Bab 3 Aktiva Tidak Berwujud.docx

  • Uploaded by: Annisa Ayu Dewanti
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 3 Aktiva Tidak Berwujud.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,712
  • Pages: 7
BAB 3 AKTIVA TIDAK BERWUJUD

A. PENGERTIAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD Secara umum aktiva tak berwujud adalah kekayaan perusahaan yang tidak memiliki bentuk fisik, tetapi bermanfaat bagi perusahaan karena hak-hak yang melekat pada pemiliknya. Dari segi akuntansi aktiva tak berwujud dapat digolongkan menjadi 3, yaitu: 1.

Aktiva lancar contohnya piutang dagang, persekot premi asuransi,dsb

2.

Aktiva tetap contohya hak paten, cap & merek dagang dan goodwill

3.

Biaya yang ditangguhkan pembebanannya biaya pendirian, biaya riset dan pengembangan, hak guna usaha, hak sewa (jangka panjang)

B. KARAKTERISTIK AKTIVA TIDAK BERWUJUD a.

Didapat / dibeli dari pihak lain atau dikembangkan oleh perusahaan sendiri

b.

Memberikan hak-hak istimewa kepada perusahaan

c.

Memberikan manfaat dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan

d.

Mempunyai masa kegunaan relatif permanen atau lebih dari satu periode akuntansi

C. JENIS-JENIS AKTIVA TAK BERWUJUD Akuntansi untuk aktiva tak berwujud bergantung pada umur aktiva tak berwujud tersebut, baik terbatas maupun tidak terbatas. Aktiva tak berwujud dikategorikan menjadi enam, yaitu: 1.

Aktiva tidak berwujud yang terkait dengan pemasaran Aktiva tidak berwujud yang terkait dengan pemasaran, digunakan di dalam

pemasaran atau promosi produk atau jasa. Aktiva tak berwujud yang terkait dengan pemasaran adalah merek dagang atau nama dagang. Merek atau nama dagang adalah simbol yang membedakan atau mengidentifikasi suatu perusahaan atau produk

tertentu dengan produk lainnya. Baik terdaftar maupun tidak, hak untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang secara eksklusif berada pada pengguna awal selama masa penggunaannya. Sehingga perusahaan yang menggunakan merek dagang atau nama dagang yang telah dietetapkan dapat menganggapnya memiliki umur yang tidak terbatas. Jika suatu perusahaan memperoleh merek dagang atau nama dagang, maka biaya yang dapat dikapitalisasi adalah harga pembelian. Jika suatu merek dagang atau nama dagang dikembangkan oleh perusahaan tersebut, maka biaya yang dapat dikapitalisasi termasuk biaya pengacara, biaya pendaftaran, biaya perancangan, biaya konsultasi, dan biaya lainnya. Jika total biaya merek dagang atau nama dagang tidak signifikan, maka biaya tersebut dapat dibebankan. Kebanyakan umur merek dagang atau nama dagang adalah tidak terbatas. Oleh sebab itu, perusahaan tidak perlu mengamortisasi biayanya. 2.

Aktiva tidak berwujud yang terkait dengan pelanggan Aktiva tak berwujud yang terkait dengan pelanggan pada umumnya diperoleh dari

interaksi dengan pihak luar perusahaan. Contohnya adalah daftar pelanggan, catatan pesanan atau catatan produksi, dan hubungan dengan pelanggan yang terikat kontrak maupun yang tidak terikat kontrak. 3.

Aktiva tidak berwujud yang berhubungan dengan seni Contoh dari aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan seni adalah hak

kepemilikan atas naskah drama, karya sastra, karya music, gambar-gambar, foto, dan materi video dan audiovisual. Hak cipta melindungi hak kepemilikan tersebut. Hak cipta adalah hak yang diberikan pemerintah kepada para penulis, pelukis, pemusik, pematung, dan seniman lain atas kreasi dan ekspresi mereka. Hak cipta ini diberikan selama umur penciptanya dan memberikan kepada pemilik, atau pewarisnya, hak eksklusif untuk memproduksinya ulang dan menjual suatu pekerjaan artistik atau yang dipublikasikan. Hak cipta tidak dapat diperbaharui. Biaya untuk memperoleh dan mempertahankan suatu hak cipta dapat dikapitalisasi, tetapi biaya penelitian dan pengembangan yang terlibat harus dibebankan pada saat terjadinya. 4.

