LAPORAN KASUS
PLASENTA PREVIA Raisa Sekar Ayu Amanda 7111080229
Pembimbing Dr. T. Jeffrey Abdillah, Sp.OG Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Tebing Tinggi 2016
PENDAHULUAN
Perdarahan obstetrik yang terjadi pada kehamilan trisemester ketiga dan yang terjadi setelah bayi atau plasenta lahir pada umumnya adalah perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapat penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok yang fatal. Salah satu sebabnya adalah plasenta previa. Oleh karena itu perlulah keadaan ini diantisipasi seawal-awalnya sebelum perdarahan belum sampai ke tahap yang membahayakan ibu dan janin.
PLASENTA
ANATOMI PLASENTA BAGIAN FETAL
diameter 22 cm tebal 2,5 cm berat sekitar 450500 gram
BAGIAN MATERNAL
FUNGSI PLASENTA
Respirasi
Endokrin
Transfer Nutrisi
Imunologi
Ekskresi
Transfer Obat
PLASENTA PREVIA
DEFENISI Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim.
EPIDEMIOLOGI Pada beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan angka kejadian plasenta previa berkisar 1,7 % sampai dengan 2,9 %. Sedangkan di negara maju angka kejadiannya lebih rendah yaitu kurang dari 1 % yang mungkin disebabkan oleh berkurangnya wanita yang hamil dengan paritas tinggi. Kejadian plasenta previa terjadi kira-kira 1 dari 200 persalinan, insiden dapat meningkat diantaranya sekitar 1 dari 20 persalinan pada ibu yang paritas tinggi.
KLASIFIKASI Secara umum, plasenta previa dibagi dalam 4 bagian, yaitu:
Apabila jaringan plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum. Pada jenis mungkin bayi tidak dilahirkan secara normal, karena risiko perdarahan sangat hebat.
Apabila jaringan plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum. Pada jenis ini pun risiko perdarahan sangat besar, dan biasanya janin tetap tidak dilahirkan secara normal.
Yaitu plasenta yang tepinya terletak pada pinggir ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir. Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko perdarahan tetap besar.
Apabila jaringan plasenta berada kira-kira 34 cm di atas ostium uteri internum, pada pemeriksaan dalam tidak teraba. Risiko perdarahan tetap ada namun tidak besar, dan janin bisa dilahirkan secara normal asal tetap berhati-hati.
Etiologi Penyebab plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim belumlah diketahui dengan pasti. Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan endometrium yang kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya vaskularisasi desidua. Keadaan ini biasanya terjadi pada :
-
Multipara, terutama jika jarak kehamilannya pendek Mioma uteri Kuretasi yang berulang Umur lanjut (diatas 35 tahun) Bekas seksio sesaria
- Defek vaskularisasi pada desidua - Plasenta yang besar dan luas - Wanita yang mempunyai riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya - Perubahan inflamasi atau atrofi misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain.
Faktor Resiko Umur penderita
Paritas
Endometrium yang cacat
1. Bekas persalinan berulang dengan jarak pendek 2. Bekas operasi, bekas kuretage atau plasenta manual 3. Perubahan endometrium pada mioma uteri atau polip 4. Pada keadaan malnutrisi
Patofisiologi
Gejala Klinis Perdarahan pervaginam
Perdarahan terjadikehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga
Tanpa alasan dan tanpa nyeri
perdarahan tanpa nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester kedua atau sesudahnya.
Pada ibu
dapat menimbulkan anemia sampai syok.
Pada Janin
turunnya bagian terbawah janin ke PAP akan terhalang, kelainan letak janin dalam rahim, dan dapat terjadi asfiksia sampai kematian janin dalam rahim.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesa Pemeriksaan Fisik
Anamnesa umur kehamilan saat terjadinya perdarahan
apakah ada rasa nyeri atau tidak
frekuensi serta banyaknya perdarahan.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi abdomen
Jika perdarahan pervaginam sering atau jumlah nya banyak, maka penderita akan terlihat pucat sering dijumpai kelainan letak pada janin, tinggi fundus uteri yang rendah karena belum cukup bulan. bagian terbawah janin belum turun.
