Berlangganan
Yogyakarta I Semarang I Solo I Purwokerto I Magelang I Pekalongan
kabarkota kilas
Purnawirawan Dukung Netralitas YOGYAKARTA — Purnawirawan TNI-Polri, Veteran dan keluarga di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendukung netralitas TNI dan Polri dalam kehidupan politik praktis. Hal ini dimaksudkan agar kedua institusi tersebut dapat melaksanakan tugas pokok secara profesional sesua dengan aturan perundang-undangan. Demikian salah satu Pernyataan Sikap Purnawiran TNI-Polri dan Veteran DIY di halaman Monumen Yogya Kembali, Ahad (28/6). Pernyataan sikap ini dibacakan Sesepuhnya Mayjen TNI (Purn) H Sudiman Saleh. Acara ini dihadiri sebanyak 1.350 tamu undangan dari Purnawirawan TNI-Polri dan keluarganya DIY. Juga tampak hadir GBPH Prabuksumo dalam acara ini. Selain itu, juga mengharapkan pelaksanaan pemilihan Presiden 2009 dapat berjalan aman, jujur, tertib dan lancar. ‘’Kami bersama segenap komponen masyarakat yang lain siap mengamankan dan mensukseskannya,’‘ kata Sudiman Saleh. ■ hep
Amway Ajarkan Ketrampilan Usaha BANTUL — Sebanyak 178 anak Sekolah Dasar (SD) Kedung Miri dan Sompok di Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul terlihat antusias mengikuti program keterampilan usaha yang diadakan PT Amway Indonesia, Ahad (28/6). Selama sehari, para pelajar itu diajari bagaimana beternak lele dan pembuatan perhiasan sederhana dari manik-manik dan layang-layang. Corporate Affairs Senior Manager Amway, Rossy Waworuntu mengatakan, kegiatan ini adalah bagian dari program orang tua asuh Amway, melalui kampanye One by One yang dilaksanakan secara global dan didukung oleh Yayasan Amway Indonesia. Pada kesempatan ini Amway juga memberikan sumbangan keperluan sekolah dalam bentuk seragam merah putih, seragam pramuka serta alat-alat tulis. Alissa Rahman, Independent Bisnis Owner (IBO) PT Amway yang salah satu orang tua asuh dari anak-anak tersebut mengatakan, program ini merupakan tindak lanjut dari program pemulihan pasca gempa 27 Mei 2006 di Yogyakarta. Kepala Sekolah SD Sompok, Sumarno mengatakan sejak tahun 2006, Amway telah banyak memberikan sumbangan bagi SD Sompok dan SD Kedung Miri. ■ mg1
UII Batasi Mahasiswa Kedokteran YOGYAKARTA — Universitas Islam Indonesia (UII) membatasi jumlah mahasiswa yang ingin masuk Fakultas Kedokteran. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas UII dalam memasuki World Class University (WCU). Rektor UII Yogyakarta, Prof Dr H Edy Suandi Hamid mengemukakan hal tersebut pada seminar ‘Potensi UII Menuju WCU’ di Yogyakarta, Jumat (26/6) lalu. Selain Edy, juga hadir sebagai pembicara Ir Hendarman (Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Depdiknas), Prof Shunitz Tanaka (Universitas Hokkaido, Jepang), dan Dr Ichsan Setya Putra (Direktur Pendidikan ITB). Dijelaskan Edy, Fakultas Kedokteran UII mempunyai daya tampung 230 mahasiswa setiap tahunnya. Namun jumlah pendaftar, tahun akademik 2008/2009, mencapai 3.500 orang. Sehingga banyak calon mahasiswa yang ditolak. ‘’Banyak calon mahasiswa yang ingin masuk ke Fakultas Kedokteran UII dan sanggup membayar tinggi. Bahkan ada yang berasal dari Malaysia yang ingin belajar di FK UII. Tetapi FK UII membatasi jumlah mahasiswa yang diterima,’‘ kata Edy. Hal ini, kata Edy, dimaksudkan agar kualitas UII tetap terjaga. ■ hep
REPUBLIKA Hubungi (0274) 541582
REPUBLIKA
Senin, 29 Juni 2009
100 PT Antre Minta Rusunawa
Pemerintah menargetkan pembangunan 60 ribu unit Rusunawa.
