BAB 18 AUDIT OF THE ACQUISITION AND PAYMENT CYCLE: TESTS OF CONTROL, SUBSTANTIVE TEST TRANSACTIONS AND ACCOUNTS PAYABLE Pada bab ini akan membicarakan siklus transaksi yang ketiga yaitu siklus akuisisi dan pembayaran. Lebih lanjut, dalam bab ini akan membahas cara untuk memperkirakan seberapa baiknya pengendalian resiko dan merancang test of control serta substantive tests untuk setiap jenis transaksi yang
termasuk dalam siklus
perolehan dan pembayaran. Sebelum mempelajari cara memperkirakan seberaapa baikmya pengendalian risiko dan merancang test of control serta substantive tests untuk setiap jenis transaksi yang termasuk dalam siklus perolehan dan pembayaran, kita harus paham mengenai dua hal. Pertama, pentingnya mengetahui tentang jenis-jenis transaksi yang terlibat dan saldonya pada perusahaan sejenis. Kedua, karena sebagian besar kegiatan audit pada siklus perolehan dan pembayaran melibatkan dokumen dan catatan, amat penting bagi kita untuk memahami jenis dokumen dan catatan yang digunakan. AKUN DAN JENIS TRANSAKSI YANG DIGUNAKAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN Tujuan utama dari audit siklus perolehan dan pembayaran adalah untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang termasuk dalam siklus perolehan dan pembayaran dipengaruhi oleh perolehan barang dan jasa, dan apakah pengeluaran kas untuk perolehan tersebut telah disajikan dengan sesuai menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Secara tiga kelas transaksi yang terlibat dalam siklus tersebut, yaitu: 1. Perolehan barang dan jasa 2. Pengeluaran kas 3. Pengembalian pembelian dan penyisihan pembelian, serta diskon pembelian FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN DAN CATATAN YANG BERHUBUNGAN Siklus akuisisi dan pembayaran termasuk pengambilan keputusan dan proses yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa untuk menjalankan bisnis. Biasanya
siklus ini dimulai dengan mengeluarkan permintaan pembelian oleh pegawai yang diberi kuasa untuk mengotorisasi permintaan pembelian dan membutuhkan barang atau jasa serta berakhir dengan pembayaran atas barang atau jasa yang diminta. Fungsi bisnis yang terjadi selama proses tersebut adalah:
Memproses Order Pembelian, permintaan barang adalah awal dari siklus ini. Biasanya bagian ini terdiri dari: Permintaan Pembelian Order Pembelian
Menerima Barang dan Jasa, penerimaan barang atau jasa dari penyedia barang atau jasa adalah titik kritis dari siklus ini karena ini adalah saat dimana banyak perusahaan mengakui perolehan dan mengakui kewajiban untuk dicatat.
Mengakui Kewajiban, pengakuan kewajiban atas penerimaan barang dan jasa membutuhkan pencatatan yang tepat dan akurat. Pencatatan awal mempunyai dampak yang signifikan pada laporan keuangan dan pengeluaran kas secara nyata. Maka dari itu, kehati-hatian adalah suatu keharusan pada pencatatan transaksi yang benar-benar terjadi dengan jumlah yang tepat. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: Jurnal Akuisisi Rangkuman Laporan Akuisisi Invoice dari Penyedia Barang atau Jasa Memo Debit Voucher Master File Hutang Usaha Neraca Hutang Usaha Pernyataan Penyedia Barang atau Jasa
Pemrosesan dan Pencatatan Pengeluaran Kas, kebnayakan perusahaan membayar dengan menggunakan cek yang disiapkan komputer karena sistemnya sudah terintegrasi. Dokumen penting yang perlu diperhatikan antara lain: Cek Jurnal Pengeluaran Kas
Pemrosesan Order Pembelian, Penerimaan Barang dan Jasa, dan Mengakui Kewajiban termasuk dalam proses Perolehan sedangkan proses Pengeluaran Kas meliputi Pemrosesan dan Pengeluaran Kas. METODOLOGI UNTUK MERANCANG TESTS OF CONTROL DAN SUBSTANTIVE TESTS UNTUK TRANSAKSI Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah pemahaman terhadap internal control dari siklus perolehan dan pembayaran perusahaan yang akan di audit.pemahaman ini dapat diperoleh dengan mempelajari alur kerja perusahaan, menyiapkan kuisioner internal dan melakukan tes terhadap perolehan dan pengeluaran kas. Dapat disimpulkan bahwa inti dari audit terhadap siklus ini adalah pengendalian internal. Dari pengendalian internal tersebut, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan seperti otorisasi pembelian, pemisahan fungsi penerima barang, pencatatan berkala dan pengawasan terhadap catatan serta otorisasi pembayaran. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai hal-hal tersebut: 1.
Otorisasi Pembelian
Otorisasi pembelian memastikan bahwa barang dan jasa yang diperoleh digunakan untuk operasi perusahaan serta untuk mengurangi pembelian barang dan jasa yang kurang penting. 2.
Pemisahan Fungsi Penerimaan Barang
Fungsi Penerimaan Barang harus dipisahkan dari Fungsi Pergudangan untuk meminimalisir atau bahkan meniadakan pencurian dan penyalahgunaan persediaan barang di gudang. 3.
Pencatatan Berkala dan Pengawasan Terhadap Catatan Tersebut
Bagian pencatatan hutang usaha harus mepastikan bahwa barang atau jasa yang dimaksud telah benar-benar diterima dengan cara membandingkan detil pada order pembelian, laporan penerimaan barang dan invoice dari penyedia barang atau jasa. 4.
Otorisasi Pembayaran
Pengendalian internal yang baik dapat terlihat dari adanya pemisahan fungsi antara penandatangan cek pengeluaran kas dengan pencatat hutang usaha. Selain itu, perlu diperhatikan juga otoritas dari pegawai yang menandatangani cek pembayaran dan pemeriksaan
yang
mendalam
menandatangani cek pembayaran.
terhadap
dokumen
pendukung
ketika
akan
Setelah mengetahui kunci pengendalian internal, kelemahan dari pengendalian internal dan menilai pengendalian internal, putuskan apakah substantive tests akan dikurangi secukupnya hingga tidak lebih dari biaya untuk melakukan tests of control. Hal-hal yang disebut barusan dilandasi oleh sebuah asumsi bahwa jurnal untuk setiap perolehan dibuat terpisah. METODOLOGI PENYUSUNAN TEST OF DETAILS BAGI SALDO AKUN HUTANG USAHA Akun hutang usaha amat penting artinya bagi sebuah perusahaan karena setiap siklus perolehan dan pembayaran harus melalui akun ini. Jika tests of control dan substantive test dari transaksi menunjukkan apakah pengendalian berjalans ecara efektif maka auditor dapat mengurangi prosedur analitis dan test of balances untuk akun hutang usaha. Namun perlu diperhatikan bahwa terkadang hutang usaha bernilai material bagi beberapa perusahaan maka auditor hampir selalu melakukan tes atas saldo hutang dagang. Metodologi yang dipakai untuk merancang test of detail bagi akun hutang usaha sama dengan yang dipakai untuk merancang test of detail bagi akung piutang usaha seperti disebutkan dibawah ini: 1) Menetapkan Batas Toleransi Misstatement dan Menentukan Risiko yang Melekat Biasanya, batas toleransi yang ditetapkan cukup tinggi dan risiko yang melekat cukup tinggi karena akun hutang usaha adalah akun yang merupakan jumlah besar dari beberapa akun kecil. 2) Menilai Pengendalian Risiko dan Merancang serta Melakukan Test of Control dan Substantive Test terhadap Transaksi Penilaian terhadap pengendalian internal digunakan oleh auditor untuk menilai pengendalian risiko yang pada akhirnya akan menentukan hasil dari substantive test. 3) Merancang dan Melakukan Prosedur Analitis Prosedur analitis khususnya digunakan untuk mengungkapkan misstatement pada akun hutang usaha. Langkah-langkah yang biasa dilakukan adalah: Membandingkan saldo akun pengeluaran yang terkait dengan perolehan barang atau jasa dengan tahun sebelumnya Memeriksa lagi akun hutang usaha atas ketidakbiasaan, penyedia barang yang bukan langganan dan hutang yang memiliki bunga
Membandingkan akun hutang usaha secara individual dengan tahun sebelumnya Menghitung rasio 4) Merancang dan Melakukan Tests of Details terhadap Saldo Akun Hutang Usaha 5) Out-of-Period Liabilities Test Memeriksa dokumen yang terkait dengan pengeluaran kas secara berurutan Memeriksa dokumen atas tagihan yang belum dibayar hingga beberapa minggu setelah akhir tahun Melacak laporan penerimaan barang atau jasa yang dikeluarkan sebelum akhir tahun sehubungan dengan invoice dari penyedia barang dan jasa Melacak tagihan dari penyedia barang atau jasa yang memiliki keterkaitan denan saldo neraca akun hutang usaha Mengirim permintaan konfirmasi ke penyedia barang atau jasa yang melakukan bisnis dengan klien auditor 6) Cut off Tests Memeriksa laporan penerimaan barang atau jasa Memeriksa jumlah barang atau jasa yang termasuk inventory-in-transit 7) Vendor’s Invoice dan Vendor’s Statement Vendor’s invoice lebih akurat dalam memeriksa transaksi yang terjadi Vendor’s statement lebih akurat untuk memeriksa akun hutang usaha