Naskah Klp 3 (3b).docx

  • Uploaded by: deyo alip
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Naskah Klp 3 (3b).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,961
  • Pages: 8
Kelompok 3 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Ainul Asri Hidayat Laurenza Alda Yuriska Cynthia Fionda Anggun Tria Nasyba Rahil Adila Reza Adi Pratama Latifa Alief Prima Deyo

Sang fajar masih melakukan tugasnya dengan baik, datang menyambut pagi dengan diiringi suara ayam layaknya alarm seperti hari-hari biasanya. Sang fajar masih melakukan tugasnya dengan baik 1.Tilt down camera dari langit kerumah rumah warga datang menyambut pagi dengan diiringi suara ayam layaknya alarm seperti hari-hari biasanya 2. Cut in ibu ibu memasak 3. Total shoot bapak menyapu halaman 4. Cut in jam dinding diiringi suara kokok ayam Senin, selalu menjadi hari yang tidak disenangi oleh semua anak yang menyukai Hari Minggu. 5. Full shot kalender hari senin 6. Medium shoot anak kecil yang susah dibangunkan Namun berbeda dengan Yeye, seorang gadis kecil bermata bulat, kelas PAUD itu.Ia malah lebih menyukai Hari Senin ketimbang Minggu yang katanya, ia bisa bermain perosotan bersama teman-teman seusianya.. 7. medium shoot rere bangun 8. Mcu + rere mengucek mata 9.Pan left = rere kekamar mandi 10. Cut in = rere mengancining baju 11. Close up = rere senyum di kaca

“Ye... Yeye.. udah siap belom ? nanti telat ke sekolahnya, udah jam 7 lewat”, kata Reza kakak Yeye yang kerap di panggil Yenja olehnya, dan saat ini sedang duduk di bangku perkuliahan tahun akhir. “Ya Yenja, Yeye pasang sepatu”, jawab Yeye layaknya anak kecil seusianya 12. close up = rere terkejut mendengar panggilan kakaknya 13. Pan right = reza memasukkan bekal makanan 14. Cut in makanan dimasukkan kedalamtas 15. Cut in sepatu= rere memasang sepatu dengan manjanya “Bu, Yeye pegi dulu ya, assalamu’alaikum”, kata Yeye berpamitan pada ibunya. 16. medium shoot = rere mendekat ke ibu “Iya.. hati-hati ya Yeye ya.. rajin-rajin sekolahnya”, kata ibu sambil mencium pipi kanan dan kiri anaknya 17. medium shoot= ibu mengatakan rajin-rajin 18. Medium close up= ibu mencium rere , dan Yeye pun langsung bergegas menuju motor yang hendak dikendarai kakaknya itu. “ Ja, hati-hati bawa motor, jangan ngebut-ngebutan jalanan pagi rame” kata ibu ke Reza. 19. full shoot samping= rere lari ke motor 20. Total shoot= ibu bilang hatihati “ Iya bu.. Ja pergi dulu ya bu, asslamu’alaikum”, Reza berpamitan lalu bergegas pula menuju motor yang telah di duduki Yeye terlebih dahulu. 21. close up + cut in reza mencium tangan 22. Medium shoot = berjalan ke motor dan menaikinya “Dadada ibu” tangan kecil itu melambai pada ibunya sambil ditemani klakson motor yang dibunyikan Reza. 23. medium shoot = ibu mendadah dari belakang 24. Overshoulder= bahu ibu dan focus ke motor reza dari belakang Sepanjang perjalanan Reza mengantarkan adiknya sekolah, adik kecilnya itu selalu menyanyikan semua lagu yang terlist di fikirannya. 25. medium shoot depan= reza dan rere bernyanyi di jalan 26. Full shoot + pan left = motor reza “ Belajar apa aja Yeye nanti ?”, tanya Reza di tengah perjalanan, “ Yeye nanti belajar ngaji, doa, nyanyi”, ia jawab seadanya dan melanjutkan nyanyiannya.