Aktiva tidak berwujudyang berhubungan dengan kontrak

Aktiva tak berwujud yang terkait dengan kontrak adalah nilai dari hak yang timbul dari perjanjian-perjanjian tertentu. Bentuk umum jenis aktiva tak berwujud tersebut adalah waralaba atau franchise. Waralaba atau franchise adalah perjanjian kontraktual, di mana pemilik waralaba memberikan hak kepada pemegang waralaba untuk menjual produk atau jasa tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau melakukan fungsi-fungsi tertentu. Franchise memperoleh hak untuk memanfaatkan ide-ide atau produk franchise dengan menandatangani perjanjian waralaba. Jenis waralaba lainnya adalah perjanjian yang biasa dilakukan oleh pemerintah kota dan penggunaan properti publik oleh suatu perusahaan bisnis. Dalam hal ini, perusahaan yang dimiliki secara pribadi diijinkan untuk menggunakan properti publik dan melakukan jasa-jasanya. Waralaba dan lisensi dapat berlangsung selama periode waktu tertentu, selama periode yang tidak terbatas, atau perpetual. Perusahaan yang telah mendapatkan hak waralaba atau lisensi, mencatat suatu akun waralaba atau lisensi dalam pembukuannya, hanya jika terdapat biaya yang diidentifikasi pada akuisisi hak pengoperasian. Biaya waralaba dengan umur yang terbatas harus diamortisasi sebagai beban operasi selama umur waralaba tersebut. Perusahaan seharusnya tidak mengamortisasi biaya waralaba dengan umur yang tak terbatas atau waralaba perpetual, tetapi seharusnya mencatat sebesar biayanya. Pembayaran tahunan yang dilakukan perusahaan berdasarkan perjanjian waralaba harus dicatat sebagai beban operasi dalam periode perjanjian tersebut terjadi. Jumlah tersebut bukan merupakan aktiva karena tidak berhubungan dengan hak masa datang untuk menggunakan property public. 5.

Aktiva Tak Berwujud yang Terkait dengan Teknologi Aktiva tak berwujud yang terkait dengan teknologi berhubungan dengan inovasi

atau kemajuan teknologi. Sebuah inovasi atau pengembangan dan penciptaan teknologi baru membutuhkan hak paten untuk melindungi hak kekayaan intelektual seorang innovator. Paten memberikan hak eksklusif kepada pemegangnya untuk menggunakan, membuat, dan menjual suatu produk atau proses selama periode 20 tahun tanpa campur tangan atau pelanggaran dari pihak lain. Dua jenis utama paten adalah paten produk, yang meliputi produk fisik aktual, dan paten proses, yang mengatur proses untuk membuat produk.

6.

Goodwill Goodwill merupakan aktiva yang paling tidak berwujud dari aktiva tak berwujud

lainnya karena goodwill hanya dapat diidentifikasi pada bisnis secara keseluruhan. Satu-satunya agar goodwill itu dapat dijual adalah dengan menjual bisnis secara keseluruhan. Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi. Pengukuran komponen goodwill sangat kompleks dan menghubungkan setiap biaya dengan manfaat masa depan yang tidak dapat diestimasi secara rasional. Manfaat masa depan dari goodwill tidak memiliki hubungan dengan biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan goodwill tersebut. Goodwill dapat muncul tanpa biaya khusus dalam pengembangannya. Sehingga karena tidak adanya transaksi objektif dengan pihak luar yang telah dilakukan, maka subjektivitas bahkan misrepresentasi dapat terjadi. Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan perusahaan dibeli. Karena goodwill merupakan suatu penilaian yang bersifat going concern dan tidak dapat dipisahkan dari perusahaan secara keseluruhan. Untuk mencatat goodwill, nilai pasar wajar dari aktiva berwujud bersih dan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi, dibandingkan dengan nilai harga beli perusahaan yang diperoleh. Perbedaannya dianggap sebagai Goodwill. Jadi, goodwill adalah nilai sisa kelebihan biaya atas nialai wajar aktiva bersih yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi. Perusahaan yang mengakui goodwill dalam sebuah penggabungan usaha, menganggapnya mempunyai umur yang tidak terbatas. Oleh karena itu, perusahaan tidak boleh mengamortisasinya. Goodwill adalah aktiva tak berwujud yang paling besar dari neraca suatu perusahaan dan komunitas investasi ingin mengetahui jumlah yang

diinvestasikan

pada

goodwill

tersebut.

Sehingga

perusahaan

harus

menyesuaikan nilai tercatatnya ketika goodwill mengalami penurunan nilai. Nilai goodwill pada akhirnya akan habis, sehingga perusahaan harus mencatat goodwill ke dalam biaya selama periode yang terpengaruh. Amortisasi goodwill akan membandingkan beban dengan pendapatan dengan lebih baik. Goodwill Negatif atau dikenal dengan istilah Badwill, muncul ketika nilai pasar wajar aktiva yang diperoleh lebih tinggi daripada harga beli aktiva yang terkait. Situasi ini timbul sebagai hasil dari ketidaksempurnaan sebuah pasar. Dalam hal ini, penjual lebih baik menjual aktiva tersebut secara individu daripada secara

keseluruhan. Akan tetapi, situasi ini dapat terjadi jika harga beli lebih rendah daripada nilai aktiva bersih yang dapat diidentifikasi, sehingga timbul istilah kredit. Kredit ini dikenal sebagai goodwill negative atau kelebihan nilai wajar atas biaya aktiva yang diperoleh, badwill, atau pembelian tersaing. D. PENURUNAN NILAI AKTIVA TAK BERWUJUD Jumlah yang tercatat dari aktiva tak berwujud tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu, perusahaan harus menghapusnya. Penghapusan tersebut menyebabkan penurunan nilai. Beberapa situasi penurunan nilai terhadap aktiva tak berwujud adalah sebagai berikut : 1.

Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Masa Manfaat Terbatas Peraturan umum yang berlaku untuk penurunan nilai property, pabrik, dan

peralatan juga berlaku untuk aktiva tak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas. Property, pabrik, dan peralatan yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dianggap menurun nilainya apabila kejadian atau perubahan situasi menunjukkan bahwa jumlah tercatat atau nilai buku aktiva tidak dapat dipulihkan. Pengujian kemampuan pemulihan dilakukan agar perusahaan dapat mengestimasi arus kas masa depan yang diharapkan akan diperoleh dari penggunaan aktiva dan disposisi akhirnya. Jika jumlah arus kas bersih yang diharapkan di masa depan lebih rendah dari nilai buku aktiva, maka kerugian penurunan nilai akan diukur dan diakui. Kemudian, perusahaan menggunakan pengujian nilai wajar. Pengujian ini mengukur kerugian penurunan nilai dengan membandingkan nilai wajar aktiva dengan nilai bukunya. Kerugian penurunan nilai merupakan jumlah di mana nilai buku aktiva kurang dari nilai wajar aktiva yang menurun nilainya. Kerugian pada aktiva tak berwujud dengan umur terbatas dilaporkan sebagai bagian dari laba operasi yang berlangsung terus-menerus. Ayat jurnalnya muncul pada beban dan kerugian lain-lain. 2.

Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Umur Tidak Terbatas Selain Goodwill Aktiva tak berwujud dengan umur manfaat tak terbatas selain goodwill harus diuji

penurunan nilainya. Pengujian penurunan nilai untuk aktiva dengan umur manfaat tidak terbatas selain goodwill ini adalah pengujian nilai wajar. Pengujian nilai wajar akan membandingkan nilai wajar aktiva tak berwujud dengan jumlah yang tercatat.

Jika nilai wajar dari aktiva yang tak berwujud lebih kecil daripada jumlah yang tercatat, maka penurunan nilainya diakui. Perusahaan memakai pengujian satu tahap ini karena banyak aktiva dengan umur manfaat tidak terbatas dengan mudah lolos uji pemulihan. Oleh karena itu, pengujian pemulihan tidak digunakan. 3.

Penurunan Nilai Goodwill Aturan penurunan nilai untuk goodwill adalah proses dua tahap. Pertama,

perusahaan harus membandingkan nilai wajar unit yang dilaporkan terhadap jumlah yang tercatat, termasuk goodwill. Jika nilai wajar unit yang dilaporkan melebihi jumlah yang tercatat, maka penurunan nilai goodwill tidak dipertimbangkan. Namun, jika nilai wajar lebih kecil daripada jumlah yang tercatat aktiva bersihnya, maka perusahaan harus melakukan langkah kedua untuk menentukan penurunan nilai yang mungkin terjadi. Pada tahap kedua ini, perusahaan menentapkan nilai wajar goodwill dan membandingkannya dengan jumlah yang tercatat.

E. PENYAJIAN

POS-POS

TAK

BERWUJUD

DAN

POS

YANG

BERHUBUNGAN Perusahaan harus melaporkan semua aktiva tak berwujudnya selain goodwill sebagai pos terpisah di dalam neraca. Goodwill harus dilaporkan terpisah, jika ada, karena goodwill dan aktiva tak berwujud lainnya sangat berbeda dengan jenis aktiva yang lain, pengungkapan ini akan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca. Pada laporan laba-rugi, perusahaan harus menampilkan beban amortisasi dan kerugian penurunan nilai untuk aktiva tak berwujud selain goodwill sebagai bagian dari operasi berjalan. Kerugian penurunan nilai goodwill harus disajikan dalam pos terpisah pada bagian operasi berjalan, kecuali jika penurunan goodwill tersebut terkait dengan operasi yang sudah tidak lagi berjalan. Catatan pada laporan keuangan harus meliputi informasi mengenai aktiva tak berwujud yang diakuisisi, termasuk beban amortisasi keseluruhan untuk setiap tahun berikutnya selama 5 tahun. Catatan tersebut harus mencakup informasi mengenai

perubahan dalam jumlah yang tercatat goodwill selama periode tersebut. Praktek akuntansi yang dapat diterima menyatakan bahwa perusahaan harus mengungkapkan pada laporan keuangan mengenai total biaya penelitian dan pengembangan yang dibebankan ke beban setiap periode di mana laporan laba-rugi disajikan.

Related Documents

Bab 16 Aktiva Lancar.docx
December 2019 19
Aktiva
December 2019 36
Aktiva Tetap.docx
July 2020 23
Aktiva Tetap
April 2020 24
Aktiva Tetap
June 2020 23

More Documents from ""