobatan secara rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit. Uapaya pencegahan tersebut dipentingkan dengan adanya pendidikan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Contohnya : Sebagai seorang perawat harus memberikan pelayanan yang maksimal dan professional baik kepada pasien maupun kepada keluarga pasien dengan menerapkan dan mengikuti langkah-langkah pencegahan primer, sekunder dan tersier
E. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN JEAN WASTON (TEORI WASTON) Jean Waston dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Waston ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Waston ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar
biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual, karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Contohnya : Sebagai seorang perawat dalam merawat pasien dan melakukan pelayanan harus mengikuti proses kebutuhan biophisikal, psikofisikal, psikososial dan intrapersonal-interpersonal yaitu dimana perawat harus bisa membedakan dan memberikan kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan klien seperti kebutuhan makan dan minum
F. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN KING (TEORI KING) King memahani model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi. Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep konsep kerjanya yang meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lain, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Sistem sosial Sistem personal Sistem interpersonal
Menurut King sistem personal merupakan sistem terbuka di mana di dalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dengan pasien serta hubungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut maka King memandang manusia merupakan individu yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan masa sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit, dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari komponen, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan menusia menurut King terdiri dari komponen : 1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berprilaku, dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan perawat dan klien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan. 2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon dari individu. 3. Interaksi merupakan bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi. 4. Transasksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Contohnya : Sebagai seorang perawat dalam melakukan interaksi sebaiknya menerapkan konsep sistem personal, interpersonal dan sosial dan juga dalam teori ini saat perawat berhubungan langsung dengan klien harus memenuhi komponen aksi, reaksi, interaksi, dan transaksi yaitu sebelum melakukan tindakan perawat harus memahami atau mengenali kondisi klien agar mencapai tujuan yang diharapkan setelah itu reaksi dimana dari tindakan tersebut terjadi akibat dari adanya aksi yang merupakan respon dari individu lalu terbentuklah kerja sama antara perawat dan klien yang saling berpengaruh dalam komunikasi kemudian perawat melakukan transaksi yang merupakan kondisi antara perawat dan klien sehingga terjadi suatu persetujuan dalam rencana keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat.
G. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN TEORI MYRA E LEVINE Teori Levine berfokus pada interaksi manusia. Asumsi dasar Teori Levin adalah: 1) Pasien membutuhkan pelayanan keperawatan atau kesehatan jika mempunyai masalah kesehatan. 2) Perawat bertanggung jawab untuk mengenali respons/reaksi dan perubahan tingkah laku serta perubahan fungsi tubuh pasien. Respons pasien terjadi ketika ia mencoba beradaptasi dengan perubuhan lingkungan atau suatu penyakit. Bentuk respons tersebut dapat bearupa khetakutan, stress, inflamasi dan respons panca indra. 8. Fungsi perawat adalah melakukan intervensi keperawatan serta membina hubungan terapeutik. Intervensi keperawatan bertujuan untuk membantu meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit serta memperbaiki status kesehatan. Contohnya : Sebagai seorang perawat dalam melakukan tindakan harus bertanggungjawab atas pelayanan yang diberikan serta respon klien. H. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN MADELEINE LEININGER’S TRANSCULTURAL THEORY 1) Pengertian Transcultural Theory Madeleine Leininger pada mulanya menguraikan teori keperawatan transkultural pada tahun 1970-an, dan pada tahun 1978, Leininger menyajikan
suatu model pembangkit teori untuk studi tentang teori dan praktik keperawatan transkultural. Definisinya mengenai keperawatan transkultural adalah sebagai sub bidang keperawatan yang difokuskan pada studi komparatif dan analisis dari berbagai kultur dan subkultur dengan mempertimbangkan perilaku kasih sayang mereka, asuhan keperawatan, dan nilai-nilai sehat-sakit, keyakinan-keyakinan dan pola-pola perilaku dengan tujuan mengembangkan landasan pengetahuan ilmiah dan humanistik, yang berguna untuk menyiapkan praktik asuhan keperawatan spesifik-kultur dan universal-kultur (1978:8). Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Fokus utama dari hasil karya Leininger adalah studi humanistik dan ilmiah tentang semua orang dari berbagai kultur mengenai cara-cara perawatn dapat membantu orang dengan kebutuhan-kebutuhan kesehatan dan hidupnya sehari-hari
(1981:8).