“ Dah sampai.. turunlah Yeye lagi ya, Yenja mau pegi kuliah”, menggendong adiknya untuk dapat turun dari motor, sesampainya di PAUD LUMBA-LUMBA. 27. total shoot= reza tiba dengan motor 28. Medium shoot = reza membuka helm 29. Medium shoot= yeye di angkat reza dari motor turun 30. Mcu = rere dengan BG paud lumba2 ”Yeye.. ayo nak.. teman-teman yang lain udah menunggu”, kata seorang guru paud yang telah menunggu Yeye sedari tadi sambil mengulurkan tangannya. 31.medium shoot = bu guru datang 32. Medium 3 orang = ibu guru memanggilyeyemasuk “Jangan lupa jemput Yeye nanti ya Yenja, ga boleh telat-telat”, ujar Yeye sambil bersalaman. “ Yayaya.. masuklah lagi, belajar rajin-rajin ya, dadada”, Reza tersenyum sambil melambai pada adiknya yang telah berlari menuju kelas, lalu ia pun pergi menuju kampus. 33. close up= yeyemelihatkerezasambilberkata 34.medium shoot = rezamenjawabrere 35. Full shoot = reremelambaidanberbalik 36. Medium shoot = rezamelambaidanmemundurkan motor Saat hendak mengatrekan motornya, tanpa disadari ada seorang wanita tua yang berdiri dibelakang motornya, 37. closeup+cut in motor di mundurkan 38. Cut in ekor motor hampirmenabrakpinggangnenektua sontak Reza kaget karna wanita itu hampir saja di senggol oleh motornya dari belakang. “ Aduh..” 39. medium close up= rezakaget 40. Medium shoot = rezaberbalik 41. Full shoot= adarezadannenekmemegangpinggang jerit kecil wanita tua itu sambil meletakan kedua tangannya ke bagian belakang motorseperti hendak menahannya, 42. close up= nenekmeringis 43. Cut in = tangannenekmegangbesi motor 44. Medium shoot =nenek “Eeh.. maaf nek”, Reza langsung turun menolong wanita tua itu tanpa sempat melepas helmnya terlebih dahulu. 45.medium shoot= rezaturundari motor 46. Over shoulder= nenekmeringis

