Disusun oleh: 1. Anggita Dian H (07405241014) 2. Gayuh Budi L (07405241025) 3. Gatty A (07405241044) 4. Fachrurrozi (07405241046) JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008
Perkembangan dan pengelolaan Wilayah Hutan Jati Indonesia Luas hutan alam asli indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen [world resource institute, 1997]. Penebangan hutan indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia.(Pengurangan Jumlah ) Pengelolaan hutan jati di jawa dialihkan kepada jawatan kehutanan. Jawatan tersebut kemudian berubah status menjadi PN (perusahaan negara) perhutani pada 1963. Status PN itu berubah lagi menjadi perum (perusahaan umum) perhutani sembilan tahun kemudian. Pada 2001, pemerintah mengubah perhutani dari bentuk perum menjadi pt (perseroan terbatas), yaitu badan usaha yang bertujuan mencari laba. Pada tahun 2002 pemerintah mengembalikan bentuk perhutani sebagai perum karena banyak penduduk yang tinggal didalam kawasan perhutani
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi
barang
jadi
yang
memiliki
nilai
tambah
untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide
sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfera Bumi yang paling penting. (Sumber :Wikipedia Indonesia-definisi hutan) Industri hasil hutan ialah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
Pasokan Kayu Dan Konsumsi Pasokan Kayu
*Hutan Jati yang terdapat di Bojonegoro, Jawa Timur
Contoh Industri yang memerlukan bahan baku kayu yaitu Industri Mebel di Jepara, Sifat dinamis yang ada dalam industri Jepara yang kompleks juga berpengaruh pada rantai produk kayu di Indonesia, kayu dari hutan di Jawa Tengah dan daerah lain, termasuk pulau di luar Jawa tersedot ke Japara. Ribuan truk dan mobil bak terbuka mengangkut kayu bulat ke dalam kabupaten dari tempat jauh, termasuk hutan tanaman negara dan hutan rakyat. Selain melayani pasar dalam negeri yang sangat besar di Indonesia, Jepara juga melayani pasar luar negeri, antara lain, AS, Eropa, Jepang, Hong Kong, dan Australia, sehingga berperan sebagai jembatan antara masyarakat setempat, hutan dan pasar global.
Kebijakan-kebijakan dalam rangka restrukturisasi industri kehutanan tersebut adalah:
1. Mempercepat pembentukan KPH(kesatuan pemangkuan hutan) 2. Mempercepat pembangunan infrastruktur 3. Menyederhanakan dan mempersingkat birokrasi perijinan pembangunan hutan tanaman 4. Menerapkan sertifikasi hutan tanaman 5. Menciptakan mekanisme dan memfasilitasi solusi konflik penggunaan lahan 6. Memberikan bantuan permodalan alternatif untuk pembangunan 7. Menggunakan bibit berkualitas tinggi 8. Menyediakan database kesesuaian lahan hutan 9. Memberantas illegal logging 10. Memberantas illegal trade 11. Menghilangkan peluang-peluang biaya transaksi (high cost economy) 12. Meningkatkan penegakan hukum 13. Memanfaatkan kayu hasil peremajaan perkebunan
Kebijakan-kebijakan dalam rangka revitalisasi industri kehutanan tersebut adalah: 1. Memprioritaskan pembangunan hutan tanaman kayu perkakas 2. Melanjutkan bantuan permodalan untuk pembangunan HTR 3. Melanjutkan sertifikasi hutan tanaman 4. Melanjutkan pembangunan infrastruktur 5. Melanjutkan penggunaan bibit unggul hasil pemuliaan dan rekayasa genetika 6. Melanjutkan pemanfaatan kayu hasil peremajaan perkebunan dan bahan Baku alternatif 8. Modifikasikan mesin-mesin agar sesuai dengan perkembangan Permintaan produk 9. Melanjutkan integrasi industri perkayuan primer dan pengolahan kayu Lanjutan 10. Menghilangkan biaya transaksi (pungutan liar) 11. Membangun infrastruktur transportasi 12. Meningkatkan produktivitas 13. Melanjutkan pelaksanaan lacak balak 14. Melakukan promosi produk secara reguler 15. Melanjutkan promosi yang intensif ke pasar ekspor 16. Mengatasi hambatan-hambatan tarif dan non tarif 17. Mengembangkan produk sesuai permintaan pasar
Manfaat hutan sebagai: •Wisata
Alam •Penghasil Kayu Bakar •Penghasil Bahan Baku kertas •Penghasil kayu Bangunan, mebel •Sumber Mata pencarian masyarakat •Sumber Pangan •Sumber bahan obat-obatan •Menurunkan kondisi Gas CO2 di atsmosfir •Penahan Angin •Habitat Satwa Liar
Dampak Positif -Memberikan kesempatan kerja dan -membuka lapangan pekerjaan. -Meningkatkan pendapatan masyarakat, daerah, dan negara. -Pola pikir masyarakat maju (modern). -Keterpenuhan dan ketersediaan bahan kebutuhan hidup. -Menyerap tenaga kerja. -Menambah pemasukan negara. -Meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. -Penyediaan bahan baku, setengah jadi atau jadi. Dampak Negatif -Perusakan wilayah hutan, ekosistem terganggu, -tata guna lahan yang tidak sesuai. -Limbah yang mencemari air, tanah dan udara. -Penyempitan wilayah hutan karena digunakan sebagai tempat industri. -Bahan kimia yang digunakan industri, berbahaya bagi makhluk hidup lainnya. -Pengurangan hasil kayu secara besar-besaran karena
Kesimpulan