YOGYAKARTA — Hingga tahun 2009 ini jumlah perguruan tinggi (PT) di Indonesia yang mengajukan diri memiliki Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) untuk mahasiswa ke Kantor kementrian Perumahan Rakyat mencapai 100 perguruan tinggi (PT). Namun karena keterbatasan dana di kantor kementrian tersebut maka pengajuan itu terpaksa harus antre. Mengapa harus antre? Menurut Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Muhammad Yusuf Asy’ari penyebabnya karena keterbatasan anggarann yang dimiliki kementriannya. ‘’Anggaran yang kami miliki hanya 0,35 persen dari APBN. Itu sangat kecil sekali,’‘ kata Yusuf ketima meresmikan penanaman tiang pancang pertama pembangunan Rusunawa untuk Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (27/6). Namun begitu guna memenuhi permintaan dari perguruan tinggi tersebut, Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera) akan mengajak departemen yang lain seperti Departemen Agama (Depag) dan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Ia mengatakan, Depag akan diajak dalam pembangunan pondok pesantren dan beberapa sekolah. Sedangkan Diknas untuk perguruan tinggi. ‘’Jika ada 0,5 persen saja dari anggaran Depdiknas yang 20 persen dari APBN digunakan untuk itu saya yakin antrean 100 PT tersebut akan tertangani,’‘ tandas Yusuf. Diakuinya, banyak rumah tangga di Indonesia hingga saat ini belum memiliki
15
rumah. Bahkan berdasarkan susenas tahun 2007, ada tujuh juta rumah tangga miskin (RTM) di Indonesia tak memiliki rumah. Kementriannya lanjut menteri berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi RTM. Namun sayangnya, saat ini dana yang ada di kantor Kementrian Perumahan Rakyat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi rakyat miskin tersebut. Padahal kata dia, setiap tahunnya sedikitnta ada 8 ribu pasangan baru atau rumah tangga baru yang juga membutuhkan rumah. ‘’Karenanya kita terus mendorong dan mempermudah proses untuk pendirian tempat tinggal baik berupa Rusunawa maupun Rusunami dan bangunan tinggal lainnya,’‘ terangnya. Dengan mudahnya pemberian izin tersebut, secara otomatis akan mengorbankan lahan-lahan produktif, lantaran lahan tersebut dijadikan tempat tinggal. Menyangkut persoalan tersebut, Yusuf Asyíari menyangkal jika pemenuhan perumahan tersebut akan mengorbankan lahan produktif. ‘’Saya kira tak mengganggu dan merusak lahan produktif, maupun lahan pertanian yang ada. Ini tergantung kepada pihak provinsi maupun kabupaten dalam pengelolaan tata ruangnya, saya kira itu tak menjadi masalah,’‘ tambahnya.
Twin block Untuk pemenuhan tempat tinggal, tahun 2009 ini, Kemenpera akan membangun 55 twin block Rusunawa. Pembangunan itu terdiri atas 40 ‘twin block’ rusunawa dari dana stimulus fiskal dan 15 ‘twin block’ rusunawa dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2009. Dengan demikian, menurut dia, sampai saat ini terdapat 152 twin block rusunawa di seluruh Indonesia yang sudah dan akan
YULIANINGSING/REPUBBLIKA
Pencet Tombol: Menteri Perumahan Rakyat Muhammad Yusuf Asy’ari didampingi Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta Drs Kasiyarno M Hum tengah memencet tombol tanda dimulainya penanaman tiang pancang pembangunan Rusunawa. dibangun. ‘’Berhubung dananya merupakan program stimulan, jumlah Rusunawa yang dibangun masih sedikit jika dibandingkan kebutuhan. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan perguruan tinggi diharapkan dapat melanjutkan pembangunan Rusunawa,” katanya. Diakuinya, pembangunan Rusunawa merupakan salah satu amanat rencana pembangunan jangka menengah yang bertujuan mendorong pemenuhan kebutuhan rumah yang layak, sehat, aman, dan terjangkau dengan menitikberatkan pada masyarakat berpendapatan rendah. “Target yang harus dicapai pemerintah dalam jangka lima tahun, 2005-2009, adalah 60 ribu unit Rusunawa. Pembangunan Rusunawa oleh Kemenpera itu terutama diperuntukkan bagi pekerja dan mahasiswa,” imbuhnya.
