ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN INFUS Nama klien
: Tn. H
Diagnosa Medis : CKB dan Fraktur Cruris No register
:
1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran Diagnosa keperawatan : Resiko perubahan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perdarahan dan muntah proyektil. DS: ▪
Keluarga klien mengatakan klien kecelakaan sepeda motor, kakinya terlindas roda motor dan patah tulang kaki bagian bawah.
▪
Klien pingsan setelah terjadi kecelakaan.
▪
Keluarga klien mengatakan klien sempat muntah dalam jumlah yang banyak.
▪
Klien sebelumnya dibawa ke Puskesmas terdekat baru rujuk ke RDDM
DO: ▪
TD : 110/70 mmHg
▪
N : 90 x/menit
▪
T : 37,60C
▪
RR : 30x/menit
▪
Tampak sisa perdarahan luar area hidung, telinga, dan ekstremitas kanan. Selain itu juga dicurigai adanya perdarahan internal area kaki sebelah kanan bawah (tulang cruris patah)
▪
Klien tampak tidak sadar, turgor kulit buruk, mata cekung dan anemis
Dasar pemikiran Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang. Fraktur terbuka maupun fraktur tertutup, jika terjadi putusnya jaringan tulang tentunya akan terjadi perdarahan baik perdarahan internal maupun eksternal. Perdarahan yang cukup banyak disertai muntah profektil merupakan faktor utama terjadinya kehilangan cairan tuhuh. Hal ini di dukung klien tidak sadar akibat cedera kepala berat, hal ini berarti tidak ada intake yang masuk dalam waktu singkat. Oleh karena itu, untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh harus dipasang infus agar ada cairan yang masuk ke dalam tubuh.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan Kolaborasi pemberian terapi cairan RL 30 tetes per menit melalui pemasangan infus. 3. Prinsip-prinsip tindakan a. Steril b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar. c. Area penusukan yaitu pada pembuluh darah vena dan sebelum dailakukan penusukan harus dilakukan disinfeksi pada area insersi. d. Pastikan tidak ada udara dalam selang infus. e. Jenis dan jumlah cairan yang masuk harus sesuai advise dokter. 4. Analisa tindakan keperawatan Pasien dengan kehilangan cairan berlebih akibat perdarahan dan muntah proyektil harus segera dilakukan tindakan rehidrasi untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Karena klien juga mengalami penurunan kesadaran akibat cedera kepala berat
maka
rehidrasi secara oral tidak dapat dilakukan pada klien, maka tindakan yang dapat dilakukan yaitu rehidrasi secara parenteral dengan cairan infus. Cairan infuse yang diberikan yaitu ringer laktat. Ringer laktat adalah cairan yang bersifat isotonis yang mengandung partikel kecil sehingga dapat segera masuk ke ruang intra vaskuler.
5. Bahaya yang mungkin muncul Jika pemilihan vena yang salah saat pemasangan infuse, bisa menimbulkan flebitis. Perhatikan jangan sampai ada udara yang masuk ke dalam vena karena bisa menimbulkan emboli. 6. Hasil yang di dapat dan maknanya S: ▪
Klien masih belum sadar
▪
TD : 110/70 mmHg
▪
N : 82 x/menit
O:
▪
Suhu : 37,6 0C
▪
Mata masih terlihat cekung dan anemis
A: Tujuan tercapai sebagian. P : Lanjutkan intervensi dan monitor balance cairan.
7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas ▪
Observasi tanda-tanda vital
▪
Pertahankan tirah baring dan berikan posisi yang nyaman.
▪
Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
▪
Lakukan restrain atau anjurkan salah satu keluarga untuk tetap menjaga klien, agar selang infus tidak dicabut klien akibat ketidaksadaran klien.
8. Evaluasi Diri Tindakan ini sudah dilakukan sesuai prosedur dan prinsip steril. Pada infuse set, juga sudah dilihat sampai tidak ada udara lagi agar tidak timbul emboli. Setelah pemasangan infuse juga sudah diobservasi, apakah terjadi bengkak atau tidak pada area penusukan dan memastikan aliran lancar. 9. Kepustakaan ▪
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC, Jakarta.
▪
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
▪
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta