Pada percobaan kali ini yaitu menganalisis kadar protein pada sampel alpukat, daging ayam, brokoli, ikan pindang dan pisang dengan metode alkalimetri (titrasi formol). Titrasi formol digunakan untuk menunjukkan kadar N-amino, selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur hidrolisis protein. Protein merupakan suatu senyawa polimer yang terbentuk dari monomermonomer asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida antara asam amino lainnya. Protein berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh mahluk hidup. Membentuk jaringan atau bagian tubuh lain, untuk pertumbuhan, sebagai enzim (merupakan katalisator). Metode yang dipakai dalam praktikum ini adalah metode alkalimetri.. Alkalimetri merupakan salah satu metode titrasi asam-basa yang sering digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu asam. Metode alkalimetri merupakan metode reaksi penetralana asam dengan basa. Natrium hidroksida merupakan basa yang paling lazim digunakan. Alkalimetri merupakan cara penetralan jumlah basa terlarut atau konsentrasi larutan basa melalui cara titrimetri. Untuk penentuan titik akhir titrasi alkalimetri adalah dengan terjadinya perubahan warna. Indikator yang digunakan dalam metode alkalimetri adalah indikator PP (Phenophtalein). Selanjutnya masing-masing sampel tersebut dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna pada sampel. Tujuan dari titrasi yaitu menetralkan gugus-gugus karboksilat yang terdapat pada asam amino, yang setara dengan banyaknya protein dalam sampel. Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada sampel. Setelah titrasi yang pertama telah selesai ditambahkan dengan larutan indikator PP (Phenophtalein), dimana tujuan dari penambahan ini adalah untuk memblokade gugus amino (NH2 ) dari asam-asam amimo sehingga yang bereaksi dengan NaOH adalah gugus karboksil. Dimana pada saat penambahan formal dehid warna pink yang dihasilkan berangsur-angsur hilang, warna kembali seperti semula. Sampel tersebut kembali dititrasi dengan NaOH sampai timbul warna pink pada sampel. Berdasarkan hasil analisa pada sampel dan berdasarkan analisa data ditemukan bahwa %N yang diperoleh pada masing-masing sampel yaitu Buah alpukat %N sebanyak 0,0042024 %, Daging ayam %N sebanyak 0,0112064 %, Brokoli %N sebanyak 0,0028016 %, Ikan pindang %N sebanyak 118,77072% dan Buah pisang %N sebanyak 0,23%. Dari nilai %N yang diketahui sampel yang memiliki %N yang paling tinggi adalah ikan pindang dan kadar protein yang paling rendah pada brokoli. Jika dibandingkan dengan literatur dimana menyatakan kandungan protein %N yang tinggi terdapat pada Daging ayam 18,20%, Pisang 1,20%, Ikan pindang 0,31%, Alpukat 0,9% dan brokoli 0,01% (DKBM, 2012). Hasil percobaan yang diperoleh berbeda dengan
literature hal ini disebabkan kurangnya ketelitian dalam melakukan percobaan serta dipengaruhi oleh tingkat kekurangan metode titrasi formol dalam menentukan kadar protein dalam sampel, kurang akurat, serta jumlah takaran yang digunakan terbatas sehingga %N yang didapatkan tidak sesuai dengan literature.
Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama DKBM (Dasar Komposisi Bahan Pangan). 2012 Tim Dosen Biokimia. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas Tadulako, Palu. Achmad, Nurdin. 2011. Reaksi Analisa Protein. Jakarta: UI Press. Budimawaranti. 2011. Komposisi dan Nutrisi Pada Susu. Yogyakarta: FMIPA UNY. Herawati, Rina. 2011. Analisa Makanan. Yogyakarta: UNY. Lehninger, A. L. 1979.Dasar-dasar Biokimia Jilid 1 dan II. Surabaya: Erlangga. Mathews, CK, Van Holde, KE, Ahern, KG.2000.Biochemistry. rd Ed. San Fransisco: Addison-Wesley Publ-Co. Poedjiadji, A. 1994.Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.