Rmk 5 Audit.docx

  • Uploaded by: Tama Revi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rmk 5 Audit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,706
  • Pages: 13
PENGAUDITAN I INTERNAL AUDITOR

I Gd Oka Dinantara

1707532003

Tama Revi Santosa

1707532007

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM NON REGULER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2019

BAB I PEMBAHASAN 1.1 Pengertian Audit Inten Audit intern merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian intern dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur pengendalian intern lainnya. 

Definisi pengendalian internal menurut SA 315 (IAPI,315:2)

Proses yang dirancang, diimplementasikan dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen dan personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai tentang pencapian tujuan suatu entitas yang berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan. Pengendalian internal terdiri atas lima komponen yang saling terkait yaitu : A. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian mencangkup hal-hal berikut: 

Integritas dan nilai etika



Komitmen terhadap kompetensi



Partisipasi dewan komisaris atau komite audit



Struktur organisasi



Pemberian wewenang dan tanggung jawab



Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

B. Penaksiran Risiko Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut: 

Perubahan dalam lingkungan operasi



Personel baru



Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki



Teknologi baru



Lini produk, produk atau aktivitas baru



Restrukturisasi korporasi



Operasi luar negeri



Standar akuntansi baru

C. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut : 

Review terhadap kinerja



Pengolahan informasi



Pengendalian phisik



Pemisahan tugas

D. Informasi dan Komunikasi Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aset, utang dan ekuitas yang bersangkutan. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan. Auditor harus memperoleh pengentahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami : 

Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan



Bagaimana transaksi tersebut dimulai



Catatan akuntansi, informasi pendukung dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi



Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara dan mengakses informasi

E. Pemantauan Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung

secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customers dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. 1.2 Fungsi ,Tujuan dan Ruang lingkup Audit Intern Menurut Robert Tampubolon dalam bukunya “Risk and system-Based Internal Auditing” (2005 : 1) bahwa : “fungsi audit intern lebih berfungsi sebagai mata dan telingga manajemen, karena manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang telah ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang”. Sedangkan tujuan pelaksanaan audit intern adalah membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, auditor intern akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang diperiksa. Tujuan pemeriksaan mencakup pula usaha mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar. Ruang lingkup audit intern yaitu menilai keefektifan sistem pengendalian intern, pengevaluasian terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan. Hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang Lingkup Pemeriksaan Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakaturan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan publik hal tersebut menimbulkan risiko yang besar dalam arti risiko untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang diberikannya. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern perusahaan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus memperluas scope pemerikasaannya pada waktu melakukan substantive test. Misalnya : a. Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus lebih banyak b. Pada waktu melakukan observasi atas stock opname, tes atas perhitungan fisik persediaan harus lebih banyak.

1.3 Bagaimana Melakukan Pemahaman dan Evaluasi Atas Pengendalian Intern Bentuk dan isi dokumentasi dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas entita, serta sifat pengendalian intern entitas. Contohnya, dokumentasi pemahaman tentang pengendalian intern entitas yang besar dan kompleks mencakup bagan alir, kuisioner dan table keputusan. Untuk entitas yang kecil, dokumentasi dalam bentuk memorandum sudah memadai. Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pemerikasaan akuntan publik, karena baik buruknya penegndalian intern akan memberikan pengaruh yang besar terhadap : a. Keamanan aset perusahaan b. Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan c. Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan d. Tinggi rendahnya audit fee e. Jenis opini yang akan diberikan akuntan publik Terdapat tiga cara yang digunakan akuntan publik yaitu : A. Internal Control Questionnaries Cara ini banyak digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), karena dianggap lebih sederhana dan praktis. Biasanya KAP sudah memiliki satu set ICQ yang standar, yang bisa digunakan untuk memahami dan mengevaluasi pengendalian intern berbagai jenis perusahaan. ICQ biasanya dikelompokkan sebagai berikut : 

Umum Biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, akta pendirian dan pertanyaan umum lainnya mengenai keadaan perusahaan



Akuntansi Pertanyaan-pertanyaan menyangkut keadaan pembukuan perusahaan, misalnya apakah proses pembukuan dilakukan secara manual atau computerized, jumlah dan kualifikasi tenaga di bagian akuntansi dan lain-lain



Siklus Penjualan-Piutang-Penerimaan Kas Hal ini menyangkut sistem dan prosedur yang terdapat di perusahaan dalam siklus penjualan, utang dan pengeluaran kas.



Siklus Pembelian-Utang-Pengeluaran Kas Hal ini menyangkut sistem dan prosedur yang terdapat di perusahaan dalam siklus pembelian, utang dan pengeluaran kas.



Persediaan Hal ini menyangkut sistem dan prosedur penyimpanan dan pengawasan fisik persediaan sistem pencatatan dan metode penilaian persediaan dan stock opname



Surat Berharga Hal ini menyangkut surat berharga, otorisasi untuk pembelian dan penjualan surat berharga dan penilaiannya



Aset Tetap Hal ini menyangkut sistem dan prosedur penambahan dan pengurangan aset tetap, pencatatan dan penilaian aset tetap dan lain-lain



Gaji dan Upah Hal ini menyangkut kebijakan personalia serta sistem dan prosedur pembayaran gaji dan upah.

B. Bagan Arus (Flow Chart) Flow chart menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur di suatu unit usaha, misalnya dalam flow chart untuk sistem dan prosedur pembelian, utang dan pengeluaran kas, digambarkan arus dokumen mulai dari permintaan pembelian, order pembelian sampai dengan pelunasan utang yang berasal dari pembelian tersebut. Dengan flow chart auditor bisa lebih cepat melihart apa saja kelemahan-kelemahan dan kebaikankebaikan dari suatu sistem dan prosedur. Untuk penugasan tahun berikutnya, auditor haru selalu mengupdate flow chart tersebut unurk mengetahui apakah terdapat perubahan-perubahan dalam sistem dan prosedur perusahaan. Setelah flow chart dibuat, auditor melakukan walk through, yaitu mengambil dua atau tiga dokumen untuk mengetes apakah prosedur yang dijalankan sesuai dengan apa yang digambarkan dalam flow chart. C. Narrative Dalam hal ini auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem dan prosedur akuntansi yang berlaku di perusahaan, misalnya prosedur pengeluaran kas. Cara ini biasanya digunakan untuk klien kecil yang pembukuannya sederhana. 1.4 Program dan Langkah Kerja Audit Intern Untuk memperoleh hasil audit yang baik dan berkualitas pelaksanaan audit harus direncanakan sebaik-baiknya. Audit intern harus menyusun terlebih dulu rencana pemeriksaan yang memadai serta diatur secara sistematis mencakup semua unit yang akan

diperiksa, sehingga seluruh pekerjaan dapat dilaksanakan secara berhasil guna dan berdaya guna. Program audit adalah tindakan-tindakan atau langkah-langkah yang terinci yang akan dilaksanakan dalam pemeriksaan. Selain sebagai petunjuk mengenai langkah-langkah yang harus dilaksanakan, program pemeriksaan juga merupakan alat kendali audit intern. Program disusun dengan manfaat-manfaat sebagai berikut: 1.

Menetapkan tanggung jawab untuk setiap prosedur pemeriksaan

2.

Pembagian kerja yang rapi sehingga seluruh unit terperiksa secara menyeluruh

3.

Menghasilkan pelaksanaan pemeriksaan yang tepat dan hemat waktu

4.

Menekankan prosedur yang paling penting untuk setiap pemeriksaan

5.

Berfungsi

sebagai

pedoman

pemeriksaan

yang

dapat

digunakan

secara

berkesinambungan 6.

Mempermudah penilaian manajemen terhadap pelaksanaan pemeriksaan

7.

Memastikan dipatuhinya norma-norma pemeriksaan dan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum

8.

Memastikan bahwa pemeriksa intern memperhatikan alasan-alasan dilaksanakannya berbagai prosedur. Adapun isi dari program adalah meliputi: Pernyataan tujuan, dalam hal ini harus

dipaparkan dengan jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, dikaitkan dengan kendala-kendala yang mungkin dihadapi, serta pendekatan pemeriksaan yang digunakan. Langkah kerja pemeriksaan

yang

memuat

pengarahan-pengarahan

khusus

dalam

melaksanakan

pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan intern meliputi langkah-langkah sebagai berikut: A. Perencanaan Pemeriksaan 1.

Penetapan tujuan dan sasaran pemeriksaan secara efektif dan efisien serta ruang lingkup kerja

2.

Memperoleh informasi pendahuluan atas aktivitas yang akan diperiksa

3.

Menetapkan sumber-sumber daya yang perlu untuk mendukung pelaksanaan pemeriksaan

4.

Komunikasi dengan semua pihak yang memerlukan pemeriksaan

5.

Melaksanakan survey lapangan untuk lebih mengenal kegiatan dan pengendalian yang akan diaudit, serta mendpatkan saran-saran dari pihak yang diaudit mengenai pelaksanaan pemeriksaan tersebut

6.

Menetapkan prosedur pemeriksaan

7.

Penetapan bagaimana, bilamana, dan kepada siapa pemeriksaan tersebut akan dilakukan

B. Pemeriksaan dan evaluasi informasi 1.

Informasi dikumpulkan dari semua pihak yang terlibat dengan sasaran dan ruang lingkup pemeriksaan

2.