Pemeriksaan inspekulo
Untuk melihat asal perdarahan, tapi jarang dilakukan, karena dapat memperberat perdarahan
Pemeriksaan Dalam
Indikasi pemeriksaan dalam yaitu jika terdapat perdarahan yang lebih dari 500 cc, perdarahan berulang, his telah mulai dan janin sudah dapat hidup diluar janin
Penatalaksanaan Penanganan Ekspektatif
Penanganan Aktif
Kriteria - Umur kehamilan kurang dari 37 minggu. - Perdarahan sedikit - Belum ada tanda-tanda persalinan - Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih. Kriteria: - umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram. - Perdarahan banyak 500 cc atau lebih. - Ada tanda-tanda persalinan. - Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%. - Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginum, dilakukan pemeriksaan dalam kamar operasi, infusi transfusi darah terpasang.
Pemeriksaan Penunjang
Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografis sangat tepat dan tidak menimbulkan bahaya radiasi terhadap janin.
Penanganan Ekspektatif
1. Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotic profilaksis
2. Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta, usia kehamilan, profil biofisik, letak dan presentasi janin 3. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah. 4. Awasi tanda vital ibu, perdarahan, dan detak jantung janin. 5. Berikan tokolitik bila ada kontraksi : - MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam - Nifedipin 3 x 20 mg/hari - Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin 6. Uji pematangan paru janin dengan test kocok dari hasil amniosentesis 7. Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada disekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat 8. Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan
Penangan Aktif
Partus Pervaginam 1. Dilakukan ada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara dan anak sudah meninggal atau prematur. 2. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban di pecah (amniotomi) jika his lemah, diberikan oksitosin drips. 3. Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC. 4. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk menghentikan perdarahan hanya dilakukan pada keadaan darurat, anak masih kecil atau sudah mati, dan tidak ada fasilitas untuk melakukan operasi
Sectio Caesaria
1. Plasenta previa totalis. 2. Plasenta previa pd primigravida. 3. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang 4. Anak berharga dan fetal distres 5. Plasenta previa lateralis jika : - Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak. - Sebagian besar OUI ditutupi plasenta. - Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior). 6. Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.
Komplikasi 1. Anemia dan syok hipovolemik 2. Dapat terjadi plasenta akreta, prekreta, dan inkreta 3. Robekan jalan lahir 4. Kelainan letak anak 5. Kehamilan premature dan gawat janin 6. Solusio plasenta 7. Kematian maternal akibat perdarahan 8. Disseminated intravascular coagulation (DIC) 9. Infeksi sepsis
Prognosis Prognosis ibu pada plasenta previa dipengaruhi oleh jumlah dan kecepatan perdarahan serta kesegeraan pertolongannya. Prognosis terhadap janin lebih buruk oleh karena kelahiran yang prematur lebih banyak pada penderita plasenta previa melalui proses persalinan spontan maupun melalui tindakan penyelesaian persalinan. Prognosis juga lebih baik apabila plasenta previa dapat dideteksi secara dini sehingga dapat dilakukan perencanaan tindakan serta keadaan – keadaan yang tidak diinginkan dapat di antisipasi.
