Makalah Penganggaran Perusahaan.docx

  • Uploaded by: mia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Penganggaran Perusahaan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 14,006
  • Pages: 78
Makalah Penganggaran Perusahaan (ANGGARAN VARIABEL)

PENGANGGARAN PERUSAHAAN (ANGGARAN VARIABEL)

Kelompok 3 : v Agatha Dwi Puspayanti (2013052003) v Ahmad Safai (2013050659) v Endang Kurnia (2013051705) v Juanita Marbun (2013052837) v Muhammad Gunawan (2013052093) Ruang : 563 Malam Dosen : Bpk. Ahmad Densu

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS PAMULANG Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang - Tangerang Selatan Phone : (021) 7412566 Website : www.unpam.com

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Swt yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan Tugas Makalah Penganggaran Perusahaan ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia, mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ANGGARAN VARIABEL”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber dan buku. Tugas ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah Swt akhirnya Tugas ini dapat terselesaikan. Tugas ini menjelaskan tentang “ANGGARAN VARIABEL Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bpk. Ahmad Densu, dosen pengampu yang telah membimbing agar dapat menyelesaikan Tugas ini. Semoga Tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun Tugas ini memiliki kelebihan dan kekurangan, kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Pamulang,

Januari 2016

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

I

DAFTAR ISI.......................................................................................................... II BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

1

A.

Latar Belakang...........................................................................................

1

B.

Rumusan Masalah......................................................................................

1

C.

Tujuan dan Manfaat penulisan..................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

3

A.

Pengertian Anggaran Variabel...................................................................

3

B.

Kegunaan Anggaran Variabel...................................................................

3

C.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan Anggaran Variabel......................................................................................................

4

D.

Metode pemisahan komponen Fixed dan Variabel....................................

6

E.

Biaya Variabel............................................................................................

7

F.

Ciri-ciri Biaya Variabel..............................................................................

7

G.

Kelemahan Anggaran variabel...................................................................

7

H.

Tujuan Anggaran Variabel.........................................................................

8

I.

Manfaat Anggaran Variabel.......................................................................

8

J.

Contoh soal dan penyelesaian....................................................................

9

BAB III KESIMPULAN........................................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

17

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi, dalam suatu perusahaan terdapat berbagai macam sifat biaya yang dapat dikelompokkan kedalam biaya tetap (fixed cost). biaya variabel (variable cost) dan biaya semi variabel (semi variable cost). oleh karena itu, dengan menyusun anggaran variabel diharapkan dapat teridentifikasi bagaimana dan sejauh mana masing-masing jenis biaya akan terpengaruh oleh aktivitas atau kegiatan perusahaan. Anggaran variabel diutamakan untuk merencanakan biaya-biaya tidak langsung. karena biaya ini tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas perusahaan. dengan demikian, terjadinya aktivitas perusahaan tidak akan secara langsung mempengaruhi besar kecilnya biaya tersebut. oleh karena itu anggaran variabel merupakan suatu perencanaan mengenai skedul biaya yang mennunjukkan bagaimana tiap-tiap biaya akan berubah sehubungan dengan perubahan tingkat kegiatan untuk waktu yang akan datang dalam Relevant range tertentu. Dengan demikian, Anggaran variabel menjadi rumus atau petunjuk yang mempedomani bagaimana setiap elemen biaya akan berubah sehubungan dengan adanya perubahan dalam volume, output atau tingkat kegiatan perusahaan. Hubungan tersebut ditunjukkan dalam suatu Relevant range, yakni suatu interval batas berlakunya anggaran variabel yang disusun. Ditetapkannya interval tersebut mengingatkan bahwa biaya-biaya tetap dalam jangka panjang bisa berubah. Anggaran variabel digunakan sebagai alat pengawasan yang dinamis, sehingga dapat dengan mudah menghitung expenses allowance atau adjusted expensed budget pada berbagai tingkat kegiatan

B.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sehingga permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.

Apa pengertian Anggaran variabel?

2.

Apa faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan Anggaran variabel?

3.

Bagaimana penyusunan Anggaran variabel?

4.

Apa manfaat Anggaran variabel?

C. 1.

Tujuan dan Manfaat penulisan Tujuan: Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1.

Untuk mengetahui Anggaran variabel

2.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan Anggaran variabel

3.

Untuk mengetahui penyusunan Anggaran variabel

4.

Untuk mengetahui manfaat Anggaran variabel

2.

Manfaat Penelitian:

a.

Manfaat Teoritis

1)

Bagi penulis Sebagai tambahan pengetahuan dan dapat mengetahaui serta mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan Anggaran variabel.

2)

Bagi pembaca Diharapkan makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca dan menyediakan informasi terkait dengan Anggaran variabel.

3)

Bagi akademisi Diharapkan makalah ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan Penganggaran Perusahaan, khususnya untuk memahami anggaran variabel dalam proses penyusunan anggaran.

b.

Manfaat Praktis (Bagi Perusahaan) Sebagai bahan informasi perusahaan tentang anggaran variabel, Diharapkan makalah ini dapat memberikan kontribusi untuk menerapkan sistem anggaran yang efektif sebagai alat bantu manajemen dalam memotivasi dan mengevaluasi kinerja perusahaan.

BAB II PEMBAHASAN A.

Pengertian Anggaran Variabel Anggaran variabel diutamakan untuk merencanakan biaya-biaya tidak langsung. karena biaya ini tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas perusahaan. dengan demikian, terjadinya aktivitas perusahaan tidak akan secara langsung mempengaruhi besar kecilnya biaya tersebut. Anggaran variable merupakan suatu perencanaan mengenai skedul biaya yang mennunjukkan bagaimana tiap-tiap biaya akan berubah sehubungan dengan perubahan tingkat kegiatan untuk waktu yang akan datang dalam relevant range tertentu. Anggaran variable adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat (kegiatan) yang berbeda. (M.Nafarin, 2007;31). Anggaran variable adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang tingkat perubahan (tingkat variabilitas) biaya, terutama biaya-biaya tidak langsung, sehubungan pada aktivitas perusahaan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. (Drs. M. Munandar, 2001;223) Perinsip dasar dari Anggaran variabel adalah konsep variabilitas biaya (cost variability) dimana biaya dapat dihubungkan dengan tingkat kegiatan. Atas dasar konsep inilah biaya dapat dikatagorikan menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Anggaran variabel dapat mengidentifikasi masingmasing jenis biaya karena perubahan tingkat kegiatan perusahaan yang bersangkkutan. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : Anggaran variabel ialah anggaran yang merencanakan tingkat perubahan (tingkat variabilitas) biaya, terutama biaya-biaya tidak langsung, sehubungan

dengan

perubahan

aktivitas

perusahaan

dari

waktu

ke

waktu

delama

periode

yang

akan

datang.

Anggaran variabel biasanya ditunjukkan dengan skedul biaya yang menyatakan bagaimana biaya akan berubah dengan perubahan volume, output dan aktivitas. B.

Kegunaan Anggaran Variabel Secara umum, Anggaran variabel digunakan sebagai alat pengawasan yang dinamis, sehingga dapat dengan mudah menghitung expenses allowance atau adjusted expensed budget pada berbagai tingkat kegiatan. sedangkan secara khusus, anggaran variabel berguna untuk:

a)

dasar perhitungan anggaran pada suatu departemen.

b) C. a)

dasar perhitungan biaya yang ditargetkan, apabila rencana kegiatan dalam departemen direvisi (diperbaiki). Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan Anggaran Variabel: Penentuan satuan kegiatan Tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity base), misalnya:

·

Jam mesin langsung (direct machine hour)

·

Jam kerja langsung (direct labor hour)

·

Jam reparasi langsung (direct repair hour)

·

Kilo watt per jam (kilo watt per hour). Pemilihan suatu kegiatan harus mennunjukkan hubungan yang betul-betul kuat antara biaya dengan tingkat kegiatan. bila tidak maka analisa variabilitas biaya tidak berguna. dalam pemilihan suatu kegiatan, ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan. Kriterian Yang harus diperhatikan dalam pemilihan satuan kegiatan :

a.

Satuan kegiatan harus mudah dipahami dan di terima

b.

Satuan kegiatan harus mampu menunjukan atau mengukur naik turunya tingkat kegiatan yang disebabkan oleh naik turunnya biaya

c.

Satuan kegiatan hendaknya sekecil mungkin dipengaruhi oleh faktor – faktor variabel yang lain selain aout put dan tingkat kegiatan.

b)

Penentuan Relevant Range Relevant range adalah suatu interval yang dinyatakan dengan tingkat output tertentu, dimana anggaran variabel yang bersangkutan masih dapat dipakai atau masih berlaku. Relevant range perlu ditentukan karena biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel per unit dapat berubah pada tingkat output tertentu, sehingga biayabiaya ini harus dihubungkan dengan Relevant range tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran variable budget menurut Drs. M. Munandar adalah:

1.

Untuk biaya upah (gaji) tenaga kerja tidak langsung, banyak dipengaruhi oleh sistem pembayaran upah yang berlaku di perusahaan:

a.

Apabila perusahaan memakai sistem upah menurut waktu, maka upah tenaga kerja langsung tersebut merupakan biaya tetap(fixed cost), karena besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas perusahaan.

b.

Apabila perusahaan memakai sistem upah menurut unit hasil (output), maka upah tenaga kerja tidak langsung tersebut merupakan biaya variabel (variable cost), karena besar kecilnya tergantung pada aktifitas perusahaan, yang dinyatakan dalam bentuk unit hasil (output).

c.

Apabila perusahaan menggunakan sistem upah insentif, maka upah kerja tidak langsung tersebut merupakan biaya semi-variabel, karena sebagian dari upah tersebut mempunyai sifat tetap(unsur tetap), dan sebagian lagi berupa insentif mempunyai sifat variabel( unsur variabel).

2.

Untuk biaya bahan baku dipengaruhi oleh :

a.

Teknologi proses produksi yang dimiliki dan dipakai oleh perusahaan.

b.

Sifat atau tingkah laku biaya bahan baku tersebut, dalam kaitannya dengan teknologi proses produksi yang dimiliki perusahaan.

c.

Kondisi mesin-mesin dan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.

3.

Untuk biaya pemeliharaan aktiva tetap (gedung,mesin,alat-alat, dan sebagainya) banyak dipengaruhi oleh:

a.

Kondisi aktiva tetap yang bersangkutan ditinjau dari sudut teknologis.

b.

Kondisi aktiva tetap yang bersangkutan ditinjau dari sudut umur pemakaiannya.

4.

Untuk biaya listrik,banyak dipengaruhi oleh:

a.

Peraturan yang berlaku dan dikeluarkan oleh PLN.

b.

Kenutuhan tenaga listrik dari masing-masing mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan.

5.

Untuk beban depresiasi aktiva tetap, banyak dipengaruhi oleh:

a.

Harga(nilai) pembelian aktiva tetap yang bersangkutan.

b.

Umur ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.

c.

Nilai residu(salvage-value) aktiva tetap yang bersangkutan.

d.

Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan.

6.

Untuk biaya promosi banyak dipengaruhi oleh :

a.

Jenis produk yang akan dijual oleh perusahaan.

b.

Keadaan persaingan di pasar.

c.

Penguasaan pasar.

d.

Tersedianya modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.

D.

Metode pemisahan komponen fixed dan variabel

Tersedia beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya unsur biaya tetap dan biaya variabel yang terkandung dalam biaya semi variabel yaitu: 1.

Metode Langsung, yaitu didasarkan atas hasil penelitian dipabrik atau atas dasar analisis terhadap data historis yang dilengkapi dengan interprestasi keputusan manajemen yang ada kaitannya dengan data historis yang bersangkutan.

2.

Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method). yaitu dengan cara memisahkan komponen biaya tetap dan variabel dengan perhitungan interpolasi di antara dua macam volume output atau tingkat kegiatan yang berbeda. Contoh: Relevant range: 9000 – 12.000 DMH, artinya:

·

Pada titik tertinggi

= 12.000 DMH

·

Pada titik terendah = 9000 DMH Anggaran biaya:

·

Pada titik tertinggi

= Rp 6.400.000,-

·

Pada titik terendah = Rp 5.200.000,Interpolasi: Menghitung biaya variabel per unit DMH

Biaya

Pada titik tertinggi

12.000

Rp 6.400.000

Pada titik terendah

9000

Selisih

3000

Biaya variabel per unit = 400

Rp 5.200.000 Rp 1.200.000

Menghitung biaya tetap Pada titik tertinggi: Anggaran biaya Anggaran variabel

= Rp 6.400.000 = 12.000 x Rp 400

Biaya tetap 3.

= Rp 4.800.000 = Rp 1.600.000

Metode statistika, yaitu dengan menggunakan regresi linier, Analisis ini menghubungkan data biaya dengan data output dari waktu-waktu yang lalu, sehingga dapat diketahui bagaimana biaya-biaya akan berubah sehubungan dengan perubahan polume output berdassarkan persamaan yang terbentuk. hasil taksiran yang diperoleh dapat dijadikan dasar perkiraan pada waktu yang akan datang dalam kaitannya dengan hubungan perubahan volume dengan perubahan biaya.

E.

Biaya Variabel (Variabel Cost) Biaya yang berubah searah dan sebanding dengan perubahan output atau aktivitas. Secara total biaya ini proporsional dengan aktivitas, tetapi persatuan jumlahnya tetap berapapun tingkat aktivitasnya. Semakin besar aktivitasnya maka biaya total akan semakin besar pula, sebaliknya semakin kecil aktivitasnya maka besarnya biaya total semakin rendah.

F. 1.

Ciri-Ciri Biaya Variabel: Berubah dalam total dan konstan dalam rata-rata, Biaya total berubah searah dan sebanding dengan tingkat kegiatan perusahaan sehingga dilihat dari biaya persatuan output tetap.

2.