Sementara Rektor UAD Yogyakarta Kasiyarno mengatakan, Rusunawa mahasiswa yang akan dibangun itu terletak di Kelurahan Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul sebagai bagian dari pengembangan kampus. Rusunawa mahasiswa itu dibangun di atas lahan seluas 2,1 hektare, terdiri atas satu ‘twin block’ bangunan dengan luas lantai total 2.568 meter persegi,” katanya. Menurut dia, bangunan Rusunawa mahasiswa itu terdiri atas empat lantai dengan total tempat hunian 96 unit termasuk satu unit untuk difabel. Setiap unit tempat hunian berukuran 21 meter persegi dan dapat menampung 3-4 mahasiswa. “Pembangunan Rusunawa mahasiswa itu menelan biaya sebesar Rp 9,7 miliar dan waktu pelaksanaan direncanakan selesai dalam tempo enam bulan,” tegasnya. ■ yli
DIY Hanya Kirim Tenaga Terdidik ke Luar Negeri YOGYAKARTA — Tenaga kerja dari DIY yang dikirim ke luar negeri paling tidak tenaga kerja terdidik yang menempati kedudukan di sektor formal, sehingga perlindungan mereka lebih baik. Hal ini sesuai keinginanyang Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Karena itu moratorium atau jeda pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia, tidak mengganggu program penempatan tenaga kerja asal DIY ke luar negeri, kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hendarto Boediono di hadapan peserta Rapat Kerja Aosiasi Bursa Kerja Indonesia (ABKI) di Yogyakarta, Ahad (28/6). ‘’Dengan dikirimnya tenaga kerja terdidik, maka upah yang diterima jauh lebih besar ketimbang yang bekerja sebagai pramuwisma. Dan, perlindungannya pun juga lebih baik dari pada menjadi pra-
muwisma,’‘kata dia. Lebih lanjut Hendarto menambahkan, hingga saat ini jumlah tenaga kerja Indonesia asal DIY yang bekerja di luar negeri sebenarnya relatif sedikit, yakni sekitar 1.600an orang saja. ‘’Kalau kemudian ada yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) atau pramuwisma, dipastikan tidak melalui pintu DIY. Bisa jadi mereka lewat daerah lain,’‘ jelas dia. Sementara Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP 2TKI) Jumhur Hidayat pada kesempatan ini mengatakan langkah pemerintah melakukan moratorium itu sudah tepat. Sebab, kata dia, berdasarkan dari hasil survei yang dikeluarkan Amerika Serikat, menempatkan Malaysia sebagai salah satu negara yang masuk dalam daftar hitam,
karena membiarkan terjadinya perdagangan orang. Perlu diketahui korban trafficking atau perdagangan orang di Malaysia, jumlahnya hampir 95 persen di antara mereka itu adalah orang Indonesia. Menurut Jumhur, pada 15 Juli mendatang, Indonesia dan Malaysia akan menggelar perundingan membicarakan masalah ini. Jumhur mengakui kebutuhan tenaga kerja di Malaysia terutama pembantu rumah tangga dari Indonesia cukup besar. Namun dengan maraknya berbagai kasus yang merugikan TKI/TKW di Malaysia, maka secara perlahan jumlah TKI yang pergi ke Malaysia kian menurun. Justru banyak TKI yang pergi ke negara lain yang lebih baik perlindungan hukum dan kesejahteraannya, misalnya ke Timur Tengah, Singapura, Hongkong maupun Taiwan. ■ nri
Setiap Musim Liburan DIY Kekurangan Pramuwisata YOGYAKARTA — Setiap musim liburan seperti bulan Juni, Juli, Agustus, Desember, Januari, Yogyakarta selalu kekurangan pramuwisata untuk beberapa bahasa seperti bahasa Jerman, Perancis, Belanda, Spanyol, Rusia. Italia. Hal itu dikemukakan Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIY, Andi Mudhi’uddin pada Republika, Ahad (28/6) Apalagi akhir-akhir ini jumlah wisatawan asing meningkat. ‘’Musim liburan bulan Juni-Juli ini banyak wisatawan dari Jerman dan Perancis dan sekarang baru tersedia ,’‘ungkap dia. Saat ini jumlah pramuwisata yang bisa berbahasa Jerman ada 20 orang, sedangkan kebutuhannya sekitar 40 orang.
