Republika Yogya Senin (30-3-2009)

  • Uploaded by: heri purwata
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Republika Yogya Senin (30-3-2009) as PDF for free.

More details

  • Words: 2,209
  • Pages: 1
Berlangganan

Yogyakarta I Semarang I Solo I Purwokerto I Magelang I Pekalongan

kabarkota

REPUBLIKA Hubungi (0274) 541582

REPUBLIKA

Senin, 30 Maret 2009 M ASADI/REPUBLIKA

KOLOM PAK WALI

kilas UII Andalkan ACC Rebut Lapangan Kerja YOGYAKARTA — Universitas Islam Indonesia (UII) mengandalkan Alumni Career Center (ACC) agar lulusannya bisa terserap di dunia kerja. Melalui ACC diharapan dapat mempersingkat waiting time to get job. Rektor UII Yogyakarta, Prof H Edy Suandi Hamid mengemukakan hal itu pada wisuda periode IV di Auditorium Kahar Muzakhir Yogyakarta, Sabtu (28/3). Kali ini UII mewisuda 635 orang yang terdiri 62 program pascasarjana, 523 orang S1 dan 50 orang diploma tiga. Dijelaskan Edy, saat ini, ekonomi dunia tumbuh dalam kondisi yang tidak menguntungkan dan berdampak pada kinerja eknomi bangsa Indonesia. Krisis finansial berdampak pada berbagai aspek ekonomi telah menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan nilai kekayaannya. ‘’Di berbagai pusat industri di Indonesia, 37 ribu lebih karyawan telah diberhentikan dari pekerjaannya dan 180 ribu karyawan kontrak bernasib serupa. Hal ini menunjukkan betapa beratnya tantangan lulusan perguruan tinggi di masa mendatang.’‘ ■ hep

Oleh: Herry Zudiyanto Wali Kota Yogyakarta

Ekonomi Kreatif

M Mancing Spektakuler: Berbagai cara berkampanye dan mensosialisasikan caleg banyak dilakukan partai politik maupun para celeg. Sejumlah caleg Partai Gerindra, Ahad (29/3) menyelenggarakan acara mancing gratis di Sungai Galeh, Parakan, Temanggung. Tidak tanggung-tanggung 13 ribu peserta secara bersamaan nyemplung sungai, memperebutkan sejumlah hadiah, seperti televisi, sepeda gunung, HP, Kompor gas dan sejumlah hadiah lainnya.

Gaji Naik, Anggaran Pembangunan Menciut

23 Dusun di DIY Selatan Belum Teraliri Listrik YOGYAKARTA — Sedikitnya 23 dusun yang terdiri atas lima dusun di Kabupaten Gunungkidul dan 18 dusun di Kabupaten Kulonprogo hingga saat ini belum teraliri listrik. Medan yang berat karena berbukit-bukit menjadi penyebab utama belum teralirinya 23 dusun tersebut oleh energi listrik. Tiga dusun di Kabupaten Gunungkidul itu antara lain tersebar di Kecamatan Gedangsari Gunungkidul dan 20 dusun di Kabupaten Kulonprogo tersebar di kecamatan Samigaluh, Kalibawang dan Kokap Kulonprogo. Menurut PLN APJ Gunungkidul, Wuryanto selain beratnya medan untuk pembangunan aliran listrik, minimnya dana yang dimiliki PLN juga menjadi penyebab lain belum teralirinya 23 dusun tersebut oleh listrik. Di tiga dusun di Gunungkidul itu sebagian besar masih merupakan jalan setapak dan berbukit-bukit. ‘’Untuk pembangunan listrik ke sana harus melakukan pemotongan pohon yang banyak karena masih hutan-hutan dan ini membutuhkan biaya yang besar. Tidak cukup dari APBD saja,’‘ paparnya, Ahad (29/3). Diakuinya, sedikitnya ada 75 kepala keluarga di dusun di Gunungkidul yang belum menikmati aliran listrik tersebut. Diakuinya, salah satu solusi yang dilakukan masyarakat daerah itu adalah menyalurkan listrik sendiri dari dusun terdekat yang telah teraliri listik. ■ yli

