Ilmu Selama Revolusi Industri

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ilmu Selama Revolusi Industri as PDF for free.

More details

  • Words: 768
  • Pages: 3
Nama : Ni Wayan Purnawati Kelas : XI IA 4 ILMU SELAMA REVOLUSI INDUSTRI

Keberhasilan Eropa di bidang ilmu pengetahuan selama abad ke – 16 dan ke – 17 benar-benar mampu membebaskan Eropa dari kegelapan selama berabad-abad terutama di masa abad pertengahan. Oleh sebab itulah maka pada zaman awal perkembangan ilmu eropa ditandai dengan munculnya zaman renaisan, zaman pencerahan aukflarung. Penemuan – penemuan ilmiah secara langsung dan pasti membawa eropa ke tingkap peradaban yang patut di perhitungkan di dunia, bahkan Eropa adalah raja dunia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di penghujung abad ke-17 atau awal abad ke-18 mulailah revolusi industri yang mentrasformasikan masyarakat Eropa dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri, masyarakat perkotaan. Perkembangan tidak saja dibidang teknologi dengan lahirnya mesin- mesin produksi, melainkan juga dalam ide-ide politik yang mulai di terjemahkan dalam praktik konkret pada abad ini pula fondasi-fondasi sosial dan kelembagaan menantikan matangnya ilmu di abad ke – 19. bersamaan dengan itu muncullah reaksi romantik dalam kesussateraan dan seni yang mempunyai peran dalam pengembangan ilmu itu sendiri. Pada awal masa ini ilmu hanya merupakan aktivitas yang berskala kecil dan banyak diupayakan oleh kaum borjouis, atau para professional terlatih seperti fisikawan dan para insinyur di waktu – waktu luang mereka. Sedikit sekali universitas di Eropa yang memberikan intruksi ilmu yang efektif seperti ilmu –ilmu matematik, astronomi, mekanika dan optik dikembangkan dengan baik, namun fisika masih merupakan eksperimen – eksperimen yang tercerai – berai dengan teori – teori yang bersifat kualitatif dan kebanyakan spekulatif. Kimia hampir seluruhnya bersifat empiris dan ilmu – ilmu kehidupan kebanyakan di pautkan dengan aktivitas para kolektor. Akan tetapi, pada akhir periode ini kerja ilmiah sudah mulai terorganisir dan sangat berhasil dan fondasi – fondasinya telah disiapkan untuk teori – teori yang runtut dan efektif di sebagian besar bisang ilmu.

Pada mulanya, transformasi ilmu di Eropa hanya terbatas pada rasionalisasi tehnik-tehnik kerajinan dan penemuan-penemuan mesin sederhana untuk menggantikan penggarapan – penggarapan manual. Saat ini mulai ada usaha untuk menggantikan tenaga manusia sebagai satu – satunya alat produksi dengan tenaga-tenaga mesin sederhana. Akan tetapi bahan-bahan elementer dan pendekatan eksperimental yang berasal dari buku-buku pegangan populer mulai diperhatikan dan akan berpera penting dalam perkembangan ilmu selanjutnya. Teknologi Daya (power technology), inilah yang pertama kali dipengaruhi oleh penerapan-penerapan ilmu. Bahwa buku-buku populer mulai diperhatikan dalam perkembangan ilmu pengetahuan selama revolusi industri tampak dari ditemukannya mesin uap vakum di Inggris (tahun 1711) berasal dari pneumatika abad ke-17 dan diperbaharui oleh James Watt sejak tahun 1763 dan seterusnya, di pandang erat sekali kaitannya dengan perkembangan – perkembangan teori – teori panas (theory of heat). Demikian pula dengan industri kimia yang terbantu oleh pengorganisasian pengetahuan kimia yang dihasilkan oleh guru medis terkemuka Belanda, Herman Boehaave dan para pengikutnya. Artinya, tradisi pelembagaan dan pengoraganisasian ilmiah yang dilakukan di awal abad ke-18 di Eropa secara signifikan mendorong para ilmuwan di Eropa untuk melakukan penemuan-penemuan baru yang inovatif dan progresif di bidang Ilmu Pengetahuan. Selama Revolusi Industri, Industrialisasi daerah-daerah Inggris (Lowlands, Midlands dan Cornwall) secara langsung memberikan kontribusi kepada ilmu, yaitu dikembangkannya suatu pertemuan resmi untuk hasil –hasil ilmiah. Pertemuan ini telah mempertemukan berbagaimacam kalangan, baik pengusaha, filsuf, para fisikawan, dan ilmuwan lainya untuk mengupayakan penelitian, membentuk masyarakat- masyarakat setempat, dan mendukung para ilmuwan. Bukan hanya pertemuan – pertemuan ilmia, jurnal-jurnal ilmiahpun mulai dipublikasikan dan ini menguntungkan secara ekonomis. Semacam ada hubungan timbal balik antara para industriawan, ekonom, kaum borjouis, dengan para ilmuwan untuk mendapatkan suatu penemuan baru yang saling menguntungkan bagi perkembangan industri dan perkembangan ilmu itu sendiri. Meskipun demikian pengaruh politik juga tidak dapat diabaikan bagi perkembangan ilmu di Eropa Kontinental mendirikan perguruan-perguruan tinggi tehnik, baik industri, sipil ataupun militer, perguruan - perguruan tinggi ini memberikan latihan

bagi para anggota baru yang potensial dan juga menyediakan pekerjaan – pekerjaan. Di Inggris, meskipun telah dimulai sejak awal dan diminati secara luas, pelatihan lanjutan tetap tidak berkembang padahal lembaga-lembaga yang dibiayai dalam rangka untuk menciptakan pengrajin-pengrajin professional sedang menggejala. Meskipun sebagian besar masalah yang muncul dalam praktk industri dan kedokteran diluar jangkauan teoriteori ilmiah pada masa itu, namun tidak di ragukan lagi bahwa harapan akan pemecahannya memunculkan suatu rangsangan dan audiens untuk meneliti sehingga membawa kemajuan ilmiah secara tidak langsung. Hal di atas menjelaskan bahwa pada awal abad ke-18 sampai abad-19 dan selama revolusi industri di Eropa, telah terjadi hubungan yang harmonis antara industriawan (kaum brjouis), para ilmuwan (tehknorat), dan politik untuk membangun ilmu pengetahuan demi kepentingan industri dan kesejahteraan. Berbagai masalah yang belum terpecahkan secara ilmiah yang belum terpecahkan secara ilmiah menjadi bahan utama dalam diskusi-diskusi ilmiah di Eropa dan mendorong lahirnya penemuan-penemuan baru bagi manusia dan kemanusiaan.

Referensi

: Jurnal Widya Ghosa STHD Klaten, Jawa Tengah Vol. 4 (Dhanu Pitoyo, M.Si)

Related Documents