Menurut Andi, sebetulnya jumlah pramuwisata yang tergabung dalam HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) DIY ada sekitar 405 orang dan mereka mampu menguasai 11 bahasa. Tetapi tidak semuanya aktif. ‘’Kalau pramuwisata yang menguasai bahasa seperti Jepang, Perancis, Jerman, Belanda, Spanyol, Inggris, dan lain-lain jumlahnya seimbang, tidak akan kekurangan. Sayangnya jumlah pramuwisata tersebut kebanyakan hanya menguasai bahasa Jepang sekitar 120 orang dan bahasa Inggris 100 orang, bahasa Jerman hanya 20 orang dan bahasa Perancis hanya 40 orang,’‘ungkap Andi. Kondisi ini pada akhirnya menjadi kendala di lapangan dalam proses pem-
berian pelayanan informasi kepada para wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara. Lebih lanjut ia mengatakan Yogyakarta merupakan destinasi yang terus berkembang. Dari data terakhir saja tercatat 400.000 wisatawan akan datang ke Yogyakarta, sehingga pasti membutuhkan tenaga profesional guna memandu dan melayani mereka untuk memberikan aneka informasi terkait pariwisata. Persyaratan pramuwisata yang harus dipenuhi, yakni mempunyai wawasan yang baik, memahami para tamu, watak, maupun sejarah tempat wisata yang ada. Termasuk pendidikan dan kode etik yang harus di junjung tinggi serta berlisensi. ‘’Dalam mengantisipasi kekurangan pramuwisata secara internal kami sudah
meningkatkan kompetensi. Kami juga menawarkan kepada masyarakat untuk menjadi guide,’‘kata dia. Diakui Andi, tidak semua guide mempunyai lisensi, tetapi kalau anggota HPI sudah berlisensi dan setiap tiga tahun diperpanjang. Karena itu untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan ia berharap pemerintah melakukan pembinaan kepada guide yang tidak berlisensi juga para tukang becak untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan. Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kota Yogyakarta, Hadi Muhtar membenarkan kondisi kurangnya pramuwisata pada musim liburan seperti ini, khususnya pramuwisata dengan spesifikasi bahasa tertentu. ■ nri
YULIANINGSIH/REPUBLIKA
Dr Eko Teguh Paripurna
Raih Penghargaan PBB Karena Peduli Bencana
B
encana ternyata bisa juga mendatangkan anugerah. Bahkan menggeluti dunia kebencanaan justru bisa menghasilakn sebuah award bergengsi dari organisasi dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Adalah Dr Eko Teguh Paripurna, dosen Jurusan Tehnik Geologi Fakultas Tehnologi Mineral (FTM) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Dosen muda ini belum lama menerima penghargaan berupa United Nations (UN) Sasakawa Award Disaster Reduction. Penghargaan tersebut diberikan pada sidang Global Platform or Disaster Risk Reduction
ke 2 di Jenewa Selasa (16/6) lalu. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan pertama bagi dosen di Indonesia untuk kategori tersebut. ‘’Saya tidak menyangka bahkan memikirkannya saja tidak pernah. Aktivitas yang saya tekuni dan geluti karena kecintaan saya saja bukan karena berharap memperoleh award tersebut,’‘ papar Teguh saat ditemui akhir pekan lalu. Menurutnya, kecintaannya terhadap dunia bencana dan mencari solusi untuk meringankan beban para penderitanya dilakukan sejak tahun 1994 lalu. Sebagai ilmuwan dan peneliti ia bekerja pada lebih dari 24 provinsi, dan ratusan kabupaten yang ada di Indonesia. Perhatian yang menjadi fokusnya adalah mengurangi adanya resiko terhadap wargawarga yang berada di lokasi yang rawan terkena bencana, baik banjir, longsor, gunung api, dan sebaginya. ‘’Mungkin karena komitmen yang saya jaga inilah, PBB memberikan penghargaan
tersebut,î ujar Teguh yang juga direktur Pusat Penelitian Penanggulangan Bencana LPPM UPN Veteran Yogyakarta ini. Diakuinya, dalam penelitian pengurangan resiko bencana tersebut, pada awal-awal yang ia temukan adalah adanya kesenjangan antara komunitas dan perlengkapan yang ada, khususnya pada saat terjadi bencana. Dengan demikian, hal yang diperlukan adalah memperkecil adanya kesenjangan karekteristik keterancaman bencana tersebut. Menurutnya bencana itu tak bisa dihindari, namun bisa dikenali ancaman-ancamannya, sehingga dengan adanya hal tersebut bisa dicari jalan keluar agar selamat dari bencana. Dosen yang dulunya aktif di sebuah LSM ini juga mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana adalah respon yang harus diberikan saat ada ancaman. “Masyarakat di Indonesia pada umumnya sudah paham akan karakteristik kebencanaan, termasuk ancamannya. Tetapi yang jadi