Kebijakan manajemen, Biaya-biaya variabel tergantung kepada kebijaksanaan manajemen dalam jangka pendek.

3.

Hubungan dengan tingkat kegiatan perusahaan, Biaya variabel berhungan langsung dengan tingkat kegiatan perusahaan.

4.

Relevant range, Semua biaya variabel diperkirakan dalam suatu relevant range tertentu.

5.

Dasar pengukuranPengukuran biaya berdarakankan output atau tingkat kegiatan. Kegunaan variabel budget:

1.

Menyajikan jumlah anggaran pengeluaran yang diseuaikan dengan aktivitas sesungguhnya dibandingkan dengan pengeluaran sesungguhnya.

2.

Mempermudah penyusunan anggaran biaya departemental untuk dimasukkan kedalam profit plan.

3.

Menetapkan tingkat biaya bagi manajer pusat pertanggungjawaban selama profit plan.

G.

Menurut M. Nafarin, Anggaran variable memiliki kelemahan seperti berikut : Ø Biaya variable dan biaya tetap tidak selalu dapat dipisahkan secara tepat. Ø Dalam kenyataan, biaya variable per unit dalam suatu periode mudah berubah. Ø Penentuan harga pokok variable/anggaran variable tidak dapat digunakan untuk laporan biaya eksternal. H.

I.

Kelemahan anggaran variable

Tujuan Anggaran Variabel Tujuan pendekatan anggaran variabel yang utama adalah untuk menunjukkan bagaimana dan sampai sejauh mana biaya dipengaruhi oleh volume output. Hubungan antara faktor biaya dan output tersebut ditunjukkan dalam anggaran variabel ini. Dengan demikian, anggaran variabel menjadi rumus atau petunjuk atau petunjuk yang mempedomani bagaimana setiap elemen biaya akan berubah sehubungan dengan adanya perubahan dalam volume, output atau tingkat kegiatan perusahaan. Hubungan tersebut ditunjukkan dalam suatu relevant range, yakni suatu interval batas berlakunya anggaran variabel yang disusun. Ditetapkannya interval tersebut mengingatkan bahwa biaya-biaya tetap dalam jangka panjang bisa berubah. Manfaat Anggaran Variabel Penggunaan anggaran variabel dalam perusahaaan akan mempunyai beberapa kegunaan tertentu bagi perusahaan yang bersangkutan. Beberapa manfaat tersebut antara lain sebagai berikut: Manajemen perusahaan akan memperoleh gambaran yang lebih jelas apabila terdapat perubahan tingkat kegiatan yang dilaksanakan di dalam perusahaan. Meskipun tingkat kegiatan yang akan dilakukan dalam perusahaan ini telah direncanakan dengan baik, namun kemungkinan terdapatnya perubahan pelaksanaan dari tingkat.kegiatan ini tetap ada. Dengan penyusunan anggaran tetap, akan sulit diketahui bagaimanakah dampak perubahan tingkat kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut khususnya terhadap pendapatan, biaya dan keuntungan perusahaan tersebut.

Penyusunan anggaran perusahaan, khususnya yang menyangkut biaya tidak langsung akan lebih mudah dilakukan. Sebagaimana diketahui di dalam biaya tidak langsung ini pada umumnya akan terkandung biaya semi variabel. Dengan menunjuk kepada tingkat kapasitas tertentu jumlah biaya tidak langsung ini belum tentu segera dapat diketahui besarnya. Atas bantuan anggaran variabel, berapapun kapasitas yang akan dipergunakan sejauh masih berada di dalam kisar relevan akan segera dapat ditentukan besarnya. Pengawasan penggunaan dana akan menjadi lebih mudah apabila perusahaan mempunyai anggaran variabel. Hal ini disebabkan oleh karena adanya anggaran variabel ini, manajemen perusahaan akan dapat mengetahui seberapa besarnya dana yang diperlukan untuk setiap tingkat kegiatan. Dengan demikian maka pengeluaran dana akan dapat dikelola dengan baik karena jumlah dana yang diperlukan untuk setiap kegiatan ini dapat diketahui dengan benar. J.

Contoh soal dan penyelesaian Soal 1 Dibawah ini data mengenai rencana biaya untuk departemen reparasi yang terdiri dari tiga macam biaya. Jenis Biaya

10.000 DRH

16.000 DRH

Gaji

Rp 100.000

Rp 100.000

Bahan pembantu

Rp 144.000

Rp 189.000

Lain-lain

Rp 30.000

Rp 42.000

Berdasarkan data diatas, diminta: 1.

Menyusun anggaran variabel yang terperinci dalam bentuk tabel dengan relevan range kelipatan 2.000 DRH.

2.

Membuat anggaran variabel dalam bentuk formula.

3.

Menentukan biaya yang harus disediakan apabila departemen reparasi bekerja pada tingkat 15.200 DRH Penyelesaian:

1.

Anggaran variabel dalam bentuk TABEL Jenis Biaya

10.000 DRH

100.000

100.000

100.000

Bahan Pembantu

144.000

159.000

174.000

189.000

30.000

34.000

38.000

42.000

274.000

293.000

312.000

331.000

Anggaran variabel dalam bentuk FORMULA

Ø Bahan Pembantu (Biaya Semi Variabel) total biaya pada titik minima

16.000 DRH

= Rp 189.000

(10.000 DRH)

= Rp (144.000)

selisih

16.000 DRH

100.000

Jumlah

Total biaya pada titik maksimal

14.000 DRH

Gaji Lain-lain

2.

12.000 DRH

6.000 DRH

= Rp

45.000

Biaya variabel per DRH = 7,50 Total biya pada tingkat 16.000 DRH

= Rp189.000

Biaya variabel = 16.000 x Rp 7,50

= (Rp120.000)

Biaya tetap

= Rp 69.000

Ø Biaya lain-lain (Biaya Semi Variabel) Total biaya pada titik maksimal

16.000 DRH

Total biaya pada titik minimal

(10.000 DRH)

= Rp 42.000 =

(Rp 30.000) Selisih

6.000 DRH

= Rp 12.000

Biaya variabel per DRH = 2 Total biaya pada tingkat 16.000 DRH

= Rp 42.000

Biaya variabel = 16.000 x Rp 2

= (Rp 32.000)

Biaya tetap

= Rp 10.000 Biaya Variabel/

Jenis Biaya

Biaya Tetap

Gaji

RP 100.000

-

Bahan Pembantu

RP 69.000

RP 7,50

Lain-lain

RP 10.000

RP 2,00

Jumlah

RP 179.000

RP 9,50

DRH

Jadi persamaan anggaran variabel: Y = 179.000 + 9,50 (X)

3.

Total biaya yang harus disediakan, apabila departemen reparasi bekerja pada tingkat 15.200 DRH: Dengan menggunakan formula diatas, maka: X = 15.200 Y = 179.000 + 9,50. (15.200) = 323.400 Jadi total biaya yang harus disediakan Rp.323.400

Soal 2 PT. AGUNG JAYA memiliki data untuk tahun 2000 sebagai berikut: 1.

Biaya bahan baku langsung per unit Rp 440 Biaya tenaga kerja langsung per unit Rp 380

2.

3.

Komponen biaya overhead pada tingkat produksi minimum dan maksimum per bulan adalah sbb: Biaya

15.000 unit

20.000 unit

Bahan baku tak langsung

Rp 1.550.000

Rp 2.000.000

Biaya perawatan

Rp 1.000.000

Rp 1.150.000

Upah manor

Rp 1.200.000

Rp 1.200.000

Biaya lain-lain

Rp 460.000

Rp 560.000

Untuk tahun 2001, pimpinan memperkirakan bahwa biaya bahan baku langsung akan lebih rendah 30% karena pasar yang sepi. sedangkan biaya tenaga kerja langsung diperkirakan 15% lebih tinggi karena adanya penyesuaian dengan peraturan UMR, begitupula dengan upah mandor akan dinaikkan 10%. Untuk dapat menekan biaya yang dikeluarkan, maka pimpinan mengambil kebijakan untuk mengurangi biaya perawatan sebesar 20% dan juga menurunkan biaya lain-lain yang bersifat tetap sebesar 10%. tetapi diketahui bahwa pada awal tahun 2001, biaya lain-lain akan terpengaruh adanya kenaikan umum sebesar 20%.

Dari data diatas, anda diminta untuk: 1.

Menyusun variable budget tahun 2000 dalam bentuk formula, untuk komponen BOP per bulan.

2.

Menyusun variable budget tahun 2001 dalam bentuk formula, untuk komponen BOP per bulan.

3.

Menentukan harga pokok produksi per unit apabila untuk bulan januari 2001 perusahaan akan memproduksi 18.500 unit

Penyelesaian: Tk. kegiatan

BBTL

Max

20.000 unit

Rp 2 juta

Min

15.000 unit

Rp 1,55 juta

Selisih 5.000 unit

Rp 0,45 juta

Biaya Perawatan

Biaya Lain-lain

Rp 1,15 juta

Rp 560.000 Rp

Rp

1 juta

460.000

Rp 0,15 juta

Rp 100.000

BBTL: - Var = Rp. 450.000/ 5.000 = Rp 90 Tetap = Rp. 2 juta – (20.000 x 90) = Rp 200.000 Biaya perawatan: - Var = Rp 150.000/ 5.000 = Rp 30 Tetap = Rp 1,15 juta – (20.000 x Rp 30) = Rp 550.000 Biaya Lain-lain: - Var = Rp 100.000/5000 = Rp 20 Tetap = Rp 560.000 – (20.000 x Rp 20) = Rp 160.000 1)

Anggaran variabel tahun 2001 dalam bentuk formula Biaya Tetap/

Biaya Variabel/

Bulan

Unit

BBTL

Rp

200.000

Rp 90

Biaya Perawatan

Rp

550.000

Rp 30

Upah Mandor

Rp 1.200.000

Jenis Biaya

2)

Lain-lain

Rp

Jumlah

Rp 2.110.000

Rp 20 Rp 140

Tahun 2000 BBL/ E. Var

= 70%

X

Rp 440

= Rp 308

Upah Mandor

= 110%

X

Rp 1.200.000

= Rp 1.320.000

TKL

= 115%

X

Rp 380

= Rp 437

Var = 80%

X

Rp 30

= Rp 24

Tetap = 80%

X

Rp 550.000

= Rp 440.000

Var = 120%

X

Rp 20

= Rp 24

Tetap = 90%

X

120% X Rp 160.000

= Rp 172.800

Biaya Perawatan Biaya lain-lain

Biaya Tetap/

Biaya Variabel/

Bulan

Unit

BBTL

Rp 200.000

Rp 90

Biaya Perawatan

Rp 440.000

Rp 24

Upah Mandor

Rp 1.320.000

Lain-lain

Rp

Jumlah

Rp 2.132.800

Jenis Biaya

3)

160.000

HPP bulan januari BBL

:

18.500 X Rp 308

= Rp 5.698.000

TKL

:

18.500 X Rp 437

= Rp 8.084.500

BOP

: 2.132.800 X Rp138 (18.500)

= Rp 4.685.800

HPP = Rp 18.468.300

172.800

Rp 24 Rp 138

HPP/ Unit = 998.2865 UNIT Soal 3 PT BINTANG sedang menyusun anggaran fleksibel untuk tahun anggaran 2001 pada departemen produksinya. dasar kegiatan departemen ini dinyatakan dalam satuan jam mesin. hasil analisis komponen tetap dan variabel masing-masing biaya dengan berbagai pendekatan yang berbeda adalah sebagai berikut: a)

Hasil analisis data biaya bulanan tahun 2000 atas dasar metode kuadrat terkecil tampak sebagai berikut: (tarif variabel Rp 1 per jam mesin) Bahan baku tak langsung

Y = Rp 42.000 + 5X

Penyusutan

Y = Rp 250.000

Diesel

Y = 20 X

Kebijakan pimpinan menetapkan untuk tahun yang akan datang: 1.

Bahan baku tak langsung dinaikkan 25%

2.

Penyusutan dinaikkan 15%

3.

Diesel diturunkan 20%

b)

Pimppinan perusahaan memutuskan akan menaikkan upah para tenaga mandor sebesar 25% dibandingkan upah tahun 2000, yang hanya sebesar Rp 1.500.000

c)

Tahun 2001 diperkirakan akan ada kenaikkan pajak kekayaan 20% dari pajak tahun 2000 yang besarnya Rp 2000.000

d)

Bahan pembantu tak langsung diperkirakan Rp 100.000 pada volume 10.000 jam mesin/ bulan; 70% biaya ini bersifat variabel

e)

Upah tenaga kerja tak langsung ditaksir Rp 180.000 pada 10.000 jammesin dan Rp 100.000 pada 500 JM

f)

Taksiran biaya perawatan: Pada kapasitas maksimum

Rp 30.000

Pada kapasitas minimum

Rp 18.000

g)

Biaya lain-lain yang bersifat tetap Rp 60.000 dan yang bersifat variabel Rp 12 (yang dirasakan terlalu tinggi 20%). biaya ini akan terpengaruh kenaikan harga umum 15% tahun2001 nanti. Diminta: susunlah variabel budget dalam bentuk formula untuk tahun 2001, jika diketahui relevan rang –nya 5.000 – 10.000 jam mesin.

