MAKALAH PENGANGGARAN PERUSAHAAN Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Disusun Oleh: Kelompok 6 Puji Dewi Lestari 43217010020 Khairunnisa Agustin 43217010030 Lubnatul Amaliana 43217010031 Fadia Febriyani Putri 432170100 Shafira Zumarnis Achmad 43217010033
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang motivasi dan teori kepemimpinan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penganggaran Perusahaan. Yang telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang motivasi dan manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Jakarta, 8 Oktober 2018
Penyusun
i
Daftar Isi Kata Pengantar.............................................................................................................
i
Daftar Isi.......................................................................................................................
ii
BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………………………
1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………...
2
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………….
2
BAB 2 : PEMBAHASAN 2.1
Anggaran Tenaga Kerja Langsung........................................................
3
2.2
Perencanaan & Jenis Tenaga Kerja Langsung………………………...
5
2.3
Manfaat Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja Langsung……………..
8
2.4
Contoh Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja Langsung………………
10
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….
12
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan sumbangsih menusia untuk menghasilkan suatu produk atau jasa tertentu. Tenaga kerja merupakan satu elemen terpenting dalam setiap perusahaan atau entitas usaha. Suatu produk tidak akan tercipta tanpa adanya salah satu faktor produksi ini. Oleh karena itu, keberadaan tenaga kerja sangatlah vital dalam sebuah perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Tenaga kerja perusahaan yang telah mengabdikan dirinya pada perusahaan tertentu tentunya akan mendapatkan imbalan berupa gaji atau upah yang sesuai dengan kinerja dan prestasi masing-masing tenaga kerja. Selain berfokus pada imbalan yang akan diberikan kepada tenaga yang telah memberikan tenaganya pada perusahaan tersebut, perusahaan juga harus memperhatikan produktivitas yang ada pada perusahaan tersebut, jangan sampai manajemen perusahaan membiarkan produktivitas perusahaannya menurun. Karena hal ini akan menimbulkan dampak yang buruk bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Produktivitas perusahaan yang meningkat akan meningkatkan hasil output yang dihasilkan oleh perusahaan, walaupun peningkatan tidak dalam jumlah kuantitas paling tidak kualitas barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat naik. Setelah meningkatnya produktivitas perusahaan dianggap sebuah prestasi, tenaga kerja akan menerima imbalan yang sesuai pekerjaan. Tenaga kerja akan menerima insentif dari perusahaan yang artinya juga akan meningkatkan taraf hidup tenaga kerja.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. apa yang dimaksud dengan anggaran tenaga kerja langsung? 2. Bagaimana perencanaan dan jenis tenaga kerja? 3. Apa mamfaat penyusunan anggaran tenaga kerja langsung? 4. Bagaimana penyusunan anggaran tenaga kerja langsung?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian anggaran tenaga kerja langsung 2. Memahami perencanaan dan jenis tenaga kerja 3. Mengetahui manfaat penyusunan anggaran tenaga kerja langsung 4. Mengetahui contoh penyusunan anggaran tenaga kerja langsung
2
BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG Tenaga kerja langsung pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yangsecara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Sedangkan tenaga kerja tak langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik. Anggaran upah tenaga kerja langsung ialah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsungselama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jumlahwaktu yang diperlukan oleh para tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan unit yangakan diproduksikan, tarif upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsungdan kapan waktunya para tenaga kerja langsung menjalankan kegiatan prose produksi,yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi(produk) yang akan dihasilkan,serta tempat atau departemen dimana para tenaga kerja langsung tersebut akan bekerja. Tenaga kerja langsung mempunyai sifatsifat:1.Besar kacilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsungdengan tingkat kegiatan produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain adalah: 1. Kebutuhan tenaga kerja. 2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja. 3. Latihan bagi tenaga kerja baru. 4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja. 5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja. 6. Pengawasan tenaga kerja.
3
2.1.1
Persiapan dalam penyusunan anggaran
Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya. Kerap kali ditemui dalam praktik yakni satuan hitung atas dasar jam buruh langsung (Direct Labor Hour/DHL) dan biaya buruh langsung (Direct Labor Cost). Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu dibuat manning table.