“gapapa dek untung saya gak meninggal.”, jawab wanita tua yang berdiri membungkuk itu. “Nenek sejak kapan di belakang motor saya ? ngapain ? untung aja saya liat nek, kalau ga gimana?”, tanya Reza khawatir sambil memperhatikan wanita tua itu. “ya sejak tadilah dek, kalau sejak kemarin saya mau tidur dimana”ujar wanita tua kesal, “nenek ngapain disini nek?”Tanya reza, “ “menggoreng bawang dek, ya menjual mainan lah dek , kan liat saya bawa mainan banyak ini”, sambil menunjukan dagangannya yang sudah lusuh dan mainan yang telah berdebu sana-sini, lalu mengalihkan pandangannya lagi pada Reza.”Ya sudah, nenek beneran ga papa kan ?”, tanya sekali lagi memastikan, dan wanita itu hanya mengangguk menandakan ia aman. “ Kalau gitu saya permisi dulu nek, assalamu’alaikum”, pamitnya, menaiki motor lalu pergi. Dari kejauhan Reza masih memperhatikan wajah nenek itu dari kaca spion miliknya, “Syukurlah baik-baik saja” ujarnya dalam hati dan kembali fokus pada jaln. Keesokan harinya reza mengantarkan yeye kesekolah seperti biasa ,yeye menyapa semua orang di sekitar paud ,menyapa si tukang sapu,bapak tukang ikan , dan tak lupa menyapa si nenek penjual mainan. Yeye pun bersalaman dengan reza dan masuk kedalam sekolahnya dan reza pun berlanjut pergi. 2 jam berlalu, Reza pun telah sampai dan duduk di kelas menunggu dosen yang mengajar bersama teman-temannya. Layaknya para remaja yang berkumpul, mereka selalu menceritakan hal-hal yang terupdatemasa kini, ntah itu informasi di sosial media pada kalangan artis atau berita lain terkait apa yang hendak mereka ingin ceritakan sembari menunggu dosen yang mengajar masuk. “Eh, dengerin nih.. Dicari seorang anak, berjenis kelamin perempuan, berusia 4 tahun dengan rambut di kuncir 2, menggunakan baju putih bersepatu hitam,.. yah.. marak lagi kasus penculikan anak “ ujar Anggun. “ Emang hilangnya dimana sih? Kalau di depan rumah, orang tuanya teledor tuh, masa anak kecil di biarin main sendirian, di depan rumah lagi”, lanjut Ifa berkomentar. “ Iya sih... di depan rumah” jawab Anggun sambil mengangguk-anggukan kepala. “Nah apa Ifa bilang, benar kan, udah paham mah Ifa sama yang kek begituan”, jawab Ifa sambil menunjuk ke arah ponsel Anggun. “Ja, adek kamu seusia sama anak yang hilang tadi kan, hati-hati loh.. perketat tuh penjagaannya, jangan sampe dia kenapa-kenapa, ngeri tau.. kasihan”, sambung Alda mengingatkan Reza. “Iya-iya, mudah-mudahan dia ga kenapa-kenapa, kan pulang pergi sekolah jemput anter, Alda kan tau rumah ja gimana, antara pekarangan sama pintu rumah aja deket, jadi insyaa allah aman lah” jawabnya dengan tenang. “ Ya tapi tetap aja Ja, dijaga.. modus mereka mah banyak, harus tetap waspada.. hati-hati” sahut Rahil. “Iya.. iya, pasti dijaga mah” jawab Reza lagi dengan tenang. Dosen yang mengajar hari itu pun masuk, dan percakapan mereka terhenti hingga disana. Saat sedang dipertengahan perkuliahan berlangsung, Reza pun mendapat telfon dari ibu nya. “Pak, permisis pak”, izinnya pada dosen yang mengajar. “Ya, silahkan,” jawab dosen itu sembari munjukan pintu keluar pada Reza. Reza pun keluar dan menerima telfon dari ibunya, “Halo, assalamu’alaikum, ada apa bu? Reza masi...”, penjelasannya terpotong oleh ucapan risau ibunya “ Wa’alaikum salam Ja... Yeye ja.. Yeye ga tau kemana.. kamu anter dia tadi ke paud kan ? iya kan ?”, tanya ibunya dengan nada khawatir. “Iya bu, tadi Ja nganterin Yeye bu, udah ketemu juga sama guru paudnya”, jelas Reza. “Coba kesana

