Iodoform atau triiodometana termasukdalam senyawa haloalkana. Senyawa haloalkana yang mengikat satu atau lebih atom halogen sehingga disebut haloalkana (Rahardjo, 1999). Penggunaan iodoform dalam campuran alcohol digunakan sebagai antiseptic. Iodoform juga digunakan sebagai obat luka bakar atau luka obses (koreng atau bisul). Pada praktikum ini menggunakan aseton, kaporit dan KI sebagai bahan baku pembuatan iodoform. Pada percobaan ini dilakukan pemanasan sampai suhu 90 oC dengan tujuan untuk meningkatkan kelarutan kaporit dalam aquadest, karena dalam suhu biasa, kaporit sukar larut dalam air. Kaporit (Ca(CCl)2) berfungsi sebagai desikator agar KI menjadi I2 sehingga bilangan oksidasi mulai dari -1 menjadi 0. Oleh karena itu, massa kaporit tidak perlu diperhitungkan karena kaporit ditambahkan untuk mencapai kejenuhan. Pemilihan kaporit sebagai oksidator juga karena kaporit mengandung Ca2+ yang akan mengendap dalam air sehingga dapat dipisah melalui penyaringan. Penambahan larutan aseton pada KI berfungsi sebagai penyumbang gugus alkil pada CHI3. Sedangkan penambahan kaporit menandakan reaksi berjalan dengen kesetimbangan bila warna cokelat-merah tidak muncul lagi, namun berdasarkan perbandingan molnya, diketahui KI harus bereaksi sehingga disebut pereaksi pembatas. Pada saat penambahan larutan kaporit, jenuh pada larutan KI dan aseton dapat bercampur dengan sempurna sehingga iodoform yang terlarut semakin banyak. Penambahan kaporit tetes demi tetes agar dapat diketahui kapan penambahan kaporit tidak menimbulkan warna cokelat lagi, yang berarti KI habis bereaksi Reaksi yang terjadi : 3Ca(OCl)2
→
3CaCl + 6O2
3KI + 3H2O
→
6KOH + 3I2
6KOH + 3I2
→
6KIO + 3H2
3H2 + 3ON
→
3H2O
2CH3(CIH) + 6KIO →
2CH3COCl2 + 6KOH
2CH3COCl2 + 2KOH →
2CH3COOK + 2CHI3
3Ca(OCl)2 + 2CH3COCH3 + 6KI → 3CaCl2 + 4KOH + 2CH3COOK + 2CHI3 (Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S., 1994) Kristal iodoform yang diperoleh berwarna kuning berbentuk serbuk dan baunya sedikit mirip bau obat. Dalam percobaan ini, massa CHI3 diperoleh sebesar 0,4 gram sedangkan secara teoritis 6,3434 gram. Sehingga didapat rendemen sebesar 6,31 % . Perbedaan ini disebabkan oleh :
1. Pengadukan belum optimal sehingga jumlah iodoform yang terbentuk belum optimal 2. Pada saat pemurnian, belum semua iodoform larut dalam etanol sehingga ada sebagian iodoform yang ikut tergabung saat penyaringan pengotor 3. Adanya partikel iodoform yang lolos dari kertas saring akibat diameter partikel iodoform lebih kecil dari pori pori kertas saring. Hal itu terbukti dengan adanya endapan yang tertinggal dikertas saring dan corong kaca 4. Larutan kaporit kurang jenuh, pengadukan oleh magnetic stirer tidak dapat menjangkau seluruh bagian gelas beaker 5. Kurangnya filtrat kaporit yang digunakan sebagai oksidator pada pelarut KI dan aseton 6. Suhu yang tidak stabil saat disaring menyebabkan kelarutan berkurang