Leininger
menguraikan
tentang
transkultural
dan
ethnocaring. Tindakan caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya Paula (2009:60). Ethnocaring didefinisikan sebagai sebuah studi dan klasifikasi sistematis dari keyakinan, nilai-nilai, dan praktik asuhan keperawatan yang secara kognitif diterima oleh budaya tertentu melalui bahasa, pengalaman, keyakinan, dan sistem nilai setempat mereka (Leininger, 1978:8). Sedangkan ethnonursing adalah penggunaan pengetahuan tentang nilai-nilai, keyakinan, dan praktik kultur atau subkultur setempat yang berhubungan dengan kesehatan dan keperawatan. Keperawatan transkultural mencakup mengintegrasikan pandangan, pengetahuan,
dan
pengalaman
budaya
dalam
merencanakan
dan
mengimplementasikan asuhan khusus untuk individu dari suatu budaya. Model dari Leininger menekankan pandangan dunia, dengan mempertimbangkan beragam budaya. Model ini sangat berguna bagi perawat yang bekerja dengan individu, kelompok, keluarga, atau komunitas dengan keyakinan, nilai, dan praktik budaya yang unik. Keperawatan transkultural mencakup pengintegrasian pandangan, pengetahuan, dan pengalaman budaya dalam semua area proses keperawatan: walau demikian, model ini tidak memberikan panduan untuk mengkaji klien—individu, kelompok, atau komunitas—juga tidak memandu diagnosis, perencanaan, dan intervensi keperawatan. 2) Konsep dalam Transcultural Nursing a. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan. b. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan. c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi. d. Etnosentris
adalah
persepsi
yang
dimiliki
oleh
individu
yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budayabudaya yang dimiliki oleh orang lain. e. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim. f. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada asal muasal manusia. g. Etnografi
adalah
ilmu
yang
mempelajari
budaya.
Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap
individu,
menjelaskan dasar
observasi
untuk
mempelajari
lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya. h. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. i. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia. j. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai. k. Culturtal Imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain (Leininger, 1985).
3) Keyakinan Leininger a. Keperawatan: cara ilmiah dan humanistik dalam membantu klien melalui proses kepedulian budaya khusus (nilai-nilai, keyakinan, dan praktik) untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan. b. Klien: individu, keluarga, kelompok, masyarakat, atau komunitas dengan kemungkinan kebutuhan fisik, psikologis atau sosial, di dalam konteks budaya mereka, yang merupakan penerima asuhan keperawatan. c. Kesehatan: ditentukan oleh sudut pndang budaya khusus dan orang-orang setempat, budaya yang bergantung pada teknologi memndang kesehatan dan perawatan kesehatan secara berbeda dari masyarakat yang tidak bergantung pada teknologi. d. Lingkungan: setiap budaya kultur atau masyarakat di seluruh dunia tempat ethnocaring dipraktikkan oleh perawat yang membantu klien.
Contohnya : Sebagai seorang perawat harus mengetahui semua yang dialami oleh klien dan memiliki pengetahuan yang lebih serta bisa memberikan pendidikan kepada klien dan keluarga klien apa itu sehat sakit. I. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN TEORI MARTHA E. ROGER Teori Roger didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, astronomi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori ini berfokus pada proses kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Asumsi dasar teori roger tentang manusia adalah: 1) Manusia adalah kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. 2) Manusia berinteraksi langsung dengan lingkungan di sekelilingnya. 3) Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik. Jalan hidup seseorang berbeda dengan orang lain. 4) Perkembangan manusia dapat di nilai dari tingkah lakunya. 5) Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Misalnya dalam hal sifat dan emosi. Secara singkat disimpulkan bahwa teori Roger berfokus pada manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dalam siklus kehidupannya. Menurutnya, lingkungan adalah segala hal yang berada di luar diri individu. Contohnya : Dalam melakukan tindakan perawat harus tetap menjaga keutuhan klien dan lingkungan yang saling melengkapi dan berpengaruh satu sama lain
J. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN FAYE ABDELLAH (TEORI ABDELLAH) Model konsep Faye Abdellah difokuskan dalam pemberian asuhan keperawatan bagi manusia pada intinya adalah memberikan kebutuhan secara fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual bagi para pasien maupun keluarga. Sehingga perawat perlu pendekatan dengan hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi. Perawat dapat secara umum
merumuskan kebutuhan manusia dalam empat kategori diantaranya kenyamanan, kebersihan dan keamanan, keseimbangan fisiologi, faktor-faktor psikologi dan sosial dan sosiologi dan komunitas. Dari empat kebutuhan tersebut dikembangkan menjadi 21 kebutuhan atau masalah keperawatan diantaranya : 1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fiisik 2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal 3. Mencegah kecelakaan, cidera atau trauma lain serta adanya infeksi 4. Mempertahankan mekanika tubuh 5. Memfalisilatis masukan oksigen keseluruh sel tubuh 6. Mempertahankan nutrisi 7. Mempertahankan eliminasi 8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit 9. Mengenali respon fisiologi tubuh terhadap konsisi penyakit baik patologis maupun fisiologis 10. Memepertahankan mekanisme dan fungsi regulasi 11. Memepertahankan fungsi sensorik 12. Memngidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan, reaksi positif dan negatif 13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan penyakit organik 14. Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal 15. Memfasilitasi perkembangan hubungan internasional 16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif 17. Menghasilkan / mempertahankan lingkungan yang terapeutik 18. Memfasilitasi kesadaran diri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik, emosi, dan perkembangan yang berbeda 19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan emosi 20. Menggunakan sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah yang muncul dari penyakit 21. Memahami peran dan masalah sosial sebagai faktor yang memperngaruhi dalam munculnya penyakit
Contohnya : Sebagai
seorang
perawat
dalam
melakukan
tindakan
harus
tetap
mempertahankan kebersihan, kenyamanan fisik, dan tetap menjaga klien agar kondisi pasien/klien tidak semakin memburuk