Anggaran Variabel A. Pengertian Anggaran Variable (Variable Budget) Anggaran variable (Variable Budget) adalah anggaran yang direncanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang tingkat perubahan (variabilitas) biaya aktivitas (kegiatan) perusahaan terhadap biaya – biaya tidak langsung, yang terdiri dari kelompok biaya overhead pabrik tidak langsung, kelompok biaya administrasi, dan kelompok biaya pemasaran dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu akan datang. Biaya overhead pabrik, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dikatakan sebagai biaya – biaya tidak langsung ,karena biaya – biaya tersebut tidak mempengaruhi kegiatan produksi dapat berjalan atau tidak. Sehubungan dengan tingkat perubahan (variabilitas) biaya tersebut, biaya – biaya tidak langsung dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu : a. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan aktivitas perusahaan atau tingkat perubahannya sama dengan nol. Artinya, apabila aktivitas perusahaan bertambah dengan satu satuan (unit), maka biaya tetap akan bertambah dengan nol rupiah atau tidak bertambah. Sebaliknya, apabila apabila aktivitas perusahaan berkurang dengan satu satuan (unit), maka biaya tetap akan berkurang dengan nol rupiah atau tidak berkurang. Atau dengan bahasa Statistika dikatakan bahwa sampai batas tertentu tidak korelasi antara biaya tetap sebagai variabel tak bebas dengan aktivitas perusahaan sebagai variable bebas. b. Biaya Variable (Variable Cost) Biaya Variable (Variable Cost) adalah biaya yang berubah dengan perubahan aktivitas perusahaan. Artinya, apabila aktivitas perusahaan bertambah dengan satu satuan (unit), maka biaya variable akan bertambah sebesar angka standarnya. Sebaliknya, apabila aktivitas perusahaan berkurang dengan satu satuan (unit), maka biaya variable akan berkurang sebesar angka standarnya. Atau dengan bahasa Statistika dikatakan bahwa sampai batas tertentu, terdapat korelasi positif antara biaya variable sebagai variabel tak bebas dengan aktivitas perusahaan sebagai variable bebas.

Ada tiga kemingkinan terhadap ikut meningkatnya Biaya variable sebagai akibat dari terjadinya peningkatan aktivitas perusahaan ini, yaitu  Biaya Variable Proporsional, ialah biaya variable yang ikut berubah secara sebanding dengan perubahan aktivitas perusahaan. Artinya, apabila peningkatan biaya variable proporsional sebanding dengan peningkatan aktivitas perusahaan maka biaya variable proporsional rata – rata per aktivitas akan selalu sama pada semua aktivitas, mulai dari aktivitas paling kecil sampai dengan aktivitas paling besar.  Biaya Variable Degresif, ialah biaya variable yang ikut berubah secara kurang dari sebanding dengan perubahan aktivitas perusahaan. Artinya, apabila peningkatan biaya variable degresif kurang sebanding dengan peningkatan aktivitas perusahaan, maka semakin besar aktivitas perusahaan, maka besar aktivitas perusahaan, akan semakin kecil aktivitas perusahaan, akan semakin kecil biaya variable degresif rata – rata per aktivitasnya. Sebaliknya semakin kecil aktivitas perusahaan, akan semakin besar biaya variable degresif rata – rata per aktivitasnya.  Biaya Variable Progresif, ialah biaya variable yang ikut berubah secara lebih dari sebanding dengan perubahan aktivitas perusahaan. Artinya, apabila peningkatan biaya variable progresif lebih besar dari sebanding dengan peningkatan aktivitas perusahaan, maka semakin besar aktivitas perusahaan, maka semakin besar pula biaya variable progresif rata – rata per aktivitasnya. Sebaliknya semakin kecil aktivitas perusahaan, maka semakin kecil pula biaya variable progresif rata – rata per aktivitasnya. c. Biaya SemiVariable (Semivariable cost) Biaya SemiVariable (Semivariable cost) adalah biaya yang didalamnya terdiri dari dua unsur, yaitu sebagai berikut :  Unsur Tetap (Fixed Component) ialah unsur biaya yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan aktivitas perusahaan.  Unsur Variable (Variable Component) ialah unsur biaya yang berubah sesuia dengan perubahan aktivitas. Sama seperti biaya variable, biaya semi variable juga memiliki 3(tiga) kemungkinan terhadap ikut meningkatnya Unsur variable sebagai akibat dari terjadinya peningkatan aktivitas perusahaan, yaitu : Biaya Semivariabel Proporsional Biaya Semivariabel Degresif Biaya Semivariabel Progresif B. Cara Menentukan Standar Biaya Anggaran variable juga merupakan anggaran yang berisi kumpulan standar biaya – biaya tidak langsung. Untuk menetapkan besarnya standar dari berbagai biaya – biaya tidak langsung dapat dilakukan dengan 2 cara atau metode, yaitu :

1. Dengan menganalisa data dan informasi di waktu – waktu yang lalu, standar sesuatu biaya dapat ditentukan. Keuntungan menggunakan data historis semacam ini adalah bahwa untuk mengetahui standar yang dicari tidak memerlukan waktu lama, karena sekedar melihat arsip catatan yang sudah ada. Namun di sisi lain, kerugian menggunakan cara ini adalah bilamana di waktu - waktu yang lalu perusahaan bekerja kurang efisien, maka standar yang tidak efisien (mengandung pemborosan). Padahal standar tersebut akan dipergunakan untuk menyusun anggaran pada periode tertentu yang akan datang. 2.

Cara yang mendasarkan diri pada data penelitian khusus, dengan mengabaikan data pengalaman di waktu – waktu yang telah lalu. Keuntungan menggunakan cara ini adalah pada saat melakukan penelitian khusus, karyawan diawasi secara ketat sehingga benar – benar bekerja secara efisien sebagaimana seharusnya dan pemborosan – pemborosan yang mungkin masih terjadi selama penelitian, tidak ikut dicatat, sehingga standar yang diperoleh berdasar penelitian khusus ini benar standar, efisien, dan tidak mengandung pemborosan. Namun di sisi lain, kerugian menggunakan cara ini adalah bahwa penelitian memerlukan waktu yang cukup lama, bahkan sampai berbulan – bulan dan juga membutuhkan biaya yang besar. Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dalam menggunakan kedua cara tersebut, maka standar dari berbagai biaya dapat ditentukan sebagai berikut :

a. Menentukan Standar Biaya Tetap Pada umumnya standar biaya tetap selalu dikaitkan dengan satuan waktu, misalnya : Biaya gaji karyawan administrasi, Biaya upah tukang batu, Biaya gaji pengawas lapangan, dan Biaya Depresiasi mesin. Biaya – biaya tersebut merupakan biaya tetap yang besar kecilnya ditetapkan berdasarkan peraturan tentang penggajian karyawan dan peraturan tentang metode depresiasi yang berlaku di perusahaan dan dibuat oleh pimpinan perusahaan. Sebaliknya, biaya tetap yang besar kecilnya tidak ditetapkan berdasarkan peraturan – peraturan tersebut, maka standarnya dapat ditentukan dengan menggunakan cara mendasarkan diri pada data historis. Hal ini disebabkan karena standar biaya tetap selalu dikaitkan dengan waktu, sehingga biaya tetap tidak berkaitan secara langsung dengan efisiensi kerja karyawan. b. Menentukan Standar Biaya Variable Pada umumnya standar biaya variabel selalu dikaitkan dengan aktivitas perusahaan, misalnya : Biaya bahan pembantu pabrik, Biaya bahan pembantu administrasi, Biaya bahan pembantu pemasaran, dan Biaya penggandaan. Apabila karyawan bekerja secara efisien, maka biaya variabel akan kecil. Sebaliknya, apabila karyawan bekerja secara tidak efisien, maka biaya variabel akan besar. Dengan demikian, untuk menentukan standar biaya yang efisien harus menggunakan cara yang mendasarkan diri pada penelitian khusus, namun memerlukan waktu lama dan biaya yang besar. Sedangkan, menggunakan cara yang mendasarkan diri pada data historis akan menghasilkan standar biaya yang kurang efisien, namun memerlukan weaktu yang singkat dan biaya yang kecil. c. Menentukan Standar Biaya Semivariable Pada umumnya standar biaya semivariable selalu dikaitkan dengan waktu dan aktivitas perusahaan, misalnya : Biaya listrik, Biaya Telepon, Biaya gaji mandor, Biaya gaji salesman. Karena standar biaya semivariable mengandung unsur variable, maka biaya semivariable berkaitan erat dan langsung dengan efisien kerja karyawan. Terhadap biaya

semnivariabel yang besar kecilnya ditetapkan berdasarkan peraturan – peraturan tertentu yang dibuat oleh pimpinan perusahaan. Sedangkan, terhadap biaya semivariabel yang besar kecilnya tidak ditetapkan berdasarkan peraturan – peraturan tertentu yang dibuat oleh pimpinan perusahaan. Maka, untuk menentukan standar biaya yang efisien harus menggunakan cara yang mendasarkan diri pada penelitian khusus, namun cara ini memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar. Apabila menggunakan cara yang mendasarkan diri pada data historis akan menghasilkan standar biaya yang kurang efisien, namun memerlukan waktu yang singkat dan biaya yang kecil. Untuk mengolah data historis atau data penelitian khusus tersebut, tersedia empat metode yang dapat dipilih, yaitu sebagai berikut ;  Metode Biaya Berjaga (Stand by Cost Method) Menurut metode ini, unsur tetap dan unsur variabel dari suatu biaya semivariabel dapat diketahui dengan cara menghentikan aktivitas perusahaan selama jangka waktu tertentu. Artinya, selama jangka waktu tertentu tidak ada aktivitas, perusahaan masih tetap harus menanggung (membayar) sejumlah tertentu dari biaya semivariabel yang ber4sangkutan dari hari ke hari. Sejumlah biaya yang masih harus ditanggung (dibayar) selama masa berhenti beraktivitas itulah yang merupakan unsur tetap dari biaya semivariabel dengan unsur tetap merupakan unsur variabelnya.  Metode Taksiran Langsung (Direct Estimate Method) Menurut metode ini, unsur tetap dan unsur variabel dari suatu biaya semivariabel dapat diketahui dengan cara mengandaikan perusahaan menghentikan aktivitas perusahaan selama jangka waktu tertentu. Artinya, selama jangka waktu tersebut diandaikan (dimisalkan) tidak ada aktivitas sama sekali (aktivitas = 0), sehingga juga tidak ada hasil aktivitasnya (output = 0). Namun demikian, meskipun menanggung (membayar) sejumlah tertentu dari biaya semivariabel yang bersangkutan dari hari ke hari. Maka, diperlukan penaksiran (forecasting) tentang berapa kira – kira jumlah biaya yang masih harus ditanggung (dibayar) oleh perusahaan, seandainya perusahaan menghentikan aktivitasnya itu. Sejumlah biaya yang diperkirakan masih harus ditanggung (dibayar) selama masa berhenti beraktivitas itualah yang merupakan taksiran unsur tetap dan unsur variabel tersebut. Sedangkan selisih antara jumlah biaya semivariabel dengan taksiran unsur tetap adalah merupakan taksiran unsur variabelnya.  Metode Makasimun dan Minimum (Maximun and Minimun Method) Menurut metode ini, unsur tetap dan unsur variabel dari suatu biaya semivariabel dapat diketahui dengan cara membandingkan besarnya biaya semivariabel yang bersangkutan pada aktivitas maksimun yang pernah terjadi, dengan besarnya biaya semivariabel tersebut pada aktivitas minimum yang pernah terjadi. Apabila perusahaan mendasarkan diri pada data historis yang dipilih. Sedangkan apabila perusahaan mendasarkan diri pada data hasil penelitian khusus, maka yang dimaksudkan dengan aktivitas yang pernah terjadi adalah aktivitas selama masa penelitian khusus itu.

 Metode Regresi (Regression Method) Menurut metode ini, unsur tetap dan unsur variabel dari suatu biaya semivariabel dapat diketahui dengan perhitungan regresi, baik berdasarkan data historis atau penelitian khusus. Variabel tak bebas (dependent variable) adalah data biaya semivariabel yang ingin diketahui standarnya, sedangkan variabel bebas (independent variable) adalah suatu data yang diperkirakan mempunyai pengaruh kuat (baik positif ataupun negatif) terhadap besar kecilnya biaya semivariabel tersebut. Jika digunakan perhitungan regresi gariss lurus (linier), maka akan diperoleh nilai persamaan regresi Y = a + bX dengan menggunakan rumus :

)

I)

∑Y = an + b∑ ∑XY

= a∑X + b∑X2

Sedangkan, jika digunakan perhitungan regresi garis lengkung (nonlinier), maka akan diperoleh nilai persamaan regresi Y = a + bX – cX2 dengan menggunakan rumus :

)

∑Y

an + b∑X + c∑x2

=

(II) ∑XY

=

a∑X + b∑X2 + c∑X3

(III) ∑X2Y

=

a∑X2 + b∑X3 + c∑X4

C. Manfaat Penyusunan Anggaran Variable (Variable Budget) Secara umum, anggaran variabel mempunyai tiga manfaat pokok, yaitu sebagai berikut : 1. Sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja Manajemen perusahaan akan memperoleh gambaran yang lebih jelas apabila terdapat perubahan tingkat kegiatan yang dilaksanakan di dalam perusahaan. Meskipun tingkat kegiatan yang akan dilakukan dalam perusahaan ini telah direncanakan dengan baik, namun kemungkinan terdapatnya perubahan pelaksanaan kegiatan. Dengan penyusunan anggaran tetap, akan sulit diketahui bagaimanakah dampak perubahan tingkat kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut khususnya terhadap pendapatan, biaya dan keuntungan perusahaan tersebut. 2. Sebagai pedoman kerja Penyusunan anggaran perusahaan, khususnya yang menyangkut biaya tidak langsung akan lebih mudah dilakukan. Sebagaimana diketahui di dalam biaya tidak langsung ini pada umumnya akan mengandung biaya semi variabel. Dengan menunjuk kepada tingkat kapasitas tertentu jumlah biaya tidak langsung ini belum tentu segera dapat diketahui besarnya. Atas bantuan anggaran variabel, berapapun kapasitas yang akan dipergunakan sejauh masih berada di dalam kisar relevan akan segera dapat ditentukan besar biayanya. 3. Sebagai alat manajemen untuk melakukan pengawasan kerja Pengawasan penggunaan dana akan menjadi lebih mudah apabila perusahaan mempunyai anggaran variabel. Hal ini disebabkan oleh karena adanya anggaran variabel ini, manajemen perusahaan akan dapat mengetahui seberapa besarnya dana yang diperlukan untuk setiap tingkat kegiatan. Dengan demikian maka pengeluaran dana akan dapat dikelola dengan baik karena jumlah dana yang diperlukan untuk setiap kegiatan ini dapat diketahui dengan benar.