LAPORAN KASUS 3.1.IDENTITAS PASIEN
• • • • • • • • •
Nama : Ny. FL Umur : 35 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Bangsa/Suku : Indonesia/Batak Pekerjaan : IRT Agama : Islam Alamat/Kebun : Jl. Bagelen Tanggal Masuk : 25 Agt 2016
• • • • • • •
Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Bangsa/Suku Pekerjaan Agama
: Tn. SS : 36 tahun : Laki-laki : D3 : Indonesia/Batak : Pegawai : Islam
3.2. Anamnesa Penyakit Keluhan utama : Mules – mules ingin melahirkan Telaah : Os dalam keadaan hamil datang ke Ponek RSUD. Dr.H. Kumpulan Pane dengan keluhan mules – mules ingin melahirkan. Sebelumnya os sudah memeriksakan kehamilan ke poli obgyn RSUD. Dr.H. Kumpulan Pane pada usia kehamilan 32 minggu karena keluar perdarahan seperti flek – flek. Dari hasil usg dikatakan plasenta menutupi jalan lahir. Oleh karena itu os diminta untuk periksa lagi beberapa minggu lagi untuk melihat ada atau tidak perbaikan letak plasenta. Setelah beberapa minggu os datang lagi untuk kontrol ke poli obgyn, dan ternyata letak plasenta masih tetap di bawah. Oleh karena itu os dianjurkan untuk Sectio Caesaria. Perdarahan ( - ), lendir ( - ), keluar air – air ( - ). HPHT : 26-11-2015 TTP : 02-09-2016 KDR : 38 – 39 minggu Riwayat Kehamilan : G4P3A0
Riwayat persalinan
:
Anak pertama : ♂, BB : 3500 gr, PSP Thn 2008 Anak kedua : ♀, BB : 3600 gr, PSP, thn 2010 Anak ketiga : ♀, BB : 3500 gr, PSP, thn 2012
3.3. Status Present
-Keadaan umum : Baik - Sensorium
: CM
- Tekanan darah : 110/70 mmHg - Heart rate
: 80x/i (reguler)
- Pernafasan
:20 x/i (regular)
- Temperatur
: 36,5 ˚C
• • • • • •
Keadaan Penyakit Anemia Sianosis Dispnoe Ikterus Edema
: Baik : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)
3.4. Status Lokalisata
1 . Kepala dan leher
2. Thorax Inspeksi : Simetris, fusiformis Palpasi : Stemp fremitus kanan = kiri
Kepala
Mata
: Normochepali
: Tidak ada kelainan
Telinga : Tidak ada kelainan Hidung : Tidak ada kelainan Leher
: Pembesaran KGB (-)
Perkusi : Sonor kanan = kiri pada semua lapangan paru
Auskultasi: Vesikuler pada semua lapangan paru - Suara tambahan (-) - Bunyi jantung 80 x/i
3. Abdomen Inspeksi
: Cembung membesar, simetris, linea nigra (+), Striae gravidarum (+)
Palpasi - Leopold 1 : TFU teraba 1 jari diawah proc. ximphoideus - Leopold 2: Kanan teraba bagian keras
4. Ekstremitas Superior :
kecil janin (extremitas)
- Leopold 3: Teraba satu bagian keras janin (kepala) - Leopold 4: Belum masuk PAP Auskultasi
: Peristaltik usus (+), DJJ 155 x/i reguler
(-),
Joundice (-)
melebar seperti papan (punggung) Kiri teraba bagian – bagian
Sianosis
Inferior :
Sianosis
(-),
Joundice (-), edema (-)
3.5. Status Obstetrika Abdomen Leopod 1 : TFU teraba 1 jari diawahprocessus ximphoideus, teraba bagian bulat yang lunak. Leopod 2 : Kanan teraba bagian keras melebar seperti papan (punggung) Kiri teraba bagian – bagian kecil janin (extremitas) Leopod 3 : Teraba bagian bulat besar yang keras Leopod 4 : Belum masuk pintu atas panggul. Auskultasi
: DJJ 155 x/i regular
His :
Inspekulo
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Vaginal Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan
3.6. pemeriksaan Laboratorium Darah rutin (25 – 08 – 2016) Pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
satuan
Hb
8,7
12-14
g/dl
Hematokrit
28,1
40-54
%
leukosit
10.300
5000-10000
Ui
trombosit
235
150000-450000
10*9/L
RBC
3,77
