Kasus Kecil
DEMAM BERDARAH DENGUE Mutmainna Pembimbing : dr. Topan Binawan M.Kes Sp.PD KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN-SMF ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2018
IDENTITAS PASIEN Nama
: Tn. A
Umur
: 32 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat
: Desa Ambekari
No. RM
: 531002
Ruangan
: Laika Waraka Interna
DPJP
: dr. Topan Binawan, Sp.PD
ANAMNESIS Keluhan Utama
: Demam
Anamnesis Terpimpin
:
Pasien datang dengan keluhan demam yang dirasakan sudah 5 hari. Demam berlangsung 3 hari secara terus menerus. Pada hari keempat dan kelima pasien dirawat di RS Konawe kemudian dirujuk ke RSU Bahteramas dengan DHF dan PLT 22.000/uL. Pasien merasa sakit kepala (+), rasa perdarahan pada hidung (+), perdarahan gusi (+), mual (+), muntah (-). Pasien merasakan nyeri-nyeri pada sendi dan badan sejak 3 hari yang lalu. Buang air kecil normal, buang air besar merah kehitaman 1 hari yang lalu. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-). Riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama (-). Riwayat dilingkungan sekitar yang menderita keluhan yang sama (+). Riwayat DM (-), riwayat transfusi (-)
PEMERIKSAAN FISIK Status Present • KU : Sakit sedang • Status gizi : baik BB = 65 kg TB = 168 cm IMT = 23 kg/m2 • Kesadaran : composmentis
Tanda Vital • Tekanan Darah : 140/90 mmHg • Nadi : 80x/menit, reguler • Pernapasan : 24x/menit • Suhu : 36,8oC/axillar
STATUS GENERALISATA Kulit : berwarna sawo matang, ikterus (-), peteki (-) Kepala • Bentuk oval, normocephal (+), simetris kiri dan kanan • Deformitas (-)
Rambut • Lurus • Berwarna kehitaman
Wajah • Simetris kiri dan kanan
STATUS GENERALISATA Mata • Perdarahan konjungtiva (+), edema palpebra (-), sklera ikterik (-)
Hidung • Epistaksis (+), rinorrhea (-), deformitas (-)
Telinga • Otorrhea (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tarik tragus (-), tophi (-)
STATUS GENERALISATA Mulut • • • •
Bibir kering (-), perdarahan gusi (+) Lidah kotor (-), tremor (-) Stomatitis (-), Candidiasis (-) Tonsil T1/T1 , Hyperemis (-)
Leher • Inspeksi : pembesaran (-) • Palpasi : trakea ditengah, pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-) • JVP = R+2 cmH2O
Thoraks
• Inspeksi : pergerakan simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga (-), • Palpasi : Nyeri tekan (-), kreptasi (-), massa tumor (-) vokal fremitus kiri dan kanan simetris kesan normal • Perkusi : Sonor (+) batas paru hepar ICS VI • Auskultasi : Vesikuler, wheezing -/- , ronkhi -/-
Jantung
• Inspeksi : IC tidak tampak • Palpasi : IC tidak teraba, thrill (-) • Perkusi : Pekak (+), batas jantung kanan : linea parasternalis kanan dan batas jantung kiri : ICS V linea midclavicularis kiri (kesan normal) • Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur (-), S3 gallop (-)
Abdom en
• Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas. • Auskultasi : Peristaltik (+), 8x/menit kesan normal • Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan hipocondrium dextra (-). Pembesaran hepar (-) , Pembesran lien (-). Ballotemen ginjal (-) • Perkusi : Tympani (+)
Punggung
Ekstremit as
• Inspeksi : simetris , retraksi sela iga (-), deformitas (-) • Palpasi : Nyeri tekan (-), kreptasi (-), massa tumor (-) vokal fremitus kiri dan kanan simetris kesan normal • Perkusi : batas paru hepar setinggi costa X kanan • Auskultasi : Vesikuler, wheezing -/- , ronkhi -/-
• Ekstremitas atas : edem -/-, petekia +/+, kekuatan otot 5/5. • Ekstremitas bawah : edem -/-, petekia -/-, kekuatan otot 5/5.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Rutin (13/06/2018) Parameter
Hasil
Nilai rujukan
WBC
7,34
[10^3/uL]
4,00 – 10,0
RBC
5,35