D. Bentuk-bentuk Anggaran Variabel (Variabe Budgeting) Tiap – tiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentukpenyajian anggaran variablenya, namun penyajian bentuk anggaran variable harus cukup sistematis dan terperinci. Agar anggaran variabel tersebut dapat berfungsi sebagai pedoman kerja, alat koordinasi kerja dan sebagai alat pengawasan kerja. Secara garis besar ada dua bentuk atau cara penyajian utama dari anggaran variable, yaitu sebagai berikut : 1. Bentuk anggaran variabel yang memperhatikan dengan jelas unsur tetap dan atau unsur variabel dari masing – masing biaya secara terpisah. Untuk itu ada tiga cara penyajiannya dapat dilakukan sebagai berikut : a. Anggaran variabel berbentuk tabel, adalah anggaran variable yang disusun dalam bentuk suatu tabel dan mengandung unsur tetap serta unsur variabel dari masing – masing jenis biaya tidak langsung b. Anggaran variabel berbentuk formula, adalah anggaran variabel yang disusun dalam suatu bentuk formulasi fungsi matematika , yang memperlihatkan hubungan antara unsur tetap dan unsur variabel di satu pihak, dengan aktivitas perusahaan di pihak lain. Formulasi garis lurus (linier) akan berbentuk fungsi { Y = a + bX }, sedangkan formulasi garis lengkung (nonlinier) akan berbentuk fungsi { Y = a + bX + cX2 }. c. Anggaran variable yang berbentuk grafik, adalah anggaran yang disusun dalam bentuk suatu grafik yang memperlihatkan hubungan antara unsur tetap dan unsur variabel di satu pihak, dengan aktivitas perusahaan di pihak lain. 2. Bentuk anggaran variabel yang tidak memperhatikan dengan jelas unsur tetap dan atau unsur variabel dari masing – masing biaya secara terpisah. Dengan demikian, masing – masing jenis biaya disajikan sebagai satu kesatuan biaya, tanpa dipisahkan antara unsur tetap dengan unsur variabelnya. Maka, bentuk sajiannya adalah berbentuk kolom, karena anggaran variabel disusun berkolom – kolom, di mana setiap satu kolom memuat besarnya biaya pada suatu tingkat aktivitas perusahaan tertentu. E. Faktor – Faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Penyusunan Anggaran Variable (Variable Budget) 1. Penentuan satuan kegiatan Tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity Base), misalnya jam mesin langsung, jam kerja langsung, jam reparasi langsung dan kilowatt per jam 2. Kriterian Yang harus diperhatikan dalam pemilihan satuan kegiatan : a. Satuan kegiatan harus mudah dipahami dan di terima b. Satuan kegiatan harus mampu menunjukan atau mengukur naik turunya tingkat kegiatan yang disebabkan oleh naik turunnya biaya

c. Satuan kegiatan hendaknya sekecil mungkin dipengaruhi oleh faktor – faktor variabel yang lain selain out put dan tingkat kegiatan.

CONTOH KASUS

PENYUSUNAN ANGGARAN VARIABEL PADA PABRIK ROKOK “KENCANA” SURAKARTA

Untuk memperoleh laba atau pendapatan, PABRIK ROKOK “KENCANA” SURAKARTA menanggung atau mengeluarkan biaya, sehingga diperoleh laba perusahaan. Adapun biaya tidak langsung yang terjadi adalah sebagai berikut : A. Penggolongan Biaya Biaya Pemasaran :  Biaya Gaji bagian Pemasaran  Biaya Pemeliharaan Gedung Toko  Biaya Penyusutan Peralatan Toko  Biaya Depresiasi Gedung Toko  Biaya Listrik Toko Biaya Administrasi dan Umum :  Biaya Gaji bagian Administrasi dan Umum  Biaya Pemeliharaan Gedung Kantor  Biaya Penyusutan Peralatan Kantor  Biaya Depresiasi Gedung Kantor  Biaya Listrik bagian Kantor Biaya Overhead Pabrik  Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik  Biaya Listrik bagian Pabrik  Biaya Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung  Biaya Bahan Pembantu  Biaya Pemeliharaan Alat-Alat Pabrik

 Biaya Depresiasi Gedung bagian Pabrik  Biaya Depresiasi Alat-Alat Pabrik

B. Penentuan Standar Biaya : 1. Biaya Tetap Besa-kecilnya biaya tetap yang telah ditetapkan adalah berdasarkan peraturan tertentu yang dibuat oleh yang berwenang seperti gaji dan penyusutan (berdasarkan metode garis lurus). Biaya Gaji Bagian Pemasaran Besarnya gaji untuk bagian pemasaran adalah Rp 20.000.000/kuartal Biaya Penyusutan Peralatan Toko Diketahui untukPenyusutan peralatan yang ada di took menggunakan metode garis lurus, dan diketahui penyusustan per tahunnya sebesar Rp 2.500.000,Biaya Depresiasi Gedung Toko Seperti yang telah ditetapkan sebelumnya pada anggaran BOP besarnya biaya depresiasi gedung toko adalah sbesar Rp 5.000.000,Biaya Gaji bagian Administrasi dan Umum Besarnya gaji bagian administrasi dan umum adalah Rp 25.000.000,-/kuartal Biaya Penyusutan Peralatan Kantor Besarnya penyusutan peralatan kantor untuk tahun 2014 adalah Rp 4.000.000 Biaya Depresiasi Gedung Kantor Besarnya biaya depresiasi untuk gedung kantor adalah Rp 2.500.000,Biaya Depresiasi Gedung bagian Pabrik Besarnya depresiasi untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp 17.500.000,Biaya Depresiasi Alat-Alat Pabrik Untuk tahun 2014 yang akan datang, dengan menggunakan metode depresiasi garis lurus , ditetapkan pula bahwa depresiasi alat alat yang terdapat dan dipergunakan di masing masing subbagian di dalam pabrik per tahun sebagai berikut : Subbagian Gunting sebesar Rp 800.000

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Seperti yang telah ditentukan pada anggaran biaya overhead pabrik besarnya BTKTL adalah Rp 3.000.000,-/orang/ bulan. Jadi besarnya gaji untuk masing-masing departemen adalah : Subbagian Administrasi Pabrik = 4 x 3.000.000 = Rp 12.000.000,Subbagian Linting = 3 x 3.000.000 = Rp 9.000.000,Subbagian Gunting = 3 x 3.000.000 = Rp 9.000.000,Subbagian Longsong = 3 x 3.000.000 = Rp 9.000.000,Subbagian Pengepakan = 3 x 3.000.000 = Rp 9.000.000,Jumlah Rp 48.000.000 2. Biaya Variabel Biaya Variabel selalu dikaitkan dengan aktivitas perusahaan, oleh karena itu biaya variable berkaitan langsung dengan efisiensi. Dengan demikian untuk menentukan standar biaya yang efisien harus menggunakan cara yang mendasarkan pada data penelitian khusus, karena akan menghasilkan data yang akurat. Biaya Bahan Pembantu Tarif besarnya biaya bahan pembantu telah ditetapkan sebagai berikut : Subbagian Administrasi Pabrik = Rp 10 per DLH Subbagian Linting = Rp 40 per DLH Subbagian Longsong = Rp 35 per DLH Subbagian Pengepakan = Rp 35 per DLH 3. Biaya Semivariabel Biaya semivariabel mengandung dua unsur yaitu unsur tetap dan unsure variable. Oleh karena itu biaya semivariabel juga berkaitan erat dan langsung dengan efisiensi kerja karyawan. Dengan demikian untuk menentukan standar biaya yang efisiensi harus menggunakan cara yang mendasarkan pada penelitian khusus. Biaya Pemeliharaan Alat-Alat Pabrik Besarnya biaya pemeliharaan alat alat untuk masing masing subbagian ditetapkan dengan tarif sebagai beikut : Subbagian Gunting

= Rp 5 per DLH

Setelah dilakukan penelitian, diperoleh bahwa jika perusahaan tidak melakukan produksi, perusahaan tetap mengeluarkan biaya sebesar Rp 200.000,-/bulan Biaya Listrik Pabrik

Berdasarkan data yang diperoleh besarnya biaya listrik bagian pabrik adalah Rp 6.000.000,Sub Linting

Rp 711.100 + 10/DLH

Sub Gunting

Rp 609.784 + 7/DLH

Sub Longsong

Rp 55.550 + 25/DLH

Sub Pengepakan

Rp 57.760 + 40/DLH

Sub Admin Pabrik

Rp 111093 + 3/Unit Produksi

Biaya Pemeliharaan Gedung Toko Biaya Pemeliharaan Gedung Toko, sesuai dengan pembagian persentase yang dibagikan pada Anggaran Biaya Overhead Pabrik yaitu sebesar Rp 800.000,-. Setelah dilakukan penelitian khusus jika perusahaan tidak melakukan produksi, perusahaan tetap mengeluarkan biaya sebesar Rp 69.262,- ditambah Rp 2,-/Unit yang terjual Biaya Listrik Toko Besarnya biaya listrik yang terjadi pada bagian Toko untuk berdasarkan perhitungan yang telah terjadi adalah sebesar Rp 4.500.000,- Biaya tetap yang dikeluarkan jika perusahaan tidak malakukan produksi adalah Rp 846.410,- ditambah Rp 10,-/unit yang terjual Biaya Pemeliharaan Gedung Kantor Untuk besarnya pemeliharaan gedung kantor adalah sebesar Rp 400.000,- biaya tetap yang dikeluarkan jika perusahaan tidak beroperasi adalah sebesar Rp 34.641,- ditambah Rp 1,-/ unit yang terjual

Biaya Listrik bagian Kantor Biaya listrik untuk bagian kantor adalah sebesar Rp 4.500.000,- Biaya tetap yang dikeluarkan jika perusahaan tidak malakukan operasi adalah Rp 846.410,- ditambah Rp 10,/unit yang terjual Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik Besarnya biaya pemeliharaan gedung pabrik yang terjadi berdasarkan perhitungan yang telah terjadi adalah sebesar Rp 2.800.000,Sub Linting

Rp 155.550 + 5/DLH

Sub Gunting

Rp 177.328+ 5/DLH

Sub Longsong

Rp 233.330 + 5/DLH

Sub Pengepakan

Rp 435.560 + 5/DLH

Sub Admin Pabrik

Rp 62218,6 + 0,6/ Unit Produksi

C. Anggaran Biaya Variabel/Fleksibel

PABRIK ROKOK KENCANA Anggaran Biaya Variabel Tahun 2014 Bagian Pemasaran

Keterangan

Biaya Gaji bagian Pemasaran

Unsur Tetap

80.000.000

Unsur Variabel Jumlah

Satuan

-

-

Biaya Pemeliharaan Gedung Toko

-

2 unit terjual

Biaya Penyusutan Peralatan Toko

2.500.000

-

-

Biaya Depresiasi Gedung Toko

5.000.000

-

-

Biaya Listrik Toko

846.410

10 unit terjual

PABRIK ROKOK KENCANA Anggaran Biaya Variabel Tahun 2014 Bagian Administrasi & Umum

Unsur Tetap

Unsur Variabel

Keterangan

Biaya Gaji bagian Adm. & Umum

100.000.000

Jumlah

Satuan

-

-

Biaya Pemeliharaan Gedung Kantor

34.641

Biaya Penyusutan Peralatan Kantor

4.000.000

-

-

Biaya Depresiasi Gedung Kantor

2.500.000

-

-

Biaya Listrik bagian Kantor

846.410

1 unit terjual

10 unit terjual

PABRIK ROKOK KENCANA Anggaran Biaya Variabel Tahun 2014 Departement Produksi

Unsur

Unsur Variabel

Keterangan Tetap

Jumlah

Satuan

Bagian Linting - Biaya Gaji Tenaga Tidak Langsung - Biaya Bahan Pembantu - Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik - Biaya Pemeliharaan Alat-Alat Pabrik - Biaya Listrik Pabrik - Biaya Depresiasi Gedung Pabrik - Biaya Depresiasi Alat Pabrik

108.000.000

-

-

10 DLH

155.550

5 DLH

711.100

10 DLH

17.500.000

-

-

-

108.000.000

-

Bagian Gunting - Biaya Gaji Tenaga Tidak Langsung - Biaya Bahan Pembantu - Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik

-

40 DLH

177.328

6 DLH

609.784

7 DLH

- Biaya Pemeliharaan Alat-Alat Pabrik - Biaya Listrik Pabrik

- Biaya Depresiasi Gedung Pabrik - Biaya Depresiasi Alat Pabrik

800.000

-

Bagian Longsong - Biaya Gaji Tenaga Tidak Langsung - Biaya Bahan Pembantu - Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik

108.000.000 -

35 DLH

21.778

15 DLH

55.550

25 DLH

- Biaya Pemeliharaan Alat-Alat Pabrik - Biaya Listrik Pabrik - Biaya Depresiasi Gedung Pabrik - Biaya Depresiasi Alat Pabrik

17.500.000

-

-

-

108.000.000

-

-

35

DLH

124.440

10

DLH

57.760

40

DLH

17.500.000

-

-

-

Bagian Pengepakan - Biaya Gaji Tenaga Tidak Langsung - Biaya Bahan Pembantu - Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik - Biaya Pemeliharaan Alat-Alat Pabrik - Biaya Listrik Pabrik - Biaya Depresiasi Gedung Pabrik - Biaya Depresiasi Alat Pabrik

PABRIK ROKOK KENCANA

Anggaran Biaya Variabel Tahun 2014 Departement Pambantu

Unsur

Unsur Variabel

Keterangan Tetap - Biaya Gaji Tenaga Tidak Langsung - Biaya Bahan Pembantu - Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik

Jumlah

Satuan

144.000.000

-

-

-

62.218

1 Unit Produksi

111.093

3 Unit Produksi

800.000

-

- Biaya Pemeliharaan Alat-Alat Pabrik - Biaya Listrik Pabrik - Biaya Depresiasi Gedung Pabrik - Biaya Depresiasi Alat Pabrik

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Anggaran variable (Variable Budget) adalah anggaran yang direncanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang tingkat perubahan (variabilitas) biaya aktivitas (kegiatan) perusahaan terhadap biaya – biaya tidak langsung, yang terdiri dari kelompok biaya overhead pabrik tidak langsung, kelompok biaya administrasi, dan kelompok biaya pemasaran dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu akan datang. Sehubungan dengan tingkat perubahan (variabilitas) biaya tersebut, biaya – biaya tidak langsung dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu ;Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya Variable (Variable Cost), Biaya SemiVariable (Semivariable cost)

DAFTAR PUSTAKA  https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-variabel  http://accountingtax-center.blogspot.com/2011/04/flexible-budget-variable-budget.html

 Munandar,M. 2012. Budgeting,Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Anggaran Variabel adalah skedul biaya yang menunjukkan bagaimana masing-masing biaya akan berubah dengan perubahan volume, output atau aktivitas. Anggaran variabel menyatakan hubungan antara volume dan biaya dalam suatu relevant range volume yang terbatas. Tujuan utama pendekatan Anggaran. Variabel secara khusus mengidentifisir bagaimana, dan seberapa jauh, masing-masing elemen biaya dalam suatu pusat pertanggung jawaban dipengaruhi oleh aktivitas pusat pertanggung jawaban yang bersangkutan. Anggaran variabel didasari oleh Konsep'Variabilitas Biaya' yang menyatakan bahwa biaya dapat dikaitkan dengan output atau aktivitas, dan apabila hubungannya sedemikian rupa maka biaya pada dasarnya merupakan fungsi dari dua faktor yakni : (1) Faktor waktu (2) Faktor aktivitas Kegunaan Anggaran Variabel adalah: - Mempermudah penyusunan anggaran biaya departemental untuk dimasukkan ke dalam profit plan. - Menetapkan tujuan biaya bagi manajer pusat pertanggung jawaban selama periode profit plan. - Menetapkan anggaran yang disesuaikan untuk tujuan perbandingan dengan biaya sesungguhnya dalam laporan pelaksanaan bulanan. Sesuai dengan konsep Variabilitas Biaya, maka biaya diklasifikasikan ke dalam : (a). Biaya Tetap (Fixed Cost) : Adalah biaya yang tidak berubah karena perubahan output atau aktivitas yang produktif, sehingga jumlahnya tetap konstan selama periode tert6ntu dalam suatu relevant range aktivitas. (b). Biaya Variabel (Variabel Cost) : Adalah biaya yang berubah searah dan sebanding dengan perubahan output atau aktivitas. (c) . Biaya Semi Variabel atau Semi Tetap : Adalah biaya yang berubah karena perubahan output atau aktivitas, akan tetapi perubahan tersebut tidak sebanding.

Metode Penentuan variabilitas biaya ada beberapa macam yaitu: - Metode Taksiran Langsung (Direct Estimate Method) Metode ini pada dasarya hanya dapat dipakai pada keadaan tertentu saja di mana perhitungan unsur-unsur biaya secara kuantitatif tidak dapat dilakukan karena sesuatu sebab. - Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method) Metode ini lebih bersifat kuantitatif daripada metode pertama, yang berdasarkan pada perhitungan tingkat biaya (budget) pada dua macam tingkat kegiatan tertentu. Asumsi garis lurus dipergunakan dalam perhitungan ini. - Metode Korelasi (Correlation Method) Metode ini menggunakan salah sate alai analisa statistik, dimana lebih menitik beratkan pada data historis. Metode ini dipakai dengan melihat hubungan antara biaya dan tingkat kegiatan (output) di masa lampau. Metode ini terdiri dari : (+) Metode Grafik (Graph Method), adalah : menunjukkan secara visuail bagaimana hubungan antara tingkat biaya dengan tingkat kegiatan. (+) Metode Matematik (Mathematical Method), Metode Penyajian Anggaran Variabel : (-) Metode Formula : Pada bentuk ini diberikan secara jelas gambaran unsur tetap dan unsur variabel yang dikandung oleh setiap pos biaya. (-) Metode Tabel : Pada bentuk ini dapat dilihat berapa besarnya biaya (total) pada masing-masing pos, pada berbagai tingkat output.

Penyelesaian: a)

1. BBTL : Tetap Variabel 2. Penyusutan : Tetap 3. Diesel : Variabel

= 125% X Rp 42.000

= Rp 52.500

= 1`25% X Rp 5

=Rp 6,25

= 115% X Rp 250.000

= Rp 287.500

= 80%

X Rp 20

= Rp 16

b)

Upah mandor : Tetap

= (125% X Rp 1.500.000) : 12 = Rp 156.250

c)

Pajak : Tetap

= (120% X Rp 2.000.000) : 12 = Rp 200.000

d)

BPTL : Tetap

= (30%

X Rp 100.000) Rp 30.000

Variabel e)

= (70%

Upah TKL : Variabel

g)

= Rp 180.000 – (Rp 16 X 10.000) = Rp 20.000

Biaya perawatan : Variabel Tetap Biaya lain-lain : Tetap Variabel

Rp 100.000) : 10.000 = Rp 7

= (180.000 – 100.000) : (10.000 – 5000) = Rp 16

Tetap f)

X

= (30.000 – 18.000) : (10.000 – 5000) = Rp 2,4

= Rp 30.000 – (2,4 X 10.000) = Rp 6000 = 115% X Rp 60.000 = 69.000 = 115% x 80% X Rp 12 = Rp 11,04

Variable budget dalam bentuk formula: (Relevant range 5.000 – 10.000 jam mesin) Biaya tetap/

Biaya

bulan

variabel

BBTL

Rp 52.500

Rp 6,25

Penyusutan

Rp 287.500

-

Diesel

-

Rp 16

Upah Mandor

Rp 156.250

-

Pajak

Rp 200.000

-

BPTL

Rp 30.000

Rp 7

Upah TKTL

Rp 20.000

Rp 16

Biaya Perawatan

Rp 6.000

Rp 2,4

Biaya Lain-lain

Rp 69.000

Rp 11,04

Jumlah

Rp 821.250

Rp 58,69

KET.

BAB III KESIMPULAN Dalam perhitungan di dalam anggaran yang ada dalam sebuah perusahaan sering didasarkan pada tingkat kapasitas tertentu. Apabila terdapat perubahan dari kapasitas yang direncanakan, maka terdapat kesulitan untuk dapat mengetahui sejauh mana akibat perubahan tersebut terhadap pendapatan dan biaya yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan. Karena itu manajemen perusahaan sebaiknya telah mempunyai persiapan yang cukup untuk menghadapi terjadinya perubahan tersebut. Untuk persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan yang ada di dalam perusahaan tersebut, manajemen perusahaan dapat menyusun anggaran dalam bentuk yang berbeda dengan anggaran yang bersifat tetap. Anggaran ini biasa disebut dengan Anggaran Variabel. Disebut anggaran variabel karena anggaran ini disusun di dalam beberapa tingkat kapasitas yang tidak tetap melainkan bersifat variabel. Dengan disusunnya anggaran variabel, maka manajemen perusahaan akan dapat lebih mengetahui berapa besarnya perubahan pendapatan dan perubahan biaya yang akan terjadi seandainya terjadi perubahan kapasitas yang dipergunakan di dalam perusahaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan anggaran variabel di dalam perencanaan

dan pengendalian penggunaan dana didalam perusahaan

suatu perusahaan akan mempunyai manfaat yang besar khususnya di dalam

DAFTRA PUSTAKA v Ellen Christina, M. Fuad, Sugiarto, Edy Sukarno, Anggaran Perusahaan Suatu Pendekatan Praktis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2001 v Any Agus Kana, 1990, Anggaran Perusahaan, AK Group. Yogyakarta v Gunawan Adisapupro, Marwan Asri, 1997, Anggaran Perusahaan buku 2, BPFE Yogyakarta v Indriyo G, Mohamad N, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta

ANGGARAN VARIABEL A. Pengertian Pada setiap anggaran yang telah disusun sebelumnya, anggaran operasional disusun dengan dasar satu titik aktivitas misalnya penjualan tahun 2002 dianggarkan sebesari 1000 unit, produksi dianggarkan sebesar 1200 unti, dan lain sebagainya, dengan menyusun anggaran variable akan dimungkinkan bila tertntu atau pada kisaran/interval aktivitas tertentu. Sebagai gambaran misalnya penjualan tahun 2002 dianggarkan sebesar 1200-1700 unit. Anggaran variabel merupakan anggaran yang merencanakan perubahan tingkat biaya pada berbagai tingkat aktivitas pada periode yang akan datang. Dengan demikian di dalam anggaran variabel akan ditunjukkan seberapa besar perubahan biaya akan terjadi akibat perubahan tingkat aktivitas. B. Sifat Biaya Biaya – biaya yang dikeluarkan bila dikaitkan dengan aktivitasnya akan memiliki sifat biaya atau perilaku biaya sebagai biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel. 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah pada relevant range tertentu. Besar kecilnya biaya ini tidak terpengaruh oleh perubahan aktivitas asalkan masih dalam relevant range tertentu. Relevant range merupakan interval batas berlakunya anggaran. Misalnya kapasitas produksi satu unit mesin sebesar 1.000 unit per bulan. Biaya depresiasi per bulan sebesar Rp 2.500.000,00. Pada waktu produksi bulan Januari sebesar 400 unit biaya depresiasinya sebesar Rp 2.500.000,00. Pada bulan Februari produksinya sebesar 950 unit, maka biaya depresiasi juga sebesar Rp 2.500.000,00 pada bulan Maret produk yang dihasilkan sebesar 750 unit biaya depresiasi yang dikeluarkan sebesar Rp 2.500.000,00. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berapapun produksinya asalkan tidak melebihi 1.000 unit maka biaya depresiasi yang dikeluarkan tetap sama yakni sebesar Rp 2.500.000,00 per bulan. Pada contoh di atas bila produksinya sebesar

1.300 unit besarnya biaya depresiasi akan bertambah kerena jumlah mesin yang digunakan tidak cukup satu unit. Demikian juga jika jumlah produksi sebesar 2.400 unit, bila kapasitas produksi tiap mesin sama maka mesin yang dibutuhkan menjadi 3 unit mesin, maka biaya depresiasi akan bertambah lagi. Bila digambarkan maka besarnya biaya tetap total pada contoh diatas akan berada pada relevan range yang berbeda. Biaya Tetap Total

Aktivitas RR I

RR II RR III

Gambar 10.1 Biaya Tetap Total 2. Biaya Variael (Variabel Cost) Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan aktivitas. Secara total biaya ini proposional dengan aktivitas, tetapi persatuan jumlahya tetap berapapun tingkat aktivitasnya. Semakin besar aktivitasnya maka biaya total akan semakin besar pula, sebaliknya semakin kecil aktivitasnya maka besarnya biaya total akan semakin rendah dengan perusahaan yang sama. Sebagai gambaran tentang biaya variabel misalnya pada waktu perusahaan memproduksi 1.000 unit, biaya bahan pembantu yang dikeluarkan sebesar Rp 500.000,00, kemudian pada saat bila biaya tetap secara total akan sama besarnya (asalkan dalam relevan range tertentu), tetapi biaya tetap per satuan akan semakin kecil, sebaliknya semakin kecil aktivitasnya maka biaya tetap persatuan akan semakin besar. Bila digambarkan biaya tetap persatuan akan sebagai berikut :

Biaya tetap per satuan

Gambar 10.2 Biaya Tetap Per Unit Termasuk dalam biaya yang sifatnya tetap misalnya biaya depresiasi (gedung, mesin, kendaraan, dan lain-lain), gaji pegawai bila perusahaan memproduksi 2.000 unit besarnya biaya bahan pembantu sebesar Rp 1.000.000,00 dan pada produksi sebesar 3.000 unit besarnya biaya bahan pembantu sebesar Rp 1.500.000,00. Bila digambarkan biaya variabel total pada berbagai tingkatan adalah :

1.500.000 1.000.000 500.000

1.000

2.000

Aktivitas 3.000

Dalam contoh diatas pada berbagai aktivitas besarnya biaya variabel per unit sebesar Rp 5.000,00 dan bila digambarkan akan nampak seperti berikut: 500

Biaya Variabel/unit

Aktivitas 1.000

2.000

3.000

Gambar 10.4 Biaya Variabel Per Unit 3. Biaya Semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tetapi tidak proporsional dengan perubaan aktivitas. Dengan kata lain di dalam biaya tersebut terdapat unsur biaya yang sifatnya tetap dan unsure biaya yang sifatnya variabel. Biaya yang sifatnya tetap akan sama jumlahnya dan biaya yang sifatnya variabel akan meningkat jumlahnya apabila terjadi peningkatan aktivitas. Jadi secara keseluruhan biaya ini akan meningkat apabila terjadi peningkatan aktivitas dan jumlahnya akan turun bila terjadi penurunan aktivitas, namun perubahan biaya tidak seimbang dengan perubahan aktivitasnya. Biaya tersebut bila digambarakan akan nampak sebagai berikut : Biaya

