Pembahasan Presbiakusis.docx

  • Uploaded by: Dian Anggia Pramudita
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembahasan Presbiakusis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 801
  • Pages: 4
BAB IV PEMBAHASAN 4. 1 PENEGAKAN DIAGNOSIS Anamnesis pada pasien didapatkan gejala- gejala yang timbul adalah penurunan ketajaman pendengaran pada usia lanjut, bersifat sensorineural, simetris bilateral dan progresif lambat. Umumnya terutama terhadap suara atau nada yang tinggi4,8. Faktor risiko yang teridentifikasi pada pasien adalah usia dan jenis kelamin, hipertensi, dan merokok. Pasien dalam kategori lansia, laki-laki dengan riwayat hipertensi merupakan faktor resiko terkait keluhan penurunan pendengaran. Penurunan pendengaran yang terdapat pada pasien sudah mengarah pada presbikusis dengan karakteristik yang khas dan selanjutnya dikonfirmasi dengan pemeriiksaan fisik maupun pemeriksaan penunjnag3,4,8. Pemeriksaan fisik pada telinga biasanya normal setelah pengambilan serumen, yang merupakan problem pada penderita usia lanjut dan penyebab kurang pendengaran terbanyak. Pemberian sodium bicarbinat solusi topikal 10%, sebagai serumenolitik. Pada membrane timpani normal tampak transparan.3 Pemeriksaan fisik khusus yang berhubungan dengan penilaian fungsi dengar seperti tes pemeriksaan batas atas dan bawah menggunakan garpu tala biasanya terjadi penuruan batas atas pada presbiakusis. Pemeriksaan rinne weber swabach menunjukkan tanda tulis sensorineural. Pada tuli yang berat tes bisik dapat bernilai < 1 m atau jika sudah pada tahap tuli total pasien tidak dapat mendengar sama sekali Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan misalnya pemeriksaan audiometri nada murni, menunjukkan tuli saraf nada tinggi, bilateral dan simetris. Penurunan yang tajam (slooping) pada tahap awal setelah frekuensi 2000 Hz. Gambaran ini khas pada presbiakusis sensorik dan neural. Kedua jenis presbiakusis ini sering ditemukan. Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolic dan mekanik lebih mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan. Semua jenis presbiakusis tahap lanjut juga terjadi penurunan pada frekuensi yang lebih rendah. Audiometric tutur menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara (speech discrimination) dan biasanya keadaan ini jelas terlihat pada presbiakusis jenis neural dan koklear.4 Pemeriksaan timpanometri dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan differential diagnosis yang disebabkan kelainan anatomi dan fungsi organ telinga tengah. Variasi nilai ambang audiogram antara telinga satu dengan lainnya pada presbiakusis ini dapat terjadi sekitar 5-10 dB. Manusia sebenarnya sudah mempunyai strain DNA yang menyandi terjadinya presbiakusis. Sehingga dengan adanya penyebab multifaktor risiko akan memperberat atau mempercepat presbiakusis terjadi lebih awal.4 Pemeriksaan audiometrik tutur pada kasus presbiakusis sentral didapatkan pemahaman bicara normal sampai tingkat phonetically balanced words akan memburuk seiring dengan terjadinya overstimulasi pada koklea ditandai dengan adanya roll over. Penderita presbiakusis

35

sentral pada intensitas tinggi menunjukkan penurunan dalam nilai ambang tutur sebesar 20% atau lebih.6

4.2 PENATALAKSANAAN Pasien dengan gangguan pendengaran dapat dievaluasi adanya serumen obsturan pada meatus austikus eksterna (MAE). Serumen obsturan merupakan penyebab gangguan pendengaran yang sering didapatkan di klinik. Tindakan spooling dilakukan untuk membantu melunakkan serumen sehingga harapannya serumen akan keluar dari MAE. Penggunaan obat tetes telinga seperti glycerin maupun forumen dapat membantu melunakkan serumen sehingga memudahkan keluarnya serumen dari MAE. Evaluasi faktor resiko yang berhubungan dengan presbiakusis sangat penting sehingga faktor resiko yang masih dapat dikontrol menjadi fokus perhatian lainnya. Hipertensi merupakan faktor resiko yang sering terdapat pada geriatric. Pemberian obat hipertensi golongan ACE inhibitor seperti captopril dapat diberikan pada pasien. Edukasi pengobatan hipertensi yang rutin dan teratur harus diberikan pada pasien. Makanan yang dapat memicu peningkatan tekanan darah dan makanan yang diduga berpengaruh pada pendengaran seperti makanan tinggi kolestertol sebaiknya dicegah diberikan pada pasien. Obat-obat atau suplemen yang bersifat neuroproteksi seperti vitamin B complex (Neurobion) diketahui berpengaruh pada peningkatan pendengaran. Pemberian obat ini diharapkan mampu mencegah semakin meluasnya gangguan sensorineural yang dapat semakin memperparah keadaan pada pasien. Alat bantu dengar yang diberikan pada pasien kategori tuli sedang-berat cukup membantu dan berdampak positif pada peningkatan kemampuan mendengar. Alat bantu dengar yang terpasang di sekitar auricular cukup praktis bagi pasien dan cukup mudah serta terjangkau bagi kebanyakan masyarakat.

36

BAB V KESIMPULAN Presbiakusis adalah penurunan pendengaran sensorineural pada usia lanjut akibat proses degenerasi, terjadi secara berangsur-angsur, dan simetris pada kedua sisi telinga.

37

DAFTAR PUSTAKA 1. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. 6th ed. Jakarta: EGC; 2000. P: 230-240. 2. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic Otorhinolaryngology. 2nd ed. Stuttgart: Georg Thieme Verlag; 2006. P: 357-483. 3. Junqueira LC. Carneiro J. Histologi Dasar: Teks dan Atlas. 10th ed. Jakarta: EGC; 2004. P: 30-40. 4. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC; 1996. P: 135278. 5. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. P: 1. 43-45. 6. Muyassaroh, M. 2013. Faktor Risiko Presbikusis - Health Science Journals. Diunduh dari: indonesia.digitaljournals.org/index.php/.../1187. [Diakses pada 1Mei 2016] 7. Dewi, Afriani. 2011. Presbiakusis. Diunduh dari: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/2009/05/presbiakusis.pdf. [Diakses pada 1 Mei 2016] 8. Inner ear, Presbycusis, Available from www.emedicine.com, Last update on July 27,

2013. [Diakses pada 1 Mei 2016] 9. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. P: 93-97. 10. http://medicastore.com/penyakit/357/Berkurangnya_Pendengaran_&_Tuli.html [Diakses pada 1 Mei 2016]

38

Related Documents

Pembahasan
August 2019 65
Pembahasan
July 2020 39
Pembahasan Iodoform.docx
December 2019 31
Pembahasan Wiwin.docx
April 2020 23
Pembahasan Lap.docx
December 2019 26
Pembahasan Formol.docx
December 2019 27

More Documents from "Nicholas Gerry"