3.50 - 5.50
10*12/L
MCV
74,6
80-100
Fl
MCH
23,0
27-31
g/dl
3.7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan USG
12-08-2016
anin tunggal intrauterin, LL - BPD 89,6mm/38w/ED: 25/08/2016 -FL 67,1 mm/37w/ED:04/09/2016 - EFW : 2,7 kg - FHR: ( + ) -Plasenta SBR 19- 08-2016 Janin tunggal intrauterin, LK - BPD 89,6mm/38w/ED: 25/08/2016 -FL 67,1 mm/37w/ED:04/09/2016 - EFW : 2,7 kg - FHR: ( + ), AFI cukup -Plasenta SBR
3.8. Resume os datang dengan keluhan mules – mules ingin melahirkan. Sebelumnya os sudah direncanakan untuk operasi sectio caesaria karena saat pasien melakukan pemeriksaan kehamilan, dikatakan plasenta menutupi jalan lahir .Mules-mules (+) air-air (-) darah (-) lendir (-) - HPHT : 26-11-2015 - TTP : 02-09-2016 - KDR : 38 – 39 minggu - Riwayat Kehamilan : G4P3A0 - Riwayat ANC : 4x, USG 3 x - Riwayat persalinan : Anak pertama : ♂, BB : 3500 gr, PSP, thn 2008 Anak kedua : ♀, BB : 3600 gr, PSP, thn 2010 Anak ketiga : ♀, BB : 3500 gr, PSP, thn 2012 - Vital sign : Sensorium : Compos mentis, TD : 110/70mmHg, HR : 80x/i, RR : 20x/i, T : 36,5⁰C, DJJ : 155 x/i. - Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai White Blood Cell 10.300 u/l, Haemoglobin 8,7g/dL, HCT 28,1%, Red Blood Cell 3,77 × 1012/L, Platelet 235.000ul - Pada pemeriksaan penunjang (usg) dijumpai plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim.
3.9. Diagnosa Banding Plasenta Previa Solutio Plasenta 3.10. Diagnosa Sementara GMG + KDR (38 – 39 minggu) + AH + LK + Plasenta Previa
3.11. Terapi Non-farmakologi : Therapy : - IVFD RL 20 gtt/I
Farmakologi Diet MB Bed rest Persiapan SC
3.12. Rencana Tindakan Sectio Caesaria ( 25 Agustus 2016, pukul 15.00 WIB )
Adapun persiapan yang dilakukan: -Informed Consent - Konsul Anastesi -Persiapan pre-operasi : • puasa • IVFD RL 40 gtt/I • Pasang kateter
3.14.LAPORAN OPERASI
1.Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi supine dimana infus dan kateter sudah terpasang dengan baik dan kemudian dilakukan spinal anestesi 2. Dilakukan tindakan aseptik dibagian lapangan operasi kemudian ditutup dengan doek steril kecuali pada lapangan operasi 3. insisi pfannesstel pada kutis, sub kutis, fascia. 4.otot dan peritoneum dibuka secara tumpul 5. Identifikasi uterus → gravida, dilakukan insisi pada segmen bawah rahim (SBR). 6. Janin dilahirkan dengan meluxer kepala → Bayi lahir, Jenis kelamin : ♂, BB : 2800 gr , PB : 47 cm , A/S : 8 – 9 7. Plasenta dilahirkan dengan manual sampai bersih. 8. Repair uterus dengan cara hecting interlocking dan continuous door lopen 9. Identifikasi appendix → Apendisitis ( oedem pada appendix ) → dilakukan tindakan appendektomi. 10. Kontrol perdarahan → cuci cavum abdomen dengan NaCl 0,9% → Bersih 11. Reperitonealisasi ( Peritoneum di tutup ) → hecting lapis demi lapis. 12. Kutis di hecting dengan subkutikular → tutup dengan kassa steril. 13. Operasi selesai
3.14. Diagnosa post operatif Post SC a/i Plasenta Previa + Appendisitis
3.15. Terapi post operatif Puasa sementara sampai peristaltik (+) IVFD Rl + syntosinon 10 U 20 gtt/i Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Inf. Metronidazole drp/8 jam Inj. Ketorolac 1 a/12 jam Inj. Ranitidin 1 a/8jam Inj.kalnex 500 mg/8 jam Inj.vit K 1a/Hari
26-08-2016
Vital Sign Sens
: CM
TD
: 120/70 mmHg
HR
: 84 x/i
RR
: 20 x/i
Temp
: 36,60C
Post SC H+1 a/i plasenta previa + Appendisitis
Keluhan Utama
Terapi
-