masalah adalah sering salah dalam meresponnya, sehingga terjadilah bencana. Seperti yang terjadi di Merapi ketika terjadi bencana lahar ternyata responnya justru masuk bunker, ini namanya salah merespon,” jelasnya. Dana abadi Sementara, selain mendapatkan penghargaan, ia juga berhak atas hadiah uang tunai US$ 50.000 atau sekitar Rp 500 juta. Meski demikian, ia mengaku tak mau menggunakan dana tersebut untuk memperkaya diri. Uang penghargaan tersebut ia jadikan tabungan abadi, dimana bunganya tiap bulan akan ia gunakan untuk pengembangan keilmuan pengetahuan kebencanaan di sejumlah daerah, termasuk Gunung Merapi, Kelud dan Gunung Egon. ‘’Saya merasa duit itu kok bukan hak saya, apa yang saya dapatkan itu berkat komunitas-komunitas yang bekerjasama dengan saya. Sehingga pantasnya dana tersebut
menjadi dana abadi, tiap tiga bulan sekali bisa dimanfaatkan bagi pengembangan spora pengetahuan,î terang ayah dari Galih Prabaswara dan Gandar Mahojwala. Sementara selain menjadi akadaemisi dan voluenteer juga sedang membuat peta bencana di wilayah Jawa Tengah. Dari kegiatan yang selama ini ia lakukan, ada hal yang menarik, yaitu menggunakan budaya dan kearifan lokal untuk memberikan pengetahuan tentang kebencanaan tersebut. Menurutnya sisipan pengetahuan pengenalan ancaman bencana ia masukkan dalam tembang daerah, maupun kesenian daerah lainnya seperti jathilan maupun seni pertunjukkan ketoprak. Sementara itu menurut Dekan FTM UPN Veteran Prof Sari Bahigarti Kusumayudha, penghargaan tersebut merupakan bagian pengakuan dunia internasional atas keberhasilan dan kemajuan Indonesia dalam pembangunan bencana dan pengurangan resiko bencana. ■ yli
Yogyakarta I Semarang I Solo I Purwokerto I Magelang I Pekalongan
kabarkota
REPUBLIKA
16
Senin, 29 Juni 2009
ANIS EFIZUDIN/ANTARA
7.156 Lulusan SLTA Ikuti SNMPTN Unsoed
kilas Farkes Ajari Teknik Berunding dalam PKB
PURWOKERTO — Sebanyak 7.156 lulusan SLTA dari berbagai daerah akan mengikuti SNMPTN di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Menurut rencana, pelaksanaan ujian akan dilaksanakan selama dua hari, Rabu (1/7) dan Kamis (2/7). Ujian tanggal 1 Juli, materi yang diujikan berupa tes potensi akademik dan tes bidang studi dasar. Sedangkan ujian pada tanggal 2 Juli, materinya berupa tes bidang studi IPA bagi peserta ujian kelompok IPA dan tes bidang IPS bagi peserta ujian kelompok IPS. Menurut Koordinator Seksi Informasi, Komunikasi dan Dokumentasi SNMPTN Unsoed, Heru B, bila dibanding tahun lalu, jumlah peserta SNMPTN di Unosed kali ini mengalami peningkatan cukup besar. ‘’Peningkatannya mencapai 10,48 persen dibanding pelaksanaan SNM PTN tahun 2008,’‘ jelasnya, Ahad (28/6). Dia menyebutkan, pada tahun lalu jumlah peserta SNMPTN di Unsoed hanya 6.477 peserta. Mereka terdiri dari peserta kelompok IPA sebanyak 2.155 peserta, IPS 3.077 peserta dan IPC
KLATEN — Pengurus Unit Kerja Federasi Serikat Pekerja Farmasi Kesehatan (Farkes) Rumah Sakit Islam Klaten bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (27/6) mengadakan acara seminar Perjanjian Kerja Bersama (PKB) bertajuk Memahami dan menyadari Pentingnya PKB dalam meningkatkan Fungsi dan Peran Serikat Pekerja bagi kesejahteraan Anggota. Acara yang berlangsung di Hall Lantai III Rawat Jalan itu menurut Public Relation dan Marketing, Agus Susanto menampilkan dua orang narasumber dari DPD SP Farkes Provinsi Jawa tengah yakni Ariyono dan Peter Y Lerrick. Keduanya mengulas seluk-beluk mengenai PKB. Kegiatan yang dihadiri puluhan anggota SP Farkes RS Islam, tenaga medis dan non medis serta perwakilan DPC Farkes Semarang itu dibuka secara resmi oleh Direktur Utama RS Islam Klaten, dr H Purwono MKes. Agus menambahkan digelarnya acara tersebut dalam rangka memberikan pemahaman tentang PKB bagi anggota terutama anggota SP Farkes yang baru. Selain itu juga untuk meningkatkan peran dan fungsi PKB di lingkungan anggota SP Farkes unit RS Islam Klaten serta memberikan pengetahuan kepada anggota tentang teknik bagaimana melakukan perundingan dalam PKB. ■ wab
