SKENARIO B BLOK 23 TAHUN 2019
Perhatikan gambar-gambar berikut. Anak R, laki-laki, usia 1 tahun 4 bulan. Pasien datang ke poli nutrisi dan penyakit metabolik karena muntah dan diare. Anak masih mendapat ASI dan selain itu mendapat susu 4x60 ml setiap harinya. Kasus apakah ini? Silahkan menanyakan pada tutor data yang menurut anda diperlukan dan masih kurang pada status ini. Anamnesis: Muntah dan diare sudah sejak 5 hari yang lalu. Muntah 1-2 kali per hari. Diare 2-3x per hari. Sekali muntah ½ gelas belimbing. Pasien belum dibawa berobat. Diare 1-2 sendok per kali. Muntah berisi apa yang di makan. Muntah tidak proyektil. Diare tidak ada ampas, lendir, dan darah. BAK berkurang. Anak R sudah mengalami diare sejak 14 hari yang lalu. Frekuensi 4-5x perhari. Jumlah 1-2 sendok per kali. Tidak ada lendir, tidak ada ampas dan darah. Masih minum ASI dan makan seperti biasa. Sejak usia 2 bulan, hampir setiap bulan diare, 1-2 kali selama 3-4 hari per episode. Tidak ada demam. Tidak ada muntah. BAK normal. Riwayat kelahiran: Anak pertama, lahir aterm, spontan, cukup bulan, ditolong bidan. BBL 3000 g, PB 46 cm. Riwayat imunisasi: DPT 1x, BCG 1x, Polio 1x, Hepatitis b 1x. Riwaya tumbuh kembang: Sebelumnya sudah bisa duduk dan berdiri sendiri. Saat ini hanya bisa berbaring saja. Usia 11 bulan, BB 7,3 kg, PB 71 cm, BB telah turun sebanyak 3 kg sejak awal episode sekarang. Riwayat nutrisi: Usia 0 bulan sampai sekarang ASI. Dengan frekuensi sering. Ditambah susu formula standar 2-3x sehari, 2 sendok takar peres per hari. Ibu mencampur 2 sendok takar susu dengan air panas 40 cc dan air dingin 10 cc. MPASI sejak usia 6 bulan, terdiri dari bubur nasi dan air kaldu ayam dan sedikit sayuran, dan kadang-kadang diberi ikan atau telur. Frekuensi MPASI 2x perhari. Anak dapat menghabiskan 2-3 sendok kecil. Kadang-kadang diberikan biskuit, keripik, dan gorengan. Anak tidak suka buah-buahan. Riwayat sosio-ekonomi:
Ayah usia 20 tahun, tamat SD, pekerjaan buruh bangunan. Ibu usia 19 tahun, tamat SD, kerjaan IRT. Air minum menggunakan air galon isi ulang. Sumber air sumur yang berjarak 5 meter dari kamar mandi dan wc. Ada wc keluarga sendiri. Pemeriksaan fisik Kesadaran CM, cengeng. Nadi 150x/menit, isi tegangan cukup, RR 24x/menit, T 350C. BB 5,1 kg, PB 73 cm, LK 46 cm, LILA 7 cm. Anak tampak sangat kurus, mata cekung, baggy pants, iga gambang. Tampak atrofi otot lengan dan tungkai. Jantung dan paru dbn. Mukosa bibir kering. Telapak tangan tampak pucat. Tidak ada edema. Perut tampak cekung. Pemeriksaan laboratorium Gula darah 60 mg/dl.
I.