Gubernur menjamin kenaikan gaji tidak akan mengganggu keseimbangan dana APBD. PURWOKERTO — Kenaikan gaji PNS sebesar 15 persen yang mulai diberlakukan April 2009 besok, menyebabkan anggaran yang terdapat dalam APBD 2009 makin terkuras. Di Kabupaten Banyumas, kenaikan gaji yang sudah sudah diputuskan pemerintah pusat ini menyebabkan 70 persen lebih dana APBD terpaksa harus dialokasikan untuk membayar gaji pegawai. Dengan demikian, hanya 30 persen yang dialokasikan untuk anggaran pembangunan. Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPP KD) Kabupaten Banyumas, Rasmono, mengakui besarnya anggaran dari APBD yang dialokasikan untuk gaji PNS tersebut. Bahkan dia menyebutkan, anggaran gaji pegawai memang cukup mem-

beratkan APBD mengingat jumlah PNS di Banyumas cukup besar, yaitu mencapai 16 ribu orang. ‘’Dengan adanya kenaikan gaji ini, maka APBD yang tersedot untuk gaji pegawai 70 persen lebih. Angka ini cukup besar, tetapi kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena gaji pegawai memang harus dibayarkan,’‘ katanya, Sabtu (28/3). Sesuai dengan instruksi dari pusat, kenaikan gaji pegawai harus dibayarkan mulai bulan April. ‘’Dengan kenaikan gaji sebesar 15 persen, maka tambahan anggaran yang harus dialokasikan untuk membayar gaji pegawai selama 9 bulan sejak April hingga Desember 2009, Rp 16 miliar,’‘ katanya. Meski demikian Rasmono menambahkan, kenaikan gaji yang mulai dibayarkan per 1 April tersebut, baru akan diberikan untuk kenaikan bulan April saja. Sedangkan untuk kenaikan bulan Januari, Februari dan Maret yang seharusnya diberikan dalam bentuk rapel, masih belum akan dibayarkan. Untuk diketahui, sebelum ada kenaikan gaji pegawai alokasi dana APBD Kabupaten Banyumas

tahun 2009 yang dialokasikan untuk membayar gaji pegawai setelah kenaikan gaji Rp 616 miliar.

Tidak masalah Sementara dana keseluruhan yang terdapat dalam APBD Kabupaten Banyumas 2009 hanya sekitar Rp 1,1 triliun. Dari total dana tersebut, yang berasal dari DAU (Dana Alokasi Umum), mencapai sekitar Rp 750 miliar. Dengan demikian, hampir seluruh anggaran DAU yang berasal dari APBN ini dibayarkan untuk gaji PNS. Terkait masalah kenaikan gaji pegawai ini, Gubernur Jateng Bibit Waluyo, menyatakan alokasi anggaran tersebut sudah disediakan. Meski jumlahnya cukup besar, dia menyatakan dana kenaikan gaji tersebut belum sampai mengganggu keseimbangan dana APBD. ‘’Dananya ada, tak perlu khawatir. Kita pasti bayar,’‘ jelasnya. Dia juga menyebutkan, total dana APBD Provinsi Jateng tahun 2009 ini mencapai Rp 5,2 triliun. Dari dana tersebut, dana yang berasal dari PAD (Pendapatan Asli Daerah) mencapai 3,3 triliun. ■ wid