Biaya Total

Biaya Variabel Biaya Tetap Aktivitas Gambar 10.5 Biaya Semivariabel Biaya yang bersifat semivariabel misalnya biaya overhead pabrik (BOP), sebagai contoh pada bulan Januari menghasilkan 2.000 unit dengan biaya overhead pabrik sebesar Rp 4.000.000,00. Pada bulan Februari perusahaan meningkatkan produksinya menjadi 3.000 unit, sedangkan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan sebesar Rp5.000.000,00. Disini terlihat kenaikan produksi sebesar 50% (dari 2.000 unit menjadi 3.000 unit) diikuti dengan kenaikan biaya kurang dari 50% yakni hanya 25% (dari Rp4.000.000,00 menjadi Rp5.000.000,00). C. METODE VARIABILITS BIAYA Metode variabilitas biaya adalah metode yang dipakai untuk memperkirakan besarnya unsure biaya tetap dan besarnya biaya variabel dan suatu biaya semivariabel. Sebagaimana sudah diketahui sebelumnya biaya semivariabel adalah biaya yang perubahannya tidak sebanding dengan perubahan aktivitas atau dengan kata lain dari suatu biaya semivariabel terkandung unsure biaya tetap dengan biaya variabel. Dalam praktik kedua unsure tersebut tidak dapat ditetukan dengan pasti tetapi dapat diperkirakan, khususnya untuk kepentingan penyusunan anggaran. Beberapa metode yang bisa dipakai untuk memperkirakan besarnya unsur tetap dan variabel dari suatu biaya variabel adalah metode biaya berjaga-jaga, metode maksimum, metode regresi dan metode taksiran langsung. 1. Metode Biaya Berjaga-jaga (Stand By Cist Metodh) Dalam metode ini untuk memperkirakan besarnya unsur biaya tetap dan biaya variabel dilakukan dengan cara menghentikan suatu aktivitas selama jangka waktu tertentu. Biaya yang tetap dikeluarkan pada waktu aktivitas berhenti merupakan unsure biaya tetap, sedangkan unsure biaya variabel diperhitungkan dengan mengurangi biaya total pada aktivitas tertentu dengan besarnya biaya tetap. Sedangkan biaya variabel persatuan dihitung dengan membagi besarnya biaya variabel dengan besarnya aktivitas. 2. Metode Titik Tertinggi Terendah Dalam metode titik tertinggi terendah atau metode maksimum minimum untuk memperkirakan unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel dilakukan dengan cara membandingkan biaya pada aktivitas tertinggi (maksimum) dengan aktivitas terendah (minimum). Pemisahan biaya ke dalam unsure tetap dan variabel dilakukan dengan langkah-langkah berikut : a. menghitung besarnya biaya pada aktivitas tertinggi b. menghitung besarnya biaya pada aktivitas terendah c. menentukan besarnya biaya variabel per satuan. d. Menentukan besarnya biaya tetap per periode. 3. Metode Regresi

Dalam metode regresi untuk memperkirakan unsur biaya tetap dan biaya variabel dilakukan dengan menggunakan persamaan : Y = a + bX Y : Total Biaya a : Biaya variabel per unit X : Besarnya aktivitas 4. Metode Perkiraan Langsung Pada metode-metode sebelumnya telah dibahas mengenai cara-cara memperkirakan besarnya unsure biaya tetap dan biaya variabel dari suatu biaya semivariabel. Dalam metode-metode tersebut masing-masing unsur biaya diperkirakan dengan menggunakan dasar data historis dengan formula-formula tertentu. Dalam metode perkiraan langsung masing-masing unsur biaya diperkirakan langsung tanpa melihat data historis yang ada, karena pada umumnya metode ini digunakan pada perusahaan yang belum memiliki data. Karena perkiraan besarnya biaya tetap dan biaya variabel dilakukan secara langsung, maka cara tersebut sangat subjektif. D. BENTUK ANGGARAN VARIABEL Anggaran variabel yang disusun untuk periode yang akan datang dapat disajikan dalam beberapa bentuk, yaitu anggaran variabel dalam bentuk formula, bentuk tabel dan bentuk grafik. Dalam setiap anggaran yang disajikan akan menunjukkan bagian atau departemen mana yang menyusun anggaran variabel tersebut dan dasar aktivitas apa yang digunakan. Bagian produksi menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit produksi, baian pemasaran menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit produksi, bagian pemasaran menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit penjualan, bagian penyediaan tenaga listrik menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas KWH, bagian pemeliharaan menyusun anggaran variabel atas dasar aktivitas JKL dan lain sebagainya. Selain dasar aktivitas yang digunakan, penyususnan anggaran variabel harus didasarkan pada relevan range tertentu. 1. Bentuk Formula Anggaran variabel dalam bentuk formula merupakan anggaran variabel yang menunjukkan unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel pada setiap biaya yang direncanakan. 2. Bentuk Tabel Anggaran variabel dalam bentuk tabel merupakan anggaran yang menyajikan anggaran biaya pada berbagai tingkat aktivitas pada relevant range tertentu. Berbeda dengan bentuk formula, dalam bentuk tabel setiap biaya disajikan secara total, tanpa menunjukkan unsur biaya tetap dan biaya variabelnya. 3. Bentuk Grafik Dalam bentuk grafik anggaran variabel akan disajikan dalam grafik dua sumbu, sumbu vertical dan horizontal. Sumbu vertical menunjukkan biaya dan sumbu horizontal menunjukkan aktivitas. Dari bentuk formula dan tabel telah diketahui biaya tetap per tahun sebesar Rp 7.000.000,00 dan biaya produksi total pada tingkat produksi 5.000 unit sebesar Rp 57.500.000,00 tingkat produksi 5.200 unit sebesar Rp 59.500.000,00 dan seterusnya.

1 SOAL DAN PENYELESAIAN ANGGARAN VARIABEL Soal 1 : Biaya pemeliharaan yang telah dikeluarkan selama semester 1 tahun 2001 sebagai berikut :

Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni

Produksi (Unit)

Tabel 10.6 Biaya Pemeliharaan Tahun 2001 Biaya Pemeliharaan (Rp)

1.000 1.500 1.200 1.650 1.550 2.000

1.000.000 1.350.000 1.120.000 1.600.000 1.425.000 1.900.000

Diminta : 1) Menentukan berapa unsur biaya tetap dan biaya variabel dari biaya pemeliharaan tersebut dengan metode titik tertinggi dan terendah. 2) Berapa biaya pemeliharaan semester I tahun 2002 bila anggaran produksi sebesar 6.000 unit. Jawab 1). Menentukan besarnya unsur biaya tetap dan biaya variabel dari sebuah biaya semivariabel Biaya variabel per unit = Biaya pada produksi tertinggi Biaya pada produksi terendah Produksi tertinggi-produksi terendah = 1.900.000 – 1.000.000 = 900 2.000-1.000 Besarnya biaya tetap ditentukan sebagai berikut : Biaya pemeliharaan pada produksi 1.000 unit = Rp 1.000.000,00 Biaya variabel = 1.000 x 900 = Rp 900.000,00 Biaya tetap = Rp 100.000,00 Atau Biaya pemeliharaan pada produksi 2.000 unit = Rp 1.900.000,00

Biaya variabel = 2.000 x 900 Biaya tetap

= Rp 1.800.000,00 = Rp 100.000,00

Sehingga formula biaya pemeliharaan terebut adalah : Y = 100.000 + 900.000X 2). Besarnya biaya pemeliharaan pada semester I tahun 2002 bila produksi sebesar 6.000 unit Y = 100.000 + 900 (6.000) = Rp 5.500.000,00 Soal 2 : Biaya produksi pada bulan Juli 2001 sebesar Rp 2.500.000,00 pada waktu itu produksi mencapai 1.000 unit. Karena suatu hal pada bulan Agustus 2001 perusahaan tidak berproduksi, tetapi tetap ada pengeluaran sebesar Rp 500.000,00 pada bulan September 2001 rencananya akan memproduksi sebesar 1.250 unit. Berapa besarnya biaya produksi pada bulan September 2001? Jawab : Biaya produksi untuk 1.000 unit =Rp 2.500.000,00 Biaya produksi untuk 0 unit =Rp 500.000,00 Biaya variabel 1.000 unit =Rp 2.000.000,00 Biaya variabel/unit = Rp 2.000.000,00 = Rp 2.000,00 1.000 Sehingga formula biaya tersebut adalah : Y = 500.000 + 200.000X Penjelasan : Biaya yang tetap dikeluarkan walaupun perusahaan tidak memproduksi (produksi nol unit) merupakan biaya tetap, yaitu sebesar Rp 500.000,00 per bulan. Besarnya biaya produksi bulan September 2001 bila produksi 1250 unit. Y = 500.000 + 2.000 (1.250) = Rp 3.000.000,00 Soal 3 : Berikut ini adalah Biaya Overhead Pabrik (BOP) pada suatu perusahaan selama tahun 2.000 Tabel 10.7 Biaya Overhead Pabrik Tahun 2002 No Jenis Biaya Jumlah Biaya (Rp) Keerangan 1 2 3 4 5

Depresiasi Bahan Penolong Gaji Biaya Pemeliharaan Biaya lain-lain Total

6.000.000 1.000.000 4.000.000 1.500.000 2.500.000 15.000.000

100% tetap 100% tetap 100% tetap 40% tetap 70% tetap

Realisasi produksi tahun 2.000 sebesar 1.000 unit. Bila anggaran produksi tahun 2001 sebesar 1.200 unit, berapa besarnya biaya overhead pabrik tahun 2001 (anggaran variabel bagian produksi disusun pada relevant range 1.000 – 2.000 unit) Jawab : 1. Biaya Depresiasi Biaya depresiasi merupakan biaya tetap, sebesar Rp 6.000.000,00 per tahun. Formula : Y = 6.000.000 2. Biaya Bahan Penolong Biaya bahan penolong/unit = Rp 1.000.000,00 = Rp 1.000,00 1.000 unit Formula Y = 1.000 X 3. Biaya Gaji Biaya gaji sebesar Rp 4.000.000,00 /tahun, formula Y = 4.000.000 4. Biaya Pemeliharaan Biaya Pemeliharaan merupakan biaya semivariabel Biaya Tetap = 40% x Rp 1.500.000,00 = Rp 600.000,00 per tahun Biaya Variabel = 60% x Rp 1.500.000,00 = Rp 900.000,00 Biaya variabel per unit = Rp900.000,00 = Rp 900,00 1.000 unit Formula : Y = 600.000 + 900X 5. Biaya Lain-lain Biaya Lain-lain merupakan biaya semivariabel Biaya variabel = 70% x Rp2.500.000,00 = Rp 1.750.000,00 Biaya variabel per unit =Rp 1.750.000 = Rp 1.750,00 1.000 unit Biaya tetap per tahun = 30% x Rp2.500.000,00 = Rp 750.000 Formula Y= 750.000 + 1.750 X

-

Besarnya biaya overhead pabrik (BOP pada tahun 2001 bila produksi sebesar 1.200 unit : Depresiasi : Y = 6.000.000 = 6.000.000 Bahan Penolong : Y = 1.000 (1200) =1.200.000 Gaji : Y = 4.000.000 =4.000.000 Biaya Pemeliharaan: Y = 600.000 + 900 (1.200) = 1.680.000 Biaya Lain-Lain : Y = 750.000 + 1.750 (1200) = 2.850.000

Jumlah

15.730.000

Sumber :Gitosudarmo Indriyo dan Najmudin Mohamad, Anggaran Perusahaan edisi pertama, BPFE, Yogyakarta, 2003.

BAB X ANGGARAN VARIABEL

A. Pengertian Anggaran Variabel Anggaran Variabel (Variable Budget) adalah budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang tingkat perubahan (Variabelitas) biaya sehubungan dengan adanya perubahan aktivitas perusahaan dari waktu ke waktu selama periode tertentu untuk waktu yang akan datang. Dengan kata lain budget variabel adalah merupakan anggaran yang merencanakan perubahan tingkat biaya pada berbagai aktivitas pada periode yang akan datang. Tujuan Utama pendekatan Anggaran Variabel adalah untuk mengidentifikasi bagaimana dan seberapa jauh masing – masing elemen biaya dalam suatu pusat pertanggungjawaban dipengaruhi oleh aktivitas pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan B. Kegunaan Anggaran Variabel adalah : 1. Mempermudah menyusun anggaran biaya departemental untuk dimasukan kedalam profit plan 2. Menetapkan tujuan biaya bagi menejer pusat pertanggung jawaban selama periode profit plan 3. Menetapkan anggaran yang disesuaikan untuk tujuan perbandingan dengan biaya sesungguhnya dalam laporan pelaksanaan bulanan. C. Klasifikasi Biaya menurut konsep variabelitas Biaya, 1. Biaya tetap (Fixed Cost)

2. Biaya Variabel (Variabel Cost) 3. Biaya Semi Variabel 1. Biaya Tetap (Fix Cost) Biaya tetap adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas dengan tingkatan tertentu. b. Biaya tetap per satuan (unit cost) berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volumen kegiatan semakin tinggi biaya satuan. *. Contoh : biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap. Biaya tersebut elemennya dapat digolongkan kedalam : biaya depresiasi aktiva tetap, biaya asuransi, gaji pejabat kunci, dan biaya tetap lainnya. **. Sebagai contoh, suatu perusahaan pada saat sekarang memiliki mesin dengan kapasitas produksi sebanyak 120.000 buah produk per tahun. Harga perolehan mesin tersebut Rp. 2.500.000 dengan taksiran nilai sisa Rp. 100.000 dan umur ekonomis 5 tahun yang disepresiasi dengan metode garis lurus. Dari contoh tersebut diketahui Besarnya biaya depresiasi pertahun Rp. 2.500.000 – 100.000

HP - NS D=

= TUE

Dimana : D = Depresiasi HP : Harga Perolehan

= Rp. 480.000 /Thn 5

NS : Nilai Sisa TUE : Taksiran Umur Ekonomis Jarak relevan adalah kapasitas 0 sampai dengan 120.000 buah. Jika perusahaan bekerja pada kapasitas di atas kemampuan maksimal tersebut, misalnyapada 180.000 buah, maka perusahaan harus menambah mesin baru yang berarti menambah besarnya biaya depresiasi sehingga jumlah total biaya tetap berubah. Pada jarak relevan, besarnya biaya tetap per unit berbanding terbalik secara proporsional dengan pernbahan volume kegiatan. Misalnya : (1)