Informasi harus cukup, dapat dipercaya, relevan, dan berguna sebagai dasar temuan pemeriksaan dan rekomendasi

3.

Prosedur pemeriksaan meliputi teknik pengujian dan teknik pengambilan sampel yang digunakan

4.

Mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan mendokumentasikan informasi yang diperoleh

5.

Menyiapkan kertas kerja pemeriksaan

C. Komunikasi hasil pemeriksaan 1.

Mendiskusikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil temuan pemeriksaan dan rekomendasinya

2.

Menerbitkan laporan hasil pemeriksaan yang objektif, jelas, bersifat konstruktif, dan tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

D. Tindak lanjut Pemeriksa intern harus memonitor dan mengawasi apakah tindak lanjut yang perlu dilaksanakan, atau apakah manajemen perusahaan telah mempertimbangkan dengan matang semua risiko yang mungkin timbul apabila ternyata tidak ada tindakan yang diambil sehubungan dengan hasil pemeriksaan tersebut. Selain itu tindak lanjut juga dilaksanakan sebagai alat ukur dalam menilai efektivitas pemeriksaan yang telah djalankan. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) adalah satuan kerja di dalam suatu bank umum yang melaksanakan fungsi audit intern dan merupakan transformasi dari divisi Pengawasan Intern. Adapun kedudukan dan hubungan SKAI dalam organisasi dalam Buku Pedoman Pegawai (BPP) unit KIC (2004) yaitu : 1.

Kepala SKAI diangkat dan diberhentikan oleh Direksi dengan persetujuan dari dewan Audit dan wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia

2.

Kepala SKAI bertangung jawab langsung kepada Presiden direktur dan untuk menjaga independensinya, Kepala SKAI dapat berkomunikasi langsung dengan Dewan Audit untuk menginformasikan berbagai hal yang berhubungan dengan hasil pemeriksaan. Pemberian informasi tersebut harus dilaporkan kepada Presiden Direktur.

3.

Tanggung jawab akhir pengawasan ada pada Dewan Komisaris. Dewan Komisaris berwenang untuk meminta Direksi menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan SKAI.

4.

Auditee berkewajiban untuk memberikan kerja sama demi kelanjaran tugas SKAI dan segera menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan SKAI serta memberikan komitmen untuk melakukan perbaikan dalam batas waktu tertentu.

5.

Dewan Audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 orang anggota yang diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Dewan Komisaris untuk jangka waktu 3 tahun dan setelah masa jabatannya dapat diangkat kembali. Anggota Dewan Audit terdiri dari anggota Dewan komisaris dan pihak ekstern bank.

6.

Wakil Kepala SKAI bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing bagian yang berada di bawah koordinasinya.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah: a.

Melakukan pemeriksaan dan penilaiann secara berkala terhadap kantor cabang, satuan kerja di kantor pusat serta satuan kerja lainnya yang ada dalam organisasi

b.

Melakukan review terhadap setiap kebijaksanaan, sistem dan prosedur yang diterapkan oleh manajemen dan SKAI

c.

Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya SKAI

d.

Melakukan pemantuan dan analisa kecukupan atas tindak lanjut perbaikan yang dilakukan oleh auditee berdasarkan hasil pemeriksaan auditor setempat, Auditor Pusat, Bank Indonesia dan Akuntan Publik.

e.

Melakukan pengarahan dan pembinaan terhadap Auditee dan Auditor Cabang.

1.5 Pelaksanaan Audit Intern Pelaksanaan kegiatan audit intern merupakan tahapan-tahapan penting yang dilakukan oleh seorang internal auditor dalam proses auditing untuk menentukan prioritas, arah dan pendekatan dalam proses audit intern. Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatan audit intern, menurut Hiro Tugiman (2006:53) adalah sebagai berikut : 1.

Perencanaan Audit Tahap perencanaan audit merupakan langkah yang palinng awal dalam pelaksanaan

kegiatan audit inten, perencaan dibuat bertujuan untuk menentukan objek yang akan diaudit/prioritas audit, arah dan pendekatan audit, perencanaan alokasi sumber daya dan waktu, dan merencanakan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses auditing. Menurut Hiro Tugiman (2006:53) audit intern haruslah merencanakan setiap pemeriksaan. Perencanaan haruslah didokumentasikan dan harus meliputi : a.

Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan

b.

Memperoleh informasi dasar (background information) tentang kegiatan-kegiatan yang akan diperiksa

c.

Penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit

d.

Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu

e.

Melaksanakan survey untuk mengenali kegiatan yang diperlukan, risiko-risiko dan pengawasan-pengawasan

f.

Penulisan program audit

g.

Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil-hasil audit akan disampaikan

h.

Memperoleh persetujuan bagi rencana kerja audit

2.

