Kdk Kelompok 2

  • Uploaded by: Siska Lestia
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kdk Kelompok 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,397
  • Pages: 14
TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN DASAR II PRINSIP DAN PROSEDUR PERAWATAN LUKA

Dosen Pengampu : Eka Yusvinasari, S.Kep, Ns

Disusun Oleh Kelompok 2 : Dina Fitriani

18.20.2936

Imam Aufa Fuadi

18.20.2938

Jenny Maulidya Rohima

18.20.2932

Muhammad Fahreza Ridhani

18.20.2934

Noval Setiawan

18.20.2935

Saidi Mahendra

18.20.2940

Siska Lestia

18.20.2965

PROGRAM S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN 2019

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang PRINSIP DAN PROSEDUR PERAWATAN LUKA Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah PRINSIP DAN PROSEDUR PERAWATAN LUKA ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Banjarmasin, 14 April 2019

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................. .....

i

DAFTAR ISI......................................................................................................

.....

ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... .....

1

1.1 Latar Belakang........................................................................... ................

1

1.2 Tujuan...................................................................................................... .....

1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... .....

2

2.1 Prinsip Perawatan Luka........................................................................... .....

2

2.2 Prosedur Perawatan Luka Sederhana....................................................... .....

4

2.2.1 Perawatan Luka Bersih......................................................................... .....

4

2.2.2 Perawatan Luka Basah.......................................................................... .....

6

2.2.3 Pemilihan Balutan Luka...................................................................... .....

9

BAB III PENUTUP..............................................................................................

.....

10

3.1 Kesimpulan..........................................................................................

.....

10

3.2 Saran...................................................................................................

.....

10

.....

11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekomplekan suatu luka dimana perawat yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness. Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produkproduk yang bisa dipakai dalam merawat luka.

1.2 Tujuan Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang prinsip dan prosedur perawatan luka

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Perawatan Luka Tujuan dari peraawatan luka adalah untuk menghentikan perdarahan, mencegah infeksi, menilai kerusakan yang terjadi pada struktur yang terkena dan untuk menyembuhkan luka. 

Menghentikan perdarahan o

Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan (lihat gambar di bawah).

o

Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu yang singkat (< 10 menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer yang dipasang pada bagian proksimal pembuluh arteri.

o 

Penggunaan torniket yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas.

Mencegah infeksi o

Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam pencegahan infeksi luka. Sebagian besar luka terkontaminasi saat pertama datang. Luka tersebut dapat mengandung darah beku, kotoran, jaringan mati atau rusak dan mungkin benda asing.

o

Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air atau larutan antiseptik. Air dan larutan antiseptik harus dituangkan ke dalam luka.

o

Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda asing dan bersihkan jaringan yang mati. Pastikan kerusakan apa yang terjadi. Luka besar memerlukan anestesi umum.

o

Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-hati. Namun demikian, beberapa luka tetap harus diobati dengan antibiotik, yaitu: 

Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah terinfeksi).



Luka

tembus

ke

dalam

jaringan

(vulnus

pungtum),

disayat/dilebarkan untuk membunuh bakteri anaerob.

2

harus



Profilaksis tetanus o

Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS efektif bila diberikan sebelum 24 jam luka

o

Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika sudah waktunya.



Menutup luka o

Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan seksama, luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka primer).

o

Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor atau terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang.

o

Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut dengan menggunakan kasa lembap.

o

Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap ditutup ringan dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam berikutnya, luka dapat benar-benar ditutup (penutupan luka primer yang tertunda).

o 

Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan sendirinya.

Infeksi luka o

Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan mengeluarkan nanah.

o

Tatalaksana 

Buka luka jika dicurigai terdapat nanah



Bersihkan luka dengan cairan desinfektan



Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap hari, lebih sering bila perlu



Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh (biasanya dalam waktu 5 hari).



Berikan kloksasilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari) karena sebagian besar luka biasanya mengandung Staphylococus.



Berikan ampisilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari), gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari) dan metronidazol (7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari) 3



jika dicurigai terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna.

2.2 Prosedur Perawatan Luka Sederhana 2.2.1 Perawatan Luka Bersih Perawatan luka bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan jaringan juga untuk mencegah infeksi. Luka yang sering ditemui oleh bidan di klinik atau rumah sakit biasanya luka yang bersih tanpa kontaminasi misal luka secsio caesaria, dan atau luka operasi lainnya. Perawatan luka harus memperhatikan teknik steril, karena luka menjadi port de entre nya mikroorganisme yang dapat menginfeksi luka.

A. PERSIAPAN 1.

Mencuci tangan

2.

