Dampak Revolusi Industri 4.0 Pada Sektor Akuntansi.docx

  • Uploaded by: Selvia Dwi Astutik
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dampak Revolusi Industri 4.0 Pada Sektor Akuntansi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 819
  • Pages: 3
Nama : Selvia Dwi Astutik Kelas : 3B DIV - Akuntansi Manajemen No.

: 25

DAMPAK REVOLUSI INDUSTRI 4.0 PADA SEKTOR AKUNTANSI Istilah Revolusi Industri 4.0 pertama kali disampaikan oleh Professor Klaus Schwab dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution. Revolusi ini ditandai dengan kemunculan super komputer (Ubiquitous), robot pintar (Intelligent robots), kendaraan tanpa pengemudi (Self-driving cars), perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak (Neuro-technological brain enhancements), dan rekayasa genetika (Genetic editing). Revolusi ini memaksimalkan penggunaan internet dan teknologi digital yang mampu mendisrupsi kegiatan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Pada dasarnya revolusi terjadi karena manusia berusaha menciptakan sesuatu untuk mempermudah aktivitas kesehariannya. Dunia akuntansi pada zaman sekarang ini melihat kepada market pasar Perusahaan. Akuntansi memiliki Konten dan kualitas yang tinggi. Baik Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Pedoman,Akuntansi Keuangan dan akuntansi manajemen sebagai pelaksanaan dan Audit sebagai pemeriksaan di bidang akuntansi. Akuntansi mengarah kepada Konsentrasi Revolusi Industri (RI) 4.0: Accounting and System, Accounting and Finance, Accounting and audit.. Efek Revolusi Industri 4.0: 1. Perubahan Proses Bisnis 2. Internet of think 3. Cyber Security 4. Artificial Intelegency Di era modernisasi seperti sekarang, teknologi informasi menjadi tantangan yang cukup berat bagi dunia akuntansi. Sebab transaksi keuangan mulai tidak lagi menggunakan uang tunai, tetapi mata uang digital. Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan menginformasikan bahwa besarnya kemungkinan profesi akuntan tergantikan oleh robot adalah 95 persen. Besaran persentase tersebut didorong oleh perkembangan big data yang mencakup volume, variety, velocity, dan veracity

Kaintannya dengan bidang akuntansi, revolusi 4.0 yang serba digital seharusnya mampu membuat seorang akuntan untuk lebih mengembangkan diri untuk mahir menggunakan teknologi. Jika seorang akuntan tidak ingin mengembangkan diri untuk mulai mempelajari dan meningkatkan kemampuannya dalam menguasai teknologi maka yang ditakutkan adalah peran akuntan yang akan tergantikan dengan sejumlah mesin ataupun software yang mampu melakukan pekerjaan akuntan secara lebih cepat dan efisien sesuai yang diharapkan oleh pihak manajemen. Perusahaan penyedia software bisa saja menawarkan software tertentu yang mampu menggantikan peran akuntan sehingga kedepannya sebuah perusahaan akan berhenti melakukan perekrutan akuntan dan lebih memilih menggunakan software yang dianggap lebih praktis. Dampak dari revolusi 4.0 bagi profesi akuntan adalah penggunaan big data yang mampu mencatat, mengolah dan memilah transaksi yang menjadi pekerjaan dasar seorang akuntan. Penggunaan big data mampu meningkatkan efektifitas dari sisi pengerjaan serta meningkatkan efisiensi biaya yang digunakan. Banyak perusahaan besar telah mengembangkan teknologi ini, karena didukung oleh standarisasi atas proses pengelolaan keuangan, standarisasi atas arsitektur sistem dan informasi (standardization of financial processes, systems, and information architecture). Profesi akuntan tidak boleh underestimate terhadap dampak teknologi. Kompetensi profesi akuntan perlu segera ditingkatkan misalnya; data analysis, information technology development, dan leadership skills. Peran akuntan akan berubah secara radikal. Penggunaan data akuntansi berbasis Cloud akan mendapat pengaruh kekuatan penggunaan big data, akuntansi akan mengintegrasikan informasi keuangan nontradisional dalam sistem modern, pekerjaan akuntan akan lebih efisien dan mobile. Perubahan perubahan terus menerus terjadi secara cepat, dan berdampak secara langsung terhadap kinerja akuntan karena terjadinya:

1)

digitization and integration of vertical and horizontal value chains, 2) digitization of product and service offerings, 3) digital business models and customer access. Peran akuntan akan mulai bergeser, sebagian pekerjaan akuntan akan diambil oleh sistem (loss-job), Pengukuran dan penilaian biaya dan manfaat penggunaan teknologi, pada dunia cloud computing dan social networking. Beberapa tantangan profesi akuntan antara lain: 1. Penggunaan aplikasi mobile bagi perusahaan, sehingga pemilik dan pimpinan perusahaan bisa mengakses data akuntansi/bisnisnya dari telepon genggam, tablet, atau smartphone

2. Mengelola data korporasi berbasis internet. 3. Pengukuran dan penilaian biaya dan manfaat penggunaan teknologi, pada dunia cloud computing dan social networking. 4. Akuntansi akan berkurang karena penggunaan perangkat lunak sehingga akuntansi dijalankan secara mandiri. Dengan demikian audit laporan keuangan akan berbasis realtime, regulator dan auditor langsung menarik data secara otomatis dari sistem dan sensor melekat pada kegiatan operasional Perusahaan. Oleh sebab itu, seorang akuntan harus mulai mempelajari programming dan algoritma agar dapat beradaptasi terhadap perubahan, sehingga dapat mengatasi dampak negartif yang ditimbulkan dari revolusi industri 4.0. Jika tidak menggunakan teknologi, akuntan akan tertinggal. Demikian juga jika akuntan tidak ahli dalam teknologi informasi, maka profesi lain dapat mengambil alih fungsi akuntan. Akuntan adalah expert dalam bidang penyedia informasi keuangan maka teknologi informasi menjadi kebutuhan pokok. Untuk menghadapi revolusi industri 4.0, akuntan perlu menyiapkan langkah : 1. Awareness yaitu, akuntan harus aware terhadap perkembangan revolusi industri dengan melihat kesempatan dan perubahan yang akan terjadi. Revolusi Industri 4.0 tidak hanya akan menyebabkan terjadinya loss-job, tapi juga akan menciptakan ruang ruang kerja baru yang mungkin belum pernah ada saat ini. 2. Education, yaitu a. Memberi tekanan pada institusi pendidikan menyesuaikan kurikulum yang relevan untuk program studi akuntansi mengikuti konektivitas digital, b. Memberikan pelatihanpelatihan tertentu, seperti pelatihan koding, manajemen informasi dalam shared platforms, dan keperluan real-time accounting pada stakeholders. 3. Professional Development, yaitu meningkatkan kinerja organisasi profesi akuntan beserta program-program pengembangan profesionalnya untuk melakukan presentasi online maupun face-to-face tentang perkembangan revolusi industri 4.0. 4. Reaching Out, yaitu dimana kontrol akuntan atas data-data keuangan semakin

kurang, sehingga sangat penting memahami lingkungannya dengan melakukan transdisciplinary mix of advisers.

Related Documents


More Documents from "gayuh gayuh"