LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMBERIAN TERAPI NEBULIZER DI IGD RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG
DISUSUN OLEH : NOVI KURNIA SANTI 1808099
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG 2019 ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMBERIAN TERAPI NEBULIZER DI IGD RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG
Inisial Klien
: Ny. D
Diagnosa Medis : Asma bronchiale No Register
: 07.51.19
Tanggal
: 12 Maret 2019
1. Diagnosa Keperawatan dan Dasar Pemikiran a. Diagnosa Ketidakefektivan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya bronkospasme Data Subjektif: • Pasien mengatakan mengalami sesak nafas sejak ± 1 minggu • Pasien mengeluh batuk disertai keluar dahak sejak seminggu yang lalu, dahak keluar kurang maksimal Data Objektif: • HR: 92 kali/mnt, S : 36,2oC, RR: 28x kali/mnt • SPO2 = 90% • Tampak gelisah • Tedapat suara weehzing • Tampak dispnea b. Dasar pemikiran : Asma adalah obstruksi jalan napas difus reversible. Obstruksi ini disebabkan oleh satu atau lebih dari yang berikut ini: a. Kontraksi otot-otot yang mengelilingi bronchi yang menyempitkan jalan napas. b. Pembengkakan membrane yang melapisi bronkhi. c. Pengisian bronchi dengan mucus yang kental. Tiga gejala umum pada asma adalah batuk, dypsnea, dan mengi. Sputum, yang terdiri atas sedikit mucus yang mengandung masa gelatinosa bulat sulit untuk dibatukkan. Sputum (mucus) yang sulit untuk dikeluarkan dapat semakin menghambat jalan napas pasien dengan asma.
Nebulizer merupakan alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonic. Nebulizer juga dapat difungsikan untuk memberikan obat pengencer sputum dan pelega pernapasan melalui inhalasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pemberian obat dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak dan memperlancar jalan napas. Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.1 Oleh sebab itu, diperlukan suatu terapi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan terapi inhalasi atau nebulizer. Terapi inhalasi merupakan suatu metode
yang
mengubah
obat
cair
menjadi
aerosol,
dihisap
melalui
masker/mouthpiece dan bekerja secara langsung ke target organ di saluran napas. 2. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan Melakukan pemberian obat broncodilator (ventolin ) dan 1cc NaCl nebulizer.
3. Prinsip-Prinsip Tindakan
melalui alat
a. Bersih b. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah tindakan, terutama pada klien yang menggunakan bronchodilator. c. Observasi pengembangan paru dan pasang oksigen setelah pemberian obat apabila diperlukan. d. Prinsip nebulizer adalah mengubah obat (larutan) menjadi aerosol, sehingga dapat dihirup pasien dengan menggunakan masker atau mouthpiece e. Prosedur : 1) Cuci tangan 2) Persiapkan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan :
Nebulizer set dan masker
Obat yang diperlukan (Ventolin + 1cc NaCl)
Sarung tangan
3) Siapkan alat 4) Cuci Tangan 5) Memakai Sarung tangan 6) Mengucapkan salam terapeutik 7) Jelaskan kepada klien tentang tujuan prosedur dan langkah-langkah prosedur yang akan dilaksanakan. 8) Atur posisi klien senyaman mungkin (semifowler/duduk) 9) Jaga pivacy klien 10) Isi nebulizer dengan obat yang dianjurkan dokter 11) Hubungkan nebulizer dengan sumber listrik dan hidupkan nebulizer. 12) Pasangkan masker pada klien 13) Instruksikan klien untuk menghirup uap yang dihasilkan nebulizer dan bernapas panjang. 14) Setelah obat yang diberikan telah habis menjadi uap, matikan nebulizer. 15) Rapikan alat disekitar klien. 16) Observasi pernafasan dan nadi klien. 17) Cuci tangan.
4. Analisa Tindakan FAKTOR PENCETUS -
Edema dinding bronkeolus
Ekspirasi
Alergi Idiopatik
Spasme otot polos bronkeolus
Menekan sisi bronkeolus
Menganjurkan istirahat yg cukup Intoleransi Aktivitas
Gangguan Pertukaran Gas
Diameter bronkeolus mengecil
Dipsneu
Sekresi mukus kental didalam lumen bronkeolus
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pemberian nebulizer
Perfusi paru tidak cukup mendapat ventilasi
Pemberian oksigen non rebreathing mask 5. Bahaya dan Pencegahan Terapi nebulizer memiliki resiko seperti infeksi, airway reactivity, pulmonary dan efek sistemik, serta drug reconsentration Pengendapan aerosol di dalam saluran pernapasan, Mual, Muntah, Tremor, Bronkospasme, Takikardi, untuk menghindari efek samping itu bahwa orang yang menggunakan nebulizer harus membilas mulutnya. Tindakan ini Perlu ada perawat yang mendampingi untuk memantau perkembangan atau perubahan yang terjadi pada pasien.
6. Hasil yang Didapatkan dan Maknanya S : Pasien mengatakan sesak berkurang dan merasa lebih lega saat bernafas O:
HR: 86 kali/mnt, S : 36,1oC, RR: 22x kali/mnt SPO2 = 97% CRT < 2 detik Tidak terdapat suara weehzing Tampak lebih nyaman, kooperatif saat diberikan terapi dengan nebulizer
A : Masalah ketidak efektivan bersihan jalan nafas telah teratasi P : Hentikan intervensi 7. Tindakan Keperawatan lain • Mengobservasi tanda-tanda vital • Memonitor Keadaan umum • Pantau frekuensi dan kedalaman pernapasan. • Melakukan fisioterapi dada. • Pertahankan jalan napas paten. • Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman. 8. Evaluasi Diri Tindakan pemberian obat melalui nebulizer dilakukan sesuai dengan prosedur. Walaupun prinsipnya bersih, akan tetapi saat pelaksanaan tindakan yang tidak memakai sarung tangan tetap dilakukan secara cermat dan teliti agar prosedur pemberian dapat dilaksanakan sesuai prosedurnya.
Pembimbing
(……………………..)
Mahasiswa
(Novi Kurnia santi)