enteri Perdagangan Mari Elka Pangestu pernah mengatakan jika sumbangan ekonomi kreatif bagi ekonomi di Indonesia mencapai 4,75 persen pada PDB tahun 2006 dan 7 persen dari total ekspor pada tahun 2006. Bahkan lanjut Mari, pertumbuhan ekonomi kreatif tahun 2006 mencapai 7,3 persen, atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,6 persen. Sektor ekonomi itu juga mampu menyerap sekitar 3,7 juta tenaga kerja setara 4,7 persen total penyerapan tenaga kerja baru. Ekonomi kreatif sendiri merupakan ekonomi yang berbasis kreatifitas intelektual yang terimplementasi pada inovasiinovasi produk maupun layanan jasa. Berdasarkan pemetaan Departemen Perdagangan ada 14 kategori yang masuk pada kelompok periklanan, arsitektur, kerajinan, desain, fashion, film dan video, musik, serta hiburan interaktif. Dari pengamatan Departemen Perdagangan sendiri, salah satu kota yang pertumbuhan ekonomi kreatifnya cukup tinggi adalah Yogyakarta. Hal itu nampaknya wajar karena dilihat dari sumber daya manusia (SDM)sebagian besar penduduk kota Pendidikan ini merupakan SDM terdidik dengan mayoritas berijazah SMA diikuti lulusan sarjana dan hanya sebagian kecil lulus SMP. Dengan potensi SDM tersebut pertumbuhan ekonomi kreatif di Yogyakarta dari tahun ke tahun cukup pesat. Contohnya saja, industri fashion di Yogyakarta bahkan menjadi trend setter bagi perkembangan fashion di Indonesia setelah Bandung. Begitupula dengan industri kerajinan, arsitektur, desain dan musik juga berkembang dengan baik di Yogyakarta. Bagi saya hal ini cukup membanggakan, namun masih perlu dikembangkan lagi. Karenanya tahun 2009 ini saya akan menggali potensi ekonomi kreatif dari kreatrifitas anak muda di Yogyakarta. Itu saya lakukan untuk lebih menumbuhkan perekonomian Kota Yogyakarta, apalagi pascakrisis ekonomi global seperti saat ini. Bahkan saya akan membuat Wali Kota Award dibidang enterpreneurship bagi anak-anak muda yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi kreatif di Yogyakarta. Hal itu penting saya lakukan untuk memberikan penghargaan bagi anak-anak muda generasi penerus Kota Yogyakarta agar mampu membangun fondasi bagi pertumbuhan ekonomi di Kota tercinta ini. Selain melalui Wali Kota Award, saya ingin memacu anakanak muda Yogyakarta untuk menumbuhkan kreatifitasnya yang kemudian bisa berimbas pada peningkatan ekonominya, lingkungan dan masyarakatnya. Bukan hanya itu melalui kebijakan saya sebelumnya, bagi pengusaha atau enterpreneur yang membuka usaha baru termasuk anak-anak muda di industri kreatif akan saya beri insentif berupa keringanan pajak selama tahun 2009 ini. Dengan begitu saya harap pertumbuhan ekonomi kreatif di Yogyakarta akan terus maju dan menjadi fondasi baru bagi perkembangan ekonomi di kota pendidikan ini. Salam HZ

Hama Penyakit Pancaroba Rugikan Petani Bunga Hias UNGARAN—Memasuki musim pancaroba, para petani bunga hias di sejumlah desa di Bandungan, Kabupaten Semarang merugi. Pasalnya berbagai berbagai macam penyakit dan hama tanaman bunga kian ganas menyerang dalam satu bulan terakhir atau jelang peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Sehingga mengakibatkan tanaman bunga yang dibudidayakan tidak menghasilkan uang. “Kalau tidak mati, bunganya akan busuk,” ungkap Sobirin (46), petani bunga di Dusun Jethis, Desa Ngasem, Bandungan, , Ahad (29/3). Berbagai hama tanaman

yang menyerang pada musim pancaroba ini, jelas Sobirin, contohnya adalah kutu kecil berwarna coklat dan berbentuk panjang. Petani bunga di Kecamatan Bandungan biasa menyebut hama yang berkembang biak di bawah kelopak bunga dan ganas menyerang jenis krisan ini dengan nama ‘trip’. “Kalau sudah terserang hama ini, para petani sudah dapat dipastikan merugi. Karena bunga yang dihasilkan tidak dapat dijual.” Selain trip, masih jelasnya, salah satu penyakit yang ganas menyerang tanaman krisan adalah cacar daun. hampir semua jenis krisan

