LAPORAN TUTORIAL SKENARIO B BLOK 14
Oleh: KELOMPOK G7 Tutor: dr. Nita Parisa, M. Bmd Nadiah Putri
04011381722158
Yake Apriliany
04011381722162
Vania Andhika Putri
04011381722163
M. Guszaldo Hamanda Putra 04011381722167 Ari Millian Saputra
04011381722190
Nursarah Salsabila Khansa
04011381722193
Alif Alfian Akbar
04011381722204
Athallah Zhafira
04011381722206
Peksi Saphira Miradalita
04011381722213
Sandora Rizky Mailiani
04011381722226
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2019
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial Skenario B Blok 14” sebagai tugas kompetensi kelompok. Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur, hormat, dan terimakasih kepada : 1. Tuhan yang Maha Esa, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi tutorial, 2. dr. selaku tutor kelompok G7, dr. Nita Parisa, M. Bmd 3. Teman-teman sejawat FK Unsri, terutama kelas PSPD GAMMA 2017 Semoga Tuhan memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan.
Palembang 4 April, 2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………….. 2 Daftar Isi…………………………………………………………………… 3 Kegiatan Diskusi…………………………………………………………... 4 Skenario……………………………………………………………………. 5 I.
Klarifikasi Istilah………………………………………………………. 6
II. Identifikasi Masalah……………………………………………………. 7 III. Analisis Masalah………………………………………………………..9 IV. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan.............................................................. 41 V. Kerangka Konsep..................................................................................... 42 VI. Sintesis…………………......…………………...................................... 43 VII. Kesimpulan………………………………………………………........ 69 Daftar Pustaka……………………………………………………………... 70
3
KEGIATAN DISKUSI Tutor
: dr. Nita Parisa, M. Bmd
Moderator
: M Guszaldo Hamanda P
Sekretaris 1
: Yake Apriliany
Sekretaris 2
: Nadiah Putri
Presentan
: Ari Millian S
Pelaksanaan
: 1 April 2019(13.00-15.30 WIB) 4 April 2019 (13.00-15.30 WIB)
Peraturan selama tutorial: 1. Jika bertanya atau mengajukan pendapat harus mengangkat tangan terlebih dahulu, 2. Jika ingin keluar dari ruangan izin dengan moderator terlebih dahulu, 3. Boleh minum, 4. Tidak boleh ada forum dalam forum, 5. Tidak memotong pembicaraan orang lain, 6. Menggunakan hp saat diperlukan.
4
SKENARIO A man 17 years old with chief complain nasal obstruction, since 10 days ago. There was mucropurulent rhinorhea. On day 5 the complaint improves then repeated complaints accompanied by fever 39 degree C and there was not discomfort in face and forehead.
Physical examination: Vital sign Blood pressure: 110/70 mmHg
Pulse: 105x/min
Respiratory rate: 24x/min
Core Temperature: 39oC
ENT Examination
Otoscopy
Anterior Rhinoscopy
Oropharynx
Right Ear Ear canal : within normal Ear drum : within normal
Left Ear Ear canal : within normal Ear drum : within normal
Right Nose Left Nose Nasal mucosa: swollen and Nasal mucosa: swollen and hyperemic hyperemic Inferior turbinate: hipertrofi Inferior turbinate: hipertrofi and and hyperemic hyperemic Osteomeatal complex obstruction, medial turbinate oedema, middle meatus secret + Nasal septum no deviation Nasal secret (+) Nasal secret (+) mucopurulent mucopurulent Tonsil: T1-T1, Hyperemis (-), Posterior wall: Hyperemis (-), Granules (-), Post nasal drip (+)
Laboratory Examination Hb 13gr%, WBC: 11.000/mm3, CRP: 90mg/L
5
I.
Klarifikasi istilah 1.
Nasal Obstruction
: Penyumbatan
pada
bagian
hidung
yang
menyebabkan lapisan membran hidung menjadi bengkak karena proses inflamasi pada hidung. 2.
Mucopurulent
: Sekresi mukus encer dari hidung.
3.
Rhinorhea Inferior turbinate
: Sebuah lempeng tulang tipis yang membentuk bagian bawah dinding lateral rongga hidung dan
4.
CRP
membran mukosa yang melapisi lempeng tersebut. : Test darah yang mengukur jumlah protein C-reaktif
5.
ENT Examination
dalam darah. : Pemeriksaan telinga, hidung, tenggorokan
6.
Hyperemis
: Suatu keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan di dalam pembuluh darah atau keadaan yang disertai meningktnya volume darah dalam
7.
Post Nasal Drip
pembuluh darah yang lebar. : Mukus yang berlebihan yang diproduksi oleh mukosa
8.
nasal.
Kelebihan
mukus
tersebut
terakumulasi di tenggorokan atau di belakang hidung : Alat untuk melakukan inspeksi atau auskultasi pada
Otoscopy
telinga
II. Identifikasi Masalah No
Fakta
Ketidaksesuaian
Prioritas
6
. 1.
2.
A man 17 years old with chief complain nasal obstruction, since 10 days ago. There was mucropurulent rhinorhea.
Tidak sesuai harapan
VVV
Tidak sesuai harapan
VV
Tidak sesuai harapan
V
On day 5 the complaint improves then repeated complaints accompanied by fever 39 degree C and there was not discomfort in face and forehead.
3.
Physical examination: Vital sign Blood pressure: 110/70 mmHg Pulse: 105x/min Respiratory rate: 24x/min Core Temperature: 39oC
4.
