Membalikkan Kekalahan Menjadi Kemenangan Bacaan 1 Samuel 30: 1- 20 Ketika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek yang telah menyerbu Ziklag membakar habis kota tersebut dan menawan seluruh keluarga (anak-anak dan istri) mereka. Melihat kejadian itu, Daud sangat tertekan dan menjadi depresi. Alkitab mengatakan Daud bersama dengan serdadunya menangis dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis (I Sam. 30: 4). Apa yang dapat kita pelajari dari kejadian ini? I. Setiap kejadian kita haruslah memeriksa hati Jangan selalu mencari kambing hitam! Apabila kita kembali kepada kepercayaan orang Yahudi: Mereka percaya bahwa setiap kesukaran atau malapetaka (tragedi)yang terjadi ditengah-tengah mereka atau dalam keluarga atau di sebuah kota, adalah merupakan pertanda hukuman dari Tuhan. Contoh:
Ayub (Kata-kata dari ketiga temannya, ceritakan!) 2.2 : 5, 6, 7 Yesus (Yesaya 53 : 4) Janda di Sarfat (1 Raja 17: 17-18) Dengan kata lain, apa yang terjadi dengan Ayub, anak janda di Sarfat dan Yesus ketika Ia berada di kayu salib, bagi orang Yahudi, adalah merupakan pertanda hukuman dari Tuhan. Tidak selalu penderitaan, tragedi atau masalah dalam hidup kita yang terjadi itu merupakan pertanda hukuman dari Tuhan. Dibalik setiap masalah selalu ada maksud yang baik. Baca 1Samuel 30: 21-25 : Dari peristiwa ini Daud menetapkan suatu keadilan ditengah-tengah orang Israel. Daud memperoleh kembali integritasnya. II. Jangan mempercayai manusia lebih dari pada Tuhan (1 Sam.30: 6) Apa yang Daud alami pada waktu itu? Bukan saja ia menangis dengan nyaring tetapi Daud sangat terjepit, karena pada saat itu seluruh rakyat (serdadunya) ingin melempari Daud dengan batu (1 Sam. 30: 6). Kita bisa bayangkan perasaan dan keadaan Daud pada waktu itu. Akhirnya, Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan. Jangan pernah percaya kepada orang sekalipun ia orang yang terdekat dengan kita, karena suatu kali ia bisa berbalik dari pada kita. Percayalah kepada Allah! Allah itu adalah Allah yang cemburu. (Mazmur 118: 8- 9) III. Daud bertanya kepada Tuhan (I Sam. 30: 7- 8) Dalam keadaan terjepit, Daud meminta kepada imam Abyatar supaya kepadanya diberikan baju efod. Baju efod itu adalah pakaian kudus para imam. Baju itu terdiri dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus. Pada dada tepat diatas jantung dari pakaian efod itu ada dua belas batu permata yang melambangkan masing-masing suku Israel. Didalam tutup dada pernyataan keputusan terdapat Urim dan Tumim, yang melambangkan keputusan bagi orang Israel. Kemudian Daud bertanya kepada Tuhan untuk mengetahui kehendak Tuhan. Dan Tuhan menjawab Daud.
IV. Tuhan memberi petunjuk melalui orang yang hina (l Sam.30: 11, 15, 16) Ketika dalam perjalanan mengejar gerombolan Amalek, Daud dan rombongannya bertemu dengan seorang budak Mesir. Orang Yahudi tidak akan meminta petunjuk atau pertolongan kepada orang Mesir, kecuali dalam keadaan terdesak sekali. Mereka menganggap rendah/ hina kepada orang-orang Mesir. Tetapi Tuhan memakai budak Mesir ini sebagai alatNya untuk memberikan petunjuk kepada Daud. Jangan pernah menghina orang kecil. Karena merekapun dapat dipakai Tuhan sebagai alatNya untuk keberhasilan kita. Kesimpulan: Apabila kita ingin membalikkan kekalahan menjadi kemenangan maka ada empat hal yang harus kita lakukan: Periksa hati kita Percaya kepada Tuhan (Amsal 3: 5) Berdoa Membuka diri sehingga kita dapat melihat petunjuk dari Tuhan