BATU SALURAN KEMIH By: RAISA SEKAR AYU AMANDA WIDI ASTARI
Pembimbing :
Dr. Nelson Situmorang, Sp.B
ANATOMI SISTEM KEMIH Sistem kemih (urinaria) adalah suatu tempat dimana terjadinya proses penyaringan darah dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat- zat yang tidak di pergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Sistem kemih terdiri atas saluran kemih atas
GINJAL
URETER
VESICA URINARIA
URETRA
FISIOLOGI SISTEM KEMIH Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun
Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
FUNGSI GINJAL Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak
TAHAPAN PEMBENTUKAN URIN
Proses filtrasi Proses reabsorbsi Proses sekresi
PROSES BERKEMIH Miksi atau berkemih, proses pengosongan kandung kemih, diatur oleh dua mekanisme yaitu : reflex berkemih dan kontrol volunter. Refleks berkemih terpicu ketika reseptor regang di dalam dinding kandung kemih terangsang. Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung hingga 250-400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya mulai cukup meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang. Semakin besar tegangan melebihi ukuran ini, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor.
Serat – serat aferen dari reseptor regang membawa impuls ke medulla spinalis dan akhirnya, melalui antar neuron, merangsang saraf parasimpatis untuk kandung kemih dan menghambat neuron motorik ke sfingter eksternus . Stimulasi saraf parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ ini berkontraksi. Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhjan untuk membuka sfingter internus. Perubahan bentuk kandung kemih selama kontraksi akan secara mekanis menarik terbuka sfingter internus. Secara bersamaan, sfingter eksternus relaksasi karena neuron-neuron motoriknya dihambat. Kini kedua sfingter terbuka dan urin terdorong melalui uretra oleh gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih.
BATU SALURAN KEMIH Batu Saluran Kemih (BSK) adalah suatu penyakit dimana didapatkan material keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan saluran kemih bawah (vesica urinaria dan uretra) yang dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi.
FAKTOR RESIKO FAKTOR INTRINSIK
FAKTOR EKSTRINSIK
Umur
Geografi
Jenis kelamin
Iklim dan cuaca
Keturunan
Gaya hidup
- Jumlah air yang diminum - Diet atau pola makan - Kebiasaan
ETIOPATOGENESIS Penyebab pasti pembentukan BSK belum diketahui, oleh karena banyak faktor yang dilibatkannya, sampai sekarang banyak teori dan faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan BSK yaitu terjadinya batu sangat dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pembentuk batu di saluran kemih Berdasarkan faktor fisiko kimiawi dikenal teori pembentukan batu
TEORI FISIKO KIMIAWI Teori Supersaturasi Supersaturasi air kemih dengan garam-garam pembentuk batu merupakan dasar terpenting dan merupakan syarat terjadinya pengendapan. Apabila kelarutan suatu produk tinggi dibandingkan titik endapannya maka terjadi supersaturasi sehingga menimbulkan terbentuknya kristal dan pada akhirnya akan terbentuk batu.
Teori Matriks, Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari pemecahan mitokondria sel tubulus renalis yang berbentuk laba-laba. Kristal batu oksalat maupun kalsium fosfat akan menempel pada anyaman tersebut dan berada di sela-sela anyaman sehingga terbentuk batu. Benang seperti laba-laba terdiri dari protein 65%, heksana 10%, heksosamin 2-5% sisanya air. Pada benang menempel kristal batu yang seiring waktu batu akan semakin membesar. Matriks tersebut merupakan bahan yang merangsang timbulnya batu.
Teori Epitaksi Pada teori ini dikatakan bahwa kristal dapat menempel pada kristal lain yang berbeda sehingga akan cepat membesar dan menjadi batu campuran. Keadaan ini disebut nukleasi heterogen dan merupakan kasus yang paling sering yaitu kristal kalsium oksalat yang menempel pada kristal asam urat yang ada.
Teori Infeksi Teori terbentuknya BSK juga dapat terjadi karena adanya infeksi dari kuman tertentu. Pengaruh infeksi pada pembentukan BSK adalah teori terbentuknya batu survit dipengaruhi oleh pH air kemih > 7.