ENT Examination
Otoscopy
Anterior Rhinoscopy
Oropharynx
Right Ear Ear canal : within normal Ear drum : within normal Right Nose Nasal mucosa: hyperemic Tidak sesuai harapan V Inferior turbinate: and hyperemic Osteomeatal complex obstruction, medial turbinate oedema, middle meatus secret + Nasal secret ( mucopurulent Tonsil: T1 Posterior wall: Hyperemis (
7
5.
Laboratory Examination Hb 13gr%, WBC: 11.000/mm3, CRP: 90mg/L
Tidak sesuai harapan
V
Alasan prioritas: Karena masalah tersebut adalah keluhan utama yang memperberat keadaan pasien.
III. Analisis Masalah 1. A man 17 years old with chief complain nasal obstruction, since 10 days ago. There was mucropurulent rhinorhea. a. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pasien terhadap keluhan pada b. c. d. e. f. g.
kasus? Peksi alif Bagaimana mekanisme dan peyebab dari nasal obstruction? Alif athala Bagaimana mekanisme dan penyebab mukopurulent rhinorhea? Athala ari Bagaimana drainase dari sinus paranasal? Ari aldo Bagaimana tatalaksana awal dari rhinorhea? Nedi yake Bagaimana tatalaksana awal dari nasal obstruction? Aldo khansa Apa makna dari waktu timbulnya gejala pada kasus ini? Khansa vania
2. On day 5 the complaint improves then repeated complaints accompanied by fever 39 degree C and there was not discomfort in face and forehead. a. Mengapa keluhan yang dialami pasien semakin parah? Vania sandora b. Bagaimana mekanisme demam pada kasus? Sandora peksi c. Apa makna dari there was not discomfort in face and forehead? Peksi alif 3. Physical examination: Vital sign Blood pressure: 110/70 mmHg
Pulse: 105x/min
Respiratory rate: 24x/min
Core Temperature: 39oC
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik? Alif athalla b. Bagaimana mekanisme abnormalitas pada pemeriksaan fisik? Ari athala 8
4. ENT Examination
Otoscopy
Anterior Rhinoscopy
Oropharynx
a. b. c. d.
Right Ear Ear canal : within normal Ear drum : within normal
Left Ear Ear canal : within normal Ear drum : within normal
Right Nose Left Nose Nasal mucosa: swollen and Nasal mucosa: swollen and hyperemic hyperemic Inferior turbinate: Inferior turbinate: hipertrofi hipertrofi and hyperemic and hyperemic Osteomeatal complex obstruction, medial turbinate oedema, middle meatus secret + Nasal septum no deviation Nasal secret (+) Nasal secret (+) mucopurulent mucopurulent Tonsil: T1-T1, Hyperemis (-), Posterior wall: Hyperemis (-), Granules (-), Post nasal drip (+)
Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan THT ? nedi yake Bagaimana mekanisme abnormalitas dari nasal mukosa? Ari aldo Bagaimana mekanisme abnormalitas dari inferior turbinate? Aldo khansa Bagaimana mekanisme abnormalitas dari osteomeatal complex obstruction?
Khansa vania e. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari medial turbinate oedema? Vania sandora f. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari middle meatus secret? Sandora peksi g. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari post nasal drip? Peksi alif h. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari nasal secret (+) mucopurulent? Alif athalla i. Bagaimana prosedur pemeriksaan THT? Athalla ari j. Apa saja pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan pada kasus ini? Nedi yake 5. Laboratory Examination Hb 13gr%, WBC: 11.000/mm3, CRP: 90mg/L a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan laboratorium? Ari aldo
9
b. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan laboratorium? Aldo khansa 6. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium yang ada pada skenario, kemungkinan pria 17 tahun pada kasus ini menderita rhinosinusitis a. Apa definisi dari rhinosinusitis? Khansa vania b. Bagaimana etiologi dari rhinosinusitis? Vania sandora c. Bagaimana epidemiologi dari rhinosinusitis? Sandora peksi d. Bagaimana klasifikasi dari rhinosinusitis? Peksi alif e. Bagaimana pathogenesis serta patofisiologi dari rhinosinusitis? Alif athalla f. Bagaimana algoritama penegakkan diagnosis dari rhinosinusitis? Athalla ari g. Bagaimana manifestasi klinis dari rhinosinusitis? Nedi yake h. Apa saja diagnosis banding dari rhinosinusitis? Ari aldo i. Bagaimana tatalaksana dari rhinosinusitis? Aldo khansa j. Apa saja komplikasi dari rhinosinusitis? Khansa vania k. Bagaimana prognosis dari rhinosinusitis? Vania dora l. Bagaimana cara mengedukasi pasien rhinosinusitis? Dora peksi m. Bagaimana SKDI seorang dokter umum untuk menangani rhinosinusitis?peksi alif
IV. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan Learning Iassues
What I
What I
What I Have to
Know
Don’t Know
Prove
How I Learn
Definisi, etiologi, Rhinosinusitis (semua)
Jurnal,
epidemiologi, patogenesis,
textbook,
tatalaksana,
internet, IT
penegakan diagnosis Anatomi
dan
fisiologi
hidung
(semua)
Anatomi dan fisiologi hidung
10
LI DAN ANMAL DIKUMPUL HARI RABU YA BIAR BISA DI SINTESIS
V. Kerangka Konsep VI. Sintesis VII.Kesimpulan Tn. B, 30 tahun di diagnose menderita Tb pulmoner dan lymphadenitis Tb karena infeksi Tb kronis yang didasari oleh factor risiko yang dimiliki Tn. B serta pemeriksaan penunjang yang memperkuat diagnosis
11
DAFTAR PUSTAKA
12