Klarifikasi Istilah 1. Diare: pengeluaran tinja berair, berkali-kali, yang tidak normal. 2. Muntah tidak proyektil: pengeluaran isi lambung secara paksa melalui mulut tanpa menyembur atau menyemprot. 3. Baggy pants: kulit keriput, jaringan lemak sub kutis sangat sedikit sampai tidak ada. 4. ASI: ASI merupakan larutan kompleks yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. ASI sebanyak 750-1000 ml per hari menghasilkan energi 500-700 kkal/hari (67 kkal/100 ml). 5. Iga gambang: gambaran tulang rusuk yang menonjol. 6. MPASI: Makanan pendamping ASI untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal. 7. Mata cekung: keadaan saat tubuh kekurangan cairan dan elektrolit yang berlebih 8. Atrofi otot: pengecilan ukuran sel dan jaringan otot. 9. Telapak tangan pucat: perubahan warna kulit telapak tangan menjadi lebih putih akibat kurangnya perfusi darah pada jaringan. 10. Susu formula standar: susu formula yang beredar di pasaran dan tidak memerlukan resep dokter, mengandung 67 kkal/100 ml. 11. Sendok takar peres: satu sendok takar peres berisi 4,4g susu. 12. Edema: pengumpulan cairan secara abnormal di ruang interseluler tubuh. 13. GDS 60 mg/dl: Normal.
II.
Identifikasi Masalah
1. Anak R, laki-laki, usia 1 tahun 4 bulan. Pasien datang ke poli nutrisi dan penyakit metabolik karena muntah dan diare. 2. Diare disertai muntah sudah sejak 5 hari yang lalu. Muntah 1-2 kali per hari. Diare 2-3x per hari. Sekali muntah ½ gelas belimbing. Pasien belum dibawa berobat. Diare 1-2 sendok per kali. Muntah berisi apa yang di makan. Muntah tidak proyektil. Diare tidak ada ampas, lendir, dan darah. BAK berkurang. 3. Anak R sudah mengalami diare sejak 14 hari yang lalu. Frekuensi 4-5x perhari. Jumlah 1-2 sendok per kali. Tidak ada lendir, tidak ada ampas dan darah. Masih minum ASI dan makan seperti biasa. Sejak usia 2 bulan, hampir setiap bulan diare, 1-2 kali selama 3-4 hari per episode. Tidak ada demam. Tidak ada muntah. BAK normal. 4. Riwayat kelahiran: Anak pertama, lahir aterm, spontan, cukup bulan, ditolong bidan. BBL 3000 g, PB 46 cm. Riwayat imunisasi: DPT 1x, BCG 1x, Polio 1x, Hepatitis b 1x. 5. Riwayat tumbuh kembang: Sebelumnya sudah bisa duduk dan berdiri sendiri. Saat ini hanya bisa berbaring saja. Usia 11 bulan, BB 7,3 kg, PB 71 cm, BB telah turun sebanyak 3 kg sejak awal episode sekarang. 6. Riwayat nutrisi: Usia 0 bulan sampai sekarang ASI. Dengan frekuensi sering. Ditambah susu formula standar 2-3x sehari, 2 sendok takar peres per hari. Ibu mencampur 2 sendok takar susu dengan air panas 40 cc dan air dingin 10 cc. Saat ini, anak masih mendapat ASI dan selain itu mendapat susu 4x60 ml setiap harinya. MPASI sejak usia 6 bulan, terdiri dari bubur nasi dan air kaldu ayam dan sedikit sayuran, dan kadang-kadang diberi ikan atau telur. Frekuensi MPASI 2x perhari. Anak dapat menghabiskan 2-3 sendok kecil. Kadang-kadang diberikan biskuit, keripik, dan gorengan. Anak tidak suka buah-buahan. 7. Riwayat sosio-ekonomi: Ayah usia 20 tahun, tamat SD, pekerjaan buruh bangunan. Ibu usia 19 tahun, tamat SD, kerjaan IRT. Air minum menggunakan air galon isi ulang. Sumber air sumur yang berjarak 5 meter dari kamar mandi dan wc. Ada wc keluarga sendiri. 8. Pemeriksaan fisik: Kesadaran CM, cengeng. Nadi 150x/menit, isi tegangan cukup, RR 24x/menit, T 350C. BB 5,1 kg, PB 73 cm, LK 46 cm, LILA 7 cm. Anak tampak sangat kurus, mata cekung, baggy pants, iga gambang. Tampak atrofi otot lengan dan tungkai.