Pengujian dan Pengevaluasian Informasi Pada tahap ini audit intern haruslah mengumpulkan, mennganalisa, menginterprestasi

dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit. Menurut Hiro Tugiman (2006:59), proses pengujian dan pengevaluasian informasi adalah sebagai berikut : a.

Dikumpulkannya berbagai informasi tentang seluruh hal yang berhubungan dengan tujuan-tujuan pemeriksa dan lingkup kerja

b.

Informasi haruslah mencukupi, kompeten, relevan dan berguna untuk membuat suatu dasar yang logis bagi temuan audit dan rekomendasi-rekomendasi

c.

Adanya prosedur-prosedur audit, termasuk tehnik-tehnik pengujian

d.

Dilakukan penngawasan terhadap proses pengumpulan, penganalisaan, penafsiran dan pembuktian kebenaran informasi

e.

Dibuat kertas kerja pemeriksaan

3.

Penyampaian hasil pemeriksaan Laporan audit intern ditujukan untuk kepentingan manajemen yang dirancang untuk

memperkuat

penngendalian

audit

intern,

untuk

menentukan

ditaati

tidaknya

prosedur/kebijakan-kebijakan yanag telah ditetapkan oleh manajemen. Audit intern harus melaporkan kepada manajemen apabila terdapat penyelewengan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di dalam suatu fungsi perusahaan dan memberikan saran-saran/rekomendasi untuk perbaikannya. Menurut Hiro Tugiman (2006:68) audit intern harus melaporkan hasil audit yang dilaksanakannya yaitu : a.

Laporan tertulis yang ditandatanngani oleh ketua audit intern

b.

Pemeriksa intern harus terlebih dahuku mendiskusikan kesimpulan dan rekomendasi

c.

Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat terstruktur dan tepat waktu

d.

Laporan haruslah mengemukakan tentanng maksud, lingkup dan hasil dari pelaksanaan pemeriksaan

e.

Laporan mencantumkan berbagai rekomendasi

f.

Pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulan atau rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporan pemeriksaan

g.

Pimpinan audit intern mereview dan menyetujui laporan audit

4.

Tindak lanjut hasil pemeriksaan Audit intern terus menerus meninjau/melakukan tindak lanjut (follow up) untuk

memastikan bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat. Audit intern harus memastikan apakah suatu tindakan korektif telah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan, ataukah manajemen senior atau dewan telah menerima risiko akibat tidak dilakukannya tindakan korektif terhadap berbagai temuan yang dilaporkan. 1.6 Hubungan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal atau Independen Auditor Auditor internal dan auditor eksternal memiliki sasaran, tanggungjawab, dan kualifikasi yang berbeda, serta bertugas dalam aktivitas yang berbeda pula. Tetapi mereka memiliki kepentingan bersama yang menuntut adanya koordinasi bakat mereka untuk kepentingan perusahaan. Sasaran auditor internal adalah untuk menelaah efisiensi dan efektivitas operasi, kepatuhan, serta kecukupan dan efektivitas kontrol internal di perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan sasaran auditor eksternal adalah untuk menyatakan suatu opini tentang kewajaran dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Auditor internal memerhatikan seluruh aspek aktivitas perusahaan/organisasi, baik keuangan maupun nonkeuangan. Sedangkan auditor eksternal memerhatikan aspek keuangan perusahaan/organisasi. Tanggung jawab dan pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternal sangat berbeda dalam satu hal. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan dewan direksi, sementara auditor eksternal bertanggung jawab kepada pengguna laporan keuangan yang mengandalkan kredibilitas laporan keuangan pada auditor. !amun auditor internal dan eksternal memiliki kesamaan, diantaranya: a. Harus kompeten sebagai auditor dan tetap objektif dalam menjalankan pekerjaan dan melaporkan hasilnya b. Senjalankan metodologi yang sama dalam menjalankan audit, termasuk merencanakan dan menjalankan pengujian pengendalian dan pengujian substantive

c. Mempertimbangkan risiko dan materialitas dalam memutuskan perluasan pengujian dan mengevaluasi hasilnya. Keputusan mereka atas materialitas dan risiko mungkin berbeda karena pengguna eksternal dapat memiliki perbedaan kebutuhan dengan manajemen atau dewan direksi

DAFTAR PUSTAKA Exposurw Draft Standar Perikatan Audit (SPA) 610 tentang Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal. IAPI.

Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhover and James A., Scheiner. 2006. Audit Internal Sawyer edisi 5 Buku 3. Jakarta: Salemba Empat Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat

Related Documents

Rmk 5.docx
June 2020 4
Rmk 5 Audit.docx
December 2019 11
Rmk Chapter 5 Deegan.docx
November 2019 10

More Documents from "purba"