Lebaran, Perbaikan Jembatan Selesai PEKALONGAN — Jajaran Kepolisian Wilayah Pekalongan mendesak kepada kontraktor agar perbaikan sejumlah jembatan di jalur pantura selesai sebelum Lebaran 2009 karena arus lalu lintas kendaraan di jalur itu sangat padat. ‘’Saat ini, sejumlah jembatan di jalur Pantura, seperti Pemalang, Slawi, dan Brebes sedang diperbaiki. Sehingga jika perbaikan jembatan itu tidak selesai sebelum Lebaran maka kami khawatir akan terjadi kemacetan,’‘ kata Kasubag Lantas Polwil Pekalongan, Kompol Asep Amar Permana di Pekalongan, Ahad (28/6). Menurut dia, selama proyek jembatan itu sedang diperbaiki maka Polwil akan melakukan rekayasa jalur yang semula satu jalur difungsikan searah kini menjadi dua arah. ‘’Adanya pengalihan jalur tersebut, kami minta pada seluruh pengguna jalan untuk berhati-hati dan sabar agar tidak menimbulkan arus lalu lintas tersendat,’‘ katanya. Ia mengatakan, pihak Polwil belum mengetahui secara persis perbaikan seluruh jembatan di Pantura itu akan dapat diselesaikan karena saat ini proyek tersebut masih dalam tahap awal pengerjaan. Namun, katanya, proyek perbaikan jembatan itu diharapkan dapat selesai sebelum H-10 karena jalur yang menghubungkan Provinsi Jabar dan Jatim ini padat. ■ ant
Solo Batik Carnival Meriah SOLO — Masyarakat Solo betul-betul ‘’haus’‘ hiburan. Buktinya? Puluhan ribu orang tumplek bleg memadati jalan protokol Slamet Riyadi. Massa menyaksikan hiburan gratis karnaval ‘Solo Batik Carnival’ (SBC) yang digelar Pemkot Solo, Ahad (28/6) sore. Puluhan ribu pasang mata membajir sepanjang jalan Slamet Riyadi, hingga Balai Kota Solo. Sejak tengah hari massa mulai menyemut ketengah jantung kota — menyaksikan event kelander tahunan — untuk mengangkat seni budaya batik tradisional ke mata dunia. Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Joko Widodo alias Jokowi dan Hadib Rudiyatmo, turut tampil dalam arak-arakan urutan paling depan festival. Keduanya naik kuda dengan mengenakan busana ala senopati jaman kraton tempo dulu. Menurut Heru Prasetyo, konseptor SBC II, peserta digembleng selama tiga bulan mengikuti workshop. Mereka mengikuti pembekalan desain, latihan gerak, latihan jalan, dan tata rias. Kostum yang dipakainyapun juga variatif. Mulai dari rok, mahkota, selendang, maupun aksesori yang melekat dalam tubuh. ■ eds
”MULIA”
AUTHORIZED MONEY CHANGER Inna Garuda Hotel Jl. Malioboro 60 Yogyakarta (Depan Tiket Counter Garuda Indonesia) Senin - Jumat : 07.00 - 19.00 WIB Sabtu - Minggu : 08.00 - 15.00 WIB Telp. 0274-563314 (Hunting), 566353 Ext. 8901 Fax.(0274) 549777
Kopi Robusta: Seorang warga menggiling kopi Robusta yang baru dipanen untuk dijemur di Kemetiran, Candiroto, Temanggung, Sabtu (27/6). Harga kopi Robusta petik tahun ini Rp 2.800 per kilogram lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 3 ribu per kilogram. Sedangkan harga kopi beras siap olah berkisar Rp 12 ribu - Rp 13 ribu per kilogram lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 17 ribu per kilogram.
CURRENCY
Sekolah Bisnis Muda Bentuk Jiwa Wirausaha
Sekolah ini diharapkan bisa menelorkan gerakan ekonomi yang mandiri bervisi keumatan.
KLATEN — Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Klaten membuka Sekolah Bisnis Muda (SBM). Pembukaan peresmian sekaligus pembelajaran kewirausahaan perdana berlangsung di Gedung Sierad PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah), Ahad (28/6). Sebanyak 49 peserta — dari pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah, dan masyarakat umum — dididik menjadi wirausaha muda Islam. Menurut Ruswanto, Ketua Pelaksana SBM, mengatakan pendirian sekolah ini bertujuan memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan kepada generasi muda Muhammadiyah dalam merintis usaha bisnis. Juga membangun gerakan kemandirian ekonomi umat, menumbuhkan etos enterpreneurship, serta menyatukan kekuatan jaringan kekuatan ekonomi keumatan. Target yang hendak dicapai,