Jantung dan paru dbn. Mukosa bibir kering. Telapak tangan tampak pucat. Tidak ada edema. Perut tampak cekung. Pemeriksaan laboratorium: Gula darah 60 mg/dl. III. Analisis Masalah 1. Anak R, laki-laki, usia 1 tahun 4 bulan. Pasien datang ke poli nutrisi dan penyakit metabolik karena muntah dan diare. a. Apa kemungkinan penyebab muntah dan diare pada kasus? 1,2 b. Apa hubungan usia dan jenis kelamin terhadap keluhan? 3,4 c. Bagaimana mekanisme muntah pada kasus? 5,6 d. Bagaimana mekanisme diare pada kasus? 7,8 e. Bagaimana tatalaksana awal untuk anak R? 9,10 2. Diare disertai muntah sudah sejak 5 hari yang lalu. Muntah 1-2 kali per hari. Diare 2-3x per hari. Sekali muntah ½ gelas belimbing. Diare 1-2 sendok per kali. Muntah berisi apa yang di makan. Muntah tidak proyektil. Diare tidak ada ampas, lendir, dan darah. BAK berkurang. Pasien belum dibawa berobat. a. Bagaimana interpretasi dan makna klinis dari kalimat di atas? 1,2 b. Apa dampak anak R belum dibawa berobat? 3,4 3. Anak R sudah mengalami diare sejak 14 hari yang lalu. Frekuensi 4-5x perhari. Jumlah 1-2 sendok per kali. Tidak ada lendir, tidak ada ampas dan darah. Masih minum ASI dan makan seperti biasa. Sejak usia 2 bulan, hampir setiap bulan diare, 1-2 kali selama 3-4 hari per episode. Tidak ada demam. Tidak ada muntah. BAK normal. a. Bagaimana interpretasi dan makna klinis dari kalimat di atas? 5,6 b. Apa dampak dari diare kronis pada anak R? 7,8 4. Riwayat kelahiran: Anak pertama, lahir aterm, spontan, cukup bulan, ditolong bidan. BBL 3000 g, PB 46 cm. Riwayat imunisasi: DPT 1x, BCG 1x, Polio 1x, Hepatitis b 1x. a. Bagaimana interpretasi dari riwayat kelahiran dan riwayat imunisasi? 9,10 b. Bagaimana imunisasi yang lengkap untuk anak usia 1 tahun 4 bulan? 1,2 5. Riwayat tumbuh kembang: Sebelumnya sudah bisa duduk dan berdiri sendiri. Saat ini hanya bisa berbaring saja. Usia 11 bulan, BB 7,3 kg, PB 71 cm, BB telah turun sebanyak 3 kg sejak awal episode sekarang. a. Bagaimana interpretasi dari riwayat tumbuh kembang anak R? 3,4 b. Bagaimana tumbuh kembang anak yang normal di usia 1 tahun 4 bulan? 5,6
c. Apa kemungkinan penyebab anak R hanya bisa berbaring saja? 7,8 d. Bagaimana mekanisme berat badan turun pada anak R? 9,10 6. Riwayat nutrisi: Usia 0 bulan sampai sekarang ASI. Dengan frekuensi sering. Ditambah susu formula standar 2-3x sehari, 2 sendok takar peres per hari. Ibu mencampur 2 sendok takar susu dengan air panas 40 cc dan air dingin 10 cc. Saat ini, anak masih mendapat ASI dan selain itu mendapat susu 4x60 ml setiap harinya. MPASI sejak usia 6 bulan, terdiri dari bubur nasi dan air kaldu ayam dan sedikit sayuran, dan kadang-kadang diberi ikan atau telur. Frekuensi MPASI 2x perhari. Anak dapat menghabiskan 2-3 sendok kecil. Kadang-kadang diberikan biskuit, keripik, dan gorengan. Anak tidak suka buah-buahan. a. Bagaimana perkembangan makan normal anak usia 0-16 bulan? 