sekarang.. ibu takut Yeye kenapa-kenapa, sekarang ya Ja..” pinta ibunya dengan nada cemas. Reza masuk kembali ke kelas dan meminta izin untuk tidak mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. Ia pun menuju parkiran dan langsung bergegas menuju paud adiknya. Sesampainya disana, Reza pun melihat seorang guru paud di gerbang depan “Bu, lihat adik saya, Yeye ?”, tanya Reza cemas. “Oo.. kakaknya Yeye ya.. iya.. dia di dalam, baru masuk, kenapa lama sekali mengantarkannya, udah telat berapa jam ini, besok jangan di ulangi lagi ya”, lalu guru paud itu pun pergi meninggalkan Reza. Hal ini berhasil membuat Reza kebingungan dan bertanya-tanya dalam hati, “Kok bisa ya, hmm.. sudahlah.. bisa saja dia keasikan bermain sendri sampai lupa masuk kelas, atau ibu tadi belum bertemu dengan Yeye pagi ini”. “ Oou... baby I don’t understand this, you changing I can’t stand it, my heart can take this damage..( dering hp) Halo, Assalamu’alaikum bu”, jawab Reza. “ Wa’alaikum salam, gimana? Yeye aman Ja?”, tanya ibunya masih dengan nada yang sama. “Alhamdulillah dia gapapa bu”, jawab Reza masih dalam keadaan bingung. “Syukurlah.. ibu sangat khawatir, ga tenang.. tapi alhamdulillah dia sudah ga kenapa-kenapa. Ya sudah,kalau begitu tunggu saja sampai dia pulang ya”, pinta ibunya dengan nada yang sudah mulai tenang. “Iya bu, Ja tunggu..”, jawabnya masih linglung, lalu perhatiannya pun tertuju pada wanita tua tadi pagi, yang sedari tadi memperhatikan dirinya. Hal membingungkan tidak sampai disana saja, ia pun dikejutkan dengan Yeye yang tidak seperti biasanya. Biasanya Yeye berlari menuju ke kakaknya dan bergegas untuk pulang, tapi tidak dengan hari ini, ia tampak lesu dan pucat. “Loh.. Yeye kenapa bu ?”, tanya Reza panik dan meraba kening adeknya. “Tidak tau, saat terlambat masuk kelas tadi sudah seperti ini, saat jam makan pun dia tidak berselera, berbeda dengan hari-hari biasanya, tadi juga kebanyakan istirahat dan tiduran saja”, jelas guru paud yang mengantarkan Yeye. “Hmm.. terima kasih ya bu..”, ujar Reza, dan ibu itu pun mengangguk dan tersenyum, “Iya, sama-sama”. “ Cepat sembuh ya Yeye”, lanjutnya lagi dan tersenyum sambil menyentuh kepala dan menyamakan tingginya dengan Yeye. Yeye pun mengangguk dengan lesunya. Terik matahari berangsur-angsur menyakitkan, di lihatnya Yeye memang sudah ingin beristirahat di rumah, Reza pun langsung mengambil kunci motor dari saku, menuju motor dan pulang bersamanya. Selama di perjalanan menuju rumah, Yeye pun tak banyak berbicara dan berkicau seperti biasanya. Berbagai cara telah ia lakukan agar Yeye semangat seperti biasanya, seperti mengajaknya bercanda atau mengobrol dalam pembahasan ringan yang menarik bagi anakanak seusianya, namun.. percuma, “Hmm.. mungkin memang kondisinya kurang baik belakangan ini”, ujar Reza dalam hati. Karna takut terjadi sesuatu pada Yeye saat ia mengendarai motor, akhirnya Rezamemeluk Yeye yang kala itu duduk di depannya dengan satu tangan.