Manning table disusun sebagai hasil perkiraan langsung masing-masing kepala bagian. Setelah itu lalu dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang yang dihasilkan atau masingmasing bagian tempat mereka bekerja. Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, di antaranya dengan analisa gerak dan waktu. Sebagai hasil dilakukannya analisa gerak dan waktu ini akan diperoleh waktu standart yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tertentu, yang dinyatakan dengan DLH /Direct Labor Hour.
Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang, kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate) untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari tingkat rata-rata per orang per jam buruh langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan.
2.1.2
Anggaran biaya tenaga kerja langsung:
1. Jumlah barang yang diprodusir, yang dilihat dari anggaran produksi. 2. Jam buruh langsung (DLH) yang diperlukan untuk mengerjakan 1 unit barang. 3. Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung. 4. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan. 5. Waktu produksi barang (bulan atau kuartal). Pada setiap perusahaan tentu ada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan buruh. Buruhatau tenaga kerja, merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan yang selalu adadalam perusahaan, meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan mesin -mesin. Mesin yang
bekerja
dalam
perusahaan
tentu
4
saja
perlu
ditangani
oleh
tenaga
manusia,meskipun mesin-mesin zaman sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis. Tenaga Kerja yang bekerja di pabrik dikelompokkan menjadi dua yakni: 1. Tenaga kerja langsung dan, 2. Tenaga kerja tak langsung.
2.2 PERENCANAAN & JENIS TENAGA KERJA LANGSUNG 2.2.1 Pengertian Perencanaan Anggaran Perencanaan anggaran disini membicarakan bagaimana mendapatkan uang dan cara penempatan (mengalokasikan) yang seharusnya, sehingga penggunaan dana sedapat mungkin tepat sasaran atau tujuan yang sebenarnya. Perencanaan yang penulis maksudkan disini menyangkut masalah perencanaan anggaran belanja rutin sebagaimana yang disamiapiakn oleh Haw Widjaya, Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi (2002 : 15) apa yang digariskan dalam dalam penetapan penggunaan anggaran rutin, sebagai berikut : 1. Suatu rencana yang sudah disyahkan 2. Rencana bagian dari pada rencana keseluruhan yang berupa anggaran. 3. Kalkulasi dari pembiayaan kegiatan pemerintah. Dengan fungsinya yang demikian itu, maka rencana anggaran adalah perkiraan untuk waktu yang akan datang disusun berdasarkan perjalanan-perjalanan masa lalu dan masa kini. Penyusunannya yang sistimatis haruslah dilakukan atas dasar klasifikasi anggaran yang digunakan. Untuk lebih jelasnya klasifikasi anggaran yang dimuat maka terlebih dahulu dijelaskan dalam berbagai macam klasifikasi anggaran, dalam anggaran sebagai klasifikasinya meliputi: 1. Klasifikasi obyek 2. Klasifikasi organik 3. Klasifikasi fungsional 4. Klasifikasi ekonomi 5. Klasifikasi program perfomance. Dari pengertian klasifikasi obyek pengelompokkan pengeluaran-pengeluaran ke dalam jenis barang jasa yang apakan dibeli. Sedangkan untuk klasifikasi organik adalah pengelompokan anggaran atas kategori suatu organisasi. 5
Klasifikasi Fungsional adalah merupakan salah satu pengelompokkan pengeluaran atas dasar fungsi-fungsi yang akan dijelaskan oleh Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, (2002 : 124) menyatakan bahwa ekonomi adalah pengelompokkan pengeluaran atas dasar kelompok kegiatan fungsi dan proyek yang akan dicapai sehingga dari pengeluaran-pengeluaran anggaran nantinya dapat diukur efisiensi dan penegasan yang dapat dijalankan. Dengan mengetahui macam-ma-cam klasifikasi anggaran tersebut di atas, dengan data yang ada dapatlah ditentukan perencanaan anggaran belanja rutin pada lokasi penelitian yang terpilih disusun berdasarkan dengan sistimasi sebagai dasar dalam pertimbangan klasifikasi anggaran yang sesuai. Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah (2002 : 29) menyajikan data-data dalam penyusunan anggaran belanja rutin pada lokasi yang terpilih di mana anggaran tersusun sebagai berikut : 1. Belanja Pegawai terbagi atas: a. Gaji Pokok b. Tunjangan Tambahan c. Tunjangan istri / suami d. Tunjangan anak e. Tunjangan jabatan 2. Belanja Pegawai lainnya yang meliputi : f. Tunjangan pangan/beras. g. Biaya lembur. h. Honor untuk jurupemelihara bangunan purbakala 3. Belanja barang terdiri atas: a. Keperluan sehari-hari perkantoran, dipergunakan untuk: 1. Keperluan bahan/ alat tulis menulis 2. Perlatan kantor ketata usahaan 3. Perlatan bahan/ alat tulis menulis dan bahan lain 4. Perlatan rumah tangga kantor 5. Bahan rumah tangga kantor 6. Pembiayaan benda-benda pos 7. Biaya rapat dinas 8. Biaya penerimaan tamu 6
9. Biaya transportasi 10. Biaya petugas jaga malam. b. Belanja barang inventaris kantor: 1. Semua barang-barang yang berhubungan dengan barang inventaris kantor. 2. Barang-barang keperluan tambahan
2.2.2
Jenis-jenis tenaga kerja
Untuk kepentingan penyusuna anggaran dan perhitunga harga produk, maka biasanya tenaga kerja dibedakan menjadi: a. Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik. Tenaga kerja langsung memiliki sifat: 1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi. 2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel. 3. Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga pokok). Yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antara lain adalah para buruh pabrik yang ikut serta dalam kegiatan proses produksi darii bahan mentah sampai berbentuk barang jadi. b. Tenaga kerja tidak langsung Sedangkan tenaga kerja tidak langsung mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungkan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi. 2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang semi variabel. Artinya biaya-biaya yang mengalami perubahan tapi tidak secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan produksi. 7
3. Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu dalam pabrik, tetapi dapat di luar pabrik. Apabila tenaga kerja jenis ini bekerja dalam lingkungan pabrik maka biaya yang dikeluarkan untuk mereka dikelompokkan dalam penganggaran biaya pabrik (manufacturing expense budget).
2.2.3
MANFAAT
PENYUSUNAN
ANGGARAN
TENAGA
KERJA
LANGSUNG Manfaat dari perencanaan penyusunan anggaran tenaga kerja langsung: 1. Penggunaan tenaga kerja lebih efisien karena perencanaan yang matang 2. Pengeluaran / biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien. 3. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat. 4. Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja. Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan yang baik dengan para buruh yang biasanya dapat diserahkan kepada seorang mandor atau supervisor. Nantinya, supervisor akan membuat laopran secara harian atau bulanan tentang apa yang terjadi dibandingkan dengan apa yang direncanakan.
a. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Pada anggaran ini harus dicantumkan : 1. Jumlah barang yang diproduksi, dilihat dari anggaran produksi 2. Jam buruh langsung (DLH) yang diperlukan untuk mengerjakan satu unit barang, 3. Tingkat upah rata–rata per jam buruh langsung 4. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan 5. Waktu produksi barang (bulan atau kuartal) b. Anggaran Jam Buruh Langsung Pada anggaran ini, harus dicantumkan : 1. Jenis barang yang dihasilkan. 2. Bagian – bagian yang turut dalam proses produksi. 3. Jumlah DLH yang diperlukan untuk tiap jenis barang 4. Waktu produksi barang ( bulan atau kuartal )
8
2.3.1
Penyusunan anggaran tenaga kerja langsung
Dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung di perlukan dasar satuan utama yang di gunakan untuk menghitungnya,satuan hitung yang seringkalli di gunakan adalah satuan hitung atas dasar jam tenaga kerja langsung(Direct labour hour) dan biaya tenaga kerja langsung. Langkah langkah yang di perlukan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung adalah: 1. Kumpulkan data data yang bersangkutan dengan.jenis dan kualifikasi yang di butuhkan,jumlah masing masing tenaga kerja yang di butuhkan di bagian masing masing dan tingkat kegiatan. Data data itu di susun berdasarkan hasil perkiraan langsung dari masing masing kepala bagian 2. Penentuan standar tenaga kerja Langkah selanjutnya adalah menghitung jam tenaga kerja langsung untuk masing masing jenis barang yang di hasilkan atau masing masing bagian tempat mereka bekerja,yang menjadi setandar tenaga kerja,jadi standar tenaga kerja merupakan jumlah waktu yang secara beralasan di pakai untuk melaksanakan kegiatan terntentu dengan berdasar waktu/derajat terntentu dengan memanfaatkan metode yang telah di tentukan berdasar kondisi kerja normal,setandar setandar ini memenuhi kebutuhan para karyawan,memberikan ukuran kinerja bagi perusahaan dan memperlancar penjadwalan dan penentuan biaya operasi. Teknik pengukuran kerja yang di gunakan sebagai setandar tenaga kerja: 1. Analisa gerak Analisa gerak merupakan pengamatan terhadap gerakan gerakan yang di lakukan dalam rangka proses produksi satu jenis barang tertentu.dalam analisis ini di teliti gerak gerak yang ada dalam pekerjaan dan di ambil gambarnya untuk di anaisis gerak mana yang tidak perlu. 2. Analisis waktu Yaitu penghitungan waktu yang di butuhkan untuk setiap gerakan yang di lakukan dalam rangka proses produksi,sebagai hasilnya di lakukan analisa gerak dan waktu ini akan memperoleh “waktu standar”yang di perlukan untuk menyelesaikan satu unit barang yang di nyatakan dengan”direct labor hour”(DLH) 3. Sampling kerja Yaitu teknik pengukuran yang terdiri atas pengambilan pengamatan secara acak karyawan untuk menentukan proporsi waktu yang mereka pakai dalam mengerjakan berbagai jenis kegiatan,tekhnik ini bermanfaat terutama untuk menganalisis kegiatan kelompok dan kegiatan 9
yang bersiklus lama,data di catat dalam bentuk hitungan waktu kerja atau menganggur,bukan di hitung dengan stopwatch. Setelah di hitung jam tenaga kerja langsung untuk tiap jenis jenis barang kemudian buatlah perkiraan tentang perkiraan tingkat upah rata rata untuk tahun anggaran yang bersangkutan
2.2.4 CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG
Contoh Soal BTKL Sebuah perusahaan pada tahun 2006 merencanakan kegiatan produksi sebagai berikut : Triwulan I : 1.200 unit. Triwulan II : 1.300 unit. Triwulan III : 1.400 unit. Triwulan IV : 1.600 unit. Untuk memproses bahan mentah menjadi produk jadi dilakukan melalui 2 tahap, yaitu melalui bagian produksi dan bagian finishing, yang masing - masing membutuhkan waktu 2 jam kerja langsung dan 3 jam kerja langsung. Tarif upah pada masing–masing bagian sebesar 600 dan pada bagian pencampuran 750 pada bagian finishing
Diminta : Susunlah anggaran tenaga kerja langsung tahun 2006 yang terbagi ke dalam anggaran jam kerja langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Jawab :
Diketahui : Total Produksi 5.500
10
Anggaran Jam Kerja Langsung Bagian Pencampuran : Triwulan I : 1.200 x 2 = 2.400. Triwulan II : 1.300 x 2 = 2.600. Triwulan III : 1.400 x 2 = 2.800. Triwulan IV : 1.600 x 2 = 3.200 Sehingga total jam kerja dari bagian pencampuran adalah 11.000.
Bagian Finishing. Triwulan I :1.200 x 3 = 3.600. Triwulan II : 1.300 x 3 = 3.900. Triwulan III : 1.400 x 3 = 4.200. Triwulan IV : 1.600 x 3 = 4.800. Sehingga total jam kerja dari bagian Finishing adalah : 16.500
Dan total JKL per Triwulan adalah : Triwulan I : 2.400 + 3.600 = 6.000. Triwulan II : 2.600 + 3.900 = 6.500. Triwulan III : 2.800 + 4.200 = 7.000. Triwulan IV : 3.200 + 4.800 = 8.000. keseluruhan JKL : 27.500.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung : Bagian Pencampuran : 11.000 x 600 = 6.600.000. Bagian Finishing
:16.500 x 750 = 12.375.000
sehingga totalnya menjadi
=18.975.000.
Oleh karena itu biaya Tenaga Kerja Langsung Perunit bisa di ketahui, dengan cara : 18.975.000/5.500 = 3.450
11
DAFTAR PUSTAKA
M. Nafarin (2007), Penganggaran Penjualan, Edisi Ketiga, Salemba Empat Jakarta. Drs. Gunawan Adisaputro, M.B.A dan Yunita Anggarini, S.E., M.Si. (2007), Edisi Pertama Cetakan Kedua, Salemba Empat Jakarta.
12