1,10 b. Bagaimana AKG anak 16 bulan? 2,9 c. Apakah pemberian ASI dan susu formula pada anak R sudah tepat? 3,8 d. Bagaimana takaran susu formula yang baik dan benar? 4, 7 e. Bagaimana hubungan tidak suka makan buah-buahan dengan diare yang dialami anak R? 5,6 f. Apa dampak dari pemberian susu formula sejak usia 0 bulan? 1,3 g. Apakah pemberian MPASI sudah tepat? Jika tidak, bagaimana cara pemberian MPASI yang benar? 2,4 7. Riwayat sosio-ekonomi: Ayah usia 20 tahun, tamat SD, pekerjaan buruh bangunan. Ibu usia 19 tahun, tamat SD, kerjaan IRT. Air minum menggunakan air galon isi ulang. Sumber air sumur yang berjarak 5 meter dari kamar mandi dan wc. Ada wc keluarga sendiri. a. Bagaimana hubungan riwayat sosio-ekonomi dengan keluhan yang dialami anak R? 5,7 b. Bagaimana sanitasi yang baik? 6,8 8. Pemeriksaan fisik: Kesadaran CM, cengeng. Nadi 150x/menit, isi tegangan cukup, RR 24x/menit, T 350C. BB 5,1 kg, PB 73 cm, LK 46 cm, LILA 7 cm. Anak tampak sangat kurus, mata cekung, baggy pants, iga gambang. Tampak atrofi otot lengan dan tungkai. Jantung dan paru dbn. Mukosa bibir kering. Telapak tangan tampak pucat. Tidak ada edema. Perut tampak cekung. Pemeriksaan laboratorium: Gula darah 60 mg/dl.
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium di atas? 9,10 b. Bagaimana mekanisme terjadinya abnormalitas dari hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium di atas?1,3,4
Email:
[email protected] Hipotesis: Anak R, laki-laki, usia 1 tahun 4 bulan, diduga mengalami gizi buruk tipe marasmus kondisi III, diare kronis, dan hipotermia. a) Diagnosis Banding b) Algoritma penegakan diagnosis c) Pemeriksaan penunjang d) Diagnosis Kerja e) Definisi f) Epidemiologi g) Etiologi h) Faktor risiko i)
Patogenesis
j)
Patofisiologi
k) Manifestasi klinis l)
Klasifikasi
m) Tatalaksana n) Edukasi dan pencegahan o) Komplikasi p) Prognosis
q) SKDI
Learning Issue 1. Gizi buruk tipe marasmus a) Diagnosis Banding 1,2,3 b) Algoritma penegakan diagnosis c) Pemeriksaan penunjang d) Diagnosis Kerja e) Definisi f) Epidemiologi g) Etiologi 4,5,6,7 h) Faktor risiko
i)
Patogenesis
j)
Patofisiologi
k) Manifestasi klinis l)
Klasifikasi 8,9,10
m) Tatalaksana n) Edukasi dan pencegahan o) Komplikasi p) Prognosis
q) SKDI 2. Diare kronik a) Diagnosis Banding 4,5,6,7 b) Algoritma penegakan diagnosis c) Pemeriksaan penunjang d) Diagnosis Kerja e) Definisi f) Epidemiologi g) Etiologi 8,9,10 h) Faktor risiko i)
Patogenesis
j)
Patofisiologi
k) Manifestasi klinis l)
Klasifikasi 1,2,3
m) Tatalaksana n) Edukasi dan pencegahan o) Komplikasi p) Prognosis
q) SKDI 3. Tumbuh kembang 2,5,6,7,8,9,10