Hari berikutnya pun telah tiba, namun kini Yeye tak bersemangat masuk sekolah di karenakan masih lemas dan pucat seperti kemaren, ia hanya tidur bersama boneka

kesayangan yang selalu di peluknya. “Yeye masih lemas ya bu?”, tanya Reza pada ibunya. “Iya, makan aja susah, nafsu makannya ga kayak biasa, sekarang ibu biarin di tidur dulu, barangkali dia kecapekan belakangan ini, jaga adikmu, ibu ke pasar dulu ya, assalamu’alaikum”, jelas ibu dan sekalian pamit, Reza pun menjawab salam ibu dan mengantarkan ibu hingga pintu depan. Setelah punggung ibu tak terlihat lagi, Reza pun masuk dan menutup pintu, namun hal itu di cegah oleh obrolan dari tetangga yang di dengarnya. “ Eh buk, tau ga.. kita harus hati-hati bu,, was-was... sekarang bukan cuma tentang penculikan anak, tapi tentang yang berbau mistis juga”, kata ibuk itu pada tetangga yang lain. “Maksudnya teh gimana? Misti-mistis apa?”, tanya ibuk lainnya. “Ya misalnya sama makhluk yang wujudnya seperti kita, terus makan darah anak-anak kecil gitu, tapi ga keliatan sama kitanya”, jelas ibuk itu lagi. “Makhluk apa? Drakula itu?” tanya ibuk lainnya bingung. “Bukan .. haduh... bentar-bentar”, ibuk itu berusaha mengingatnya, “Ha Palasik! Iya itu.. palasik, wujudnya seperti kita manusia, awalnya sih saya ga percaya, tapi udah ada bukti, dan kabarnya dia ada di kawasan kita ini dengan wujud wanita tua”, katanya sambil memperingatkan dan mengangkat telunjuknya. “Iiiih.. ngeri ah, masih ada aja di zaman kek gini ya?” tanya ibuk lainnya. “Ada atau ga, yang penting was-was ibu-ibu, jaga anak-anak kita dengan baik, biasanya dia ngincar anak-anak kecil lah pokoknya, hati-hati”, jawabnya lagi. Ibuk-ibuk yang lainnya mengangguk pertanda setuju dengan ucapan ibu yang tadi, “ tapi ada juga kayak bu susi tetangga saya bu., anaknya gak pulang pulang, ternyata dia seharian di warnet hahaha” Ujar candaan dari ibu ibu lainnya.”Yeee ,kirain beneran,” ledek ibu ibu lainnya bersamaan. Setelah mendengarkan obrolan singkat itu, Reza pun masuk dan mengunci pintu rumah. “Masa iya sih, ada-ada aja,” kata Reza berbicara sendiri sambil berjalan menuju kamar adiknya. Saat hendak ingin membersih-bersihkan tas Yeye, Reza melihat ada mainan usang di dalam tasnya. Awalnya reza tidak memperhatikan mainan tersebut, tetapi setelah diperhatikan lagi ,reza jadi curiga dengan apa yang terjadi dengan yeye belakangan ini. Akan tetapi reza tidak terlalu memperhatikan apa maksud dari barang yang ditemukannya dari dalam tas yeye. Reza melanjutkan pekerjaan rumahnya dan mulai membersihkan kamar yeye, dan perlahan lahan tepikirkan tentang mainan usang yang ia temukan di dalam tas yeye ,reza mulai mencurigai dari mana yeye mendapatkan manan using tersebut. Dan segera bertanya kepada yeye. “Ini mainan siapa ye ?, kok ada di tas yeye ?” Tanya Reza. “Ini mainan yeye, dikasih sama nenek di depan sekolah yeye”, jawab yeye polos. Ke esokan harinya, Yeye kembali bersekolah seperti hari-hari sebelumnya, sesampainya disana ia langsung mencari nenek yang biasa berada di depan sekolah, hal ini bukan untuk pertama kalinya, pertanyaan yang sama selalu ia tanyakan berulang-ulang kali, baik pada kakaknya atau pun pada guru yang mengajar. Sampai pada hari berikutnya yeye masih terus menyakan keberadaan nenek penjual mainan tersebut, bahkan sampai menagis. Karna sikap yeye yang berubah dan sekaligus aneh ini, seorang guru akhirnya memutuskan unutk menelfon kakaknya dan menanyakan hal tak biasa yang terjadi pada yeye.“ Assalamu’alaikum, ini kakaknya dari Raisya Ramadhani” tanya seorang guru pada Reza. “Wa’alaikum salam, ya benar.. saya kakaknya.. maaf saya berbicara dengan siapa ya ?” tanya Reza ingin mengetahui lebih lanjut. “Saya guru dari Paud Lumba-Lumba tempat Raisya belajar”, jelasnya. “Ooo iya buk, ada apa ya..”, tanya Reza. “Begini..langsung saja.. saya agak merasa janggal dengan sikap Raisya

akhir-akhir ini, belakangan dia suka menanyakan keberadaan seorang nenek yang biasa berada di depan sekolah ini, terkadang pun sampai menangis”, jelas guru Yeye. “Sampai menangis ?”, tanya Reza kaget. “Iya, karna itu saya menanyakannya.. ada apa? Apakah yeye memiliki masalah psikologis khusus ? semacam trauma barang kali”, jawab guru Yeye. “Tidak pernah buk..”, Reza pun bingung. “Ya sudah, saya hanya ingin menyampaikan hal itu untuk di tindak lanjuti”, tegasnya. “Iya buk, terima kasih atas informasinya”, jawab Reza. “Iya.. sama-sama, Assalamu’alaikum”, “Wa’alaikum salam..”, Reza pun mengakhiri telfonnya. Hal ini membuat Reza pun bingung tentang keadaan adiknya tersebut.