P/V (+)
Bed rest
-
Flatus (+)
Diet MII
-
Nyeri (+)
IVFD RL + syntosisnon 10
-
Peristaltik (+)
IU 20 gtt/i
-
TFU 2 jari dibawah
Inf. Metronidazole drip/8
umbilicus
jam
-
BAB (+)
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
-
BAK (+)
Inj.Kalnex 500mg/8jam Inj.ketorolac 1 a/8jam Inj.ranitidin 1a/12 jam
Inj. Vit K 1 a/ hari
27-08-2016
Vital Sign Sens
: CM
TD
: 110/80 mmHg
HR
: 76 x/i
RR
: 20 x/i
Temp
: 36,70C
Keluhan Utama
Terapi
-
P/V Normal
Bed rest
-
Nyeri (+) ↓
Diet MII
-
Lemas ( - )
IVFD RL 20 gtt/i
-
BAB (+)
Inf. Metronidazole drip/8
-
BAK (+)
jam Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam Inj.Kalnex 500mg/8jam
Post SC H+2 a/i plasenta previa + Appendisitis
Inj.ketorolac 1 a/8jam Inj.ranitidin 1a/12 jam Inj. Vit K 1 a/ hari
P/o : Dasabion 1 x 1
28-08-2016
Vital Sign Sens
: CM
TD
: 110/60 mmHg
HR
: 80x/i
RR
: 20 x/i
Temp
: 36,70C
Keluhan Utama
Terapi
-
P/V (-)
Diet MB
-
Nyeri ( - )
P/o :
-
Lemas ( - )
Cefixim 2 x 1
-
BAB (+)
Metronidazol 500 mg 3 x 1
-
BAK (+)
Asam mefenamat 500 mg
-
GV : kering
3x1 Dasabion 1 x 1
Post SC H+3 a/i plasenta previa + Appendisitis
29-08-2016
Vital Sign
Keluhan Utama
Terapi
Sens
: CM
TD
: 110/60 mmHg
-
Nyeri ( - )
Diet MB
HR
: 80x/i
-
BAB (+)
P/o :
RR
: 20 x/i
-
BAK (+)
Cefixim 2 x 1
Temp
: 36,70C
Metronidazol 500 mg 3 x 1 Asam mefenamat 500 mg 3x1 Dasabion 1 x 1
Post SC H+4 a/i plasenta previa + Appendisitis
PBJ
DISKUSI KASUS TEORI
KASUS
Defenisi Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim.
Pada pasien, dari pemeriksaan yang sudah dilakukan, ditemui plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim. Tidak ditemukan kelainan letak pada janin
TEORI
KASUS
Diagnosis - Anamnesis Pada saat anamnesis dapat ditanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan perdarahan antepartum seperti umur kehamilan saat terjadinya perdarahan, apakah ada rasa nyeri, warna dan bentuk terjadinya perdarahan, frekuensi serta banyaknya perdarahan.
Dari anamnesa pasien didiagnosis dengan G4P3A0 (Multigravida), pasien merasakan mules – mules seperti ingin melahirkan. saat usia kehamilan 32 minggu keluar perdarahan seperti flek – flek.
- Palpasi abdomen Sering dijumpai kelainan letak pada janin, tinggi fundus uteri yang rendah karena belum cukup bulan. Juga sering dijumpai bahwa bagian terbawah janin belum turun , - Pemeriksaan Penunjang Ultrasonografi memberikan kepastian diagnosa plasenta previa. Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografi sangat tepat
Pada Palpasi abdomen, ditemukan bagian terbawah janin belum memasuki PAP.
Dari hasil USG dinyatakan plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim (Plasenta previa totalis )
TEORI
KASUS
Penanganan
Pada pasien dilakukan
Penanganan Ekspektatif
penanganan aktif berupa
Kriteria : - Umur kehamilan kurang dari 37 minggu. - Perdarahan sedikit - Belum ada tanda-tanda persalinan - Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
Penanganan aktif Kriteria: - umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.Perdarahan banyak 500 cc atau lebih. - Ada tanda-tanda persalinan. - Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%. - Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginum, dilakukan pemeriksaan dalam kamar operasi, infusi transfusi darah terpasang.
tindakan section caesaria karena umur kehamilan
sudah ≥ 37 minggu dan ibu sudah mulas – mulas seperti ingin melahirkan.