MAKALAH
TENTANG PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DI INDONESIA
OLEH: KELOMPOK 3 (TIGA) o GUSNAWATI o SAPRIADI o HARDIANTI o AHMAD WAKI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES PRIMA BONE 2018
i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan
Rahmat
dan
Hidayah-Nya,
sehingga
kami
dapat
menyelesaikan makalah tentang “Makalah Tentang Program Pemberantasan Penyakit Menular Di Indonesia” dengan baik dan lancar. Kami menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Sehingga tugas yang sederhana ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat demi peningkatan mutu pendidikan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami.
Watampone,
Penulis
i
Nopember 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Permasalahan
2
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
A. Program Pemberantasan Penyakit Menular
3
B. Program Puskesmas
7
C. Program Kesehatan Sekolah
9
BAB III. PENUTUP
11
A. Kesimpulan
11
B. Saran
11
DAFTAR RUJUKAN
12
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular.Penyakit menular tidak mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga pemberantasan penyakit menular memerlukan kerjasama antar daerah, misalnya antar propinsi, kabupaten/kota bahkan antar negara.Beberapa penyakit menular yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah penyakit HIV-AIDS, Tuberkulosis Paru, Malaria, Demam Berdarah (DBD), Diare dan penyakit lainnya.Salah satu penyakit menular yang berbahaya dan bisa menyebabkan kematian adalah penyakit HIV-AIDS.Jawa Timur menjadi provinsi yang memiliki jumlah kasus HIV-AIDS tertinggi ketiga setelah DKI Jakarta dan Papua dengan jumlah kasus sebanyak 2.110 HIV-AIDS.Sementara jumlah kasus HIV-AIDS di Indonesia sebanyak 18.913 (Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, 2012). Selain itu, Jawa Timur merupakan peringkat kedua di Indonesia dalam kasus Tuberkulosis (TB) tertinggi (Dinkes, 2012). Pemerintah melakukan
berbagai
upaya
untuk
mencegah dan
mengendalikan penyebaran penyakit menular tersebut, antara lain dengan menyediakan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, seperti halnya
Rumah
Sakit
baik
milik
pemerintah
maupun
swasta
dan
Puskesmas.Salah satu fasilitas kesehatan yang diupayakan oleh pemerintah adalah puskesmas.Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat.Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
1
optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, RI 2004).Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh
dan
terpadu
kepada
masyarakat
di
wilayah
kerjanya.Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan kesehatan (Depkes RI, 2004).
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Program Pemberantasan Penyakit Menular? 2. Bagaimana Program Puskesmas itu? 3. Bagaimana Program Kesehatan Sekolah?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Program Pemberantasan Penyakit Menular 2. Untuk mengetahui Program Puskesmas itu 3. Untuk mengetahui Program Kesehatan Sekolah
2
BAB III PEMBAHASAN
A. Program Pemberantasan Penyakit Menular Berkaitan dengan penanggulangan penyakit menular, maka Dinas Kesehatan bertugas mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan kerja sama semua pihak yang terkait serta memfasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan manajemen program yang meliputi:
perencanaan,
pelaksanaan,
monitoring
dan
evaluasi
serta
mengupayakan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana). Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan tugas pokok dan fungsi serta uraian kegiatan program P2M, maka strategi operasional yang Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan tugas pokok dan fungsi serta uraian kegiatan program P2M, maka strategi operasional yang dilakukan dalam penanggulangan pemberantasan penyakit menular diantaranya melalui: 1. Pemantapan kelembagaan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta dalam penanggulangan penyakit menular dengan strategi DOTS; 2. Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta; 3. Penggalangan kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), institusi pendidikan, dan lain-lain; 4. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk mengatasi masalah TBC; 5. Penelitian dan pengembangan melalui penelitian lapangan atau kerja sama dengan institusi pendidikan, LSM, organisasi profesi dan lain-lain dalam upaya penanggulangan penyakit menular.