Hari telah menunjukkan pukul 10 pagi, saatnya Reza men jemput Yeye tiba. Reza pun sampai di sekolah yeye dan langsung bertemu dengan yeye yang sudah menunggunya di depan gerbang sekolah. Lagi lagi yeye bertanya kepada kakak nya ini, dimana keberadaan nenek penjual mainan tersebut. “Ka, dimana nenek kak? Kenapa nenek gak ada?” dengan perasaan bingung dan aneh, Reza pun menjawab “nenek yang mana ye?” yeye pun menjawab dengan polosnya “nenek mainan kak, yeye kangen.” Reza pun semakin bingung dan bertanya tanya dengan sikap yeye ini. “yeye ngapain nanyain nenek itu terus? Emang ada apa ye?” Reza pun kembali bertanya kepada yeye. “gapapa kak, yeye kangen aja mau ketemu nenek” jawab yeye. “udah lah ayo mending kita pulang , yeye main di rumah aja.” Dengan penuh kekhawatiran Reza pun membawa adiknya pulang kerumah. Sesampainya dirumah yeye hanya diam dan tidak banyak melakukan aktifitas seperti biasanya. Setelah setengah jam yeye hanya terdiam, yeye pun bergerak untuk mengganti bajunya. Dengan penuh semangat kali ini, yeye meminta izin kepada Reza untuk pergi bermain bersama teman temannya dilapangan. “kak, yeye mau main dulu ya kak dilapangan.” Dengan buru-buru yeye pun berlari keluar rumah. “tapi yeye kan belum makan ye, yeeeee...” perkataan Reza pun tak dihiraukan yeye. Hari pun semakin larut, namun yeye tak kunjung pulang. Reza menunggu didepan rumah dengan penuh kekhawatiran, tak lama Yeye pun terlihaat diujung jalan berlari kearah rumah dengan wajah bahagia, Reza pun heran dan sontak bertanya kepada Yeye saat Yeye sampai didepan pintu “Yeye habis dari mana?” dengan gembira Yeye menjawab “habis main sama nenek” dan Yeye pun berlalu memasuki kamarnya. Keesokan hari nya Reza terbangun karena suara ricuh yang berasal dari luar rumah, Reza beranjak dari tempat tidur, dari ruang tamu Reza melihat ibu nya dan beberapa tetangga berdiri diteras. “kemaren bukannya Yeye main sama Salma ya buk?” tanya Bu Rita ke Ibu Reza, “Iya, tapi Yeye pulang sehabis magrib sendiri” jawab Ibu Reza, Reza yang mendengar itu pun bertanya tanya ada masalah apa. Ibu reza masuk ke rumah dan melihat Reza yang masih kebingungan. “Bu, ada apa bu? Kok rame sekali?” tanya Reza, “Kamu tau Salma kan? Anak Bu Tirta? Dari sore kemaren dia belum pulang kerumah” . Reza melangkah menuju ke kamar Yeye, adik nya itu tebangun saat Reza duduk disebelah kasur Yeye. Setelah yakin adiknya itu sadar, Reza pun menanyai adiknya itu “ Yeye kemaren main sama Salma kan?” tanya Reza pelan, “ Iya kak” , Reza pun melanjutkan “ Terus Salma nya kemana? Gak ikut pulang sama Yeye ?” dengan nada polos Yeye menjawab “ Gak tau kakk”. “kemaren kalian main ke rumah nenek kan? Rumah nenek dimana?” tanya Reza ,

“Gak tau, pokoknya Yeye tauu kak” Reza pun mulai pasrah karena tak ada satu petunjuk pun yang bisa didapatkannya. Siang menjelang, Reza sedang asik membaca novel diteras menikmati hari minggu nya. Tiba – Tiba Yeye muncul dari dalam rumah dan berlari keluar rumah tanpa menghiraukan kakak nya, melihat adiknya yang hendak pergi Reza pun langsung bertanya “Yeye mau kemana?” ucap Reza, “kerumah nenek kak” jawab Yeye sambil melenggok pergi. Karena khawatir dan juga penasaran Reza pun mengikuti Yeye tanpa sepengetahuan adiknya tersebut. Tidak begitu jauh, Yeye berhenti didepan sebuah rumah yang kelihatannya tak cukup terawat, Yeye masuk kerumah tersebut, Reza pun diam diam juga mendekati rumah tersebut, dari salah satu jendela, Reza sangat terkejut melihat sebuah kamar dan didalam kamar tersebut ada beberapa anak kecil yang terlihat lesu dan setengah pingsan.

Related Documents

Makalah Klp 3.docx
May 2020 32
Teklab Klp 3.docx
April 2020 20
Asidosis Klp.3 Ppt.pptx
December 2019 14
Rmk Klp 3.docx
April 2020 10

More Documents from "tika"