lanjut dia, ‘’munculnya embrio gerakan ekonomi dan kemandirian yang bervisi keumatan, serta munculnya kreativitas dan inovasi bisnis, maupun terbentuknya jaringan ekonomi keumatan dan sistem ekonomi syariah Islam’‘. Bupati Klaten Sunarno SE M Hum, didaulat menjadi pembicara kunci pembukaan SBM. Ia dianggap mewakili sosok seorang bupati, muda usia, sukses bergerak disektor ternak sapi. Ia memberi kunci sederhana untuk melahirkan pengusaha muda sukses. Menurutnya, asal ada niat, kemauan, keberanian, dan tujuan jelas. ‘’Mereka harus cekatan dalam menangkap peluang bisnis,’‘ katanya. Kiat menjadi pengusaha berangkat dari ‘’mimpi’‘. Jadi, seorang ekonom itu sama dengan ‘’tukang mimpi’‘. Kemudian, bagaimana mewujudkan mimpi tersebut jadi kenyataan. Semua ini sebelum berkembang berangkat dari serba keterbatasan. Lalu, berani mengambil keputusan dengan segala resiko yang terjadi. Menjadi wirausaha pemula, menurut Sunarno, pilih ide untuk membuka peluang usaha yang turn over atau tingkat perputaran uang tinggi. Jadi, modal usaha berputarnya kenceng. Ini mesti berjalan dan diminati banyak kalangan. Kecil kemungkinan usaha
Pemkot Kewalahan Atasi Pencemaran Limbah Industri Batik PEKALONGAN — Pencemaran limbah industri batik di Kota Pekalongan, kini semakin memprihatinkan. Karena banyak pengusaha yang masih membuang sisa limbah batik ke sungai. Dari pantauan di sejumlah sungai Kota Pekalongan, Ahad (28/6), menunjukkan, saat ini hampir di seluruh sungai di Kota Pekalongan telah berwarna hitam dan kecoklatan serta berbau. Kondisi tercemarnya sungai itu semakin tampak parah dengan masih banyaknya sampah yang mengapung di sungai tersebut. Sejumlah sungai yang telah tercemar limbah pabrik dan kerajinan batik tersebut, antara lain Sungai Grogolan, Sungai Siwatu Jenggot, dan Kalibanger. Akibat tercemarnya sejumlah sungai itu juga telah menimbulkan keresahan warga yang ada di sekitar aliran sungai itu karena sumur
sebanyak 1.245 peserta. Sedang untuk tahun 2009 ini, dari 7.156 peserta yang mengikuti ujian SNMPTN, sebanyak 2.306 merupakan peserta dari kelompok IPA, 3.382 merupakan peserta dari kelompok IPS dan 1.468 merupakan peserta dari kelompok IPC. Terkait dengan peningkatan jumlah peserta ini, Heru mengaku, semula jumlah formulir pendaftaran yang disediakan hanya 6.520 lembar. Namun pada H-3 menjelang batas akhir penutupan pendaftaran, jumlah formulir tersebut telah habis digunakan. Karena itu, pihak panitia lokal 41 SNMPTN Unsoed meminta tambahan formulis pendaftaran sebannyak 1.400 lembar. Dengan demikian, hingga batas akhir pendaftaran SNMPTN hanya tinggal tersisa 764 lembar formulir yang tersisa. Mengenai lokasi ujian, panitia lokal 41 sudah menetapkan 23 lokasi ujian. Dari jumlah lokasi tersebut, enam lokasi untuk peserta ujian kelompok IPA, 13 lokasi untuk peserta ujian kelompok IPS, dan empat lokasi untuk peserta ujian kelompok IPC. ■ wid
milik mereka tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-harinya. Hardi, seorang warga setempat mengatakan, meningkatnya pencemnaran limbah di Kota Pekalongan itu akibat banyaknya pabrik kerajinan batik yang mengabaikan membuang limbah ke saluran yang ditentukan. ‘’Dulu saat sebelum tercemar limbah, sungai Siwatu di Kelurahan Jenggot banyak ikannya dan bisa digunakan untuk mandi tetapi kini kondisinya memprihatinkan,’‘ kata Hardi. Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Pekalongan, Sri Ruminingsih mengatakan, pihak Pemkot telah mengupayakan para perajin batik untuk membuang limbah ke instalasi pengolah air limbah (IPAL) yang dibangun di Kelurahan Jenggot. ‘’Kami memang kewalahan untuk mengatasi pemilik pabrik
yang membuang limbah tanpa IPAL meskipun mereka telah diberikan sosialisasi untuk membuang sisa limbah ke tempat yang ditentukan,’‘ katanya. Sementara Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan juga sudah mendesak kepada para pengusaha tekstil segera memfungsikan instalasi pengolah air limbah (IPAL). Sehingga limbah yang biasanya dibuang ke sungai dapat berkurang. ‘’Sebenarnya pengusaha telah memiliki IPAL. Namun, sebagian masih malas menggunakannya dan lebih suka membuang limbah sembarangan melalui saluran air ke sungai,’‘ kata Wali Kota Pekalongan, Basyir Ahmad di Pekalongan, pertengahan Juni lalu. Menurut dia, gerakan anti limbah di Kota Pekalongan ini, sebenarnya sudah dilakukan Pemkot, seperti memfungsikan IPAL. ■ ant