Menyiapkan alat-alat dalam baki/trolley

Alat Steril dalam bak instrumen ukuran sedang tertutup: 1. Pinset anatomis (2 buah) 2. Pinset chirurgis (2 buah) 3. Handscoon steril 4. Kom steril (2 buah) 5. Kassa dan kapas steril secukupnya 6. Gunting jaringan/ Gunting Up Hecting (jika diperlukan) Alat Lain: 1.

Gunting Verband/plester

2.

Plester

3.

Nierbekken (Bengkok)

4.

Lidi kapas

5.

Was bensin

6.

Alas / Perlak

7.

Selimut Mandi

8.

Kapas Alkohol dalam tempatnya

9.

Betadine dalam tempatnya

10. Larutan dalam botolnya (NaCL 0,9%) 11. Lembar catatan klien

4

Setelah lengkap bawa peralatan ke dekat klien

B. MELAKUKAN PERAWATAN LUKA 1. Mencuci tangan 2. Lakukan inform consent lisan pada klien/keluarga dan intruksikan klien 3. Menjaga privacy dan kenyamanan klien dan mengatur kenyamanan klien 4. Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain bagian luka 5. Siapkan plester untuk fiksasi (bila perlu) 6. Pasang alas/perlak 7. Dekatkan nierbekken 8. Paket steril dibuka dengan benar 9. Kenakan sarung tangan sekali pakai 10. Membuka balutan lama - Basahi plester yang melekat dengan was bensin dengan lidi kapas - Lepaskan plester menggunakan pinset anatomis ke 1 dengan melepaskan ujungnya dan menarik secara perlahan, sejajar dengan kulit ke arah balutan. - Kemudian buang balutan ke nierbekken. - Simpan pinset on steril ke nierbekken yang sudah terisi larutan chlorin 0,5% 11. Kaji Luka: Jenis, tipe luka, luas/kedalaman luka, grade luka, warna dasar luka, fase proses penyembuhan, tanda-tanda infeksi perhatikan kondisinya, letak drain, kondisi jahitan, bila perlu palpasi luka denga tangan non dominan untuk mengkaji ada tidaknya puss. 12. Membersihkan luka: 1. Larutan NaCl/normal salin (NS) di tuang ke kom kecil ke 1 2. Ambil pinset, tangan kanan memegang pinset chirurgis dan tangan kiri memegang pinset anatomis ke-2 3. Membuat kassa lembab secukupnya untuk membersihkan luka (dengan cara memasukkan kapas/kassa ke dalam kom berisi NaCL 0,9% dan memerasnya dengan menggunakan pinset)

5

4. Lalu mengambil kapas basah dengan pinset anatomis dan dipindahkan ke pinset chirurgis 5. Luka dibersihkan menggunakan kasa lembab dengan kassa terpisah untuk sekali usapan. Gunakan teknik dari area kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi. 13. Menutup Luka 1. Bila sudah bersih, luka dikeringkan dengan kassa steril kering yang diambil dengan pinset anatomis kemudian dipindahkan ke pinset chirurgis di tangan kanan. 2. Beri topikal therapy bila diperlukan/sesuai indikasi 3. Kompres dengan kasa lembab (bila kondisi luka basah) atau langsung ditutup dengan kassa kering (kurang lebih 2 lapis) 4. Kemudian pasang bantalan kasa yang lebih tebal 5. Luka diberi plester secukupnya atau dibalut dengan pembalut dengan balutan yang tidak terlalu ketat. 14. Alat-alat dibereskan 15. Lepaskan sarung tangan dan buang ke tong sampah 16. Bantu klien untuk berada dalam posisi yang nyaman 17. Buang seluruh perlengkapan dan cuci tangan

C. DOKUMENTASI 1. Hasil observasi luka 2. Balutan dan atau drainase 3. Waktu melakukan penggantian balutan 4. Respon klien

2.2.2 Perawatan Luka Basah

Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen (pengangkatan benda asing atau jaringan yang mati atau berdekatan dengan lesi akibat trauma atau infeksi sampai sekeliling jaringan yang sehat)

6

Indikasi: luka bersih yang terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridement

Tujuan : 1. Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik 2. Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka 3. Membantu menarik kelompok kelembapan ke dalam balutan Persiapan alat : 1. Bak balutan steril : a. Kapas balut atau kasa persegi panjang b. Kom kecil 2 buah c. 2 pasang pinset (4 buah) atau minimal 3 buah (2 cirurgis dan 1 anatomis) d. Aplikator atau spatel untuk salaep jika diperlukan e. Sarung tangan steril jika perlu 2. Perlak dan pengalas 3. Bengkok 2 buah a. Bengkok 1 berisi desinfektan 0,5 % untuk merendam alat bekas b. Bengkok 2 untuk sampah 4. Larutan Nacl 0,9 % 5. Gunting plester dan sarung tangan bersih 6. Kayu putih dan 2 buah kapas lidi

Prosedur : 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakuakan 2. Dekatkan peralatan di meja yang mudah dijangkau perawat 3. Tutup ruangan sekitar tempat tidur dan pasang sampiran 4. Bantu klien pada posisi nyaman. Buka pakaian hanya pada bagian luka dan instruksikan pada klien supaya tidak menyentuh daerah luka atau peralatan 5. Cuci tangan 6. Pasang perlak pengalas di bawah area luka 7. Pakai sarung tangan bersih, lepaskan plester dengan was bensin menggunakan lidi kapas, ikatan atau balutan.

7

Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan sejajar kulit dan mengarah pada balutan. Jika masih terdapat bekas plester di kulit bersihkan dengan kayu putih 8. Angkat balutan kotor perlahan-lahan dengan menggunakan pinset atau sarung tangan, pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien. Bila terdapat drain angkat balutan lapis demi lapis 9. Bila balutan lengket pada luka lepaskan dengan menggunakan normal salin ( NaCl 0,9 % ) 10. Observasi karakter dari jumlah drainase pada balutan 11. Buang balutan kotor pada sampah, hindari kontaminasi permukaan luar kantung, lepaskan sarung tangan dan simpan pinset dalam bengkok yang berisi larutan desinfektan 12. Buka bak steril, tuangkan larutan normal salin steril ke dalam mangkok kecil. Tambahkan kassa ke dalam normal salin 13. Kenakan sarung tangan steril 14. Inspeksi keadaan luka, perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutup kulit dan karakter drainase ( palpasi luka bila perlu dengan bagian tangan yang nondominan yang tidak akan menyentuh bahan steril ) 15. Bersihkan luka dengan kapas atau kassa lembab yang telah dibasahi normal salin. Pegang kassa atau kapas yang telah dibasahi dengan pinset. Gunakan kassa atau kapas terpisah untuk setiap usapan membersihkan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi 16. Pasang kassa yang lembab tepat pada permukaan kulit yang luka. Bila luka dalam maka dengan perlahan buat kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara perlahan masukan kassa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kassa lembab 17. Luka ditutup dengan kassa kering. Usahakan serat kassa jangan melekat pada luka. Pasang kassa lapisan kedua sebagai lapisan penerap dan tambahkan lapisan ketiga 18. Luka difiksasi dengan plester atau dibalut dengan rapi, 19. Lepaskan sarung tangan dan buang ke tempat yang telah disediakan, dan simpan pisnet yang telah digunakan pada bengkok perendam 20. Bereskan semua peralatan dan bantu pasien merapikan pakaian, dan atur kembali posisi yang nyaman 21. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 22. Dokumentasikan hasil, observasi luka, balutan dan drainase, termasuk respon klien 8

Perhatian : 1. Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan basah kering dapat menimbulkan rasa nyeri pada klien 2. Perawat harus memberikan analgesi dan waktu penggantian balutan sesuai dengan puncak efek obat 3. Pelindung mata harus digunakan jika terdapat resiko adanya kontaminasi ocular seperti percikan dari luka

2.2.3 Pemilihan Balutan Luka Balutan luka (wound dressings) secara khusus telah mengalami perkembangan yang sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Revolusi dalam perawatan luka ini dimulai dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Professor G.D Winter pada tahun 1962 yang dipublikasikan dalam jurnalNature tentang keadaan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Menurut Gitarja (2002), adapun alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain: 1. Mempercepat fibrinolisis, Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab. 2. Mempercepat angiogenesis, Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat. 3. Menurunkan resiko infeksi, Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan perawatan kering. 4. Mempercepat pembentukan Growth factor, Growth factor berperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum corneum dan angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang lembab. 5. Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif, Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.

9

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan a. suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul : 1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ 2. Respon stres simpatis 3. Perdarahan dan pembekuan darah 4. Kontaminasi bakteri 5. Kematian sel b. Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan luka dapat memberikan nilai optimal jika digunakan secara tepat c. Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengkajian luka yang komprehensif agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien d. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis diperlukan untuk menunjang perawatan luka yang berkualitas 3.2 Saran a. Pergunakanlah makalah ini sebagai pedoman dalam pembelajaran perawatan luka modern b. Jadilah calon perawat yang berkompeten dan berdaya saing.

10

DAFTAR PUSTAKA Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah. Jakarta: EGC. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

11

Related Documents

Kdk Kelompok 2
October 2019 29
Jurnal Kdk 2.pdf
June 2020 12
Kdk 2.ppt
April 2020 2
Kdk Fix.docx
October 2019 32

More Documents from "Meindha"

Tugas Kasus Siska Lestia
October 2019 34
Kdk Kelompok 2
October 2019 29
Mia Punya.docx
August 2019 33
Matriks.docx
December 2019 61