(2)

(3) = (1) : (2)

Total Biaya Tetap

Tingkat Kegiatan

Biaya Tetap Perbuah

Rp. 480.000,00

120.000 Buah

Rp. 4

Rp. 480.000,00

60.000 Buah

Rp. 8

Rp. 480.000,00

30.000 Buah

Rp. 16

Secara matematis, persamaan total biaya tetap dapat dinyatakan dengan rumus: Ye = a + b (x) Keterangan : Ye = Jumlah Total Biaya

a = jumlah Total Biaya Tetap

B = Biaya Variabel Per Unit

x = Tingkat Kegiatan

\2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang bila dikaitkan dengan volume secara per unit akan selalu tetap meskipun volume produksi berubah-ubah,akan tetapi secara total biaya tersebut jumlahnya akan berubah sesuai dengan proporsi perubahan aktivitas. Biaya variabel adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya variabel. b. Biaya variabel per satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan. Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, biaya pemasaran variabel, dan biaya administrasi variabel. Biaya Variabel (Variabel Cost ) Dilihat dari perilaku biaya. Biaya variabel di bagi menjadi 2 bentuk yaitu : -. Biaya Variabel Sejati Biaya variabel sejati (true variabel cost) atau biaya variabel proporsional adalah biaya variabel yang benar-benar berubah secara proporsional dengan perubahan volume aktivitas. Sebagai contoh, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang besarnya didasarkan upah per potong adalah biaya variabel sejati. Sebagai contoh misalnya bahan baku. Jika setiap buah produk memerlukan bahan baku Rp. 10, maka : (1) Besarnya total biaya variabel untuk berbagai tingkatan produksi adalah 1 Biaya Bahan Baku perbu ah Rp. 10

2 Volume Kegiatan (Buah)

Rp. 25.000

(3) = (2) (1) Total Biaya Bahan Baku

Rp. 250.000

Rp. 10 Rp. 10

Rp. 50.000 Rp. 100.000

Rp. 500.000 Rp. 1.000.000

(2) Persamaan matematika total biaya variabel adalah : Pada biaya variabel besarnya a = 0, maka total biaya variabel menjadi : Ye = 0 + b(x) = b (x) Keterangan : Ye = Jumlah Total Biaya

a = jumlah Total Biaya Tetap

B = Biaya variabel Per Unit x = Volume Kegiatan Contoh : Apabila di ketahui biaya nariabel per unit adalah 10, volume kegiatan 25.000, maka total biaya adalah

Ye = 0 + 25.000 (10) = 25.000 (10) Ye = 250.000 = 25.000 (3) Persamaan biaya per unit (UC) untuk biaya variabel adalah : UC = Ye = b(x) = b x

x

UC = 250.000 = 10 (25.000) = 10 25.000

25.000

(2) Biaya Variabel Bertingkat Biaya variabel bertingkat (Step variabel cost) adalah biaya yang dapat dipertimbangkan sebagai biaya variabel tetapi tidak benar-benar berubah secara proporsional dengan perubahan volume. Sebagai contoh adalah biaya tenaga kerja untuk pemeliharaan, waktu pemeliharaan perubahannya tidak selalu proporsional dengan perubahan kegiatan dan waktu tersebut jika tidak dimanfaatkan tidak dapat disimpan. Perbandingan antara biaya variabel sejati dengan biaya variabel bertingkat tampak pada gambar.

Dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya, biaya variabel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : -. Biaya variabel engineered Biaya variabel engineered adalah biaya variabel yang mempunyai hubungan phisik yang eksplisit dengan keluarannya, misalnya : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. -. Biaya variabel discretionary

Biaya variabel discretionary adalah biaya variabel yang tidak mempunyai hubungan akurat dengan keluarannya, misalnya biaya promosi dan advertensi yang ditentukan oleh manajemen berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan penjualan, biaya penelitian dan pengembangan yang ditentukan berdasar persentase tertentu dari laba yang dicapai. (3) Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semangkin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding (not proportional). 2) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. 3) Contoh biaya semi variabel misalnya : biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya kenderaan, biaya listrik, biaya telpon. Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya maka biaya semi variabel harus dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Pendekatan dan tehnik yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel dibahas berikut ini.

*. PEMISAHAN BIAYA SEMI VARIABEL Untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya varibel dapat digunakan beberapa pendekatan pemisahan yang meliputi : (1) Pendekatan lntuisi Pendekatan intuisi atau metode intuisi menggolongkan biaya kedalam biaya tetap dan biaya variabel dengan meneliti kegiatan (misalnya kegiatan produksi), adanya surat-surat keputusan manajemen, dan kontrak-kontrak perjanjian dengan pihak lain.

Sebagai contoh untuk mengetahui biaya gaji termasuk biaya tetap atau variabel ditentukan dengan melihat atau meneliti surat keputusan manajemen yang berhubungan dengan gaji, gaji manajer pabrik atas dasar suatu keputusan manajemen dibayar tetap per bulan maka biaya gaji manajer pabrik adalah biaya tetap. Biaya depresiasi umumnya adalah biaya tetap, besarnya biaya depresiasi ditentukan oleh surat keputusan atau kebi.iaksanaan manajemen tentang depresiasi. Dengan meneliti kegiatan produksi akan diketahui bahwa umumnya bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung dan bahan bakar untuk pabrik adalah biaya variabel. Jika kontrak perjanjian komisi berdasar unit yang dijual maka biaya komisi adalah biaya variabel. 2. Pendekatan Engineering Pendekatan engineering (engineering approach) adalah metode estimasi biaya dengan cara mengidentifikasikan hubungan phisik antara kegiatan (misalnya kegiatan pabrik) dengan biaya. Jika ada hubungan phisik yang sifatnya langsung antara kegiatan dan biaya, yaitu naiknya kegiatan diikuti secara langsung oleh kenaikan biaya atau penurunan kegiatan diikuti secara langsung oleh penurunan biaya, maka biaya tersebut adalah biaya variabel. Jika tidak ada hubungan phisik yang sifatnya langsung antara kegiatan dengan biaya, dalam arti naik turunnya kegiatan tidak mempengaruhi besamya biaya, maka biaya tersebut sifatnya tetap. Penerapan pendekatan engineering untuk menafsir dan menentukan variabilitas biaya tenaga kerja digunakan studi gerak dan waktu (time and motion studies). Dengan menggunakan alat pengukur dan pencatat waktu, misalnya stop watches, peneliti gerak dan waktu melaksanakan : 1. Pengukuran jumlah waktu yang diperlukan oleh karyawan tertentu dalam mengerjakan tugas tertentu. 2. Penentuan waktu dan cara pengerjaan tugas tertentu yang paling effisien. 3. Pengukuran tingkat perubahan kegiatan dengan tingkat perubahan biaya. c. Pendekatan Perilaku Biaya Sesungguhnya Masa Lalu Pendekatan engineering meskipun dapat menentukan variabel biaya dengan relatif teliti tetapi seringkali memerlukan biaya yang terlalu mahal. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dipakai pendekatan perilaku biaya sesungguhnya masa lalu untuk menaksir biaya masa datang. Anggapan dasar dari pendekatan perilaku sesungguhnya masa lalu adalah bahwa biaya masa datang akan mempunyai perilaku yang sama dengan biaya masa lalu, jika ada perubahan yang cukup besar terhadap mesin-mesin atau metode produksi atau produk diolah atau kondisi ekstemal yang

mempengaruhi perusahaan maka data biaya masa lalu yang dicatat oleh akuntansi tidak mencukupi untuk menaksir biaya masa datang. Kelemahan lain dari pendekatan tingkah laku biaya sesungguhnya masa lalu adalah sering timbul ketidak sesuaian antara saat biaya dinikmati dengan saat biaya dicatat dalam akuntansi, misalnya biaya depresiasi dan amortisasi barn dicatat per 31 Desember melalui jumal penyesuaian meskipun aktiva tetap yang bersangkutan dinikmati pada semua bulan dalam periode yang bersangkutan. 2) Tehnik Pemisahan Semi Variabel Atas dasar pendekatan perilaku biaya sesungguhnya masa lalu, biaya semi variabel dapat dipisahkan dengan menggunakan beberapa tehnik yaitu : a. Titik tertinggi dan titik terendah b. Biaya Bersiap c. Grafik statistical

a. Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (high and low point method) mernisahkan biaya variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan mendasarkan kapasitas dan biaya pada titik tertinggi dengan titik terendah. Perbedaan antara kedua titik tersebut disebabkan karena adanya perubahan kapasitas clan besarnya tarif biaya variabel satuan, sehingga persamaan Y = a + b x dapat ditentukan. Langkah-langkah memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dengan Metode titik tertinggi dan terendah adalah : 1. Menentukan biaya variabel satuan atau b Biaya pada titik tertinggi Yt = a + bxt

Biaya pada titik terendah Yr = a + bxr Perbedaan Yt – Yr = bxt – bxr Jadi : b (xt – xr) = Yt - Yr Yt - Yr B= Xt - Xr

dimana : Yt = jumlah biaya pada titik tertinggi Yr = jumlah biaya pada titik terendah a = jumlah total biaya tetap xt = kapasitas tertinggi xr = kapasitas terendah 2. Menentukan Besamya Total Biaya Tetap atau a Total biaya tetap a dapat dihitung dari biaya pada titik tertinggi atau biaya pada titik terendah, dengan rumus : Pada titik tertinggi adalah :

a = Yt - bxt Sedangkan titik terendah adalah a = Yr - bxr 3. Menentukan besamya Anggaran Fleksibel Setelah b dan a dapat ditentukan, maka besamya persamaan atau rumus biaya dengan anggaran fleksibel adalah : Y= a + bx

Contoh : Biaya listrik untuk pabrik PT. Nusantara dalam tahun 19AA tampak pada tabel 1 : Tabel 1 Beban Biaya Listrik

n Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juuli Agustus September Oktober November

(x) Kapasitas (Jam Mesin) Rp. 1.400 Rp. 1.600 Rp. 1.200 Rp. 1.800 Rp. 2.400 Rp. 2.000 Rp. 1.800 Rp. 2.400 Rp. 2.600 Rp. 3.000 Rp. 2.200

(Y) Biaya Listrik Rp. 30.880 Rp. 33.920 Rp. 28.000 Rp. 37.360 Rp. 46.000 Rp. 40.400 Rp. 37.720 Rp. 45.040 Rp. 49.000 Rp. 55.000 Rp. 43.000

Desember

Rp. 1.600 Rp. 24.000

Rp. 33.680 Rp. 480.000

Dari data listrik pabrik tersebut dapat dipisahkan ke dalam elemen biaya variabel dan biaya tetap dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah tampak pada tabel berikut : PT. NUSANTARA Pemisah Biaya Semi Variabel Tahun 2008 Titik Kapasitas

Bulan

Oktober

(X) Jam Mesin 3000

(Y) Biaya LIstrik 55.000

Tertinggi (t) Terendah (r)

Maret

1200

28.000

1.800

27.000

Selisih

B = Yt – Yr =

55.000 – 28.000 =

Xt - Xr

27.000 =

3000 – 1200

Keterangan Jumlah Biaya (Y) Biaya Variabel : BXt = Rp. 15 x 3000 Bxr = Rp. 15 x 1.800 Total Biaya Per bulan

Rp. 15 Perjam 1800

Tertinggi 55.000

Terendah 28.000

45.000 Rp. 10.000

18.000 Rp. 10.000

Persamaan Besarnya biaya listrik perbulan Y = a + b X ( y = 10.000 + 15 X ) Persamaan besarnya biaya listrik pertahun Y = (ax12) + b x ( Y = 120.000 + 15 x)

b. Metode Biaya Bersiap / berjaga

Metode Biaya bersiap (stand by cost nethod) atau metode biaya berjaga adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menghitung bersanya biaya pada keadaan perusahaan atau pabrik ditutup untuk sementara tetapi dalam keadaan siap berproduksi besarnya biaya pada keadaan perusahaan tutup untuk sementara disebut biaya bersiap dan dianggap sebagai total biaya tetap atau a. Setelah total biaya tetap atau a diketahui, langkah berikutnya adalah menentukan besarnya biaya variabel saw all tingkatan kegiatan rata-rata dan biaya rata-rata, dengan rumus : Y = a + bx bx=Y-a

B=Y–a x

Langkah terakhir adalah menentukan besarnya anggaran fleksibel. Jadi urutan langkah-langkah pada metode biaya bersiap adalah : (a) Menentukan besarnya total biaya tetap atau a

(b) Menentukan besarnya biaya variabel satuan atau b (c) Menentukan besarnya anggaran fleksibel atau y = a + bx Dengan rnenggunakan contoh I yaitu biaya listrik pada PT. Nusantara misalnya pada saat kegiatan pabrik dihentikan sementara dalam jangka waktu satu bulan besarnya biaya bersiap Rp. 15.000, maka biaya ini adalah total biaya tetap perbulan atau a. Besarnya biaya variabel satuan adalah : Y = Y = Rp. 480.000 = Rp. 40.000 n

12

x = x = Rp. 24.000 jam mesin = 2.000 jam mesin n

12

b = Y - a = Rp. 40.000 - Rp. 15.000 = Rp.12,5 per jam mesin x

2.000 jam mesin

Jadi anggaran fleksibel adalah : Per bulan y = a + bx = Rp. 15.000 + Rp. 12,5 x Per tahun y = a (12) + bx = Rp. 180.000 + Rp. 12,5 x c. Metode Grafik Statistikal Metode grafik statistikal (statistical scattergraph method) adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menggambarkan biaya setiap bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah titik-titik biaya tersebut.