”MULIA”

AUTHORIZED MONEY CHANGER Inna Garuda Hotel Jl. Malioboro 60 Yogyakarta (Depan Tiket Counter Garuda Indonesia) Senin - Jumat : 07.00 - 19.00 WIB Sabtu - Minggu : 08.00 - 15.00 WIB Telp. 0274-563314 (Hunting), 566353 Ext. 8901 Fax.(0274) 549777

rentan terserang penyakit ini. Salah satu ciri tanaman yang terserang penyakit ini mengalami layu akibat daunnya mengering dan berbentuk bentol- bentol kecil seperti cacar. Setiap tanaman yang terserang penyakit ini tak akan sehat dan tak akan menghasilkan bunga yang baik. Murtono (39), petani di Dusun Tarukan juga mengatakan, untuk satu petak berukuran 400 meter persegi, para petani harus mengeluarkan biaya produksi —bibit, pengolahan lahan serta untuk perawatan tanaman— hingga lima juta rupiah.

Tanggal : 27 Maret 2009 CURRENCY USD EURO AUD CAD GBP CHF SGD HKD JPY RM KWD WON NT BND NZD PHP THB YUAN SAR

■ owo

Fokus Usaha Mikro di Perkotaan

P

‘’Selain itu juga jasa laundry, kos-kosan, service komputer, hingga pengantaran air minum isi ulang, adalah usaha mikro yang bermodal Rp 500 ribu.’‘ BMT ini juga menyediakan layanan simpanan dan pembiayaan berbasis syariah. Layanan simpanan dikelola berdasarkan prinsip mudharabah (investasi) dan wadiah (titipan), baik yang bersifat fleksibel maupun dengan perjanjian/syarat khusus (muqayadah). Sedangkan jasa pembiayaan menggunakan prinsip jual-beli, sewa menyewa, dan kerjasama usaha. Selain simpanan dan pembiayaan syariah yang

11,425 15,450 7,925 9,200 16,450 10,100 7,550 1.450 115,50 3,075 36,500 7.25/7,75 310/320 7,500 6,500 220 325 1,640 2,950

TC 11,075 14,950 7,625 8,600 16,050 9,750 105,50

JUAL 11,575 15,650 8,075 9,350 16,850 10,250 7,675 1.550 119,50 3,225 39,500 9,25 365 7,700 6,700 270 365 1,740 3,225

‘’Usaha Mikro Terbukti Tahan Krisis’‘

BMT Ihsan Mulia usaha mikro. “Kesimpulan kami sektor mikro sarat manfaat untuk diberdayakan,” tutur Muhammad Rasyid ST, ketua pengurus BMT. Selain itu, lanjut Rasyid, sektor tersebut mampu menghasilkan keuntungan yang sangat bersaing bagi para penabung dan investor. Bagaimana dengan di Yogyakarta? Kota yang identik dengan pendidikan, budaya dan pariwisata, ternyata memiliki banyak peluang usaha berskala mikro. Tentu bagi orang yang tinggal di Yogya tak asing dengan berjibunnya warung nasi atau warung koboy di tepi jalan hingga pemukiman.

BELI BN

Catatan : kurs sewaktu-waktu dapat berubah

DOKUMEN

●Layanan nasabah di BMT Ihsan Mulia ersoalan utama para mainan anak-anak selain pelaku usaha mikro menyerap tenaga kerja juga di daerah termasuk di menjadi gantungan hidup Yogyakarta adalah sulitnya keluarga. mendapatkan modal usaha. Berangkat dari potret Karakter usaha mikro yang buram usaha mikro ini non-formal dan berskala kecil malahan menjadi bidikan menyulitkan mereka untuk bagi BMT Ihsan Mulia yang mengakse tambahan modal berlokasi di Jalan Jlagran, lewat lembaga perbankan. tepatnya 200 meter dari Padahal mikro seperti stasiun Tugu ke arah barat. tambal ban, warung kelonBMT yang dibentuk 33 tong, pedagang donat kelilorang pendirinya sejak lima ing,penjual sayuran keliling, bulan lalu itu berikhtiar warung nasi, hingga penjual mendukung pembiayaan