yang digeluti bangkrut. ‘’Itu saja. Orang tidak perlu muluk-muluk memilih usaha yang turn overnya rendah’‘. Drs H Sunarto MHum, pengusaha sukses dibidang sektor jasa transportasi, retail, bahan bangunan, hiburan air, dan swalayan, tampil sebagai pembekal bidang motivasi. Calon anggota dewan dari Partai Golkar sependapat dengan Sunarno, untuk membentuk wirausaha muda musti berangkat dari mimpi. Kuncinya, membangun motivasi untuk menciptakan masa depan. Sebelum membuka usaha mesti harus mengenal kekuatan diri sendiri. Pengusaha muda Muhammadiyah Saud Elhujaj dan Lanjar Kurniawan, konsultan berbagai perusahaan dan dosen Undip (Universitas Diponegoro) Semarang, juga tampil memberi pembekalan kepada calon wirausaha muda dari kalangan persyarikatan Muhammadiyah. HM Anwar Fatwari, Ketua Pemuda Muhammadiyah PDM Klaten mengatakan kegiatan ini diilhami dari kalangan muda Muhammadiyah yang kesulitan mencari pekerjaan. Kemudian, pihaknya memfasilitasi bagaimana supaya pemuda bisa mandiri — menjadi entrepreneur berkepribadian Islam. ■ eds
USD EURO AUD CAD GBP CHF SGD HKD JPY RM KWD WON NT BND NZD PHP THB YUAN SAR
Tanggal : 26 Juni 2009 BELI BN TC 10,150 14,175 8,125 8,725 16,575 9,225 7,000 1.300 105,00 2,850 33,500 7/7.5 280/290 6,925 6,450 205 290 1,500 2,675
9,950 13,875 7,875 8,125 16,250 8,825 99,00
JUAL 10,275 14,325 8,275 8,875 16,800 9,375 7,125 1.375 108,00 2,975 36,500 9.00 340 7,075 6,600 245 340 1,600 2,800
Catatan : kurs sewaktu-waktu dapat berubah INDRA WISNU WARDHANA/REPUBLIKA
Belanja Batik: Sejumlah tempat wisata dan belanja di Yogyakar ta, Ahad (28/6) dipenuhi pengunjung. Salah satunya Pasar Beringharjo di Jalan Malioboro yang dipenuhi pembeli sejak pagi hingga sore hari. Sejumlah pedang batik mengaku omzet penjualannya naik sampai dua kali lipat dibanding hari biasa.
Pentas Seni Mampu Pertahankan Budaya TEGAL — Budaya lokal yang dimiliki warga Kota Tegal hingga sekarang tetap eksis dan terjaga kelestariannya. Karena masyarakat Tegal sering menggelar seni budaya lokal yang dipertontonkan kepada masyarakat. ‘’Penyelenggaraan pentas seni budaya lokal Kota Tegal merupakan upaya pelestarian potensi budaya,’‘ kata Ketua penyelenggara Pentas Seni Budaya Lokal, Akur Sujarwo, di Tegal, Ahad (28/6). Penyelenggaraan kesenian tersebut diadakan berkat kerja sama masyarakat, Dinas Kepemudaan dan Olahraga serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tegal. Penyelenggaraan pentas seni budaya lokal merupakan kali keempat diadakan sejak 2005. ‘’Dalam satu tahun, penyelenggaraan pentas seni budaya lokal diadakan sampai 10-18 kali,’‘ kata Akur. Frekuensi penyelenggaraan
disesuaikan dengan anggaran yang disediakan pemerintah khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Ia mengatakan, tiap kali penyelenggaraan pentas seni budaya lokal menghabiskan dana mencapai enam juta rupiah. Jika dalam satu tahun penyelenggaraan pentas hingga 18 kali, itu dibutuhkan dana yang dibutuhkan sangat besar. ‘’Semuanya kami serahkan kepada pemerintah, namun semua itu demi pelestarian budaya lokal Kota Tegal,’‘ katanya. Ia mengatakan, dalam pentas seni budaya lokal ditampilkan beraneka kesenian, di antaranya tari, sulap, calung, kasidah, rebana, band, lawak serta kesenian tradisi asli semacam Balo dan Tari Ender. Sedangkan untuk jenis kesenian yang berskala besar seperti wayang, tidak ditampilkan dalam pentas seni budaya lokal. Namun penyelenggaraan wa-
yang diberikan waktu dan tempat khusus. ‘’Wayang tetap kami jaga, karena membutuhkan tenaga, waktu, dan tempat yang spesial,’‘ katanya sambil menceritakan grup wayang Tegal yang baru main di RRI Purwokerto, Jumat(27/6). Peserta pentas seni budaya lokal diambil dari seluruh kelurahan se-Kota Tegal, kata dia, dengan jumlah kelurahan mencapai 27 terbagi dalam 122 oranisasi kesenian. ‘’Kami harapkan tiap peserta yang tampil agar mempertontonkan kesenian secara atraktif dan inovatif,’‘ katanya. Kekayaan budaya lokal bagi Kota Tegal bisa memperkaya kesenian yang dimiliki. Bahkan kesenian ini bisa ditampilkan di tempat-tempat yang banyak dikunjungi wisatawan. Hal ini tentu akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk menikmati wisatanya. ■ ant