Teori Vaskuler Pada penderita BSK sering didapat penyakit hipertensi dan kadar kolesterol darah yang tinggi, maka Stoller mengajukan teori vaskuler untuk terjadinya BSK, yaitu :
Hipertensi Pada penderita hipertensi 83% mempunyai perkapuran ginjal sedangkan pada orang yang tidak hipertensi yang mempunyai perkapuran ginjal sebanyak 52%. Hal ini disebabkan aliran darah pada papilla ginjal berbelok 180 ˚ dan aliran darah berubah dari aliran lamine r menjadi turbulensi. Pada penderita hipertensi aliran turbelen tersebut berakibat terjadinya pengendapan ion-ion kalsium papilla (Ranall’s plaque) disebut juga perkapuran ginjal yang dapat berubah menjadi batu.
Kolesterol Adanya kadar kolesterol yang tinggi dalam darah akan disekresi melalui glomerulus ginjal dan tercampur didalam air kemih. Adanya butiran kolesterol tersebut akan merangsang agregasi dengan kristal kalsium oksalat dan kalsium fosfat sehingga terbentuk batu yang bermanifestasi klinis (teori epitaksi).
KLASIFIKASI BATU KALSIUM Paling banyak menyebabkan BSK yaitu sekitar 70%-80% dari seluruh kasus BSK. Batu ini kadang-kadang di jumpai dalam bentuk murni atau juga bisa dalam bentuk campuran, misalnya dengan batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur tersebut. Terbentuknya batu tersebut diperkirakan terkait dengan kadar kalsium yang tinggi di dalam urine atau darah dan akibat dari dehidrasi. Batu kalsium terdiri dari dua tipe yang berbeda, yaitu: - Whewellite (monohidrat) yaitu , batu berbentuk padat, warna cokat/ hitam dengan konsentrasi asam oksalat yang tinggi pada air kemih. - Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite (dehidrat) yaitu batu berwarna kuning, mudah hancur daripada whewellite.
BATU ASAM URAT
Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat.
Lebih kurang 5-10% penderita BSK dengan komposisi asam urat. Pasien biasanya berusia > 60 tahun
Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang lebih besar menderita penyakit BSK, karena keadaan tersebut dapat meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah.
Ukuran batu asam urat bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga membentuk staghorn (tanduk rusa)
BATU STRUVIT (MAGNESIUM-AMONIUM FOSFAT
Batu struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih terjadi karena tingginya konsentrasi ammonium dan pH air kemih >7. • Ditemukan sekitar 15-20% pada penderita BSK batu struvit lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. • Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman yang termasuk pemecah urea di antaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan Staphiloccocus •
BATU SISTIN
Batu Sistin terjadi pada saat kehamilan,
disebabkan karena gangguan ginjal. Paling jarang dijumpai dengan frekuensi
kejadian 1-2%. Reabsorbsi asam amino, sistin, arginin,
lysin dan ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi. Disebabkan faktor keturunan dan pH urine yang asam.
BATU XANTIN Jarang terjadi dan bersifat herediter
karena defisiensi xantin oksidase. Namun bisa bersifat sekunder karena pemberian alopurinol yang berlebihan. Enzim normalnya dikatalisasi dan dioksidasi dari hypoxantin menjadi xantin dan dari xantin kemudian diproses menjadi asam urat. Gambaran batu biasanya adalah radiolusen dan berwarna kuning.
MANIFESTASI KLINIS Batu Ginjal dan Batu Ureter (Nefrolitiasis dan Ureterolitiasis) • Nyeri Kolik Nyeri bersifat tajam dan episodik di daerah pinggang (flank) yang sering menjalar ke perut, atau lipat paha, bahkan pada batu ureter distal sering ke kemaluan. Mual dan muntah sering menyertai keadaan ini.
• Nyeri non Kolik Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine, dan jika disertai infeksi didapatkan demammenggigil.