3
1. Tuberkulosis Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis dan bersifat menular (Christian, 2009; Storla, 2009). WHO menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis.Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis. Di Indonesia pemberantasan penyakit tuberkulosis telah dimulai sejak tahun 1950 dan sesuai rekomendasi WHO sejak tahun 1986 regimen pengobatan yang semula 12 bulan diganti dengan pengobatan selama 6-9 bulan. Strategi pengobatan ini disebut DOTS (Directly Observed Treatment Short Course Chemotherapy). Target adanya program pengendalian TB, yaitu merujuk pada target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang ditetapkan setiap 5 tahun. Pada RPJMN 2010-2014 maka di harapkan penurunan jumlah kasus TB per 100.000 penduduk dari 235 menjadi 224, presentase kasus baru TB paru (BTA positif) yang ditemukan dari 73% menjadi 90% dan presentase kasus baru TB paru ( BTA positif) yang disembuhkan dari 85% menjadi 88%. keberhasilan yang dicapai pada RPJMN 2010-1014 akan menjadi landasan bagi RPJMN berikutnya. Pada tahun 2015-1019 target program pengendalian TB akan disesuaikan dengan target pada RPJMN II dan harus disinkronkan pula dengan target global TB strategy pasca 2015 dan target SDGs (Sustainable Development Goals). Target utama pengendalian TB pada tahun 20152019 adalah penurunan insidensi TB yang lebih cepat dari hanya sekitar 12% per tahun menjadi 3-4% per tahun dan penurunan angka mortalitas > dari 4-5% pertahun.Diharapkan pada tahun 2020 Indonesia bisa mencapai target penurunan insidensi sebesar 20% dan angka mortalitas sebesar 25% dari angka insidensi tahun 2015. 2. Rabies Rabies adalah penyakit zoonosis dimana manusia terinfeksi melalui jilatan atau gigitan hewan yang terjangkit rabies seperti anjing, kucing, kera, musang, serigala, raccoon , kelelawar. Virus masuk melalui
4
kulit yang terluka atau melalui mukosa utuh seperti konjungtiva mata, mulut, anus, genitalia eksterna, atau transplantasi kornea.Infeksi melalui virus sangat jarang ditemukan.Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan, maka selama 2 minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk dan didekatnya, kemudian bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan-perubahan fungsinya. Masa inkubasi virus rabies sangat bervariasi, mulai dari 7 hari sampai lebih dari 1 tahun, rata-rata 1-2 bulan, tergantung jumlah virus yang masuk, berat dan luasnya kerusakan jaringan tempat gigitan, jauh dekatnya lokasi gigitan ke sistem saraf pusat, persarafan daerah luka gigitan dan sistem kekebalan tubuh. Pada gigitan di kepala, muka dan leher 30 hari, gigitan di lengan, tangan, jari tangan 40 hari, gigitan di tungkai, kaki, jari kaki 60 hari, gigitan di badan rata-rata 45 hari. Berikut ini adalah gambaran program untuk penyakit Rabies di Indonesia: a. Penurunan jumlah kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) dan kematian (lyssa) melalui penanganan kasus GHPR dengan cara pembentukan Rabies Center b. Rabies center merupakan rumah sakit atau puskesmas terpilih yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan terkait penanggulangan rabies. Rumah sakit atau puskesmas yang menjadi rabies center harus memiliki SK dari Dinas Kesehatan Provinsi.Jumlah rabies center tiap provinsi berbeda, tergantung kebutuhan. RS atau puskesmas yang manjadi rabies center harus mempunyai tenaga kesehatan yang dapat melakukan tatalaksana kasus gigitan hewan penular rabies dengan benar, memiliki minimal 1 kuur VAR (Vaksin Anti Rabies), memiliki fasilitas cold chain untuk menyimpan vaksin, lokasi strategis, dan memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada pasien dan masyarakat. 3. Peran Imunisasi dan Karantina dalam Program P2M di Indonesia a. Peran Imunisasi terhadap Penyakit Tuberkulosis
5
Peran
imunisasi
dalam
penyakit
Tuberkulosis
sangat
diperlukan.Imunisasi BCG termasuk salah satu dari 5 imunisasi yang diwajibkan.Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercel bacili yang hidup di dalam darah.Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin). Imunisasi BCG wajib diberikan, seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB dan salah satu negara dengan penderita TB tertinggi di dunia.TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis, dan mudah sekali menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain: berat badan anak susah bertambah, sulitmakan, mudah sakit, batuk berulang, demam, berkeringat di malam hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu. Untuk mendiagnosis anak terkena TB atau tidak, perlu dilakukan tes rontgen untuk mengetahui adanya vlek, tes Martoux untuk mendeteksi peningkatan kadar sel darah putih, dan tes darah untuk mengetahui ada-tidak gangguan laju endap darah. Bahkan, dokter pun perlu melakukan wawancara untuk mengetahui, apakah si kecil pernah atau tidak, berkontak dengan penderita TB. Jika anak positif terkena TB, dokter akan memberikan obat antibiotik khusus TB yang harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama pengobatan tak bisa diperpendek karena bakteri TB tergolong sulit mati dan sebagian ada yang
“tidur”.