15

bersifat produktif (tamwiil), BMT Ihsan Mulia juga menjalankan peran sosial seperti memberikan beasiswa bagi sepuluh murid SD di sekitar kantor. ■

Profil Singkat Nama : BMT Ihsan Mulia Ketua Pengurus : M Rasyid Manajer : Dwi Lestari Pengawas Manajemen: Dr Sukamta, Drs Ahmad Nur Umam Pengawas Syariah : Makruf Amary Lc Alamat : Jalan Jlagran No 73 Gedongtengen, Yogyakarta, Telepon 302 5156, Badan Hukum : No 059/KD/AD/ Xll/2008, Tgl 20 Desember 2008

D

alam perkembangan dan dinamika ekonomi di Tanah Air, tidak dapat disangkal lagi daya hidup dan kekuatan usaha mikro dalam berjuang mengatasi kemiskinan. Berpijak di atas semangat kemandirian, para pelaku usaha mikro selalu bertahan melewati berbagai krisis ekonomi - saat dimana pengusaha lain gulung tikar menyisakan gelombang PHK di mana-mana. Kreatifitas dan semangat hidup yang tinggi, itulah kunci pelaku usaha mikro. Sampai ada ungkapan yang mengatakan “jika pedagang sayur tidak laku dia masih bisa ganti berjualan buah, berjualan buah tidak laku ganti berjualan jagung bakar, jagung bakar tidak laku ganti berjualan

pisang rebus”. Begitu seterusnya, seakan tidak ada kamus mati dalam berusaha. Peluang usaha bagi pelakunya, adalah peluang investasi bagi lembaga keuangan syariah. BMT Ihsan Mulia telah memahami sosioekonomi semacam ini. Maka, pilihan untuk melayani pelaku usaha mikro di Kota Yogyakarta sungguh pilihan yang menyimpan potensi keuntungan sekaligus pemberdayaan yang sangat besar. Peluang keuntungan di sektor mikro bertumpu pada perputaran modal yang cepat. Pelaku usaha mikro karena berangkat dari modal yang relatif kecil maka cepat pula mencapai titik balik modal (BEP). Bayangkan, berjualan sayur paling lama 2 hari sudah pasti habis dagangannya.

Warung nasi dan angkringan karakternya hampir sama. Maka, basis waktu pembiayaan untuk usaha-usaha semacam tidak harus merujuk pada (angsuran) bulanan. Paling tepat adalah mingguan atau harian untuk mengembalikan pembiayaan kepada BMT. Untuk melayani sektor mikro secara profesional dan berkelanjutan, karakter sektor mikro harus benar-benar dikuasai oleh praktisi BMT. Resiko dan keamanan harus tetap menjadi perhatian, meski tidak mesti dalam bentuk yang kaku. Yang paling penting adalah kreatifitas BMT agar resiko dapat ditekan seminimal mungkin, tanpa mengorbankan potensi keuntungan dan prinsip kerjasama yang saling menguntungkan.

Diantara cara yang harus ditempuh adalah dengan pendampingan kepada mitra pembiayaan, misalnya dalam cara mengangsur pengembalian pembiayaan. Cara pengembalian pinjaman harus memperhatikan pola penghasilan pelaku usaha. Jika penghasilannya harian, maka angsuran dapat dibuat pola harian. Demikian pula jika pola penghasilannya lima harian, mingguan maupun sepuluh harian. BMT Ihsan Mulia juga perlu membiasakan menabung bagi semua penerima pembiayaannya. Dengan dua pola ini, kekhawatiran jika pengembalian macet bisa diminimalisir. ■ Ahmad Sumiyanto SE MSi Direktur dan Konsultan Senior di PT ISES Consulting Indonesia

Related Documents


More Documents from "heri purwata"