Langkah-langkah di dalam pembuatan grafik statistikal adalah : (1) Membuat denah atau grafik statistikal Garis tegak lurns atau vertikal disebut sumbu Y menunjukkan tingkatan besamya biaya, garis mendatar atau horizontal disebut sumbu X menunjukkan tingkatan kapasitas atau kegiatan. (2) Memasukkan biaya setiap bulan pada grafik statistikal Biaya per bulan digambarkan pada grafik sesuai dengan besarnya dan tingkatan kegiatan. (3) Ditarik garis B atau biaya Dan semua titik-titik biaya ditarik garis lurus melewati ditengah titik-titik tersebut sampai memotong sumbu Y, garis tersebut garis B atau total biaya. (4) Menentukan besamya total biaya tetap atau a Perpotongan garis b atau biaya dengan sumbu y dianggap atau menujukkan besamya total biaya tetap atau a, perpotongan dengan sumbu y ditarik garis ke kanan secara horizontal atau mendatar adalah garis a menunjukkan total biaya tetap. (5) Menentukan besamya biaya variabel satuan atau b Besarnya biaya variabel satuan adalah : b = Y – an atau b = Y - a x

x

Biaya variabel satuan menunjukkan kemiringan atau slope grafik B atau total biaya. (6) Menentukan persamaan anggaran fleksibel Setelah a clan b diketahui, dapat disusun persamaan anggaran fleksibel per bulan atau per tahun, yaitu y = a + bx Dengan menggunakan contoh I yaitu biaya listrik pada PT. Nusantara dapat disusun grafik statistikal dan dipisahkan elemen biaya tetap dan biaya variabel yang tampak pada gambar sebagai berikut :

Keterangan gambar : 1. Besarnya biaya tetap per bulan atau a = Rp. 12.500 Besarnya biaya tetap per tahun = Rp. 12.500 x 12 = Rp. 150.000 2. Biaya variabel satuan atau b adalah : b = Y – an = Rp. 480.000 – Rp. 150.000 = Rp. 13,75 per jam mesin x

240.000 jam mesin

atau b = Y – a = Rp. 40.000 – Rp. 12.500 = Rp. 13,75 per jam mesin x

2.000 jam mesin

3. Persamaan anggaran fleksibel adalah : Per bulan Y = a + bx = Rp. 12.500 + Rp. 13,75 x

Per tahun Y = a (12) + bx = Rp. 150.000 + Rp. 13,75 x Metode ini memiliki kebaikan dan kelemahan sebagai berikut : Kebaikan : Dibanding metode titik tertinggi dan terendah serta metode biaya bersiap, metode grafik statistik lebih teliti karena semua n atau bulan telah diperhitungkan. Kelemahannya Metode grafik statistik kurang ilmiah karena penarikan garis B dapat berbeda antara orang tertentu dibandingkan orang lain, atau oleh orang tertentu tetapi waktunya berbeda, meskipun dengan menggunakan data kapasitas clan biaya yang sarna, jadi sifatnya subjektif. d. Metode Garis Regresi Sederhana Metode garis regresi (regression line method) atau metode kuadrat terkecil (leas squares method) adalah metode pernisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan cara menentukan hubungan variabel tergantung (dependent variabel) dengan variabel bebas (independent variabel) dari sekumpulan data. Dalam hubungannya dengan pengukuran varialibitas biaya, maka yang dimaksud variabel tergantung adalah besamya biaya, sedangkan variabel bebas adalah tingkatan kapasitas, jadi besamya biaya tergantung tingkatan kapasitas. Jika hanya digunakan dua variabel, satu variabel tergantung dan satu variabel bebas, maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi sederhana (simple regression). Tetapi jika terdapat dua variabel bebas atau lebih, jadi terdapat tiga variabel atau lebih, maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi berganda (multiple regression). Tujuan garis regresi membuat garis yang jurnlah penyimpangan kuadrat antara garis regresi danm observasi-obsrvasi adalah minimal. Kebaikan pemakaian metode garis regresi adalah : 1. Metode ini sifatnya objektif 2. Memakai semua data atau n

3. Dapat menyelenggarakan informasi statistik tambahan yang dapat menaksir biaya. Berikut ini akan dibahas metode garis regresi sederhana dengan mempertimbangkan dua variabel, setelah itu barn akan dibahas regresi berganda. Metode regresi sederhana menggunakan persamaan garis lurus Y = a + bx, langkah-langkah dalam memisahkan biaya variabel dan biaya tetap adalah : 1. Menentukan besarnya biaya variabel satuan atau b dimana, x.y b= x2

X = deviasi atau penyimpangan dari X atau kegiatan rata-rata Y = deviasi atau penyimpangan dari Y atau biaya rata-rata 2. Menentukan besarnya total biaya tetap atau a Setelah biaya variabel satuan atau b dapat ditentukan, maka besarnya total biaya tetap atau a dapat dihitung dengan rumus :

a = Y – b, X

3. Menentukan persamaan anggaran fleksibel Setelah b dan a diketahui, dapat disusun persamaan anggaran fleksibel per bulan atau per tahun, yaitu y = a + b.x Dengan menggunakan contoh a yaitu biaya listrik pada PT. Nusantara dapat disusun persamaan garis regresi sederhana dalam rangka memisahkan biaya variabel dan biaya tetap, yang tampak pada tabel sebagai berikut :

Bulan n

X Jam Mesin (Kapasitas) Januari 1.400 Pebruari 1.600 Maret 1.200 April 1.800 Mei 2.400 Juni 2.000 Juli 1.800 Agustus 2.400 September 2.600 Oktober 3.000 Nopember 2.200 Desember 1.600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

24.000

Y Biaya Listrik 30.880 33.920 28.000 37.360 46.000 40.000 37.720 45.040 49.000 55.000 43.000 33.680

(2).X Deviasi Jam X - 600 - 400 - 800 - 200 400 0 - 200 400 600 1000 200 -400

480.000

0

(2).Y (4)2 X. Y Deviasi dalam Dalam Y 000 Jam 000 - 9120 360 5472 - 6080 160 2432 - 12000 640 9600 - 2640 40 528 + 6000 160 2400 0 0 0 - 2280 40 456 + 5040 160 2016 + 9000 360 5400 + 15000 1000 15000 + 3000 40 600 - 6320 160 2528 0

3120

46.432

X = X : n = 24.000 Jam : 12 = 2000 jam adalah jam kapasitas rata rata per bulan X = Y – n = 480.000 : 12 = 40.000 adalah biaya rata – rata perbulan X*Y B=

46.432.000 =

X2

= 14,882 per jam 3.120.000 Jam

A = X - b * Y = Rp. 40.000 - (Rp. 14.882 x 2000) = Rp. 10.236 adalah total biaya perbulan

Anggaran flesibilitas adalah Perbulan Pertahun

a + bx = Rp. 10.236 + 14.882 x a.n + bx = Rp. 122.832 + 14.882 x

Pemisahan Biaya Variabel dan Biaya Tetap Metode Garis Regresi Sederhana Pemisahan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel dengan metode garis regresi sederhana dapat pula dilakukan secara langsung, tanpa menghitung deviasi X dan deviasi Y. Atas dasar contoh biaya listrik pada PT. Nusantara, garis regresi sederhana yang dilakukan secara langsung dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3 Bulan

X

Y

(2) . X

(3) . Y

n

Jam mesin

Biaya

Deviasi

Deviasi

(Kapasitas)

Listrik

jam

Biaya (Y)

(Rp)

X

30..880 33..920 28..000 37..360 46.000 40.400 37.720 45.040 49.000 55.000 43.000 33.680

43..232 54..272 33..600 67..248 110..400 80..000 67..896 108..096 127..400 165..000 94..600 53..888

Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

1.400 1.600 1.200 1.800 2.400 2.000 1.800 2.400 2.600 3.000 2.200 1.600

1.960 2.560 1.440 3.240 5.760 4.000 3.240 5.760 6.760 9.000 4.840 2.560

24.000

480.000

1.006.432

51.120

Regresi Sederhana Secara Langsung Atas dasar data pada tabel dilakukan substitusi jumlah-jumlah yang ada menjadi dua persamaan : Rp. 1.006.432.000 = 24.000 a + 51.120.000 b Rp. 480.000

= 12 a + 24.000 b

Untuk menghitung bersarnya b, persamaan kedua dikalikan 2.000 sehingga persamaan menjadi : Rp. 1.006.432.000 = 24.000 a + 51.120.000 b Rp.

960.000.000 = 24.000 a + 48.000.000 b

Rp. 46.432.000

=

3.120.000 b

b = Rp. 46.432.000 = Rp.14,882 per jam 3.120.000

Setelah besarnya biaya variabel per jam (b) diketahui, besarnya total biaya tetap (a) per bulan dapat dihitung : Rp. 1.006.432.000 = 24.000 a + Rp. 51.120.000 (Rp. 14,882) Rp.1.006.432.000 = 24.000 a + Rp.760.767.840 24.000 a = Rp. 1.006.432.000 - Rp. 760.767.840

a = Rp.245.664.160 24.00 = Rp. 10.236 Setelah dihitung besarnya biaya variabel per unit (b) dan total biaya tetap (a), selanjutnya dapat disusun anggaran fleksibel sebagai berikut : Per bulan Y = Rp. 10.236 + Rp. 14,882 X Per tahun Y = Rp. 10.236 (12) + Rp. 14,882 X = Rp. 122.832 + Rp. 14,882 X Jadi hasil perhitungan perusahaan biaya semi variabel dengan metode regresi sederhana melalui perhitungan deviasi dan perhitungan langsung menghasilkan biaya tetap dan biaya variabel yang sarna besarnya. *. Faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran variabel 1. Penentuan satuan kegiatan Tingkat kagiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity Base), misalnya jam mesin langsung, jam kerja langsung, jam reparasi langsung dan kilowatt per jam Kriterian Yang harus diperhatikan dalam pemilihan satuan kegiatan : -. Satuan kegiatan harus mudah dipahami dan di terima -. Satuan kegiatan harus mampu menunjukan atau mengukur naik turunya tingkat kegiatan yang disebabkan oleh naik turunnya biaya -. Satuan kegiatan hendaknya sekecil mungkin dipengaruhi oleh faktor – faktor variabel yang lain selain aout put dan tingkat kegiatan. **. Metode untuk menentukan anggaran variabel

a. Taksiran Langsung (direct estimate method) Metode yang didasarkan atas pengalaman di masa lalu. Biasanya digunakan oleh pimpinan produksi dan juga pertimbangan pimpinan perusahaan b. Titik tertinggi dan terendah (high and low point method) Metode ini memsihkan biaya variabel dan biaya tetap dalam relevant range tertentu. Budget variabel menurut titik terteinggi dan terendah dapat disusun dalam tinga bentuk : a. Bentuk formula Menetapkan biaya variabel untuk tiap unit dan biaya tetap untuk tiap periode b. Bentuk Tabel Menyusun budget variabel untuk tiap tingkat kegiatan dari tiap – tiap jenis biaya c. Bentuk Grafik Budget variabel yang menggambarakan biaya variabel total, biaya tetap dan biaya total dalam bentuk garis c. Korelasi (Corelation Methode) Metode yang menghubungkan antara volume yang direncanakan dengan biayanya a. Regresi Linier sederhana b. Regresi berganda

1. Metode Taksiran

Contoh Anggaran Biaya Jenis Biaya

Gaji Pegawai Material reparasi Lain – lain Jumlah

25.000 Jam Reparasi (Rp) 75.000

28.000 Jam Reparasi (Rp) 75.000

42.000 Jam Reparasi (Rp) 75.000

45.000 jam reparasi (Rp) 75.000

350.000

265.000

390.000

255.000

175.000

195.000

235.000

255.000

500.000

535.000

700.000

740.000

Diminta : Susun anggaran veriabel bentuk tabel dengan kenaikan 5000 jam reparasi Untuk mencari : Biaya Variabel per jam = (Rp. Tertinggi – Rp. Terendah) : (Jam tertinggi – Jam terendah ) Biaya tetap perjam = Rp. Terendah – ( Jam terendah x biaya variabel perjam ) Jadi *. Untuk pos gaji besarnya tetap karena termasuk biaya tetap *. Pos material reparasi Rp. 410.000 – Rp. 250.000

Variabel per jam = 45.000 – 25.000

Rp. 160.000 =

= Rp. 8 per jam 20.000

Biaya tetap perjam = Rp. 250.000 – (25.000 x Rp. 8) = Rp. 50.000 Y 30.000 = Rp. 50.000 + (30.000 x Rp. 8 ) = Rp. 290.000 30.000 = Rp. 50.000 + (35.000 x Rp. 8 ) = Rp. 215.000 30.000 = Rp. 50.000 + (40.000 x Rp. 8 ) = Rp. 370.000 *. Pos Lain – lain Rp. 255.000 – Rp. 175.000 Variabel per jam = 45.000 – 25.000

Rp. 80.000 =

= Rp. 4 per jam 20.000

Biaya tetap perjam = Rp. 175.000 – (25.000 x Rp. 4) = Rp. 75.000 Y 30.000 = Rp. 75.000 + (30.000 x Rp. 4 ) = Rp. 195.000 35.000 = Rp. 75.000 + (35.000 x Rp. 4 ) = Rp. 215.000 40.000 = Rp. 75.000 + (40.000 x Rp. 4 ) = Rp. 370.000 Variabel buget bentuk tabel adalah Jenis Biaya 25.000 GajiPegawai 75.000 Material R. 250.000 Lain - lain 175.000 Jumlah 500.000

30.000 75.000 290.000 195.000 560.000

Jam reparasi 35.000 40.000 75.000 75.000 330.000 370.000 215.000 235.000 620.000 680.000

45.000 75.000 410.000 255.000 740.000

Related Documents


More Documents from "Nita Rahayu"

Art Prevencion
August 2019 45
June 2020 32
Kesimpulan Pkn.docx
May 2020 22
Pertanyaan Metpen.docx
August 2019 67
Trabalho Em Equipe
June 2020 21