Karenanya,
mencegah
lebih
baik
daripada
mengobati.Selain menhindari anak berkontak dengan penderita TB, juga meningkatkan daya tahan tubuhnya yang salah satunya melalui pemberian imunisasi BCG. b. Peran Imunisasi terhadap Penyakit Rabies Peran imunisasi rabies sangat penting karena Hanya ada satusatunya cara untuk mencegah penyakit rabies, yaitu dengan vaksinasi
6
rabies,sebelum orang tersebut tergigit oleh anjing atau binatang lain yang telah terinfeksi dengan virus rabies. Sedangkan bagi mereka yang telah tergigit dengan anjing rabies atau binatang yang diduga keras sedang sakir rabies, maka bagi mereka hanya bisa tertolong bila segera diberikan serum anti rabies dan segera disusul dengan pemberian vaksin rabies. Hanya dengan cara demikian maka nyawa mereka bisa tertolong dari kematian akibat virus rabies. Di Indonesia, khususnya di provinsi Bali yang sampai tahun 2009 tidak dikenal sebagai daerah endemis penyakit rabies, namun sejak tahun 2009, tiba-tiba terjadi kejadian luar biasa penyakit rabies dengan angka kematian yang cukup tinggi, sehingga menghebohkan baik bagi Indonesia sendiri juga bagi dunia luar, terutama dikalangan turis asing, meskipun telah dilakukan berbagai usaha dari Pemda Bali juga Kanwil DepKes, baik dengan pemusnahan anjing sakit dan anjing liar, hingga vaksinasi bagi hewan anjing dan bagi penderita yang tergigit, namun masalahnya masih berlangsung hingga saat ini.
B. Program Puskesmas Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008). Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja 1. Bidang gizi, misalnya: a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka. b. Mempelajari tenteang gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan gizi.
7
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat. d. Melaksanakan program-program e. penimbangan pos pelayanan terpadu. f. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori yang cukup kepada anak-anak umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui. g. Memberi vitamin A kepada anak-anak di bawah umur 5 tahun. 2. Bidang kesehatan lingkungan, misalnya: a. penyehatan air bersih b. penyehatan lingkungan perumahan c. penyehatan air buangan/limbah d. pengawasan sanitasi tempat umum e. penyehatan makanan dan minuman 3. Bidang KIA, misalnya: a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah. b. Member nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk. c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak. d. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil. e. Penyuluhan keehatan. f. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu berisiko tinggi. g. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit ringan. h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan, memberikan pendidikan tentang kesehatan. 4. Bidang Keluaga Berencana a. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu yang mengunjungi KIA.
8
b. Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang keluarga berencana kapan saja ada kesempatan, baik di puskesmas maupun sewaktu mengadakan kunjungan rumah. c. Memesang IUD, cara penggunaan pil, kondom dan cara-cara lain dengan member sarananya. d. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan kehamilan.
C. Kesehatan Sekolah 1. Konsep Kesehatan Sekolah Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setingi-tingginya (Azwar Nasrul,1998). Usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan disekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama.
Usaha
kesehatan sekolah berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku dan memperoleh pendidikan seks yang sehat. Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yakni upaya pendidikan sekolah dan upaya kesehatan, yang diharapkan UKS dapat dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
9
2. Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah Ada tiga program pokok UKS yang sering disebut trias UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan pendidikan pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendidikan ini tidak hanya diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani saja, namun bisa juga secara integratif pada saat mata pelajaran
lainnya
disampaikan
kepada
peserta
didik.
Kegiatan
ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Misalnya, melaksanakan penyuluhan tentang, gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orangtua. Melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS dan kader kesehatan. Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup bersih melalui program sekolah sehat.
10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular.
Penyakit
menular
tidak
mengenal
batas-batas
daerah
administratif, sehingga pemberantasan penyakit menular memerlukan kerjasama antar daerah, misalnya antar propinsi, kabupaten/kota bahkan antar negara.Contohnya, penyakit Tuberkulosis dan Rabies. Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis dan bersifat menular. Rabies adalah penyakit zoonosis dimana manusia terinfeksi melalui jilatan atau gigitan hewan yang terjangkit rabies seperti anjing, kucing, kera, musang, serigala, raccoon , kelelawar. Virus masuk melalui kulit yang terluka atau melalui mukosa utuh seperti konjungtiva mata, mulut, anus, genitalia eksterna, atau transplantasi kornea yang untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan imunisasi serta karantina. 2. Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008). 3. Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolahsekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setingi-tingginya.
11
B. Saran Penyakit menular adalah salah satu masalah kesehatan yang menonjol hingga saat ini sehingga disarankan kepada semua pihak baik pemerintah, departemen kesehatan, swasta, serta seluruh kalangan masyarakat agar mengupayakan sedini mungkin usaha-usaha untuk tidak tertular penyakit berdasarkan program-program yang telah dipaparkan dalam materi ini guna terciptanya masyarakat Indonesia yang sehat dan sejahtera. Kita Sehat! Indonesia Sehat!
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2 012/14_Profil_Kes.Prov.DIYogyakarta_2012.pdf https://core.ac.uk/download/files/379/11705297.pdf http://www.nationalplanningcycles.org/sites/default/files/country_docs/Indonesia/ indonesian_minstry_of_health_strategic_plan_2010-2014.pdf http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/Permenkes_No._2349.pdf
13