Batu Buli-Buli (Vesicolitiasis) - nyeri kencing atau disuria hingga stranguri, perasaan tidak enak pada saat kencing, dan kencing tiba-tiba terhenti dan kemudian menjadi lancar kembali dengan perubahan posisi tubuh
Batu Uretra
miksi tiba-tiba berhenti hingga terjadi retensi urine yang mungkin sebelumnya didahului dengan nyeri pinggang.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologi
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
• Nyeri pinggang terasa mulai dari pinggang menjalar kedepan dan kearah kemaluan. • Nausea dan muntah • Disuria, hematuria • Retensi urin • demam
• Pemeriksaan fisik khusus urologi : • Sudut kosto vertebra :nyeri tekan, nyeri ketok, pembesaran ginjal • Supra simfisis : nyeri tekan, terasa batu, full blast • Genitalia eksterna : teraba batu di uretra
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologik
• Darah Rutin (HB,Ht, Leukosit, Trombosit) • Urin Rutin (pH, Berat jenis, dan sedimen urin) • Faal Ginjal (Ureum Creatinin) • Kadar Elektrolit
• Foto Rontgen (Foto polos abdomen/BNO) • BNO IVP • Ultrasonografi
DIAGNOSA BANDING Kolik ginjal dan ureter, dapat di diagnosa banding dengan :
kolik saluran cerna, kandung empedu, atau apendisitis akut. Selain itu pada perempuan perlu juga dipertimbangkan adneksitis.
Bila terjadi hematuria, perlu di pertimbangkan:
Keganasan, karsinoma epidermoid, akibat rangsangan dan inflamasi. Pada batu ginjal dengan hidronefrosis, perlu dipertimbangkan:
kemungkinan tumor ginjal mulai dari jenis ginjal polikistik hingga tumor Grawitz.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Foto Polos Abdomen, Pielografi Intra Vena (PIV) Ultrasonografi, Renogram Analisis batu
Kultur urin
DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatase alkali serum.
PENATALAKSANAAN
T E R A P I K O N S E R V A T I F
1
• Konsumsi cairan minimal 8-10 gelas per hari dengan tujuan menjaga volume urin agar berjumlah lebih dari 2 liter per hari
2
• Mengurangi konsumsi protein hewani sekitar 0,8 – 1,0gram/kgBB/hari untuk mengurangi insiden pembentukan batu
3
• Diet rendah natrium sekitar 2-3 g/hari atau 80100 mEq/hari efektif untuk mengurangi eksresi kalsium pada pasien dengan hiperkalsiuria
4
• Mencegah penggunaan obat-obat yang dapat menyebabkanpembentukan batu seperti calcitrol, suplemen kalsium, diuretik kuat dan probenecid
5
• Mengurangi makanan yang berkadar oksalat tinggi untukmengurangi pembentukan batu. Makanan yang harus dikurangieperti teh, bayam, coklat, kacang-kacangan dan lain-lain
Terapi Medikamentosa Analgesia dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar batu dapat keluar sendiri secara spontan. Opioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu petidin hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan naproxen dapat diberikan tergantung pada intensitas nyeri.
Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter.
Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy ESWL merupakan alat pemecah batu ginjal dengan menggunakan gelombang kejut antara 15-22 kilowatt. ESWL hanya sesuai untuk menghancurkan batu ginjal dengan ukuran kurang dari 3 cm serta terletak di ginjal atau saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih (kecuali yang terhalang oleh tulang panggul).
Endourologi Tindakan Endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih.
PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)
Litotripsi
Ureteroskopi Atau UreteroRenoskopi
Ekstraksi Dormia
PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)
Yaitu mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
Litotripsi Untuk memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat pemecah batu/ litotriptor ke dalam buli-buli.
Ureteroskopi Atau Uretero-Renoskopi
Tindakan bedah minimal akses yang dilakukan dengan alat endoskopi yang dimasukkan melewati saluran uretra, kandung kemih dan kemudian melewati ureter.
Ekstraksi Dormia
Yaitu mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat keranjang Dormi.
BEDAH TERBUKA Pembedahan terbuka itu antara lain adalah: pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter.
KOMPLIKASI
OBSTRUKSI
INFEKSI
• Hidroureter • Hidronefrosis
• Sistitis • Pionefrosis • Urosepsis
GAGAL GINJAL • Akut • Kronis
PROGNOSIS
Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk prognosisnya.
TERIMA KASIH.....