[10^6/uL]
4,00 – 6,00
HGB
13,0
[g/dL]
12,0 – 16,0
HCT
44,3
[%]
37.0-48.0
MCV
83,8
[fL]
[8.0.0-97.0]
MCH
33,0
[pg]
[26.5-33.0]
MCHC
33,9
[g/dL]
[31.5-35.0]
PLT
4
[10^3/uL]
150 - 400
NEUT
51,4
[%]
(1.50-7.00) (52.0-75.0)
LYMPH
30,6
[%]
(1.00-3.70) (20.0-40.0)
MONO
17,8
[%]
(2.0-8.0)
EO
0,1
[%]
1,00-3,00
BASO
0,1
[%]
0,00-0,10
PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Rutin (18/06/2018) Parameter
Hasil
Nilai rujukan
WBC
5,46
[10^3/uL]
4,00 – 10,0
RBC
4,69
[10^6/uL]
4,00 – 6,00
HGB
13,2
[g/dL]
12,0 – 16,0
HCT
39,4
[%]
37.0-48.0
MCV
84,0
[fL]
[8.0.0-97.0]
MCH
28,1
[pg]
[26.5-33.0]
MCHC
33,5
[g/dL]
[31.5-35.0]
PLT
104
[10^3/uL]
150 - 400
NEUT
52,2
[%]
(1.50-7.00) (52.0-75.0)
LYMPH
26,6
[%]
(1.00-3.70) (20.0-40.0)
MONO
13,0
[%]
(2.0-8.0)
EO
4,0
[%]
1,00-3,00
BASO
0,5
[%]
0,00-0,10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia Darah Parameter GDS
Hasil
Nilai rujukan
112
70 – 180 mg/dl
Rumple leed : positif (+)
RESUME o Laki-laki 32 tahun o Demam 3 hari, demam turun pada hari Status Gizi : baik (IMT 23,0 Kg/m2) ke 4 dan 5 Pemeriksaan fisis o Sakit kepala (+), o Mual (+), muntah (-) o Nyeri otot dan sendi (+) o BAB merah kehitaman o Riwayat lingkungan dengan DBD (+)
didapatkan
Perdarahan konjungtiva(+) Perdarahan gusi (+) Perdarahan hidung (+) Nyeri tekan epigastrium (+)
Tanda vital
Petechi (+)
TD 140/90
Organomegali (-)
Nadi : 92xmenit
Laboratorium
Respirasi : 20x/menit
•
PLT : 4 x10^3/uL
•
HGB :13,0 g/dL
Suhu : 37,0 C
ASSESMENT Demam Berdarah Dengue Grade II
DD : MALARIA DEMAM TIFOID
PENATALAKSANAAN Non Farmakologi Edukasi Tirah Baring
Farmakologi IVFD RL 28 tpm Neurodex 2x1 Antrain 1 amp/8 jam/drips Lansoprazole 1x1 Sucralfat 3x1 Transfusi TC 7 kolf
PEMBAHASAN DBD tersebar di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk
PEMBAHASAN
KASUS
TEORI Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat
o Laki-laki 32 tahun o Demam 3 hari, demam turun pada hari ke 4 dan 5 o Sakit kepala (+), o Mual (+), muntah (-) o Nyeri otot dan sendi (+) o BAB merah kehitaman o Riwayat lingkungan dengan DBD (+)
bersifat
asimtomatik
atau
dapat
berupa
demam yang tidak khas. Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti oleh fase kritis 2-3 hari. Pada fase ini pasien sudah tidak demam akan tetapi memiliki risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan yang adekuat.
PEMBAHASAN KASUS
TEORI
• Trombosit : umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8 Laboratorium •PLT : 4 x10^3/uL •HGB :13,0 g/dL •HCT : 44,3 % Rumple leed : (+)
• Hematokrit : kebocoran plasma dibuktikan dengan peningkatan hematokrit >20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke 3 demam • Protein/albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma
DEMAM BERDARAH DENGUE DBD berdasarkan kriteria WHO 1997, diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini dipenuhi: Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bifasik Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan (uji bendung positif, peteki, ekimosis atau purpura, perdarahan mukosa), hematemesis/melena
DEMAM BERDARAH DENGUE Lanjutan….. Trombositopenia (<100.000) Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma): peningkatan hematokrit >20% Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites, atau hipoproteinemia
PEMBAHASAN TERAPI
TEORI
Prinsip utama adalah terapi suportif, dengan terapi suportif yang adekuat. Pemeliharaan
IVFD RL 28 tpm Neurodex 2x1 Antrain 1 amp/8 jam/drips Lansoprazole 1x1 Sucralfat 3x1 Transfusi TC 7 kolf
volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga terutama cairan oral. jika asupan cairan oral tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena.
TERIMA KASIH