Perspektif Teori Akuntansi Berdasarkan Aspek Sasaran
Disusun Oleh : Novi Iza Afidati (5160111026)
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2019
Tujuan dari penulisan ringkasan ini adalah untuk memudahkan mempelajari perspektif teori akuntansi berdasarkan sasarannya. Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai seni. Penyebutan akuntansi sebagai seni sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukan bahwa dalam praktiknya akuntansi melibatkan banyak pertimbangan atau nilai yang menuntut keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan yang terbaik. Seiring berjalannya waktu muncul pemikiran bahwa apakah akuntansi tergolong dalam seni, sains atau teknologi. Apabila akuntansi diperlakukan sebagai sains, maka teori akuntansi berupa penjelasan ilmiah, sedangkan apabila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, teori akuntansi diartikan sebagai penalaran logis. Semua ini tergantung dari segi perspektif. Selain perspektif taksonomi yang membagi teori akuntansi menjadi penjelasan ilmiah dan justifikasi, teori akuntansi juga dikelompokkan atas dasar prespektif lain menurut tujuan yang akan dicapai atau penekanan pembahasan. Dari aspek sasaran (goal) mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif dan normatif. Klasifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari pendefinisian akuntansi sebagai sains atau teknologi. Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan teknologi akan menghasilkan teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang berbeda yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh teori akuntansi. Teori Positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan, atau perbuatan) sesuai fakta atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar kriteria ilmiah. Contoh: teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan fakta bahwa sekelompok perusahaan memilih metode FIFO sementara yang lain memilih LIFO. Teori akuntansi positif mengajukan hipotesis bahwa perusahaan manufaktur cenderung memilih FIFO dan perusahaan dagang cenderung memilih LIFO. Teori akuntansi positif berusaha menentukan apakah hipotesis tersebut benar atau salah. Bila hipotesis terbukti, maka penjelasan diwujudkan dalam bentuk pernyataan misalnya: perusahaan yang menggunakan metode FIFO adalah perusahaan manufaktur. Teori Normatif berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai sesuatu itu baik atau buruk (good or bad). relevan atau tak relevan (relevant or Irrelevant) dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan (policy making). Contoh: teori akuntansi normatif berusaha untuk menjawab apakah akuntansi kos historis lebih baik daripada akuntansi kos sekarang untuk mencapai tujuan akuntansi. Untuk menjawab masalah ini, teori akuntansi normatif mendasarkan penjelasan atau teorinya berdasarkan apa yang telah disepakati untuk dicapai. Dalam contoh ini misalnya, teori akuntansi akan menghasilkan pernyataan yang berbunyi bahwa aset tetap harus dinilai dan dicantumkan dalam neraca atas dasar kos historis. Kesimpulannya adalah bahwa perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat perbedaan sasaran teori dan bidang masalah yang menjadi perhatian masing-masing teori. Bila dikaitkan dikotomi sains-teknologi, teori akuntansi positif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai sains sedangkan teori akuntansi normatif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai teknologi.
Referensi:
Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi Perekayaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Anggota IKAPI No.008.